Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH APRESIASI PUISI

CITRAAN / IMAJINASI

DALAM PUISI

DOSEN PENGAMPU :

SUSANTI MARISYA ,S.pd.,M.pd.

Di susun oleh :

Kelompok 8

Indah pratami putri ( 2110003744004 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS EKA SAKTI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdullilah penulis penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula,penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”citraan/pengimajinasian dalam puisi”yang
Insayallah tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi puisi.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampuh ibu Susanti Marisya ,S.Pd.,M.Pd Dan
kepada sahabat yang sacara langsung telah memberikan motivasi dalam pengembangan pikiran
melalui penulisan materi dari makalah ini.

Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang di tentukan.penulis menyadari


bahwa masih terdapat banyak ke kurangan.Maka dari itu ,kritik,saran dan masukan yang
membangun penulis sangat butuhkan untuk di jadikan pedoman dalam penulis butuhkan kearah
yang lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis
pada khususnya dan untuk semua kalangan pada umumnya.

Padang, November 2022

Penulis

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
2
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Citraan.................................................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Citraan.................................................................................................................7
B.Fungsi pencitraan.......................................................................................................................14
BAB III............................................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................................15
3.1 Simpulan..............................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orang yang belum mengetahui tentang citraan maka dari itu kami membuat makalah ini
sebagai pengetahuan dan penjelasan apa itu citraan. Dalam kehidupan sehari-hari citraan itu
sangat dibutuhkan untuk membuat suatu karya sastra, karena citraan merupan unsur instrinsik
dalam puisi. Puisi adalah karya sastra yang dapat dianalisis dari beberapa sudut pandang, mulai
dari ekspresi, bunyi, diksi, citraan, bahasa kias, dan lain-lai. Dengan memahami dari sudut
pandang tersebut, akan ditemukan citraan daripada puisi yang dibaca.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai citraan dalam puisis. Citraan adalah salah satu unsur
puisi yang erat kaitannya dengan bahasa kias, diksi, dan sarana retorik. Oleh karena itu akan
tercipta estetik dalam puisi dan dapat mencapai fungsi dalam puisi tersebut.

Menurut Caulay mengatakan puisi merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan kata-
kata sebagai media penyampian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi. Untuk menentukan
maksud dari sebuah puisi digunakan suatu citraan. Citraan atau pengimajian ini masih berkaitan
dengan permaslahan diksi. Artinya, pemilihan terhadap kata kata tertentu akan menyebabkan
timbulnya daya saran dan akan menyebabkan daya bayang pembaca terhadap suatu hal. Daya
bayang (imajinasi) pembaca tersentuh karena beberapa dari indera dipancing untuk segera
membayangkan sesuatu yang lewat dari bayang pembaca.

Citraan merupakan salah satu memafaatkan kembali di dalam sajak. Pemanfaatan citraan secara
baik dan tepat dapat menciptakan suasan kepuitisan. Menurut Pradop, gambatan angan sajak
disebut citra, atau disebut iamji (image), sedangkan setiap gambaran pikiran dan bahasa yang
menggambarkan disebut citraan (imagery). Sajak-sajak menyadarkan kekuatannya pada citraan
atau imagery seringkali disebut sajak-sajak imajis atau sajak-sajak suasana.

Pembahasan mengenai citraan akan kami kaji dalam sebuah makalah ini, semoga para pembaca
dapat memahami isi kandungan dari makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian citraan dalam sebuah puisi?

2. Apa saja jenis-jenis citraan dalam sebuah puisi?

3.Apa fungsi citraan dalam sebuah puisi?

4
1.3 Tujuan Penulisan

Sebagaimana rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tulisan ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan pengertian citraan dalam sebuah puisi

2. Menjelaskan jenis-jenis citraan dalam sebuah puisi

3.Menjelaskan fungsi citraan dalam sebuah puisi

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam penulisan ini terdapat beberapa manfaat penulisan, yaitu:

1. Memberi pengetahuan yang lebih dalam lagi mengenai pengertian dari citraan dalam
menganalisis sebuah puisi

2. Kita dapat mengetahui citraan apa saja yang terdapat pada sebuah puisi sehingga memudahkan
pembaca merasakan apa yang dirasakan penyair.

3.kita bisa mengetahui fungsi puisi dengan menganalisis puisi tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Citraan

Citraan atau pengimajian dalam puisi, untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk
menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan
pengindraan dan juga untuk menarik perhatian. Penyair menggunakan gambaran-gambaran angan
atau pikiran, di samping itu juga untuk digunakan alat kepuitisan yang lain.

Citraan adalah gambaran-gambaran angan yang ada di dalam sajak atau disebut imager. Citraan
ini ialah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Citraan merupakan
5
salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk memperkuat gambaran pikiran
dan perasaan. (Altenbernd, 1970:12), sedang setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji
(image). Gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai
(gambaran), yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh
mata, saraf penglihatan dan daerah-daerah otak yang bersangkutan. Hubungan ini, mungkin juga
berarti bahwa orang harus dapat mengingat sebuah pengalaman indraan atas objek-objek yang
disebutkan atau diterangkan.

Seperti dikemukakan Coombes (1980:42), hendaknya jangan berada di luar pengalaman kita,
misalnya sebuah imaji: hitam seperti rongga tenggorakan serigala! Orang belum pernah
mengalami berada di rongga atau bagian dalam tenggorokan serigala. Jadi, perumpamaan ini tidak
dapat menghidupkan gambaran.

Pengertiaan citraan adalah pesan yang dapat kita tangkap (terima) pada kalimat atau baris dalam
puisi. Citraan berhubungan dengan indra manusia. Penyair menggunakan gambaran angan-angan
atau pikiran dalam puisi untuk menimbulkan suasana khusus, untuk menghidupkan gambaran
dalam pikiran atau angan-angan, dan juga untuk menarik perhatian pembacanya. Gambaran atau
citraan dalam sajak itu dinamakan citraan (imagery), citraan ialah gambaran-gambaran dalam
pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Setiap gambaran pikiran disebut citraan/imaji
(image).

Gambaran angan-angan itu ada beberapa macam, yang dihasilkan oleh indra penglihatan,
pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Bahkan juga diciptakan oleh pemikiran dan
gerakan. Citraan yang timbul oleh penglihatan disebut citraan penglihatan atau imaji visual (visual
imagery), sedangkan yang ditimbulkan oleh pendengaran disebut citra pendengaran atau imaji
auditit (auditiory imagery), dan citraan yang terkait dengan sentuhan atau rabaan dinamakan citra
perabaan atau imaji taktil (tactik atau thermal imagery). Citraan yang jarang dipakai oleh penyair
yaitu citraan penciuman dan pengecapan. Selain dari itu ada juga citra gerak (movement imagery).
Citraan ini menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, namun digambarkan
menjadi sesuatu yang dapat bergerak ataupun gambaran gerak pada umumnya. Citraan dan gerak
ini membuat hidup dan gambaran menjadi dinamis.

Citraan juga merupakan salah satu sarana kepuitisan yang dipakai penyair untuk memperkuat
gambaran pikira dan perasaan pembaca. Sarana ini berkaita erat dengan pengalaman penyair yang
diterangkan pada puisi. Guna tercapai kesinambungan maksud, pengalaman pembaca juga
menjadi bagian dalam proses suatu pehaman puisi. Citraan bersifat deskriptif dan imajinatif yang
diwujudkan dalam bentuk kebendaan dan kata. Jika dilihat dari fungsi maka hadirlah sebuah
citraan yang bisa mengundang kembali ingatan pembaca atau pengalaman yang pernah dirasakan.
Oleh karena itu kehadiran citraan itu tidak membawa kesan baru dalam pikiran melainkan
melibatkan pembaca untuk terlibat dalam kreasi puitis. Dalam membangun sebuah citraan yang
menggugah perasaan, seorang penyair dapat melakukannya dengan dua cara yaitu, melalui
deskripsi dan pelambangan (metafora).

6
2.2 Jenis-Jenis Citraan

Gambaran-gambaran angan itu ada bermacam-macam, dihasilkan oleh indra peglihatan,


pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman.Bahkan juga diciptakan oleh pemikiran dan
gerakan. Jenis-jenis citraan dalam sebuah puisi sebagai berikut.

2.2.1 Citraan Penglihatan

Citraan penglihatan merupakan citraan yang bersentuhan dengan indera penglihatan. Citraan
penglihatan merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dalam puisi. Rangsangan yang
stimulus oleh citraan penglihatan kepada indera penglihatan akan menjadi bayangan imajinasi
yang tak terlihat seolah-olah nyata. Penyair yang banyak mempergunakan citra penglihatan
disebut penyair visual. Misalkan dalam sajak-sajak W.S. Rendra seperti ini.

Ruang diributi jerit dada (pendengaran)

Sambal tomat pada mata

Meleleh air racun dosa

2.2.2 Citraan Pendengaran

Citraan pendengaran merupakan citraan yang juga sering muncul dalam puisi yang dihadirkan
dengan mengurai atau mendeskripsikan bunyi. Penyair yang sering menggunakan jenis citraan ini
disebut sebagai penyair auditif. Misalnya yang berikut ini.

SEBAB DIKAU

Aku boneka engkau boneka

Penghibur dalang mengatur tembang

Di layar kembang bertukar pandang

Hanya selagu, sepanjang dendang

(1959: 11)

7
2.2.3 Citraan perabaan

Citraan perabaan berkenaan dengan aktivitas perabaan. Citra perabaan berkenaan dengan citraan
gerak bahwa melalui citraan ini kita seolah-olah dihadapkan dengan sebuah benda padat dan
selanjutnya dapat dipegang.

Subagio Satrowardojo:

HARI NATAL

Ketika keristos lahir

Dunia jadi putih

Juga langit yang semula gelap oleh darah dan jinah

Jadi lembut seperti tangan bayi sepuluh hari

Manusia berdiri dingin sebagai patung-patung mesir

Denga mata termangu ke satu arah.

(1982:28)

2.2.4 Citraan Gerak

Citraan gerak bisa menimbulkan hal yang ditandai terkesan gerak. Hal ini yang digambarkan
bergerak sebenarnya tidak bergerak, namun dilukiskan bergerak sehingga dilukiskan hidup dan
dinamis. Misalnya sajak Abdulhadi yang berikut.

SARANGAN

Pohon-pohon cemara di kaki gunung

pohon-pohon cemara

menyerbu kampung-kampung

bulan di atasnya

8
menceburka dirinya ke dalam kolam

membasuh luka-lukanya

dan selusin dua sejoli

mengajaknya tidur.

(1971:4)

2.2.5 Citraan Penciuman

Citra ini yang menonjolkan peran indera pembau. Citraan ini merupakan jenis citraan yang paling
jarang digunakan.

W.S. Rendra

NYANYIAN SUTO UNTUK FATIMA

Dua puluh tiga matahari

bangkit dari pundakmu

tubuhmu menguapkan bau tanah

(1976: 12)

2.2.6 Citraan pengecapan

Citraan pengecapan merupakan citraan yang berkenaan dengan indera pengecapan. Citraan jenis
ini juga jarang diguanakan dalam puisi.

Subagio Sastrowardojo

PEMBICARAAN

Hari mekar dan bercahaya;

yang ada hanya sorga. Neraka

adalah rasa pahit di mulut

waktu bangun pagi

(1982: 58)
9
Untuk memberi suasana khusus, kejelasan, dan memberi warna citra-citra (gambaran-gambaran)
yang selingkungan. Misalnya, memergunakan imaji-imaji perdesaan, alam, kekotaan dan
kehidupan moderen. Selain itu sajak yang menunjukkan adanya kesatuan citraan membuat jelas
dan memberi suasana khusus seperti citraan kesedihan dan citraan yang menunjukkan akhir hidup
manusia (menuju kematian).

Imaji-imaji kedeesaan seperti berikut ini.

BALLADA KASAN DAN PATIMA

Bila bulan limau retak

merataplah Patima perawan tua.

lari ke makan tanah mati

buyar rambutnya sulur rimba

di tangan bara dan kemenyan

......

Duh, bulan limau emas

desak-desakan wajahmu ke dadaku rindu

biar pupus dendam yang kukandung

panas bagai lahar, bagai ludah mentari

......

Bini kasan ludahnya air kelapa

......

Dan mata tiada nyala guna-guna

......

Anaknya tiga putih-putih bagai ubi yang subur

10
......

Dan kini ia lari kerna bau melati

lezat ludahnya air kelapa.

(1957:7-9)

Imaji kekotaan dan kehidupan modern:

NYANYIAN SUTO UNTUK FATIMA

Langit bagai kain tetoron yang biru

terpentang

berkilat dan berkilauan

.....

rohku dan rohmu

bagaikan proton dan elektron bergolak

(1976: 20)

Citraan yang menunjukkan kesedihan seperti berikut.

DUKA CITA

11
Yang memucat wajahnya

merenungi kelabu dinding kamar

yang ditinggal mati penghuninya

sedang di luar

angin terdiam

tak melihat kupu terbang

menjatuhkan madi di lidahnya

yang terasa getir

Angin tidak bekerja

ranting pohonan merunduk

menyesali daun kering yang terlepas

waktu perempuan berkerudung hitam

melangkah di atas daunan

berisik, menyayat hati burung

yang pecah telurnya

Tangan-tangan gadis

yang pucat mukanya

diam-diam meronce melati

sambil mengusap air mata

12
Di ujung desa

Jenazah sedang di sucikan

(Isyarat, 1976:51)

Citra yang menunjukkan akhir hidup manusia seperti berikut.

HARI TERAKHIR SEORANG PENYAIR, SUATU SIANG

Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu

Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun luruh, lebih bisu

Ada matahari lewat mengendap, jam memberat dan hari menunggu

Segala akan lengkap, segala akan lengkap, Tuhanku

Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tak tersua

Kemudian hari pun rembang dan tanpa cuaca

Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia

biarkan aku sibuk dan cinta berangkat dalam rahasia

1964

(Pariksit, 1971: 9)

13
B.Fungsi pencitraan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan fungsi citraan sebagai sarana


bahasa yang digunakan penyair untuk membangkitkan bayang pembaca guna
menangkap imajinasi dan gagasan penyair dengan memanfaatkan panca
indera sebagai media perwakilannya

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka hasil penulisan ini dapat disimpulkan


sebagai berikut:

1. Citraan adalah gambaran-gambaran angan yang ada di dalam sajak atau


disebut imager.Citraan merupakan salah satu sarana kepuitisan yang
digunakan oleh penyair untuk memberikan gambaran yang jelas,
menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih hidup gambaran dalam
pikiran dan pengindraan dan juga untuk menarik perhatian.

2. Gambaran-gambaran angan itu ada bermacam-macam, dihasilkan oleh


indra peglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman.
Bahkan juga diciptakan oleh pemikiran dan gerakan. Citraan yang timbul
oleh penglihatan disebut citra penglihatan, yang ditimbulkan oleh
pendengaran disebut citra pendengaran, dan sebagainya.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat memberi saran sebagai


berikut:
14
1. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca tentang
citraan dalam sebuah puisi, serta mengetahui gambaran dari puisi yang
disampaikan penyair.

2. Pembaca mengetahui bagaimana citraan dihasilkan melalui indra


peglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman, yang dapat
dianalisis dalam sebuah puisi.

DAFTAR PUSTAKA
Prandopo, Rachmat djoko. 2014. Pengkajian puisi. Gadjah mada university. Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai