Oleh :
AsepYusup S 2108130073
LiaKamelia 2108130003
Nurmalia Sari 2108130148
Muhamad Rizal 2108130147
Susi Sakinah 2108130016
UmiKulsum 2108130004
Kelas 1D
Kelompok 5
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang .................................................................................... 1
1.2.RumusanMasalah ............................................................................... 1
1.4.TujuanPenulisan ................................................................................. 2
1.5.Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
PEMBAHASAN
Mulai dikenal gaya efik (bercerita), dan pada puisi muncul puisi-puisi
balada.
Puisinya menggambarkan kemuraman (batin), hidup yang menderita
Prosanya menggambarkan maslah kemasyarakatan, misalnya tentang
perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.
Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan
dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.
Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.
Muncul puisi mantra dan surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an
yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan
terhadap kaum lemah.
Hal diatas disebutkan dalam karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain:
Pabrik (Putu Wijaya), Ziarah (Iwan Simatupang),
Serta Tirani dan Benteng (Taufik Ismail), Pariksit (Goenawan Mohamad), dan
sebagainya.
Di kampus ini
Telah dipahatkan
Kemerdekaan
Abdul Hadi WM
Laut Belum Pasang (kumpulan puisi)
Meditasi (kumpulan puisi)
Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (kumpulan puisi)
Tergantung Pada Angin (kumpulan puisi)
Anak Laut Anak Angin (kumpulan puisi)
Goenawan Mohamad
Interlude
Parikesit
Potert Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (kumpulan esai)
Asmarandana
Misalkan Kita di Sarajevo
Umar Kayam
Seribu Kunang-kunang di Manhattan
Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan cerita pendek)
Lebaran di Karet, di Karet (kumpulan cerita pendek)
Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
Kelir Tanpa Batas
Para Priyayi
Jalan Menikung
Danarto
Godlob
Adam Makripat
Berhala
Putu Wijaya
Telegram
Stasiun
Pabrik
Gres
Bom
Aduh (drama)
Edan (drama)
Dag Dig Dug (drama)
Iwan Simatupang
Ziarah
Kering
Merahnya Merah
Koong
RT Nol/ RW Nol (drama)
Tegak Lurus Dengan Langit
Arifin C. Noer
Tengul (drama)
Sungai Tanpa Dasar (drama)
Kapai Kapai (drama)
Djamil Suherman
Sarip Tambak-Oso
Umi Kulsum (kumpulan cerita pendek)
Perjalanan ke Akherat
Sakerah
Taufik Ismail
Jaket Berlumur Darah
Harmoni
Jalan Segara
Karangan Bunga (kumpulan puisi)
Salemba (kumpulan puisi)
Seorang Tukang Rambutan Kepada Istrinya (kumpulan puisi)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan akhir dari Sejarah Sastra Angkatan 66 ini adalah bahwa hasil karya
sastra Angkatan 66 ini lebih menekankan pada protes terhadap keadilan sosial
dan politik pemerintah, rasa nasionalisme yang tinggi, serta mempertahankan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara.
3.2 Saran
Diharapkan kepada para mahasiswa agar lebih telaah lagi dalam kegiatan
pembelajaran sejarah sastra dan meningkatkan apresiasi sebagai bukti cinta
kepada sastra tanah air Indonesia, sebagaimana para sastra pendahulu yang
menuangkan rasa nasionalismenya melalui karya-karyanya yang bisa dinikmati
oleh generasi setelahnya.
DAFTAR PUSTAKA
(http://cafesenja.blogspot.com/2010/12/ciri-ciri-karya-sastra-angkatan-
66_05.html), diakses pada tanggal 08 Maret 2014.
Tersedia: http://danririsbastind.wordpress.com/tag/sastrawan-angkatan-66/
[11 Maret 2014]
Tersedia:http://fandanaksaleh18.blogspot.com/2013/05/makalah-
periodisasi-sastra-angkatan-66.html [11 Maret 2014]
Tersedia:http://amirulloh-syaifuddin.blogspot.com/2012/10/sastra-
indonesia-angkatan-66.html [11 Maret 2014]