Anda di halaman 1dari 8

Kesesuaian

Semantis & Gramatis


Shevin Mei.

Pengantar Semantik Bahasa Indonesia


Abdul Chaer
Kesesuaian Semantis & Gramatis

Seorang bahasawan atau penutur suatu bahasa dapat memahami dan


menggunakan bahasanya bukanlah karena dia menguasai semua kalimat
yang ada di dalam bahasanya itu, melainkan karena adanya unsur
kesesuaian ciri-ciri semantik antara unsur leksikal yang satu dengan
yang lain (Abdul Chaer:2009)

2
Kesesuaian Semantis dan Gramatis

Ciri wanita jejaka

insan + +

mengandung + -

Ciri bakso kursi

makanan + -

Ciri guru seekor ayam seorang

manusia + - - +
3
.
Kesesuaian Semantis dan Gramatis

Kesesuaian ciri tersebut bukan hanya Ciri seekor ayam ayam-ayam


berlaku pada unsur-unsur leksikal,
tetapi juga berlaku antara unsur
tunggal + + -
leksikal dengan unsur gramatikal

Leksikal & Gramatikal Ciri belajar tik mengetik


Leksikal: makna yang sesungguhnya atau
sebenarnya verba + - +
Gramatikal: makna kata yang mengalami
proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
4
Para ahli tata bahasa generatif semantik seperti Chafe (1970) dan Fillmore (1971), berpendapat
setiap unsur leksikal mengandung ketentuan-ketentuan penggunaannya yang sudah terpateri
yang bersifat gramatikal dan bersifat semantis. Ketentuan-ketentuan gramatikal memberikan
kondisi-kondisi gramatikal yang berlaku jika suatu unsur gramatikal hendak digunakan

Umpamanya kata kerja makan dalam penggunaannya memerlukan adanya sebuah subjek dan
sebuah objek (walaupun di sini objek bisa dihilangkan).

Subjek MAKAN Objek

Lalu, ketentuan-ketentuan semantis menunjukkan ciri-ciri semantis


yang harus ada di dalam ketentuan gramatikal itu.

5
Subjek MAKAN Objek Subjek MEMBACA Objek

(+bernyawa) (+makanan) (+manusia) (+bacaan)

Kalimat dapat diterima Kalimat dapat diterima


● Adik makan dendeng ● Bupati membaca koran
● Kucing makan dendeng ● Ibu membaca majalah
Adik & kucing mengandung ciri (+bernyawa) Bupati mengandung ciri (+manusia)
Dendeng mengandung ciri (+makanan) Majalah mengandung ciri (+bacaan)

Kalimat tidak dapat diterima Kalimat tidak dapat diterima


● Pensil makan dendeng ● Kucing membaca koran
● Adik makan lemari ● Bupati membaca pensil
Pensil mengandung ciri makna (-bernyawa) Kucing mengandung ciri makna (-manusia)
Lemari mengandung ciri makna (-makanan) Pensil mengandung ciri makan (-bacaan)

Jadi, tidak dapat diterimanya kedua kalimat


tersebut bukanlah karena masalah gramatikal,
melainkan karena masalah semantik.
6
Diperlukan penjelasan mengenai ciri [makanan]
Subjek MAKAN Objek untuk [makhluk bernyawa] yang berbeda.

Dendeng memiliki ciri [makanan] untuk makhluk


bernyawa, khususnya manusia.
(+bernyawa) (+makanan)

Sedangkan,

Kalimat dapat diterima Tikus memiliki ciri [makanan] untuk makhluk


● Adik makan dendang hidup bukan manusia, lebih khusus lagi untuk
● Kucing makan dendeng kucing.

Bagaimana dengan kalimat berikut? Contoh lain:


● Adik makan tikus Rumput juga berciri [makanan] untuk makhluk
● Kucing makan tikus hidup bukan manusia, khususnya lagi untuk hewan
herbivora (kuda, sapi, kambing, dll)

7
Kesesuaian Semantis dan Gramatis

Seperti kata Langendoen (1970), sebenarnya kita dapat mengganti subjek maupun objek dengan apa saja,
seperti yang biasa kita lakukan dalam kalimat-kalimat metaforis atau figuratif, tanpa mengubah arti kalimat itu.

Contoh:

● Pucuk kelapa melambai-lambai

Kata pucuk kelapa ditafsirkan secara personifikasi sebagai manusia. Tafsiran ini terjadi karena kata kerja
melambai-lambai bukan karena arti kata bentuk pucuk kelapa itu sendiri.

● Pimpinan itu banyak makan uang rakyat

Penggunaan kata uang pada kalimat tersebut tidak dapat diterima sebab kata uang berciri makna
[-makanan]. Namun secara figuratif bisa diterima sebab uang ditafsirkan sebagai makanan secara kias.

Penggunaan kata secara figuratif ini menjadi hal yang biasa dalam kehidupan kita.
8

Anda mungkin juga menyukai