Kelas B Pagi
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat- Nya lah sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan Kritik Sastra” dengan tepat waktu.
Makalah ini penulis susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kritik Sastra yang
diampuh oleh ibu Melia, M.Pd. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis tentang Pendekatan Kritik Sastra. Tidak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Melia, M.Pd yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memyempurnakan makalah ini.
Pontianak,14 oktober
2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
PENDAHULUAN
Pada sebuah penelitian kritik sastra M.H. Abrams memaparkan bahwa kritik sastra
mempunyai bentuk, metode, dan orientasi atau dasar pendekatan kepada karya sastra. Kritik
sastra yang dilakukan oleh Abrams meliputi empat komponen utama, yakni realitas, karya
sastra, pencipta, dan pembaca (Taum, 1997: 17). Tidak hanya pendapat dari Abrams saja
namun, ada juga pendapat dari berbagai tokoh. Sehingga, banyak pendapat dan teori yang
yang dapat dijadikan pendukung dari teori Abrams tersebut.
Oleh sebab itu, dalam mengkritik sebuah karya sastra seseorang harus bisa memahami dan
memilih metode apa dan teori apa yang cocok pada sebuah karya sastra yang akan di kritik.
Sehingga seseorang yang akan mengkritik tidak serta merta hanya mengkritik namun, harus
dilandasi dengan pemahaman, teori, dan metode yang sekiranya cocok dengan sebuah karya
sastra tersebut sebagai pedoman untuk mengkritik karya sastra tersebut.
1.3 Tujuan
Ada tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui apa itu sastra dan kritik sastra
2. Kita dapat mengetahui krumitan apa saja yang dapat memberikan batasan tentang
sastra.
3. Memberikan pengetahuan tentang bebrapa pendekatan kritik sastra
4. Dapat mengetahui pertanyaan pemahaman dalam kritik sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan adalah sebuah kerangka berpikir dalam melakukan kritik, yang akhirnya akan
membentuk langkah kerja (teknik atau metode), sastra akan memberikan pengalaman dan
mengarahkan dirinya kepada perasaan, sedangkan kritis sastra cenderung untuk memberikan dan
memenuhi kebuhuhan, pikiran atau intelektual. Sastra itu sendiri meerupakan karya seni yang
mempunyai tujuan untuk membantu manusia menyingkapkan rahasia keadaannya, untuk
memberi makna eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran.
1. Pendekatan Mimesis
merupakan pencerminan atau representasi kehidupan nyata. Menurut Aristoteles, mimesis
lebih tinggi dari kenyataan, memberi kebenaran yang lebih umum, kebenaran yang
umumn kebenaran yang universal. Di Rusia, pendekatan ini memengaruhi kehidupan dan
menjadi ajaran resmi serta mengakui sastra mengemukakan realisme sosialis. Di
Indonesia sendiri, pendekatan ini diwakili oleh LEKRA(Lembaga Kebudayaan Rakyat)
pada permulaan tahun 1950 sampai tahun 1965. Pendekatan mimesis banyak diterapkan
di negara-negara komunis.
2. Pendekatan Pragmatik (Reseptif),
merupakan pendekatan yang memiliki prinsip sastra yang baik untuk memberikan
kesenangan dan faedah bagi pembacanya. Dengan kata lain, pendekatan ini fokus kepada
pembaca. Pendekatan ini menggabungkan antara unsur penglipur lara dengan unsur
didaktis. Di Indonesia, sejak dulu menganggapa aspek didaktis dan unsur keindahan
merupakan dua unsur yang penting.
3. Pendekatan Ekspresif,
pendekatan ini memfokuskan ke jiwa pegarang terhadap karya sastranya. Kemampuan
pengarang menyampaikan pikiran yang agung dan emosi yang kuat menjadi ukuran
keberhasilan. Yang menjadi tanah garapan para pengkritik adalah kejiwaan pengarang. Di
Indonesia, pendekatan ini dikenal dengan istilah kritik Ganzheit. FYI: Kritik Ganzheit
awalnya digunakan di musik.
4. Pendekatan Objektif(Struktural),
pendekatan ini terlepas dari soal pengarang dan pembaca. Pendekatan ini memandang
dan menelaah sastra dari segi intrinsik yang membangun suatu karya sastra, yaitu tema,
alur, latar, penokohan, dan gaya bahasa. Perpaduan yang harmonis antara bentuk dan isi
merupakan kemungkinan kuat untuk menghasilkan sastra yang bermutu. Di Indonesia,
melalui pendekatan struktural tercemin pada kelomok Rawamangun.
5. Pendekatan Semiotik,
merupakan penelaahan sastra dengan mempelajari setiap unsur yang ada di dalamnya,
tanpa ada yang dianggap tidak penting, serta melihat suatu karya sastra sebagai suatu
yang terikat kepada sistem yang dibentuknya sendiri, sehingga sistem yang ada di luarnya
tidak berlaku terhadapnya. Dalam semiotik, segala unsur yang ada dalam suatu karya
sastra dilihat sebagai bagian dari suatu sistem. Maka dari itu, karya sastra disusun
berdasarkan suatu sistem.
6. Pendekatan Sosiologis(The Sociological Approach),
pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan
masyarakat. Pendekatan ini lebih fokus memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan
yang terdapat dalam suatu karya sastra serta mempersoalkan segi-segi yang menunjang
dan pengembangan tata kehidupan.
7. Pendekatan Psikologis,
pendekataan penelaahan sastra yang menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat
dalam suatu karya sastra.
8. Pendekatan Moral,
pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa suatu karya sastra dianggap
sebagai suatu medium yang paling efektif membina moral dan kepribadian suatu
kelompok masyarakat. Moral diartikan sebagai suatu norma.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah diuraikan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
Pendekatan kritik sastra menentukan penilain karya sastra. Pendekatan ini sangat mempengaruhi,
karena akan menentukan arah atau corak kritik sastra. Menurut buku Atar Semi Pendekatan
kritik sastra terdiri atas: Mimetik, Pragmatik, Ekspresif, Objektif, Semiotik, Sosiologis,
Psikologis, dan Moral. Dan Menurut buku Suyitno pendekatan kritik sastra dibagi menjadi
pendekatan Objektif (memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri), Ekspresif (menitik
beratkan pada pengarang), Mimetik (selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan
realitas atau kenyataan), dan Pragmatik (memandang karya sastra terutama sebagai alat untuk
mencapai tujuan atau mendapatkan sesuatu yang diharapkan).
3.2 Saran
Karya sastra terdiri atas beragam jenis, yaitu puisi, prosa dan drama. Sedangkan karya sastra itu
sendiri merupakan sebuah keseluruhan yang mencakupi dirinya, tersusun dari bagian-bagian
yang saling berjalinan erat secara batiniah dan menghendaki pertimbangan dan analitis dengan
kriteria-kriteria intrinsik berdasarkan keberadaan kompleksitas, koherensi, keseimbangan,
integritas, dan saling berhubungan antara unsur-unsur pembentuknya.
DAFTAR PUSTAKA