Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TATARAN MORFOLOGI

MELALUI MEDIA WHATSAPP

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah Morfologi

Dosen pengampu : Ika Febriani, S.S., M.Pd.

Disusun Oleh:

Nany Angelica 200621100029

Kelas: 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya kepada sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Demikian makalah yang
berjudul “Analisis kesalahan berbahasa pada tataran morfolofi melalui media Whatsapp”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Febriani, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Morfologi. Terbentuknya penelitian ini bertujuan untuk membantu
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai bidang morfologi

Selain itu, peneltian ini tidak terlepas dengan tugas mata kuliah morfologi. Namun
kami menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dosen pengampu yang bersifat membangun. Sebagai
pembelajaran penulis dan untuk memperbaiki lagi kekurangan – kekurangan pada pembuatan
makalah yang akan datang.

4 Desember 2021

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa merupakan alat komunkasi yang digunakan
setiap hari. Tanpa adanya bahasa kita akan sulit berkomunikasi dan menyampaikan
gagasan kepada lawan bicara. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa sangat penting
untuk membangun hubungan sosial antara masyarakat untuk saling berinteraksi.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Marsono (2011: 10) yang menyatakan bahwa
bahasa sebagai alat yang menyampaikan pesan keada pendengar atau pembaca. Bahasa
juga terbentuk dari aturan dan kaidah yang sudah ditentukan. Kaidah-kaidah tersebut
dibentuk bertujuan agar hal yang akan disampaikan orang lain dapat lebih mudah
dipahami. Selain itu, bahasa juga mencerminkan identitas suatu bangsa. Menurut Alwi,
dkk (2008: 1) menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa utama atau bahasa
pokok di kawasan republik Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dijunjung
tinggi di republik ini telah disampaikan pada ikrar ketiga sumpah pumuda.
Pada tataran morfologi seringkali terjadi kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan
tersebut meliputi fonem yang tidak diluluhkan dan fonem yang tidak luluh diluluhkan.
Hal tersebut disebabkan karena adanya kesalahan pada penggunaan prefiks. Kesalahan
pada tataran morfologi akan menjadi pengaruh utama bagi perkembangan bahasa dalam
membaca. Kesalahan berbahasa masih sering dijumpai pada kalangan anak muda di kota
Surabaya yang menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. Salah satu media
sosial tersebut adalah whatsapp, kesalahan penulisan juga akan berdampak pada
kesalahan pengucapan atau pelafalan. Tetapi peneliti hanya akan fokus pada
penulisannya. Kebiasaan dalam menulis bahasa yang salah akan berdampak terus-
menerus jika tidak segera dihentikan, sehingga seharusnya perlu dilakukan kebiasaan
menulis bahasa yang benar supaya dapat melatih potensi diri untuk berbahasa dengan
baik dan benar. Dengaan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap
bahasa Indonesia yang sering digunakan masyarakat kota Surabaya untuk mengetahui
kesalahan berbahasa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana penerapan bahasa Indonesia di kota Surabaya jika ditinjau dari
kesalahan berbahasa melalui media whatsapp?
1.2.2 Apa saja kesalahan yang diterapkan masyarakat kota Surabaya ketika
melakukan chatting melalui media whatsapp?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana penerapan bahasa Indonesia di Kota Surabaya
jika ditinjau dari kesalahan berbahasa melalui media whatsapp
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja kesalahan yang diterapkan masyarakat Kota
Surabaya saat melakukan chatting melalui media whatsapp

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori yang digunakan

Menurut Supriani dan Ida (2016:70) kesalahan berbahasa adalah sebuah pemakaian
bahasa yang berbentuk tuturan dari berbagai unsur kebahasaan meliputi, kata, frasa,
klausa maaupun kalimat yang tidak sesuai dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan,
misalnya kesalahan dalam berbagai bahasa seperti bahasa jawa.
Menurut Tarigan (2011:126) kesalahan berbahasa adalah sisi yang memiliki cacat
dalam penulisan dan ucapan yang dibuat oleh siswa, sehingga ada bagian atau komposisi
percakapan yang menyimpang dari norma standar bahasa.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan
yang menyimpang dari faktor penentu dalam komunikasi atau menyimpang dari norma
sosial dan menyimpang dari aturan tata bahasa Indonesia (Setyawati, 2010:15).

2.2 Penerapan bahasa Indonesia di Kota Surabaya

Dalam pengaplikasian bahasa Indonesia terkadang kita malah sering menjumpai


kesalahan terutama di jejaring sosial. Banyak sekali pesan masuk yang tidak mengikuti
kaidah bahasa. Selain itu, peneliti akan mengkaji bagaimana penerapan bahasa Indonesia
khususnya di kota Surabaya dilihat dari diskusi pada jejaring sosial berupa WhatsApp. Tidak
hanya di WhatsApp saja, tetapi juga di beberapa media sosial lain yang menggunakan
banyak bahasa dianggap tidak cukup baik untuk diterapkan. Kesalahan berbahasa ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penggunaan teknologi yang semakin kompleks.
Jejaring sosial tentunya tidak hanya mengacu pada WhatsApp, tetapi juga banyak aplikasi
lainnya yang tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap konsep bahasa bagi anak
dan orang tua. Dengan demikian penggunaan bahasa Indonesia perlu diterapkan dengan
benar. Namun kali ini peneliti memfokuskan penelitiannya untuk menganalisis kekurangan
orang berbahasa Indonesia di kota Bojonegoro. Masyarakat kota Surabaya banyak melakukan
kesalahan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kesenjangan kesalahan linguistik ini tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor yang menentukan komunikasi ketika menggunakan kaidah
bahasa. Kesalahan linguistik terjadi berdasarkan kesalahan dalam makna sehari-hari,
seringkali sinonim atau kurang lebih sama. Kesalahan berbahasa juga dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu pemahaman dan kemampuan atau keterampilan masing-masing
individu dalam masyarakat di kota Surabaya. Jika ada masyarakat yang kurang memahami
penggunaan sistem kebahasaan yang benar, maka masih sering ditemukan kesalahan-
kesalahan kebahasaan. Kemudian kesalahan ini akan berulang berkali-kali dan terjadi secara
sistematis. Biasanya penggunaan kata dan kalimat di media WhatsApp yang memang dimiliki
oleh semua kalangan remaja dan dewasa sangat berpengaruh, karena terkadang penggunaan
kata antara orang A dan orang B akan memiliki hubungan saling kontak. Kesalahan-
kesalahan yang ada dikalangan masyarakat kota Surabaya tidak dapat diartikan sebagai
kegagalan mereka dalam menguasai kaidah-kaidah bahasa, namun terkadang penggunaan
bahasa yang dipraktikkan oleh masyarakat mengalami tingkat kelupaan atau kesalahan dalam
penerapan kaidah-kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa akan terwujud dengan sendirinya
ketika masyarakat kota Surabaya sudah terbiasa menggunaka bahasa yang salah.

2.3 Fonem yang luluh tidak diluluhkan

Dalam aturan bahasa Indonesia fonem k,p,t dan s akan luluh jika diberikan awalan
me-.jadi, ketika terdapat kata yang diawali dengan huruf k,p,t , dan s maka seharusnya akan
luluh. Namun pada salah satu masyarakat kota Surabaya masih salah dalam menuliskannya.
Ia menuliskan kata mentumis pada sebuah postingan whatsapp. Penulisan tersebut merupakan
kesalahan berbahasa, seharusnya jika kata dasar tumis diberi awalan me- akan menghasilkan
kata menumis bukan mentumis. Dengan demikian, ia harus terbiasa menggunakan dan
menulis bahasa yang benar. Hal tersebut akan berdampak terus-menerus jika tidak segera
dibenarkan.

Masalah yang kedua adalah penggunakan afiks luluh tidak diluluhkan yaitu afiks p, t,
k, s dari kata bahasa Indonesia. Kesalahan penulisan akan berdampak pada pengucapan.
Berdasarkan hasil analisis, masyarakat kota Surabaya masih sering menggunakan kata
mengkupas. Seharusnya penulisannya adalah mengupas bukan mengkupas karena peluluhan
fonem jika dirangkaikan dengan imbuhan meng-  baik disertai akhiran atau pun tidak akan
mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan
fonem tertentu. 

2.4 Fonem yang tidak luluh diluluhkan

Sebagian besar masyarakat kota Surabaya masih menggunakan kata fitnah dan sering
dilafalkan menjadi kata pitnah. Padahal kata fitnah tidak megalami peluluhan fonem.
Sehingga kata fitnah jika diberi awalan me- akan menjadi memfitnah bukan mempitnah.
Fonem t dalam kata fitnah seharusnya tidak luluh apabila kata itu digabung dengan morfem
meN-. Dalam kenyataan penggunaan fonem f dalam kata tersebut luluh dalam proses afiksasi
dengan morfem meN-. Akibatnya terjadilah kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
Penyebab kesalahan yang sering terjadi yaitu penyamaan fonem /f/ dan /p/ karena miripnya
pengucapan.

Masalah yang kedua juga terjadi pada kata fotokopi, dimana masyarakat koa Surabaya
masih menuliskan kata memotokopi. Pada kenyataan penggunaan bahasa fonem f dalam kata
tersebut luluh dalam proses afiksasi dengan morfem meN-. Akibatnya terjadilah kesalahan
berbahasa. fonem yang awalnya f atau p seharusnya tidak luluh tetapi diluluhkan oleh
pemakai bahasa dalam proses afiksasi. Dengan demikian kata fotokopi ketika diawalan meN-
maka akan menjadi memfotokopi bukan memotokopi.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari semua paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tataran morfologi seringkali terjadi
kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan tersebut meliputi fonem yang tidak diluluhkan dan
fonem yang tidak luluh diluluhkan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kesalahan pada
penggunaan prefiks. Kesalahan berbahasa tersebut terjadi pada media sosial yang sering kita
jumpai yaitu whatsapp. Gangguan bahasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
penggunaan teknik yang semakin canggih. Tentu saja, media sosial tidak hanya merujuk pada
WhatsApp, tetapi juga ke banyak aplikasi lain. Pada dasarnya kesalahan penggunaan kata
morfologi di media whatsapp khususnya di kota Surabaya mendapatkan informasi dari media
sosial lain seperti instagram, facebook, twitter, dan aplikasi lain yang mungkin menggunakan
subtitle. Dicontoh oleh masyarakat luas. Kesalahan berbahasa yang sering dijumpai pada
media whatsapp adalah kata mentumis dan mengkupas, seharusnya kata tersebut menjadi
menumis dan mengupas. Selain itu, kata mempitnah dan memotokopi seharusnya menjadi
memfitnah dan memfotokopi.

Daftar pustaka

Agustina Putri, Reistanti. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Cerita Fabel
Oleh Siswa Kelas Viii E Di Smp 2 Muhammadiyah Surakarta. 'Kajian Linguistik dan
Sastra', (online), http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/6735, 2 (2),
halaman 126-140, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Ardian, Metah Aprilia., Dkk. 2020. KESALAHAN BERBAHASA TATARAN
MORFOLOGI DALAM PENULISAN TAKRIR MEDIA SOSIAL GUBERNUR DI
INDONESIA. 'Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia',
(online), http://jurnal.umt.ac.id/index.php/lgrm/article/view/2897, 9 (2), halaman 43-
50, diakses pada tanggal 2 Desember 2021.
Hasanudin, Cahyo. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Media Luar Ruang
Di Kabupatenbojonegoro. 'Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI', (online),
https://media.neliti.com/media/publications/118651-ID-analisis-kesalahan-berbahasa-
pada-penuli.pdf, 17 (1), halaman 120-129, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Johan, Gio Mohamad., Dkk. 2017. Analisis kesalahan morfologis dalam proses diskusi siswa
sekolah dasar. 'Visipena', (online), https://ejournal.bbg.ac.id/visipena/article/view/382,
8 (1), halaman 124-134, diakses pada tanggal 3 Desember 2021.
Nurwicaksono, Bayu Dwi., Dkk. 2018. Analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada teks
ilmiah mahasiswa. 'AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia', (online),
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/article/view/9543, 2 (2), halaman 138-153,
diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Setiawan, Kodrat Eko Putro. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Status dan
Komentar di Facebook. 'Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya',
(online), http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/tabasa/article/view/2605, 1 (1),
halaman 96-109, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Sutrisna , Deden. 2017. Analisisnya Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia dalam Surat
Kabar Radar Majalengka Edisi 16 dan 25 April 2016. 'Diglosia', (online),
https://core.ac.uk/download/pdf/228884853.pdf, 1 (1), halaman 151-164, diakses pada
tanggal 4 Desember 2021.
Tritantining, Ana Meilisa. 2013. Kesalahan berbahasa pada soal-soal ulangan akhir semester
gasal mata pelajaran bahasa jawa SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran
2012/2013. 'Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa', (online),
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/piwulang/article/view/2421, 1 (1), halaman
221-234, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai