Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 7

Nilai-nilai Moral
Dan Religi Dalam
Prosa Fiksi
Anggota Kelompok :
1. Akbar Ario Prayudi
200210402021
2. Mercy Indawati
200210402031
3. Dimas Erike Lukmawati
2002104020132
Paparan Materi :
1. Konsep-konsep fiksi,
2. konsep-konsep prosa fiksi.
3. Konsep-konsep prosa nilai.
4. Konsep-konsep nilai moral, jenis dan wujud serta bentuk penyampaian pesan moral.
5. Konsep-konsep nilai religi.
6. Contoh karya sastra prosa fiksi yang mengandung nilai moral,
7. Contoh karya sasta prosa fiksi yang mengandung nilai religi.
1. konsep-konsep fiksi

Kata fiksi dalam bahasa Indonesia merupakan


terjemahan dari kata Inggris, fiction. Sementara
itu, kata fiction dalam bahasa Inggris merupakan
serapan dari bahasa Latin, fictio. Kata fictio itu
sendiri berasal dari kata kerja fingere, fictum,
yang dalam bahasa Inggris diartikan dengan to
fashion, to form, dan kadang-kadang feign
(Shipley, 1970: 119)
Fiksi sering disebut juga dengan cerita rekaan,
merupakan cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang
berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya
tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi,
ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang
hanya berlangsung dalam khayalan (Semi, 1993: 31).
Meskipun fiksi adalah cerita rekaan, tetapi nilai-nilai
yang diacu di dalamnya memang benar-benar ada di
masyarakat.
2. Konsep-konsep Prosa
Fiksi
Menurut (Aminuddin: 2011:66) Istilah
prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi,
bisa juga diistilahkan dengan prosa
cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita
berplot.
Sebagai salah satu genre sastra,
karya fiksi mengandung unsur unsur
meliputi pengarang atau narator, isi
penciptaan, media penyampai isi
berupa bahasa, dan elemen-elemen
fiksional atau unsur-unsur intrinsik
yang membangun karya fiki itu sendiri
sehingga menjadi suatu wacana.
Pada sisi lain, dalam rangka
memaparkan isi tersebut, pengarang
akan memaparkannya lewat
(1) penjelasan atau komentar,
(2) dialog maupun monolog, dan
(3) lewat lakuan atau action.
3. Konsep-konsep Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas,dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai
berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai
kualitas yang independen akan memiliki
ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi
pada objek yang dikenai nilai.
Lasyo (Setiadi 2006: 117) menyatakan, nilai manusia
merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah
laku atau perbuatannya. Sejalan dengan Lasyo,
Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006: 117)
mengungkapkan nilai merupakan sesuatu yang berguna
bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Sedangkan
Soekanto (1983: 161) menyatakan, nilai-nilai merupakan
abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi
seseorang dengan sesamanya.
Dari beberapa pendapat tersebut di
atas pengertian nilai dapat
disimpulkan sebagai sesuatu yang
bernilai, berharga, bermutu, akan
menunjukkan suatu kualitas dan akan
berguna bagi kehidupan manusia.
4.Konsep-konsep Nilai
Moral
Nilai moral dalam karya sastra
mencerminkan pandangan hidup
pengarang yang bersangkutan,
pandangan tentang nilai-nilai
kebenaran dan hal itulah yang ingin
disampaikan kepada pembaca
(Nurgiyantoro, 2013).
Menurut (Kenny: 1966) Moral merupakan unsur inti karya
sastra. Moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan
lewat cerita. Moral, kadang-kadang diidentikkan
pengertiannya dengan tema, walaupun sebenarnya tidak
selalu menyarankan pada bentuk yang sama.

Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra


bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-
nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan,
apa yang harus dihindari, dan apa yang harus
dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan
manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi,
dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan,
dan alam sekitar.
Jenis dan Wujud Pesan Moral
Secara garis besar persoalan
Menurut (Diyah: 2013) dalam hidup dan kehidupan manusia
karya fiksi banyak sekali jenis mencakup tiga hal, (1)
dan wujud ajaran moral yang hubungan manusia dengan
dipesankan. Jenis dan wujud diri sendiri, (2) hubungan
pesan moral yang terdapat manusia dengan manusia
dalam karya sastra akan lain, termasuk hubungan
bergantung pada keyakinan, dengan lingkungan alam, dan
keinginan, dan interes (3) hubungan manusia
pengarang yang dengan Tuhan-Nya.
bersangkutan. Jenis ajaran Persoalan manusia dengan
moral boleh dikatakan bersifat dirinya sendiri dapat
tidak terbatas. bermacam-macam jenis dan
Bentuk Penyampaian Moral
Karya sastra yang merupakan salah satu
wujud karya seni yang notabene mengemban
tujuan estetik, tentunya mempunyai
kekhususan sendiri dalam hal menyempaikan
pesan-pesan moralnya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral
dalam karya fiksi mungkin bersifat langsung,
atau tak langsung.
Bentuk Penyampaian Langsung
Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung, boleh
dikatakan, identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang
bersifat uraian, telling, penjelasan, atau ekspository. Jika dalam
teknik uraian pengarang secara langsung mendeskripsikan
perwatakan tokoh cerita yang bersifat “memberi tahu” atau
memudahkan pembaca untuk memahaminya, hal yang demikian
juga terjadi dalam penyampian moral. Artinya, moral yang
disampaikan, atau diajarkan, kepada pembaca itu dilakukan
secara langsung dan eksplisit
Bentuk Penyampaian Tidak Langsung
Bentuk penyampaian moral yang bersifat tidak
langsung, pesan itu hanya tersirat dalam cerita, berpadu
secara koherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain.
Walau betul pengarang ingin menawarkan dan
menyampaikan sesutu, ia tidak melakukannya secara
serta-merta dan vulgar karena ia sadar telah memilih
jalur cerita. Jika dibandingkan dengan teknik pelukisan
watak tokoh, cara ini sejalan dengan teknik ragaan,
showing.
5 Konsep-konsep Nilai Religius

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala


secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai
human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi
kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut
keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam
integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan
(Rosyadi, 1995: 90).
Nilai-nilai religious bertujuan untuk mendidik
agar manusia lebih baik menurut tuntunan
agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-
nilai religius yang terkandung dalam karya sastra
dimaksudkan agar penikmat karya tersebut
mendapatkan renungan-renungan batin dalam
kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai
agama.
6.Contoh Prosa Fiksi
Bedasarkan Nilai moral
Berikut adalah contoh nilai-nilai moral yang terdapat dalam
prosa fiksi yaitu pada novel Sang Pemimpi Karya Andrea
Hirata. Seperti pada kutipan berikut mengandung nilai moral
yang sangat penting.
  “WC ini sudah hampir setahun diabaikan karena keran air
yang mampet. Tapi manusia-manusia cacing, para intelektual
muda SMA Negeri Bukan Main yang tempurung otaknya telah
pindah ke dengkul, nekat menggunakannya jika panggilan alam
itu tak tertahankan. Dengan hanya berbekal segayung air saat
memasuki tempat sakral itu, mereka menghinakan dirinya
sendiri dihadapan agama Allah yang mengajarkan bahwa
kebersihan adalah sebagian dari iman. Dan kamilah yang
menanggung semua kebejatan moral mereka.”(SP, 130)
Kutipan tersebut mempunyai kandungan nilai
pendidikan moral karena secara jelas disampaikan
penulis melalui gaya bahasa sarkasme yaitu gaya
bahasa sindiran yang paling kasar dalam
pengungkapannnya. Hal itu dapat dilihat pada
kalimat “tempurung otaknya telah pindah ke
dengkul”. Arti dari kalimat tersebut adalah orang
yang berbuaat seenaknya sendiri tanpa peduli
aturan dan etika. Pengembangan nilai moral sangat
penting supaya manusia memahami dan menghayati
etika ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan
masyarakat.
7 Contoh Prosa Fiksi Bedasarkan Nilai Religi
Berikut adalah contoh nilai-nilai religi yang terdapat
dalam prosa fiksi yaitu pada novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata. Seperti dalam kutipan di
bawah ini.
“Jimbron adalah seorang yang membuat kami
takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama,
kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar
seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah
seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi
kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya
setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak
asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali
itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi
keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat
jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP,
Di lihat dari kutipan tersebut, Tokoh Jimbron dalam
novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat
beragama dengan mengaji setiap harinya,
 walaupun dia hidup di lingkungan agama yang
berbeda, yaitu agama Katolik. Penamaan nilai
religius yang tinggi mampu menumbuhkan sikap
sabar, tidak sombong dan tidak angkuh pada
sesama. Manusia menjadi saling mencintai dan
menghormati, dengan demikian manusia bisa hidup
harmonis dalam hubungannnya dengan Tuhan,
sesama manusia maupun makhluk lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandunng: Sinar Baru Algensindo.
Ardiansyah, A. Fitriani, Y. F. Nilai-Nilai Moral, Budaya, dan Religius dalam Kumpulan
Cerpen Pilihan Kompas 2018 Doa yang Terapung. Jurnal Pendidikan Tambusai. 5(1):
2020.
Diyah. 2013. Makalah Moral Dalam Fiksi. http://mama-
diyah.blogspot.com/2013/11/makalah-moral-dalam-fiksi.html?m=1. [Diakses Pada 7
Oktober 2021].
Haslinda. 2019. Kajian Apresiasi Prosa Fiksi Bebasis Kearifan Lokal Makassar.
Makassar: LPP Unismuh Makassar.
Suryadi, R. Nuryatin,A. 2017. Nilai Pendidikan Dalam Antologi Cerpen Senyum
Karyamin Karya Ahmad Tohari. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia. 6(3):
315.
Rahim, A. 2012. Analisis Nilai Pendidikan Yang Terdapat Dalam Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata. http://baimlc09bi.blogspot.com/2013/06/penelitian-sastra-nilai-
pendidikan.html?m=1. [Diakses Pada 7 Oktober 2021].
Terimakasih
Wassalamualaikum
wr.wb

Anda mungkin juga menyukai