Anda di halaman 1dari 3

CINCIN SAHABAT

Persahabatan bukan hanya sebatas pertemanan sejati atau

Kata-kata indah yang diucapkan

Atau kenangan bersama?

Melainkan sebarapa dalam sahabat memahami kita sendiri

Ia seberapa dalam sahabat mengenal kita

Sampai hayat kita sahabat akan selalu ada.

Pada masa itu aku duduk di kelas SMK tepatnya awal masuk masa SMK karena saya
baru lulus dari SMP “Nur Amal”. Perkenalkan namaku “Hamzasyah” dengan senang saya
memperkenalkan diri kepada teman-teman dan teman-teman juga memperkenalkan dirinya. Ada
yang bernama “Suhendri dan Suhendro” mereka kembar tak searah hahaha pokoknya mereka
beda dari kembaran lain apalagi upin dan ipin, ada yang bernama “Subento” yang cita-citanya
pemain basket, ada yang bernama “Indah” ya indah sesuai namanya orangnya pun cantik hehe.
Pada masa SMK aku di kenal orang yang diam sebab baru masuk terus dan terus kami satu kelas
mulai akrab dan aku sendiri paling akrab dengan kembaran di kelasku kami sering duduk bareng
waktu istirahat dan yang palingku ingat waktu duduk sama kembaran itu ya pasti mereka bisa
buat ketawa gitu ihk lucu dehk. Hari terus berlalu tak terasa waktu ujian pun tiba, ujian yang
sangat susah bagi kami semua adalah bahasa Inggris karena gurunya galak jadikami gak paham
deh materinya. Waktu ujian aku dan Suhendri duduk bersama alias satu bangku dan kamipun
menyontek teman belakang kami sampai pada akhirnya teman belakang kami memberi contekan
terus sampai selesai ujian.Setelah selesai ujian aku dan kembaran itu pergi ke kantin orang lain
ke kantin makan kami cuman numpang duduk dan tiba-tiba ada seorang cewek dating yaitu
kakak kelas kami sendiri lalu ia berkata :

“Dek, ini tempat kami ya dek. Adek bisa pergi dari sini?” Aku terhenyak mendengar kata kakak
senior yang berlagak seperti mengusir kami.

“Gini kak, di kursi ini tidak ada tulisan kursi ini punya kakak jadi kami berhak dong kak duduk
disni”Jawabku jutek.

“Dek, tapi kakak mau duduk di sini!” Aku melihat kakak itu begitu memaksa.

“Boleh kok kak duduk di sini, tapi minta nomor hpnya kak, biar bisa jumpa kakak terus” Tukas
Suhendro gelagapan didepan kakak senior itu. Anehnya kakak itu memberi nomor hpnya dan
Suhendro mencatatnya langsung dan kami pun pergi tak bisa menahan tawa dengan tingkah laku
Suhendro.

Keesokan harinya kami menelpon kakak itu.


"Nama kakak Farida Indah Lestari, dek." Kemudian kakak itu memberitahu kami dia jurusan apa
dan tempat tinggalnya. Tidak lupa kami mengi-ingat sambil menertawakan tingkah kami.

dan telah mengetahui namanya, namanya ialah “Farida Indah Lestari” anak biologi B. Farida
orangnya manis wajar saja Suhendro meminta nomornya, Suhendro memang orang yang genit
berbeda dengan adiknya Suhendri yang pendiam seperti aku. Meskipun pendiam tapi Suhendri
tetap saja mengingatkan kakaknya untuk tidak tebar pesona kepada semua wanita di sekolah,
cara mengingatkannya pun cukup unik yaitu di pijakkan kaki kakaknya dan di jewer telinganya
meski malu tapi sang kakak tidak marah sama adiknya. Belakangan ini Suhendro sering pulang
cepat tidak seperti biasanya pulang lama seperti saya dan Suhendri ya kata Suhendri si kakaknya
sekarang sudah kerja di door smeer. Langsung saja aku dan Suhendri menuju ke door smeernya
dan ternyata ada Suhendro di sana, setelah di selidiki lebih lanjut ternyata Suhendro suka sama
kakak kelas tadi yang bernama “Farida Indah Lestari” dan ia berniat mengumpulkan dana buat
nonton bioskop berduaan uhk sosweetnya. Sampai pada saat waktunya pun tiba, Suhendro sudah
membelikan tiket untuk nonton bioskop dan tinggal memberikannya ke kakak itu dan Suhendro
mengajak saya dan Suhendri untuk ikut memberikannya. Sesampainya di kelas kakak “Farida
Indah Lestari” Suhendro pun memberikan kepada kakak itu namun kakak itu berkata “Maaf,
saya tidak ingin nonton bersama dengan adik kata teman-teman kakak adik genit sama wanita
lain” Suhendro membalas “Saya bukan genit kakak tapi saya perhatian sama mereka dan saya
serius sama kakak” kakak membalas “Iya dek, tapi kakak gak ada rasa suka sama adik melainkan
kakak ada rasa suka sama Hamzasyah”. Aku sendiripun terkejut dan Suhendro melihatku dengan
tatapan yang tidak bagus, tak lama kemudian kami pun pulang sekolah dan aku berusaha
menjelaskan kepada Suhendro kalau aku tidak tau apa-apa tetang yang di katakan kakak itu
namun Suhendro tidak memperdulikannya dan tidak perduli denganku lagi.

Aku sendiripun bingung apa yang harus aku lakukan tiba-tiba keesokan harinya sesampai
di kelas Suhendro dating dan aku menyapanya seperti biasa namun ia menendangku sekuat
tenaga dan akupun terjatuh di bawah merah dengan kaki yang terluka aku balik lari dan
memukulnya dan kamipun berkelahi hingga masuk ke ruangan “Bimbingan Konseling”,
langsung saja pada saat itu orang tua kami di panggil dan kami berduapun malu pada saat itu
nama kami jadi terkenal karena sebelum tidak ada yang pernah berantam di kelas sebelumnya
namun kami masih kelas 1 SMK pada saat itu sudah berantam. Keluar dari ruangan BK kami
senang namun tidak bagi Suhendro, setelah pulang sekolah ia memberikanku surat yang tertulis
“By One di Lapangan” aku pun terkejut dan langsung menuju kelapangan dan dilapangan rame
karena pada saat itu ada pekan. Tiba-tiba lagi dan lagi aku di tendang dari belakang ehk jadi
berdarah lagi kakiku, konstan langsung saja kami lanjutkan berantam sepuasnya sampai kami
lelah sendiri lalu Suhendri pun dating dan menampar kami. Langsung saja kakak bertanya
kenapa menamparnya? Suhendri pun menjawab “Karena kakak tidak punya otak” sang kakak
tidak terima akan hal itu dan menampar adiknya kembali namun sang adik tidak membalas
tamparan kakaknya, namun ia berkata “Hamzasyah itu baik kakak, sopan gak mungkin dia tusuk
kakak dari belakang supaya bisa dapetin kakak Farida, menurutku gak mungkin kak!”. Suhendro
pun terdiam dan konstan memeluk adiknya dan meminta maaf kepada adiknya dan kepadaku
akhirnya kamipun senang karena sudah kembali seperti sebelumnya.

Namun setelah itu, kakak Farida pun datang menuju kelas kami, kami pun terkejut pada
saat itu dan kakak itu membawa surat untuk diberikannya ke aku dengan polos aku pun
mengambil surat itu dan isinya “Untuk Hamzasyah, setelah pulang sekolah kita nonton bioskop
bareng ya oh iya bilang sama Suhendro kakak gak punya rasa sama dia namun kakak ada rasa
samamu”. Dengan cepat aku pun membalas surat kakak itu “Untuk kakak yang tidak ada rasa
sama Suhendro, saya tidak mau nonton bioskop sama kakak karena saya ada rasa sama Suhendro
jadi saya nonton sama Suhendro dan Suhendri saja oh iya kakak satu lagi Suhendro pernah
cemburu sama saya kakak iya sama saya sampai kami berantam sampai sekian kalinya tau gak
mengapa kami berantam kakak? Karena Suhendro sayang sama kakak dan dia cemburu sama
saya karena kakak suka sama saya, saya gak ada rasa suka sama kakak jadi maaf kakak kita tidak
bisa bersama”. Suhendro pun senang karena sudah tidak cemburu lagi akan hal itu, setiap hari
kami sering bermain bersama sering tidur di rumahku juga dan Ibuku senang karena di rumah
jadi ramai hingga pada suatu hari kami membuat surat “Untuk kita, Hamzasyah, Suhendro dan
Suhendri kita kenal dengan mudah, sahabat dengan mudah, berantam dengan mudah tau gak apa
yang susah dari kita? Iya yang susah itu kita menghilangkan kesenangan saat kita bersama kita
selalu senang meskipun sebelumnya ada kesedihan yang mendalam namun akhirnya teratassin
terimah kasih buat kita, kita mungkin tidak akan tetap bersama cara agar kita bersama ya foto
kopi surat ini karena kita bertiga secara bersama membuat surat ini pasti kita akan
mengingatnya”.

Anda mungkin juga menyukai