Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori, Apresiasi,
dan Pengajaran Sastra
Disusun oleh:
Abdul Haris Faisal 9905817002
Billy Antoro 9905817009
Billy Yonasis M. 9905817013
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Emzir, M.Pd.
Eva Leiliyanti, Ph.D.
PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih jauh apa yang menjadi isi pikiran dalam sebuah sastra.
Perkembangan pesat karya sastra di dunia terus bergulir dan makin maju
kreatif, berwawasan luas, dan bahkan bisa menjadi pemimpin yang baik
moral yang terungkap dan dapat dijadikan kajian dan renungan bagi
untuk menyerap dan mengolah pengaruh dari luar. Karya sastra selalu
dalam kehidupan bermasyarakat.
sastra dan hakikat teks sastra yang terdiri atas sub bagian:
1
B. Masalah yang dibahas
berikut.
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
genre sastra, jenis teks, wacana, teks primer dan teks sekunder.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Sastra
masing berdasarkan kata “littera” dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan
atau sarana. Sehingga, sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk
atau pengajaran. Sebuah kata lain yang juga diambil dari bahasa
Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti buku (Teeuw,
1984: 22-23).
3
Pengertian tentang sastra sangat beragam. Berbagai kalangan
dokumen tertulis dapat dikategorikan sebagai sastra dalam arti kata yang
lebih tepat. Oleh karena itu, biasanya mencakup kata sifat tambahan
seperti "estetika" atau "artistik" untuk membedakan karya sastra dari teks-
yang tertulis; pemakaian bahasa dalam bentuk tulis. Sementara itu, Jacob
dan dari ke-5 pengertian tersebut dibatasi menjadi sebuah definisi. Sastra
membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Secara lebih rinci lagi, Faruk
sebagai segala hasil aktivitas bahasa yang bersifat imajinatif, baik dalam
4
bahwa sastra memiliki tafsiran mimesis. Artinya, sastra yang diciptakan
Mempelajari sastra mau tidak mau harus mengetahui apa manfaat sastra
karya seni ini, pada akhirnya kita dapat membedakan mana karya yang
kita pahami, pada akhirnya harus bermuara pada kenyataan bahwa sastra
yang ditulis pada kurun waktu tertentu memiliki tanda-tanda, yang kurang
2. Teks Sastra
lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra lisan dan ada pula
sastra tulis.
5
Terdapat enam faktor yang menentukan sebuah teks sastra. Faktor
penerima, (3) pesan (teks itu sendiri), (4) kenyataan atau konteks yang
diacu, (5) kode, dan (6) saluran. Sementara itu, terdapat empat jenis teks,
yakni: (1) teks acuan, (2) teks ekspresif, (3) teks persuasif, dan (4) teks-
teks mengenai teks. Teks acuan dibedakan lagi menjadi tiga, yakni: (1)
buruknya teks, tetapi ia bersama para ahli estetika dan juga kritikus
1. Genre
pada salah satu dari tiga literatur klasik bentuk-bentuk epik, drama, atau
merupakan prekursor dari novel modern (yaitu, prosa fiksi) karena fitur
sudah tua ini, klasifikasi yang masih digunakan, kecenderungan saat ini
6
"fiksi," atau "prosa fiksi" untuk film bentuk sastra yang relatif muda dari
bentuk puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Penjelasan tentang
sejarah sastra.
b) Fiksi atau prosa naratif: Fiksi atau prosa naratif adalah karangan
7
pencahayaan (Mario, 1999: 44). Drama adalah proses lakon
luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu
perubahan nasib.
yang lain. Ada sedikit perbedaan antara roman dan novel, yakni
8
bahwa bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman,
9
daya imajinasinya, yang memang menjadi ciri khas karya
sastra.
10
kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya.
diungkapkan.
terpahami.
11
misalnya peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh selama
sastra. Apa yang disebut karya sastra selama ini hanya menyangkut
karya-karya imajinasi saja. Hal ini bisa kita lihat dari pemahaman
2. Jenis Teks
a) Teks Sastra
Teks sastra adalah teks-teks yang disusun dengan tujuan artistik
bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra lisan dan ada
pula sastra tulis. Kajian ini berfokus pada kajian sastra tulis.
b) Teks Nonsastra
pengertian saja. Tidak ada tambahan makna lain dari kata-kata yang
arti primernya. Bahkan sering kali terjadi justru makna sekundernya yang
12
ganda dari pembacanya. Hal itu terjadi karena sifat konotatif bahasa
sastra, berbeda dengan bahasa nonsastra yang tidak memiliki sifat multi-
3. Wacana
adalah kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau
2012: 244). Wacana dan teks merupakan sinonim yang mana dalam
khusus dalam sastra (Ratna, 2007: 608). Jadi dapat disimpulkan wacana
13
Struktur generik adalah struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-
wacana yang sering kita jumpai dapat kita kelompokkan dalam tiga
seperti; (a) Naratif itu sendiri, (b) Rekon, (c) Anekdot, (d) Spoof, (e) dan
Item berita (news item). Genre di atas dibuat dengan tujuan untuk
menceritakan sesuatu.
seperti; (1) Eksposisi Analitik, (2) Eksposisi Hortatorik, (3) Diskusi serta (4)
14
C. Teks Primer dan Teks Sekunder
objek artistik, atau sumber utama, dan perlakuan ilmiahnya dalam teks
tradisional analisis dalam kritik sastra, termasuk teks dari semua genre
1. Teks Primer
dan akan dianalisis oleh peneliti. Contoh teks (data) primer adalah
2. Teks Sekunder
ilmiah.
15
Beberapa sumber yang dapat didapatkan dari media penerbitan
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
sebuah karya seni. Kelima, setelah empat karakteristik ini kita pahami,
prosa naratif, dan drama. Genre yang termasuk dalam karya sastra
17
koherensi berkesinambungan yang disampaikan secara lisan atau
tulisan.
teks yang datanya akan digunakan atau diambil secara langsung dan
akan dianalisis oleh peneliti. Contoh teks (data) primer adalah novel
dan cerpen.
teks (data) yang akan digunakan atau diambil secara tidak langsung
atau melalui perantara dan akan dianalisis oleh peneliti sering disebut
18
DAFTAR PUSTAKA
Emzir dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Depok:
Rajagrafindo Persada.
Routledge.
19