Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra merupakan salah satu hasil dari cipta, rasa, dan karsa
manusia. Keberadaan sastra dalam kehidupan manusia telah menyedot
perhatian dari para penikmat seni. Sebagai salah satu seni, sastra memiliki
konsep dasar yang menjadikan sastra berbeda dengan seni lainnya. Ada
empat konsep dasar yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: (1)
pengertian sastra, (2) hakikat sastra, (3) ciri khas sastra, (4) nilai sastra,
dan (5) bahasa karya sastra. Menurut Fananie (2002: 3-4) banyak definisi
sastra yang telah dikemukakan oleh para ahli sastra. Pada dasarnya,
definisi sastra mempunyai dasar pengertian yang sama meskipun diuraikan
dengan kalimat dan bahasa yang berbeda. Sastra juga memiliki nilai-nilai
yang membentuk karakter manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sastra?
2. Apakah yang dimaksud dengan hakikat sastra?
3. Apa saja ciri khas dari sastra?
4. Apa saja nilai khas sastra?
5. Apakah yang dimaksud dengan bahasa karya sastra dan apa saja
ciri-cirinya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sastra.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat sastra.
3. Untuk mengetahui apa saja ciri khas sastra.
4. Untuk mengetahui apa saja nilai khas sastra.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa karya sastra
dan apa saja ciri-cirinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SASTRA
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang
berarti intruksi atau ajaran dan tra yang berarti alat atau sarana. Teks sastra juga
tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Bisa disimpulkan
bahwa sastra adalah sebuah teks yang berisi tentang intruksi ajaran yang merujuk
pada kesusastraan atau tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pengertian menurut para ahli:
a. Menurut Panuti Sudjiman (1986), Sastra sebagai karya lisan atau tulisan
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
b. Menurut Mursal Esten (1978), Sastra atau Kesusastraan adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
c. Menurut Plato, Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam
semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai
sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide
Pengertian sastra menurut pendapat kelompok kami, sastra adalah suatu karya
tulisan yang memiliki unsur keindahan tertentu dan digunakan sebagai pedoman
atau intruksi dalam kehidupan manusia.

B. HAKIKAT SASTRA
Sastra secara etimologi diambil dari bahasa-bahasa Barat (Eropa) seperti
literature (bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur (bahasa Jerman),
dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura (bahasa
Latin) yang sebenarnya tercipta dari terjemahan kata grammatika (bahasa
Yunani). Litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan kata “littera”
dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan atau letter).
Dijelaskan juga, sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti mengarahkan,
mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra
yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Sehingga, sastra
berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran. Sebuah kata lain yang
juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti
buku (Teeuw, 1984: 22-23).

2
Pendapat Ahli
Sumardjo & Saini (1997: 3-4) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan
pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,
keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, 11
pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau
ungkapan, bentuk dan bahasa.

FUNGSI SASTRA
Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan
bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang
disuguhkan oleh karya seni lainnya. Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu
kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga memberikan manfaat
keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan persepsi.
Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada
peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.

Dalam kehidupan masyarakat sastra memilik beberapa fungsi, yaitu: 


1. Fungsi rekreatif
Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena
mengandung unsur keindahan.
2. Fungsi didaktis
Sastra memiliki fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dan
mengandung unsur kebaikan dan kebenaran.
3. Fungsi estetis
Sastra memiliki unsur dan nilai-nilai keindahan bagi para pembacanya.
4. Fungsi moralitas
Sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang yang
baik dan yang buruk serta yang benar dan yang salah.
5. Fungsi religius
Sastra mampu memberikan pesan-pesan religius untuk para
pembacanya.

MANFAAT SATRA UNTUK PEMBELAJARAN

Manfaat sastra adalah untuk menyampaikan pesan emosi, maksudnya


membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Manfaat sastra dalam
pembelajaran:

1.      Memberikan motivasi kepada siswa


2.      Memberi akses pada latar belakang budaya
3.      Memberi akses pada pemerolehan bahasa
4.      Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa
5.      Mengembangkan kemampuan interpretatif siswa

3
6.      Mendidik siswa secara keseluruhan.
C. CIRI KHAS KARYA SASTRA
Luxemburg menjelaskan beberapa ciri yang selalu muncul dari definisi-definisi
yang pernah diungkapkan, yaitu:
a. Sastra merupakan ciptaan atau kreasi, bukan pertama-tama imitasi.
b. Sastra bersifat otonom (menciptakan dunianya sendiri), terlepas dari dunia
nyata.
c. Sastra mempunyai koherensi atau keselarasan antara bentuk dan isinya.
d. Sastra menghidangkan sintesa (jalan tengah) antara hal-hal yang saling
bertentangan.
e. Sastra berusaha mengungkapkan hal yang tidak terungkapkan.

Karya sastra secara umum memiliki beberapa ciri, antara lain.


1. Sastra memberikan hiburan. Karya sastra yang baik selalu menyenangkan
untuk dibaca, ingin selalu mengulangi membacanya. Hiburan yang
diberikan karya sastra adalah hiburan spiritual.
2. Sastra menunjukkan kebenaran hidup manusia. Sastra dihargai karena
berguna bagi hidup manusia. Sastra mengungkapkan berbagai pengalaman
manusia agar manusia lain dapat memetik pelajaran baik dari padanya agar
manusia menjadi lebih mengerti manusia lain.
3. Sastra itu melampaui batas bangsa dan zaman. Kitab sastra Mahabarata
dan Ramayana menceritakan kejadian beberapa ratus tahun sebelum
Masehi tetapi cerita tersebut masih tetap digemari orang dalam abad kedua
puluh ini. Ini berarti sastra tersebut melampaui batas zamannya. Ia
digemari manusia sepanjang abad karena ia menceritakan pengalaman
manusia yang akan terjadi berulang-ulang. Persoalan terjadinya perang,
kehilangan suami yang gugur dalam perang, kebaktian kepada guru,
adanya manusia serakah yang merebut milik kita, semua itu akan terus
dialami manusia. Jadi, karya sastra yang baik adalah karya yang
mempersoalkan hakikat permasalahan manusia. Meskipun Mahabharata
ditulis oleh orang Hindu dan tentang agama Hindu, tetapi berhasil
membicarakan hal-hal yang menjadi masalah orang-orang di luar agama
itu.
4. Isinya dapat menggambarkan akan manusia dengan berbagai bentuk
permasalahannya.
5. Tatanan bahasa yang baik dan indah. Cara penyajiannya dapat memberi
kesan yang menarik bagi pembaca.

Akhir-akhir ini sastra digolongkan menjadi dua berdasarkan isinya yaitu sastra
imajinatif dan sastra non-imajinatif.
Sastra imajinatif mempunyai ciri:
a. Isinya bersifat khayali.
b. Menggunakan bahasa yang konotatif.
c. Memenuhi syarat-syarat estetika seni.

4
Sedangkan sastra non-imajinatif mempunyai ciri-ciri:
a. Isinya menekankan unsur faktual/ faktanya.
b. Menggunakan bahasa yang cenderung denotatif.
c. Memenuhi unsur-unsur estetika seni.

Ciri-Ciri Karya Sastra Lama:


1. Ceritanya berpusat pada kehidupan istana (istana sentris)
2. Terikat oleh aturan-aturan yang ada (terutama puisi)
3. Dibidang prosa kebanyakan bersifat khayal
4. Sifatnya statis (tidak berkembang)
5. Tanggal dan nama pengarang tidak dituliskan
6. Lebih menonjolkan kehidupan kolektif daripada individual (milik
bersama)
7. Bersifat anonim (nama pengarangnya tidak dikenal)
8. Bersifat lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari
mulut ke mulut (leluri)
9. Tema karangan bersifat fantastis
10. Bahasa yang digunakan klise (masih sama seperti itu-itu saja)
11. Memiliki rima

Ciri-Ciri Karya Sastra Baru:


1. Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
2. Bahasanya tidak klise
3. Proses perkembangan dinamis
4. Tema karangan bersifat rasional
5. Bersifat modern / tidak tradisional
6. Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)

D. NILAI NILAI KARYA SASTRA


1. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong
orang untuk berbuat positif di dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai
pendidikan yang tersirat ataupun tersurat dalam sebuah karya sastra
diharapkan dapat mengembangkan karakter yang baik, berpikir positif, dan
berbudi pekerti luhur.
2. Nilai Religius
Menurut Nurgiyantoro (2002:326) nilai religius merupakan sudut yang
mengikat manusia dengan pencipta alam dan seisinya. Nilai-nilai religius
bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan
agama dan selalu ingat pada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung
dalam sebuah karya sastra dimaksudkan agar pembaca atau pendengar

5
tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang
bersumber pada nilai-nilai agama.

3. Nilai Moral
Nilai moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pada pembaca
atau pendengar karya sastra yang biasanya berisi tentang nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, dan lainnya.
4. Nilai Sosial
Menurut Nurgiyantoro (2002: 326) nilai sosial berkenaan dengan nilai
kemasyarakatan. Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari
perilaku sosial atau tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap
seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya, yang ada
hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial
kemasyarakatan. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan
individu lain dalam kelompok masyarakat.

E. BAHASA KARYA SASTRA


Dalam karya sastra, bahasa bukan hanya merupakan sastra komunikasi
belaka, tetapi lebih dari itu bahasa juga merupakan saran untuk mencapai nilai
estetis. Bahasa sebagai media pengucapan yang mampu menimbulkan kesan,
keindahan sangat dipentingkan dalam suatu karya sastra. Kemampuan
mengeksploitasi bahasa dalam segala dimensilah yang membedakan karya sastra
dengan karya-karya lainnya.
Ciri-ciri bahasa karya sastra yaitu:
1. Bersifat konotatif
Konotatif adalah kata yang memiliki pengertian tambahan atau arti
sekunder di samping arti primernya. Nilai konotasi yang lebih luas dari
pengertian denotasi amat penting dalam karya sastra. Setiap kata yang
dipilih boleh diasosiasikan kepada berbagai pengertian. Oleh sebab itu di
dalam sastra tidak ada pengertian yang sama bila ditinjau dari sudut kesan
sensitivitas, dari sudut bunyi, dan dari sudut lambang. Setiap pilihan kata
mempunyai pengertian tersendiri, misalnya kata cantik, molek, bagus,
baik, anggun, indah, dari sudut denotasi mungkin artinya sama, tetapi
kesan kata-kata ini memiliki sensitivitas berbeda.
Contoh:
Senja= menggambarkan kemurungan, ketuaan, kemuraman,
keterlambatan, dan kematian.

2. Ekspresif
Ekspresif artinya mempunyai kemampuan mengungkapkan jiwa, perasaan,
gagasan pengarang.
Contoh:    
Sendiri adalah kegelisahan
Gelap dan pekat kudekap tanpa mengerti
Dua baris sajak itu sudah cukup untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
oleh pengarang bahwa sendiri itu benar-benar tidak menyenangkan,

6
menimbulkan rasa gelisah, resah, sedih, sepi, kesepian, bingung, serba
salah, dan lain-lain.

3. Sugestif
Sugestif artinya secara sadar atau tidak, langsung atau tidak, bahasa
maupun menyarankan , mempengaruhi jiwa/perasaan/asosiasi
pembaca/pendengar.

Contoh:     
Bedah perutnya masih setan ia.
Meskipun perutnya sudah terluka parah tetapi masih mengamuk seperti
setan. Kata bedah perut member sugesti betapa ngerinya luka yang
diderita. Kata setan member sugesti lupa diri.

4. Bersifat simbolis
Bahasa kesusastraan lebih bersifat simbolis, artinya bahasa sastra bukan
saja mengungkapkan yang tersurat, tapi juga mengungkapkan makna yang
tersirat. Hal ini berbeda dengan bahasa kewartawanan yang lebih bersifat
literal.

5. Bersifat multitafsir
Multitafsir artinya berpenafsiran ganda. Bahasa dalam sastra cenderung
mengundang penafsiran ganda dari pembacanya. Hal itu terjadi karena
sifat konotatif bahasa sastra serta pengalaman masing-masing pembaca
berbeda dan beragam. Bahkan secara ekstrem sering dikatakan bahwa
keberhasilan suatu karya sastra dapat dilihat dari ada tidaknya sifat
penafsiran ganda.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali para
ahli yang mendefinisikan pengertian sastra. Sastra memiliki unsur-unsur berupa
pikiran, 11 pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan),
ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa. Fungsi sastra harus sesuai dengan
sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda
dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya. Sastra juga
memiliki berbagai manfaat dalam pembelajaran. Sastra memiliki ciri-ciri
berdasarkan penggolongannya. Nilai-nilai dalam karya sastra memiliki unsur
positif untuk mengajarkan kebaikan dalam kehidupan.

B. SARAN
Sastra memiliki banyak manfaat untuk dipelajari. Ada baiknya kita
memahami dan mendalami sastra karena di dalam karya sastra ada banyak nilai-
nilai positif.

8
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Emi. 2015. Nilai-Nilai Sastra (Bengkulu) sebagai Konstribusi
Pembentukan Karakter Bangsa. Hal. 77-78. Pada tanggal 7 September 2019.
Amir. 2010. Pengertian Kesusastraan (file.upi.edu)
Anonim (November 2009). Pengertian dan Fungsi Sastra. Dikutip 7 September
2019 dari http://sheltercloud.blogspot.com/2009/11/pengertian-dan-fungsi-
sastra.html
Anonim (Agustus 2011). Definisi dan Hakikat Sastra. Dikutip 7 September 2019
dari http://phianz1989.blogspot.com/2011/08/definisi-dan-hakikat-sastra.html
Anonim (5 Januari 2012). Hakikat Sastra. Dikutip 7 September 2019 dari
http://asain-casas.blogspot.com/2012/01/hakikat-sastra.html
Anonim (19 Oktober 2014). Bahasa Formal dan Bahasa Sastra. Dikutip 7
September 2019 dari https://www.rumpunsastra.com/2014/10/bahasa-formal-dan-
bahasa-sastra.html?m=1
Anonim (13 Agustus 2015). Pengertian dan Ciri-Ciri Bahasa Sastra. Dikutip 7
September 2019 dari https://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-dan-
ciri-ciri-bahasa-sastra.html?m=1
Anonim. Tanpa Tahun. Tinjauan Umum terhadap Karya Sastra, Unsur Unsur
Karya Sastra, Latar dan Kondisi Prefektur Hiroshima. Universitas Sumatra Utara
(sumber: repository.usu.ac.id)
Anonim. Tanpa Tahun. Landasan Teori (Sumber: digilib.unila.ac.id)
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Express.
Sadili, Hasan (3 Oktober 2009). Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut
Para Ahli. Dikutip 7 September 2019 dari
https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-
dan-menurut-para-ahli/
Umar Azhar. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Kemendikbud (Sumber:
http://www.usd.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai