Anda di halaman 1dari 18

UNSUR INTRINSIK

PUISI

TEMA
Pokok persoalan/gagasan pokok
yang diungkapkan penyair dalam
puisi

AMANAT
Yaitu pesan yang ingin disampaikan
oleh penyair melalui puisinya.

SUDUT PANDANG
Cara pengarang menempatkan diri
dalam menulis puisinya.

NADA dan SUASANA


Adalah sikap penyair yang diharapkan
terhadap pembaca.
Misalnya menggurui, menyindir, atau
hanya sekedar bercerita.
Nada dalam puisi dapat menimbulkan
suasana terhadap pembaca.
Misalnya nada duka dalam puisi dapat
menimbulkan suasana iba bagi
pembacanya.

IRAMA
Alunan yang terjadi karena
perulangan dan pergantian bunyi
( panjang pendek, keras lembut,
tinggi rendahnya nada)
Jika dalam bentuk tulisan bisa
berupa rima atau sajak.

PENGINDERAAN

Penglihatan
: menggunakan indera untuk
melihat ( mata)
Pendengaran : menggunakan indera untuk
mendengar (telinga)
Perabaan
: menggunakan indera untuk
merasakan dengan kulit/sentuhan (kulit)
Penciuman
: menggunakan indera untuk
membau (hidung)
Perasaan
: menggunakan indera untuk
merasakan sesuatu dengan hati.(perasaan/
hati)

TIPOGRAFI
Adalah tata wajah dalam puisi bisa
berupa bentuk puisi
Tipografi bentuknya ada yang
teratur ada pula yang tidak
teratur.

BAHASA
Pilihan kata dalam puisi sangat
diperhatikan agar puisi itu indah.
Biasanya digunakan ungkapan,
majas, peribahasa dan lain-lain.

Parafrase Puisi
Parafrase adalah mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
Caranya sebagai berikut.
1. Bacalah puisi berkali-kali hingga kamu paham akan
isinya.
2. Tambahkan kata-kata atau tanda baca-tanda baca
yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat,
penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai
dengan pemahamanmu terhadap isi puisi.
Penambahan kata-kata atau tanda baca ditulis dalam
tanda kurung.
3. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda baca yang
telah kamu tambahkan tadi) ke dalam bentuk prosa.

Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
siang tadi.
Karya: Taufiq Ismail

parafrase
Karangan Bunga
(Ada) tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu(,)
Datang ke Salemba
(pada) sore itu(.)
(Mereka berkata sambil menyerahkan sebuah karangan
bunga(:)
Ini dari kami bertiga(,)
Pita hitam pada (sebuah) karangan bunga(.)
Kami serahkan ini(,) sebab kami ikut berduka
bagi kakak (kami) yang ditembak mati
(pada) siang tadi.

Parafrase puisi Taufiq


Ismail sebagai berikut.
Pada suatu sore, datanglah tiga anak kecil
ke Salemba dalam langkah malu-malu.
Mereka menyerahkan sebuah karangan
bunga yang berpita hitam. Karangan
bunga itu diserahkan sebagai tanda ikut
berduka cita terhadap kakak mereka
(orang yang mereka anggap sebagai
kakak), yang telah ditembak mati pada
siang hari itu.

Unsur-unsur Intrinsik
Puisi Karangan Bunga
Karya Taufik Ismail
Tema

Tema
Kepahlawanan
Amanat
- Kita harus menghargai jasa para pahlawan
- Kita harus meneruskan perjuangan para
pahlawan
Sudut Pandang:
Orang ketiga

Nada dan suasana:


Nada sedih menimbulkan suasana
duka
Tipografi:
Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait,
bait pertama terdiri dari 4 baris,
bait kedua terdiri dari 5 baris
Irama:
Bait pertama bersajak a b c b
Bait kedua bersajak a a a b b

Penginderaan/Citraan/Imaji
Penglihatan: bait pertama baris 1-4
bait kedua baris 1-2
bait kedua baris 4-5
Perasaan: bait kedua baris 3

Bahasa:
1) Ungkapan/Pilihan Kata
Tiga anak kecil : tiga tuntunan rakyat
yang mekar dan baru lahir.
pita hitam sebagai tanda berduka
cita/berkabung
Kakak kami berarti orang yang
dianggap sebagai kakak. ( AR
Hakim)
Salemba: markas mahasiswa UI yang
tergabung dalam KAMI

2) Majas
Datang ke Salemba: Alegori
Pita hitam pada karangan bunga:
metafora

Anda mungkin juga menyukai