Anda di halaman 1dari 6

KONTAMINASI (KERANCUAN)

Pengertian Kontaminasi
Kontaminasi ialah sebuah istilah yang mempunyai makna dasar pengotoran atau
pencemaran, atau bercampurnya seuatu dengan unsur lain.
Dalam istilah bahasa, kontaminasi adalah penggabungan beberapa bentuk kata,
frasa, susunan, dan kaidah bahasa yang satu dengan bahasa lain sehingga
menimbulkan bentuk gres yang bekerjasama tidak lazim. 
Contoh sederhna dalam bahasa Indonesia, ada kata nyuci yang merujuk pada
kata mencuci. Dalam kaidah bahasa Indonesia tidak dikenal prefiks (imbuhan
awal) nassal melainkan ada prefiks meN- (baca: meNasal). Sehingga bentuk
bakunya ialah mencuci bukan menyuci. Gejala inilah yang disebut dengan
kontaminasi, pencampuran kaidah dalam bahasa gila maupun kawasan ke dalam
kaidah penulisan dan penggunaan bahasa Indonesia. Dalam teladan nyuci berarti
bahasa Indonesia terkotori kaidah bahasa Jawa.

Istilah lain yang semakna artinya dengan kontaminasi ialah kerancuan dan
kekacauan. Yang dirancukan ialah susunan, penggunaan kata, penggunaan frasa,
penggabungan, serta rangkaian kalimat. 
Maka dari itu, jenis-jenis kontaminasi sanggup dibedakan berdsarkan
struktu yang terkontaminasi. Yaitu:
1) Kontaminasi kalimat,
2) Kontaminasi susunan kata, dan 
3) Kontaminasi bentukan kata.
Penjelasan Jenis-Jenis Kontaminasi
1. Kontaminasi Kalimat.
adalah sebuah tanda-tanda kontaminasi yang timbul lantaran tiga kemungkinan:
kemungkinan pertama, Orang kurang menguasai penggunaan bahasa yang
tepat, baik dalam menyusun kalimat, frasa maupun dalam memakai imbuhan
kompleks (lebih dari satu imbuhan) untuk membentuk kata.
Kemungkinan kedua,  Kontaminasi terjadi lantaran tidak sengaja. Kontaminasi ini
timbul lantaran seseorang akan menuliskan atau mengucapkan sesuatu yang terdiri
dari dua konsep yang berbeda. Karena dalam pengucapan/penulisan, keduanya
digabung menjadi satu. Penggabungan dua bentuk (tidak sejajar) menjadi satu
menimbulkan lahirnya susunan yang kacau.
Kemungkinan ketiga, kontaminasi terjadi lantaran ketidak-mampuan seseorang
untuk membentuk kalimat pasif atau aktif. Kondisi ini menimbulkan munculnya
kalimat yang mencampurkan bentuk kalimat pasif dan kalimat aktif.

2. Kontaminasi Kata.
Sebagai contoh, yang paling sering kita jumpai dalam bahasa sehari-hari ialah kata
berulang kali dan sering kali. Kata-kata ini terjadi dari kata berlang-ulang dan
berkali-kali. Perhatikan teladan berikut!
 Telah berulang-ulang kunasihati, tetapi tidak juga berubah kelakuannya (=telah
berkali-kali).
Kata sering kali kontaminasi dari sering dan banyak kali atau kerap kali atau acap
kali.
Selain dari kontaminasi, tampak pula tanda-tanda ‘pleonasme’ lantaran sering
artinya banyak kali. Jadi, sering kali berarti banyak kali-kali atau kerap kali-kali.
Ucapan jangan boleh menyerupai dalam kalimat, “Jangan boleh ia pergi!”
dirancukan dari jangan biarkan dan tidak boleh. Begitu juga kata belum usah
dirancukan dari belum boleh atau belum sanggup dengan tidak usah atau usah.
3. Kontaminasi Bentukan Kata.
Adakalanya kita lihat bentukan kata dengan beberapa imbuhan (afiks) sekaligus
yang memperlihatkan tanda-tanda kontaminasi. Misalnya: kata dipelajarkan dalam
kalimat, “Di sekolah kami dipelajarkan beberapa kepandaian wanita”. Kata
dipelajarkan dalam kalimat tersebut terperinci dirancukan bentuk diajarkan dengan
dipelajari. Bentukan yang sempurna untuk kalimat tersebut ialah diajarkan
sehingga kalimat yang benar adalah:
 Di sekolah kami diajarkan beberapa kepandaian wanita.
Kontaminasi yang lain ialah dipertinggikan. Bentuk tersebut mestinya dipertinggi
atau ditinggikan. Masing-masing mempunyai arti khusus, dipertinggi = dijadikan
lebih tinggi; ditinggikan = dijadikan tinggi, dibentuk jadi tinggi yang tadinya
rendah. Jadi, kalau awalan per- dan akhiran –kan digabungkan dalam bentukan ini
menjadi dipertinggikan, maka arti khusus dipertinggikan menjadi tidak jelas.
C. Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan. Penampilannya
bermacam-macam. Ada penggunaan dua kata yang searti yang bekerjsama tidak
perlu lantaran memakai salah satu di antara kedua kata itu sudah cukup. Ada
penggunaan unsur yang berlebih lantaran imbas bahasa asing. Misalnya, di mana
terbentang danau, di mana merupakan imbas dari bahasa gila in which (Ruskhan,
2007). Seharusnya diganti dengan di sana. Ada pula kelebihan penggunaan unsur
itu lantaran ketidaktahuan si pemakai bahasa.
Menurut Badudu (1993) dalam Putrayasa (2009) pleonasme timbul lantaran
beberapa kemungkinan, antara lain:
1) Dibuat dengan tidak sengaja lantaran tidak tahu;
2) Dibuat lantaran tidak tahu bahwa kata yang digunakan mengandung pengertian
yang berlebih-lebihan;
3) Dibuat dengan sengaja sebagai gaya bahasa untuk memperlihatkan tekanan pada
arti.
Berikut ini beberapa teladan tanda-tanda pleonasme.
a) Di dalam satu frasa terdapat dua atau lebih kata yang searti, misalnya:
 Pada zaman dahulu kala banyak orang menyembah berhala.
(zaman = kala)
 Mulai dari waktu itu ia jera berjudi.
(mulai = dari; jadi, muali waktu atau dari waktu)
b) Kata kedua bekerjsama tak perlu lagi lantaran pengertian yang terkandung pada
kata itu sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya:
Naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat dengan
mata kepala, menendang dengan kaki, dll.
c) Bentuk jamak dinyatakan dua kali.
 Para guru-guru sedang rapat.
D. Sumber Data
Data yang diteliti dalam makalah ini berasal dari rubrik Selamat Pagi di Radar
Jember edisi Juli 2010. Namun, tidak semua edisi pada bulan Juli sanggup di
analisis ada atau tidaknya kontaminasi. Hal ini disebabkan kurangnya terbatasnya
sumber yang sanggup diperoleh.
Setidaknya dari yang lima ekslempar harian Radar Jember yang diteliti, khususnya
kolom Selamat Pagi, ditemukan beberapa tanda-tanda kontaminasi, antara lain:
1. …yang paling menyolok ialah dari Wushu.
(Radar Jember, 1 Juli 2010)
2. …justru malah menjadi beban dan cibiran publik
(Radar Jember, 2 Juli 2010)
3. …mereka minta biar Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
(Radar Jember, 13 Juli 2010)
4. Betapa tidak, dengan kunjungan tersebut akan menambah semangat dan
kepercayaan diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
(Radar Jember, 26 Juli 2010)
5. …memang banyak disebut-sebut melibatkan kalangan politisi dan akademisi
(Radar Jember, 27 Juli 2010)
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap,…
(Radar Jember, 27 Juli 2010)

E. Analisis
1. Yang paling menyolok ialah dari Wushu.
Termasuk dalam Kontaminasi bentukan kata. Menyolok merupakan bentukan dari
afiks meN- dan /colok/. Fonem /s/ luluh saat menerima awalan nassal sedangkan
/c/ tidak sehingga yang benar ialah mencolok. Kemungkinan penulis kolom ini
tidak tahu bahwa fonem /c/ tidak luluh atau bahkan tidak tahu bahwa menyolok
berasal dari kata colok bukan solok sehingga terjadi kerancuan antara melesapkan
fonem awalnya menjadi /-ny/ atau mempertahankan fonem awal dan nassal
bermetamorfosis /-n-/.
2. …justru malah menjadi beban dan cibiran publik.
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yang searti dalam sebuah
kalimat, yaitu justru dan malah. Akan lebih baik kalau digunakan salah satu saja
menjadi
justru menjadi beban dan cibiran publik.
atau
malah menjadi beban dan cibiran publik.
3. …mereka minta biar Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
-nya sebagai kata ganti milik orang ketiga tidak sempurna digunakan pada susunan
bupatinya tim sukses. Hal ini merupakan imbas dari bahasa Jawa bupatine tim
sukses, bukune aku, dalam tata bahasa Jawa kata ganti milik /e/ yang disertai yang
digantikan ialah benar. Tapi tidak begitu dengan bahasa Indonesia. Seharunya -nya
dibuang menjadi
…meminta Djalal-Kusen tidak menjadi bupati tim sukses saja…
4. Betapa tidak, dengan kunjungan tersebut akan menambah semangat dan
kepercayaan diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
Kontaminasi di atas terbentuk saat penulis akan menulisakan kalimat tersebut
terlintas dalam ingatannya dua pengertian atau dua bentukan yang sejajar yang
muncul sekaligus sehingga sebagian diambil dari bentukan pertama dan sebagian
lain dari bentukan yang kedua.
Bentukan pertama yang mungkin muncul dalam pikiran penulis adalah:
Dengan dikunjungi (bupati) semangat dan kepercayaan diri menjadi lebih besar
dalam menghadapi MWBC 2010…
Bentukan kedua adalah:
Kunjungan tersebut akan menambah semangat dan kepercayaan diri dalam
menghadapi MWBC 2010…
Seharusnya dipilih salah satu saja dari kedua bentukan kalimat tersebut biar
kalimat gampang dipahami oleh pembaca.
5. …memang banyak disebut-sebut melibatkan kalangan politisi dan akademisi.
Termasuk dalam Pleonasme lantaran adanya bentuk jamak yang dinyatakan dua
kali. Seharusnya kata banyak dan disebut-sebut tidak digunakan semua. Cukup
dipilih salah satu saja. disebut-sebut juga berarti disebut berulang-ulang yang juga
berarti banyak disebut. Jadi, cukup ditulis
… memang disebut-sebut melibatkan…
atau kalau tetap ingin tetap menggunaka kata banyak maka kata disebut tidak perlu
diulang sehingga menjadi
… memang banyak disebut melibatkan…
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap…
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yang searti dalam sebuah
kalimat. Kata hanya dan saja mempunyai makna yang sama. Hanya membisu
mempunyai arti yang sama dengan membisu saja. Untuk mencegah tanda-tanda
pleonasme atau berlebih-lebihan, hendaknya digunakan satu saja. menjadi
hanya beberapa gelintir politisi yang berhasil ditangkap
atau
beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap

Anda mungkin juga menyukai