Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika kita mendengar orang berbicara, maka kita akan dengar runtutan bunyi bahasa.
Runtutan bunyi bahasa ini dapat dianalisis dan disegmentasikan berdasarkan tingkatan-
tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian-hentian atau jeda yang terdapat dalam
runtutan bunyi tersebut. Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi. Adapun satuan bunyi yang
menjadi objek studinya yaitu fonetik dan fonemik. Dalam hal mengeluarkan, menghasilkan,
atau mengucapkan bunyi, tentu saja melalui proses. Kita perlu mengetahui bagaimana proses
pengeluaran bunyi-bunyi bahasa dan organ-organ apa saja yang berperan dalam proses
tersebut. Jika diperhatikan bunyi-bunyi yang terdapat pada kata-kata [intan], [angin], dan
[batik] tidak sama. Ketidaksamaan bunyi pada deretan kata-kata itulah sebagai salah satu
objek atau sasaran studi fonologi khususnya cabang ilmu fonetik. Dalam kajiannya, fonetik
berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai kajian-kajian fonetik tersebut.

1.1 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian dari fonologi?
B. Apa saja alat-alat ucap manusia?

1.2 Tujuan
A. Mengetahui pengertian dari fonologi
B. Mengetahui alat alat ucap manusia

1.3 Manfaat
Melalui penjelasan makalah ini pembaca diharapkan dapat mengetahui pengertian
dari fonologi dan alat-alat ucap manusia sebagai dasar awal penerapan makalah ini
didalam kehidupan sehari-hari.

Alat-Alat Ucap Manusia 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FONOLOGI DAN FONETIK

Secara etimologi terbentuk dari kata fon yang berarti bunyi, dan logi yang berarti
ilmu. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian paling dasar dalam
hierarki kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis
bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, fonologi yaitu bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan fungsional. Adapun
cabang studi fonologi yang dikaji dalam makalah ini adalah fonetik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fonetikadalah bidang linguistik pengucapan
(penghasilan) bunyi ujar, sistem bunyi suatu bahasa. Menurut Kamus Linguistik, fonetik yaitu
ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu
interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi dan psikologi; sistem bunyi suatu bahasa.
Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat
apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna atau tidak (Abdul Chaer, 2009: 10).
Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana
manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang
bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-
bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia (OConnor, 1982: 10-11, Ladefoged, 1982:
1, dalam Masnur, 2013: 8). Dengan demikian, fonetik adalah bidang ilmu linguistik yang
mempelajari penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa tanpa memperhatikan
bunyi-bunyi tersebut membedakan makna atau tidak.
Sebagai contoh bunyi [d] dalam kata tidak oleh penutur Jawa diucapkan beraspirasi
agak keras, sedangkan oleh penutur suku lain tidak. Bunyi [d] yang diucapkan, baik
beraspirasi atau tidak, tidak membedakan makna dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain,
perbedaannya tidak fungsional.

Alat-Alat Ucap Manusia 2


2.2 FONETIK DAN ALAT UCAP

A.Fonetik
Masalah yang pertama kali dihadapi oleh sesorang dalam mempelajari bahasa
lisan, terutama bahasa asing, ialah masalah ucapannya. Sebelum mempelajari makna
berbagai kata dan tata bahasa yang akan dihadapinya, terlebih dahulu ia harus
mengenali bunyi-bunyi yang digunakan di dalamnya.
Seperti apa yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya Fonetik, yaitu bagian
fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suate
bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonetik mengacu pada artikulasi
bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari
berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga
memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada
dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata
antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa
Indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat
mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
Fonetik adalah suatu cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari bunyi
bahasa secara eksklusif. Secara rinci dapat dikatakan bahwa fonetik adalah ilmu
yang merekam dan menganalisis berbagai bunyi dan elemen-elemen bahasa serta
penggunaan dan distribusinya di dalam kalimat-kalimat yang bersangkutan. Di
dalam penggunaan bahasa lisan hampir selalu ada dua pihak yakni pembicara dan
pendengar. Pihak pertama memproduksi bunyi-bunyi bahasa, sedangkan pihak
kedua menerima dan memahaminya. Dengan demikian, kita tahu bahwa dalam
fonetika terdapat dua aspek penting yakni aspek akustik dan aspek fisiologis atau
artikulatoris.
Ilmu fonetik mempunyai empat cabang utama yaitu:
(1) ilmu fonetik umum
(2) ilmu fonetik deskriptif
(3) ilmu fonetik historis
(4) ilmu fonetik normatif.
Cabang yang pertama mempelajari susunan alat ucap dan kemungkinan
penggunaannya untuk memproduksi bunyi bahasa. Cabang yang kedua mempelajari
hal-hal yang istimewa dalam suatu bahasa atau dialek tertentu. Cabang yang ketiga
mempelajari perubahan-perubahan fonetik yang dialami oleh suatu bahasa dalam
sejarah pertumbuhannya. Cabang yang terakhir merupakan keseluruhan perangkat
kaidah yang menentukan ucapan yang baik berdasarkan norma ucapan yang diakui
oleh pemakai bahasa di suatu negara, masyarakat suatu unit budaya, atau suatu
kelompok sosial. Yang menjadi perhatian utama dalam modul perkuliahan ini adalah
ilmu fonetik umum yang mencakup fonetika fisiologis, fonetika akustik, dan
fonetika auditoris. Di antara tiga macam fonetika itu yang sangat berhunbungan
dengan pengajaran adalah fonetika fisiologis (fonetik artikulatoris).

Alat-Alat Ucap Manusia 3


Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen
linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin
negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat
memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di
Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk
menerjemahkan pidatonya ke bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik,
sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat.
Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional
adalah Paus Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu
memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut
berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup
belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat.

B. Alat Ucap

Pada bahasan sebelumnya telah disinggung bahwa bunyi bahasa dapat dipelajari
dengan berbagai cara: akustik, auditoris, fisiologis (artikulatoris), sehingga tumbuhlah
fonetik akustik, fonetik auditoris, dan fonetik artikulatoris. Fonetik artikulatoris
membicarakan cara-cara alat ucap membentuk berbagai bunyi bahasa. Dalam hal ini
yang terlebih dahulu untuk dipelajari adalah alat ucap dan bagian-bagiannya.
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan
menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi; dan (3) alat-alat lain yang
mendukung proses terjadinya bunyi bahasa.
1) Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan
dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat
membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian
bawah atau rahang bawah.
Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a) bibir bawah (labium);
b) gigi bawah (dentum);
c) ujung lidah (apeks);
d) depan lidah (front of the tongue);
e) tengah lidah (lamino);
f) belakang lidah (dorsum); dan
g) akar lidah.

2) Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan
bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap
yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a) bibir atas (labium);
b) gigi atas (dentum);
c) lengkung kaki gigi atas (alveolum);

Alat-Alat Ucap Manusia 4


d) langut-langit keras (palatum);
e) langit-langit lunak (velum); dan
f) anak tekak (uvula).

3) Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi
yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk alat-alat lain
antara lain:
a) hidung (nose);
b) rongga hidung (nasal cavity);
c) rongga mulut (oral cavvity);
d) pangkal kerongkongan (faring);
e) katup jakun (epiglotis);
f) pita suara;
g) pangkal tenggorokan (laring);
h) batang tenggorokan (trachea);
i) paru-paru;
j) sekat rongga dada (diafragma);
k) saraf diafragma;
l) selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m) bronchus.
Untuk memperjelas uraian tersebut, berikut ini digambarkan posisi alat bicara
manusia.

..

Alat-Alat Ucap Manusia 5


Fungsi utama bagian-bagian yang ada dalam gambar itu sesungguhnya bukanlah
sebagai alat pembentuk bunyi bahasa, melainkan sebagai alat pernafasan dan alat
pencernaan makanan. Di dalam fonetik, dambar itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu
alat pernafasan, tenggorokan, dan rongga supragotal. Bagian pertama mengatur keluar
dan masuknya udara; bagian kedua bekerja sebagai sumber bunyi bahasa; bagian
ketiga berfungsi sebagai resonator. Ketiga bagian alat bicara itu selalu bekerja sama
dalam pembentukan bunyi bahasa. Bila satu di antaranya bekerja tidak sebagaimana
mestinya, maka seluruh bagian alat ucap itu akan merasakan akibatnya.
Di dalam rongga dada kita mempuntyai paru-paru dan sekat rongga dada atau
diafragma yang mengatur keluar dan masuknya udara yang sangat penting artinya
dalam pembentukan bunyi bahasa. Dalam gerakan pernafasan udara keluar dan masuk
dengan bebas, tidak mengalami rintangan, dan tidak pula mengikuti perintah tertentu.
Pernafasan ketika orang tidur lelap tidak ada bedanya dengan pernafasan ketika
bangun dan sadar. Pembentukan bunyi bahasa lain lagi halnya. Baik pembentukan
maupun pemahaman bunyi bahasa harus diawali oleh suatu kegiatan mental. Tanpa
intelegensi mustahil bisa lahir bunyi bahasa. Bila seseorang merasa perlu untuk
menyatakan pikiran, perasaan, keinginan, atau hasil pengindraannya, maka otaknya
segera memberikan perintah kepada alat bicara yang memberikan reaksi dalam waktu
yang amat singkat sehingga terbentuklah bunyi-bunyi bahasa yang tersusun lancar
menurut kaidah tertentu sehingga mendukung makna yang sesuai dengan maksud
pemakai bahasa.
Tenggorokan dilengkapi dengan bagian yang sangat penting yang disebut selaput

Alat-Alat Ucap Manusia 6


suara atau pita suara. Selaput suara dapat diatur bentuknya dengan mudah, dan dapat
digetarkan oleh udara yang keluar maupun yang masuk ke paru-paru. Getaran selaput
suara dapat diketahui dengan jalan meletakkan tangan di tenggorokan (di bagian
jakun) waktu kita mengeluarkan bunyi tertentu.
Di bagian atas rongga tenggorokan terdapat rongga kerongkongan, rongga
mulut, dan rongga hidung. Ketiga alat itu disebut rongga spragotal yang berfungsi
sebagai resonator atau pengalun. Di dalam rongga supraglotal itulah sebagian besar
bunyi bahasa yaitu vokal, konsonan, semivokal, diftong, dan bunyi bahasa lainnya
dibentuk.
Udara dari paru-paru berhembus ke luar oleh adanya tekanan diafragma. Arus udara
itu keluar melewati tranchea, laring, pita suara dan faring. Kemudian arus udara dari
faring ini bisa terbelah menjadi dua yaitu lewat mulut atau hidung. Aliran udara yang
keluar dari paru-paru ini bisa bebas tanpa adanya halangan sebagai akibatnya,
timbulah bermacam-macam bunyi bahasa, antara lain adanya bunyi hambat (stop),
frikatif, lateral, dan sebagainya.
Alat bicara manusia antara satu dengan yang lain sanling berhubungan untuk
membentuk bunyi bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara
kemungkinan ada sangkut pautnya dengan alat lain. Berikut ini adalah fungsi-fungsi
yang dimaksud.
1) Paru-paru
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk menghembuskan udara
ke luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-paru biasa disebut sebagai motor
penggerak alat bicara.
2) Pita Suara
Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di tengah-
tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah
pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat berubah-
ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
a) posisi terbuka lebar
Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart terjadi pada pernafasan normal
saja.
b) posisi agak menyempit
posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
c) posisi menyempit
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara, misalnya [b], [d], [g], [j].
d) posisi tertutup
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan
[?].
3) Laring
Di dalam alert ini terdapat pita suara (vocal cord) yang melintang dari arah depan ke
belakang. Dengan demikian fungsi alat ini ialah untuk meneruskan aliran udara yang
berhembus dari paru-paru ke faring.
4) Faring
Fungsi alat ini yang utama ialah meneruskan aliran udara dari Pita suara. Akan tetapi

Alat-Alat Ucap Manusia 7


alat ini bisa membentuk bunyi bahasa hamzah setelah bersentuhan dengar akar lidah
(radik) sehingga bunyi senacam ini disebut bunyi faringal.
5) Lidah
Lidah merupakan salah satu artikulator yang sangat penting di dalam proses
pembentukan bunyi bahasa. Pentingnya lidah ini bisa dilihat dari bunyi yang
dihasilkannya bisa berupa vokal dan, konsonan. Vokal dihasilkan oleh gerak
perpindahan posisi lidah tanpa bersentuhan tiengan titik artikulasi. Jika gerak-gerak
perpindahan posisi ini bersentuhan dengan titik artikulasi, maka akan menghasilkan
bunyi konsonan.
6) Bibir
Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara langsung atau
tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara bibir bawah
dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar. Selanjutnya aliran udara
tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik
disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan
bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.

Alat-Alat Ucap Manusia 8


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Fonetik artikulatoris membicarakan cara-cara alat ucap membentuk berbagai


bunyi bahasa. Dalam hal ini yang terlebih dahulu untuk dipelajari adalah alat ucap dan
bagian-bagiannya. Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi
bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi;
dan (3) alat-alat lain yang mendukung proses terjadinya bunyi bahasa.

1)Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa
dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat
membentuk bermacam-macam posisi.

2)TitikArtikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan
bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas.

3)Alat-alatLain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik
artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa.

3.2 SARAN
Sebaiknya alat-alat ucap manusia dipelajarin dengan baik agar pembaca dapat
memperoleh pengetahuan tentangcap alat-alat ucap manusia secara fonologi.
Karena dalam kehidupan manusia dibutuhkan komunikasi yang baik, terutama dalam
berbicara yang diperlukan lebih memahami alat-alat ucap manusia.

Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan


keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar
dapat memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

Alat-Alat Ucap Manusia 9


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, alek dan Achmad HP. 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

-------. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Asdi Mahasatya.

-------. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dola, Abdullah. 2011. Linguistik Khusus Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit
UNM.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muslich, Masnur. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Alat-Alat Ucap Manusia 10

Anda mungkin juga menyukai