Anda di halaman 1dari 6

MENYIMAK CERITA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Rahmawati Mulyaningtyas,M.Pd

Oleh:

1. Feny Annisa Rahmawati (12210193026)

2. Anggita Putri Prayoga (12210193075)

3. Nadia Amalia (12210193076)

SEMESTER II

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA 2C

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2020


A. Menyimak Pembacaan Cerita

Menyimak dapat diartikan sebagai proses mendengarkan lambang-


lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.1Sedangkan menurut KBBI, Cerita adalah tuturan yang membentangkan
bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Cerita
mempunyai makna yang luas bila ditinjau dari segi bentuk dan isi cerita. Adapun
dari segi bentuk cerita yaitu fantasi/khayalan yang terjadi dalam kehidupaan
masyarakat, cerita benar-benar terjadi dalam sejarah, cerita dalam imajinasi
penulis/pengarang. Sedangkan dari segi isi cerita tentang kepahlawanan, cerita
ilmu pengetahuan , cerita keagamaan, dan cerita suka duka pengarang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menyimak cerita adalah kegiatan


mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh
perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan,
informasi, memahami makna komunikasi dan merespon yang terkandung dalam
cerita sederhana. Dalam cerita, ada beberapa hal pokok yang masing-masing tidak
dapat dipisahkan, yaitu karangan, pengarang, penceritaan, pencerita atau
pendongeng, dan penyimakan serta penyimak.2

Menyimak Pembacaan cerita termasuk ke dalam jenis menyimak estetik


atau menyimak apresiatif. Karena dalam kegiatan menyimak cerita lebih
menekankan aspek emosional penyimak, sehingga akan timbul rasa senang
ataupun tidak terhadap cerita tersebut. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang
pengarang terkenal Gunawaan Mohaammad yang sering membacakaan cerpen-
cerpenya melalui radio. Banyak remaja yang tampaknya dapat menikmati dan
menghayati cerpen yang dibacakan tersebut. Tujuan dari menyimak cerita itu
sendiri adalah mampu mendengarkan secara langsung maupun tidak langsung dan
mengungkapkan unsur-unsur yang ada didalamnya.

B. Tahap Menyimak Cerita

1. Tahap Mendengarkan
Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan
oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada
dalam tahap hearing.

1
Tarigan, Henry Guntur.Menyimak sebagai Suatu Keterampilaan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa,2008).hal 3
2
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013).hal
8
2. Berkonsentrasi (rehearse)

Untuk menuntut konsentrasi, kita harus menyimak dengan sungguh-


sungguh, dan mendengarkan isi cerita. Guru juga dapat membuat mind
map yang berisi pertanyaan terkait cerita yang mereka simak. Dengan hal
ini siswa menjadi lebih berkonsentrasi lagi dalam menyimak dan
menemukan informasi yang ada pada dialog. Jadi, tahap menyimak cerita
tidak berlangsung monoton dan karakter siswa yang mau berusaha, aktif,
akan terbangun. 3

3. Menelaah isi cerita

Untuk menelaah isi cerita, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a. Mencari arah dan tujuan pencerita,
b. Mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal
sampai akhir,
c. Menemukan tema cerita,
d. Mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas
cerita.

4. Melakukan kegiatan praktikum (Practice)

Siswa dapat mengikuti kegiatan praktikum, jadi setelah menyimak cerita,


siswa dipandu untuk membuat karangan atau ringkasan dari cerita
tersebut. Hal ini dapat melatih tahapan pemahaman dalam pembelajaran
menyimak.4

5. Merespon

Disini respon bisa berupa tulisan atau lisan, seperti respon dari karangan
atau ringkasan siswa. Bisa juga melontarkan pertanyaan terkait cerita dan
tidak bertentangan dengan cerita yang dibacakan.

6. Tahap Mengevaluasi atau menilai


Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan
isi pembicara, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi
pendapat serta gagasan sang pembicara, keunggulan dan kelemahan,
kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan demikian sudah
sampai pada tahap evaluating.

3
Saddhono, Kundharu- St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014) hlm.48
4
Zahro, Azizatus-Evi Eliyanah. Menyimak Beragam Wacana Lisan. (Malang: Pustaka Kaiswaran,
2011) hlm. 5
Jadi tahap-tahap menyimak cerita menurut Sabarti dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologis anak usia Sekolah Dasar yaitu tahap mendengarkan
cerita anak, mengidentifikasi kata-kata kunci cerita, menginterpretasi cerita,
memahami isi cerita mengevaluasi atau menilai cerita, dan menanggapinya.5

C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menyimak Pembacaan Cerita.

Di dalam pembelajaran menyimak, bahan simakan yang berupa cerita dapat


berupa penyajian secara langsung, dibacakan, ataupun melalui rekaman. Berikut
ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimak pembacaan cerita sebagai
berikut:
1. Latar belakang tempat dan latar belakang kondisi penyimak maupun
pembicara. Kondisi fisik yang baik akan memudahkan konsentrasi dalam
menyimak.6
2. Memahami tujuan dari menyimak suatu cerita.
3. Mencatat judul cerita yang dibacakan.
4. Selama menyimak pembacaan cerita, catatlah hal-hal penting, yaitu nama
tokoh cerita yang muncul satu persatu, peristiwa yang dialami,
penyelesaian masalah dari peristiwa dan akhir ceritanya.7
5. Menentukan perwatakan atau watak-watak yang ada dalam tokoh cerita.
6. Memahami topik cerita atau inti cerita.
7. Mengetahui pesan yang terkandung dalam sebuah cerita.

Setelah mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembacaan cerita,


lalu kita akan mengeti beberapa unsur-unsur intrinsik pada cerita, yang meliputi:8

a) Tema yaitu gagasan yang menjiwai seluruh cerita.

5
Sabarti Akhadiah. 1993. Bahasa indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Hal 149
6
Ibid,hal 11
7
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, Rita Rohayati. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA Kelas XI Jilid 2. (Jakarta Selatan: PT Setia Purna Inves.2005). hal 211
8
Tarigan, Djago. Ketrampilan Menyimak. (Bandung: Angkasa.1998).hal 10
b) Alur atau plot yaitu rangkaian peristiwa atau jalanya peristiwa mulai
dari awal sampai tahap penyelesaiannya. Alur pada cerita sendiri
terbagi menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
c) Perwatakan atau Penokohan yaitu penggambaran watak tokoh atau
sifat tokoh dalam cerita. Tokoh pada cerita umumya ada 2, yaitu
Tokoh protagonis dan Tokoh antagonis.
d) Setting yaitu latar waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa di
dalam cerita.
e) Sudut pandang yaitu posisi pengarang terhadap cerita, apakah ikut
terlibat didalam cerita atau hanya memaparkan cerita saja.
f) Amanat yaitu pesan atau nasihat yang disampaikan pengarang melalui
cerita. Serta dapat mengutarakan amanat dalam sebuah cerita dengan
memperhatikan pelafalan kata dan kalimat yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdul Majid. 2013. Mendidik dengan Cerita.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Erwan Juhara, Eriyandi Budiman.2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


untuk SMA Kelas XI Jilid 2.Jakarta Selatan: PT Setia Purna Inves

Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet.2014.Pembelajaran Keterampilan


Berbahasa Indonesia : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tarigan, Djago.1998. Ketrampilan Menyimak. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur.2008.Menyimak sebagai Suatu Keterampilaan Berbahasa,


Bandung: Angkasa

Zahro, Azizatus & Evi Eliyanah. 2011. Menyimak Beragam Wacana Lisan.
Malang : Pustaka Kiswaran.

Anda mungkin juga menyukai