Oleh
Eko Fajar Nugroho
(135040200111040)
Ajie Setiawan S.
(135040200111072)
Exclesia Sitohang
(135040200111142)
Muhammad Fitrah H.
(135040201111008)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
MARET 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan individu lain untuk
berinteraksi dan berkomunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi
yang hanya dimiliki manusia, dapat dikaji secara
1.2.1
1.2.2
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Penyebab Variasi Bahasa
Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa bukan hanya dipandang sebagai
gejala individual atau perorangan, tetapi merupakan gejala sosial atau
kelompok. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian bahasa bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga nonlinguistik.
Dari beberapa sumber yang ada, meyebutkan pengertian variasi bahasa,
yaitu bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing
memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya.
Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang
dilakukan oleh masyarakat atau penutur bahasa yang beragam, dan juga oleh
para penutur bahasa yang tidak homogen. Variasi bahasa terdapat dua
pandangan. Pertama, variasi yang dilihat sebagai akibat adanya keragaman
sosial penutur bahasa. Sehingga variasi bahasa terjadi akibat dari adanya
keragaman sosial. Kedua, variasi bahasa ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat atau penutur bahasa yang
beraneka ragam.
sosial
tertentu.
Ungkapan
yang
tertentu
dan
bersifat
rahasia.
Letak
2.2.3
2.2.4
Keterangan:
Bahasa artifisial adalah bahasa buatan, seperti bahasa Vo-lapuk dan bahasa
Esperanto. Bahasa atrifisial dapat pula diartikan bahasa yang yang dibuat, disusun
dengan maksud untuk menjadikan bahasa pengantar (lingua franca) internasional.
Jadi bukan bahsa alamiah. Bahasa jenis ini mempunyai ciri standardisasi dan
otonomi tetapi tidak memiliki ciri historis dan vitalitas.
Jenis bahasa vernakular menurut Pei dan Gaynor adalah bahasa umum
yang digunakan sehari-hari oleh satu bangsa atau satu wilayah geografis, yang
bisa dibedakan dari bahasa sastra yang dipakai terutama di sekolah-sekolah dan
dalam kesusastraan yang ditandai dengan memiliki ciri otonomi, historis dan
vitalitas tetapi tidak mempunyai standardisasi.
Jenis bahasa yang disebut dialek memiliki ciri vitalitas dan historisitas
tetapi tidak memiliki ciri standardisasi dan otonomi sebab keotonomian bahasa itu
berada di bawah langue bahasa induknya.
Bahasa yang berjenis kreol hanya memiliki vasilitas, tidak memiliki ciri
standardisasi, otonomi dan historis. Pada mulanya sebuah kreol berasal dari
bahasa pijin yang dalam perkembangannya digunakan pada generasi berikutnya,
sebagai satu-satunya alat komunikasi vebal yang mereka kuasai.
Bahasa berjenis pijin tidak memiliki keempat dasar penjenisan. Bahasa
jenis ini terbentuk secara alami di dalam suatu kontak sosial yang terjadi antara
sejumlah penutur yang masing-masing memiliki bahasa ibu. Sebuah pijin
biasanya terjadi di kota-kota pelabuhan tempat bertemunya pedagang dan pelaut
dari berbagai bangsa dan atau suku bangsa yang berlainan dengan bahasa ibunya.
Pijin terbentuk sebagai bahasa campuran dari bahasa pelaut dan pedagang itu,
serta hanya digunakan sebagai alat komunikasi di antara mereka yang berbahasa
ibu berbeda itu.
d. Bahasa asing akan selalu merupakan bahasa kedua bagi seorang anak. Di
samping itu bahasa asing ini juga bersifat politis yaitu bahasa yang
digunakan oleh bangsa lain.
2. 2. 4 Lingua Franca
Lingua franca adalah sebuah sistem linguistik yang digunakan sebagai alat
komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang
berbeda. Pemilihan satu sistem linguistik menjadi sebuah lingua franca adalah
berdasarkan adanya kesalingpahaman di antara sesama mereka. Karena dasar
pemilihan lingua franca adalah keterpahaman atau kesalingpengertian dari para
partisipan yang digunakannya, maka bahasa apapun, baik sebuah langue, pijin
maupun kreol dapat menjadi sebuah lingua franca.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Variasi bahasa yaitu bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang
masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa
induknya. Sedangkan jenisnya menurut Chaer dan Agustina (1995:62), dapat
dibedakan menjadi yaitu dari segi penutur, pemakaian, keformalan, dan
sarana.
3.2 Saran
Sebagai penutur bahasa kita seharusnya menggunakan variasi bahasa yang
sesuai dengan konteksnya. Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA