Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TINGKAT FONOLOGI

(Mata Kuliah Analisis Kesalahan berbahasa Jawa)

Disusun oleh :

1. Rina Dwi Astuti (2601413078)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makluk hidup yang berbudaya dan
bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang terlepas dari berbahasa. Salah satu
kegiatan manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah berkomunikasi.
Dalam komunikasi bahasa memiliki peran penting untuk menyampaikan berita.

Untuk menyampaikan berita, pesan, ide dan pemikiran, di butuhkan bahasa


yang singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang diucapkan
mudah dimengerti. Namun dalam penggunaannya bahasa tersebut pemakai bahasa
tetaplah harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar dalam berbahasa.

Apakah penggunaan bahasa Jawa saat ini masih belum baik atqu sudah baik ?
analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Meski analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan
bahasa Jawa yang baik dan benar. Bahasa Jawa yang baik adalah bahasa jawa yang
benar menurut kaidah-kaidah bahasa Jawa. Dalam makalah ini nantinya akan
membahas tentang analisis kesalahan berbahasa Jawa tingkat Fonologi, karena dalam
bahasa jawa memiliki huruf vokal yang beragam atau lebih banyak dari huruf vocal
pada bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis kesalahan berbahasa secara fonologi?
2. Bagaimana kesalahan berbahasa tingkat fonologi ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian tentang analisis kesalahan berbahasa secara
fonologi.
2. Analisis kesalahan berbahasa tingkat fonologi.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian analisis kesalahan berbahasa tingkat fonologi

Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu


berkomunikasi atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma
kemasyrakatan bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia yang
menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia merupakan berbahasa
yang tidak benar. Jadi, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara
lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi
atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata
bahasa Indonesia. Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena tiga kemungkinan antara
lain sebagai berikut:
1.      Terpengaruh bahasa yang dikuasai terlebih dahulu,
2.     Pemakai bahasa kurang memahami  kaidah-kaidah bahasa yang
dipakainya,
3.      Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna.
Kesalahan berbahasa Jawa dalam tataran fonologi dapat terjadi baik
penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar kesalahan berbahasa
Jawa dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Kesalahan pelafalan
meliputi: kesalahan pelafalan karena perubahan fonem, kesalahan pelafalan karena
penghilangan fonem, dan kesalahan pelafalan karena penambahan fonem.

B. Analisis Kesalahan berbahasa tingkat Fonologi

a. Kesalahan mengucapkan huruf

Pada bahasa Indonesia terdapat kesalahan berbahasa, ,misalkan :

1. Fonem a diucapkan e.
Contoh : sebenarnya = sebenernya
Cepat = cepet
Pakai = pake
2. Fonem P di ucapkan V,
Contoh : konvensional = konpensional
Deskriptip = deskriptif
3. Fonem B diucapkan P,
Contoh : jawapan = jawaban

Pada bahasa Jawa terdapat kesalahan berbahasa, misalnya :.

Contoh : Indonesia = endonesia


Perentahe = printahe
Neliti = naliti
Dipundhut = dipundut
Sawetara = sawatara

b. Kesalahan baku menjadi tidak baku

Pada bahasa Indonesia, misalkan :

Contoh : enggak = tidak

Kalo = kalau

Aja = saja

Pada bahasa Jawa

Contoh : anut = manut

Wus = wis

Bibetakne = dipunbetakaken

c. Kesalahan pengucapan dengan kehilangan bunyi huruf

Pada bahasa Indonesia, misalkan :

1. Hurruf H diganti Y,
Contoh : liyat = lihat
2. Huruf yang berada disela-sela dihilangkan
Contoh : karna = karena

Pada bahas Jawa, misalkan :

Contoh : sekalihan = sekaliyan

Goblok = goblog

d. Kesalahan dengan penambahan huruf

Pada bahasa Indonesia, misalnya :

Penambahan K, contoh : jugak = juga

Pada bahasa Jawa, misalnya :

Tuladha : ibuk = ibu

Sangking = saking
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan

Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan


berbahasa. Dan dalam peristiwa interferensi digunakan unsur bahasa lain dalam
menggunakan suatu bahasa, yang dianggap suatu kesalahan karena menyimpang dari
kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.
Dalam semua bahasa, perubahan itu pasti akan terjadi. Ada perubahan yang
berasal dari intern bahasa, semisal perubahan fonetis,  perubahan pada partikel
gramatikal, hingga perubahan penyederhanaan tata bahasa.Dan dalam hampir seluruh
bahasa di dunia, fenomena percampuran budaya memberikan dampak juga pada
munculnya percampuran  bahasa di lingkungan masyarakat.
Ada banyak alasan bahasa dapat berubah. Salah satu alasan yang jelas adalah
interaksi dengan bahasa lain. Jika satu orang berkomunikasi dengan yang lain,
mereka akan mengambil kata-kata tertentu untuk dijadikan suatu objek.
Sehubungan dengan semakin meningkatnya tingkat interferensi bahasa yang
terjadi di Indonesia, maka perlu untuk adanya tindakan nyata dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Dan dengan adanya inteferensi bahasa yang semakin memprihatinkan, tentu
saja ada banyak hal yang muncul sebagai akibat dari peristiwa tersebut. Diantaranya
yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang saat ini banyak mengalami penambahan
begitu banyak kosa kata. Baik itu datang dari bahasa daerah, dari bahasa gaul anak
baru gede ( ABG ), atau juga bahkan yang datang dari luar Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran


http://ainunsalimah.blogspot.co.id/2014/05/analisis-kesalahan-berbahasa.html Senin,
18 April 2016

Anda mungkin juga menyukai