Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah Morfologi
Disusun Oleh:
Kelas: 3A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya kepada sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Demikian makalah yang
berjudul “Analisis kesalahan berbahasa pada tataran morfolofi melalui media Whatsapp”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Febriani, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Morfologi. Terbentuknya penelitian ini bertujuan untuk membantu
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai bidang morfologi
Selain itu, peneltian ini tidak terlepas dengan tugas mata kuliah morfologi. Namun
kami menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dosen pengampu yang bersifat membangun. Sebagai
pembelajaran penulis dan untuk memperbaiki lagi kekurangan – kekurangan pada pembuatan
makalah yang akan datang.
4 Desember 2021
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut Supriani dan Ida (2016:70) kesalahan berbahasa adalah sebuah pemakaian
bahasa yang berbentuk tuturan dari berbagai unsur kebahasaan meliputi, kata, frasa,
klausa maaupun kalimat yang tidak sesuai dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan,
misalnya kesalahan dalam berbagai bahasa seperti bahasa jawa.
Menurut Tarigan (2011:126) kesalahan berbahasa adalah sisi yang memiliki cacat
dalam penulisan dan ucapan yang dibuat oleh siswa, sehingga ada bagian atau komposisi
percakapan yang menyimpang dari norma standar bahasa.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan
yang menyimpang dari faktor penentu dalam komunikasi atau menyimpang dari norma
sosial dan menyimpang dari aturan tata bahasa Indonesia (Setyawati, 2010:15).
Dalam aturan bahasa Indonesia fonem k,p,t dan s akan luluh jika diberikan awalan
me-.jadi, ketika terdapat kata yang diawali dengan huruf k,p,t , dan s maka seharusnya akan
luluh. Namun pada salah satu masyarakat kota Surabaya masih salah dalam menuliskannya.
Ia menuliskan kata mentumis pada sebuah postingan whatsapp. Penulisan tersebut merupakan
kesalahan berbahasa, seharusnya jika kata dasar tumis diberi awalan me- akan menghasilkan
kata menumis bukan mentumis. Dengan demikian, ia harus terbiasa menggunakan dan
menulis bahasa yang benar. Hal tersebut akan berdampak terus-menerus jika tidak segera
dibenarkan.
Masalah yang kedua adalah penggunakan afiks luluh tidak diluluhkan yaitu afiks p, t,
k, s dari kata bahasa Indonesia. Kesalahan penulisan akan berdampak pada pengucapan.
Berdasarkan hasil analisis, masyarakat kota Surabaya masih sering menggunakan kata
mengkupas. Seharusnya penulisannya adalah mengupas bukan mengkupas karena peluluhan
fonem jika dirangkaikan dengan imbuhan meng- baik disertai akhiran atau pun tidak akan
mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan
fonem tertentu.
Sebagian besar masyarakat kota Surabaya masih menggunakan kata fitnah dan sering
dilafalkan menjadi kata pitnah. Padahal kata fitnah tidak megalami peluluhan fonem.
Sehingga kata fitnah jika diberi awalan me- akan menjadi memfitnah bukan mempitnah.
Fonem t dalam kata fitnah seharusnya tidak luluh apabila kata itu digabung dengan morfem
meN-. Dalam kenyataan penggunaan fonem f dalam kata tersebut luluh dalam proses afiksasi
dengan morfem meN-. Akibatnya terjadilah kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
Penyebab kesalahan yang sering terjadi yaitu penyamaan fonem /f/ dan /p/ karena miripnya
pengucapan.
Masalah yang kedua juga terjadi pada kata fotokopi, dimana masyarakat koa Surabaya
masih menuliskan kata memotokopi. Pada kenyataan penggunaan bahasa fonem f dalam kata
tersebut luluh dalam proses afiksasi dengan morfem meN-. Akibatnya terjadilah kesalahan
berbahasa. fonem yang awalnya f atau p seharusnya tidak luluh tetapi diluluhkan oleh
pemakai bahasa dalam proses afiksasi. Dengan demikian kata fotokopi ketika diawalan meN-
maka akan menjadi memfotokopi bukan memotokopi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tataran morfologi seringkali terjadi
kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan tersebut meliputi fonem yang tidak diluluhkan dan
fonem yang tidak luluh diluluhkan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kesalahan pada
penggunaan prefiks. Kesalahan berbahasa tersebut terjadi pada media sosial yang sering kita
jumpai yaitu whatsapp. Gangguan bahasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
penggunaan teknik yang semakin canggih. Tentu saja, media sosial tidak hanya merujuk pada
WhatsApp, tetapi juga ke banyak aplikasi lain. Pada dasarnya kesalahan penggunaan kata
morfologi di media whatsapp khususnya di kota Surabaya mendapatkan informasi dari media
sosial lain seperti instagram, facebook, twitter, dan aplikasi lain yang mungkin menggunakan
subtitle. Dicontoh oleh masyarakat luas. Kesalahan berbahasa yang sering dijumpai pada
media whatsapp adalah kata mentumis dan mengkupas, seharusnya kata tersebut menjadi
menumis dan mengupas. Selain itu, kata mempitnah dan memotokopi seharusnya menjadi
memfitnah dan memfotokopi.
Daftar pustaka
Agustina Putri, Reistanti. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Cerita Fabel
Oleh Siswa Kelas Viii E Di Smp 2 Muhammadiyah Surakarta. 'Kajian Linguistik dan
Sastra', (online), http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/6735, 2 (2),
halaman 126-140, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Ardian, Metah Aprilia., Dkk. 2020. KESALAHAN BERBAHASA TATARAN
MORFOLOGI DALAM PENULISAN TAKRIR MEDIA SOSIAL GUBERNUR DI
INDONESIA. 'Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia',
(online), http://jurnal.umt.ac.id/index.php/lgrm/article/view/2897, 9 (2), halaman 43-
50, diakses pada tanggal 2 Desember 2021.
Hasanudin, Cahyo. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Media Luar Ruang
Di Kabupatenbojonegoro. 'Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI', (online),
https://media.neliti.com/media/publications/118651-ID-analisis-kesalahan-berbahasa-
pada-penuli.pdf, 17 (1), halaman 120-129, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Johan, Gio Mohamad., Dkk. 2017. Analisis kesalahan morfologis dalam proses diskusi siswa
sekolah dasar. 'Visipena', (online), https://ejournal.bbg.ac.id/visipena/article/view/382,
8 (1), halaman 124-134, diakses pada tanggal 3 Desember 2021.
Nurwicaksono, Bayu Dwi., Dkk. 2018. Analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada teks
ilmiah mahasiswa. 'AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia', (online),
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/article/view/9543, 2 (2), halaman 138-153,
diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Setiawan, Kodrat Eko Putro. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Status dan
Komentar di Facebook. 'Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya',
(online), http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/tabasa/article/view/2605, 1 (1),
halaman 96-109, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Sutrisna , Deden. 2017. Analisisnya Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia dalam Surat
Kabar Radar Majalengka Edisi 16 dan 25 April 2016. 'Diglosia', (online),
https://core.ac.uk/download/pdf/228884853.pdf, 1 (1), halaman 151-164, diakses pada
tanggal 4 Desember 2021.
Tritantining, Ana Meilisa. 2013. Kesalahan berbahasa pada soal-soal ulangan akhir semester
gasal mata pelajaran bahasa jawa SD Negeri se-Kabupaten Pati tahun ajaran
2012/2013. 'Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa', (online),
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/piwulang/article/view/2421, 1 (1), halaman
221-234, diakses pada tanggal 5 Desember 2021.
Lampiran