Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAKIKAT DAN KONSEP DRAMA”

Dosen Pengampu : Ita Khairani S.Pd., M.Hum

Disusun Oleh : Kelompok 1


Lilia Septia Ningsih NIM 2181210001
Febe Angelica Simanjuntak NIM 2181210002
Jefri Fernando Purba NIM 2181
Nova Krisnawati Simbolon NIM 2182210003
KELAS : SASTRA INDONESIA A 2018
MATA KULIAH : APRESIASI DRAMA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI, 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Hakikat dan Konsep Drama” dengan baik dan selesai pada waktu yang ditentukan. Makalah ini
kami buat sebagai tugas kelompok mata kuliah"Apresiasi Drama"
Kami sadar bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, karena keterbatasan ilmu
yang kami miliki, kami memohon maaf atas segala kekurangan dari tugas yang kami perbuat ini.
Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan berupa
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi saya sebagai penulis maupun bagi
pembaca.

Medan, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Drama………..…...……...…………………………………………...…...….2
B. Sejarah Drama ...................................................................................................................2
C. Hakikat Drama…………….………………………………………………..……….…...3
D. Unsur-Unsur Drama………………………….………………………………..………...4
E. Jenis-Jenis Drama...…………………………….………………………………..………6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra (drama) secara sungguh-sungguh
sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang
baik terhadap karya sastra (drama) (Effendi, 2002). Di dalam mata kuliah Apresiasi Drama
Indonesia diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian apresiasi dan mengaplikasikannya
dalam pembelajaran drama.
Pemilihan naskah drama ini didasari oleh beberapa faktor yaitu: pertama penulis naskah
drama ini adalah Nobertus Riantiarno yang merupakan salah satu penulis naskah drama yang
direkomendasikan oleh dosen pengampu untuk diapresiasi, kedua cerita di dalam naskah drama
ini menceritakan seputar kehidupan keluarga, ketiga naskah drama ini termasuk ke dalam bentuk
naskah drama yang tidak terlalu sulit diapresiasi dan dipertunjukkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Apresiasi Drama?
2. Apa hakikat dari Apresiasi Drama?
3. Apa saja objek kajian Apresiasi Drama?
4. Apa saja manfaat dari Apresiasi Drama?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui isi dari naskah drama tersebut.
2. Agar penulis dan pembaca dapat mengambil pelajaran dari pesan moral dalam naskah
drama tersebut.
3. Agar penulis dan pembaca mendapatkan pengalaman baru melalui kegitan apresiasi
dan pertunjukkan drama tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DRAMA
Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Istilah
untuk drama di masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut tonil itu. Tonil kemudian diganti
dengan istilah-play yang dikembangkan oleh PKG Mangku VII. Drama berasal dari kode dalam
bahasa Jawa dan wara. Sandi berarti rahasia, sementara wara (warah) berarti mengajar. Maka
istilah menyiratkan ajaran teater yang dilakukan oleh simbol. Pengertian Drama Menurut Para
Ahli :
a) Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan
langsung dalam tindakan).
b) Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia
dalam gerakan.
c) Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau
gerakan.
d) Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik
secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana.
e) Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan
kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.
B. SEJARAH DRAMA
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian,
sebuah buku yang berjudul A History of the Theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan
pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno.
Teks Piramid yang bertanggal 4000SM adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu
saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero
menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.

2
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama.
1) Teori Pertama
Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara religius primitif yang
dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih
drama. Para pendeta sering memerankan mahluk super alami atau binatang dan kadang –
kadang meniru akting berburu, misalnya. kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ratus
dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-
mite itu merupakan dasar dari banyak drama.
2) Teori Kedua
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam
seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-
perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin
lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa
sementara koor makin lama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai
terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.
3) Teori Ketiga
Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk
bercerita. Kisah–kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan
kembali kisah–kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan
yang telah gugur.
C. HAKIKAT DRAMA
            Drama adalah perasaan manusia yang beraksi di depan mata kita. Itu berarti bahwa aksi
dari suatu perasaan mendasari keseluruhan drama. Drama dapat juga menggunakan bahasa yang
imajinatif atau analitik. Karena itu dapat ditulis dalambentuk puisi atau dalam bentuk prosa,
tetapi tanpa aksi atau perilaku gerak drama tidak ada. Bahkan bisa dikatakan drama bisa terjadi
tanpa bahasa, namun tidak mungkin tanpa adanya gerak dan laku (aksi). Drama tidaklah
menekankan pada pembicaraan tentang sesuatu, tetapi yang paling penting adalah
memperlihatkan atau mempertontonkan sesuatu melalui tiruan gerak.( Atar semi, 1993: 156)

3
Drama berasal dari bahasa yunani” draomai” yang berarti     berbuat,berlaku, bertindak
atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action. Dalam kehidupan sekarang, drama
mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah apakah drama ditinjau sebagai salah satu genre
sastra, ataukah drama itu sebagai drama itu sebagai cabang kesenian yang mandiri.(Herman
Waluyo, 2002: 2) Memabagi drama pentas ( jenis kesenian mandiri  integrasi dari berbagai jenis
kesenian: musik,  rias,  tata lampu, dekor,  dsgny) dan drama panggung ( salah satu genre sastra
yang disejajarkan dengan jenis puisi dan prosa. Drama tradisional tidak menggunakan naskah,
unsur action, pagelaran,  pemeranan merupakan faktor utama. Konflik manusia merupakan dasar
lakon, baik yang dituliskan maupun yang langsung dipagelarkan. Konflik diwujudkan dalam
bentuk dialog/bahasa tutur, Marjorie menyebutnya bahasa tutur sebagai salah satu aspek  penting
disamping naskah dan pementasan.  Dalam pagelarannya, bahasa tutur hidup dengan keterlibatan
fisik dan mental pemainnya.
Rendra,1993 : 97 mengatakan bahwa drama atau sandiwara adalah seni yang
mengungkapkan pikiran atau perasaan orang dengan mempergunakan laku jasmani, dan ucapan
kata-kata. Harymawan, (1988;  2) menyampaikan bahwa kata drama berasal dari bahasa Yunani
draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya; dan drama  berarti:
perbuatan, tindakan.

D. UNSUR-UNSUR DRAMA
Berikut adalah unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah drama:
1. Tema
Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan dari drama itu sendiri.
2. Setting atau latar
Setting atau latar meliputi tempat, waktu dan suasana dari kejadian yang berlangsung
dalam drama tersebut.
3. Alur atau plot
Alur atau plot adalah jalinan cerita dari sebuah drama. Alur atau plot dibagi menjadi tiga:
a) Alur maju yaitu menjelaskan cerita runtut dari awal sampai akhir tanpa adanya
flashback.

4
b) Alur mundur (flashback) yaitu menjelaskan jalinan cerita yang dimulai dari kisah
terakhir dari sebuah drama.
c) Alur campuran yaitu menjelaskan jalinan cerita secara campuran, adakalanya
maju, adakalanya mundur.
4. Penokohan atau perwatakan
Penokohan yaitu orang-orang yang menerjemahkan dan sekaligus menghidupkan setiap
deretan kata-kata dari sebuah naskah drama dan disertai watak atau sifat-sifatnya.
Penokohan dibagi menjadi:
a. Berdasarkan peran terhadap jalan cerita:
 Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang pertama-tama menghadapi
masalah. Tokoh ini biasanya didudukkan penulis sebagai tokoh yang memperoleh
simpati pembaca/penonton karena memiliki sifat yang baik.
 Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.
 Tokoh tritagonis disebut juga tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis
maupun antagonis.
b. Berdasarkan peran dalam lakon serta fungsinya:
 Tokoh sentral adalah tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh
sentral merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah
tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
 Tokoh utama adalah pendukung atau penentang tokoh sentral. Mereka dapat
berperan sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini, yang berperan sebagai
tokoh utama ialah tokoh tritagonis.
 Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau
tambahan dalam mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini hanya menurut
kebutuhan cerita. Tidak semua lakon drama menghadirkan tokoh pembantu.
5. Amanat
Yaitu pesan yang disampaikan penulis melalui drama tersebut. Biasanya berisi pesan-
pesan yang baik.

5
6. Bloking atau akting
Adalah segala kegiatan pemain drama diatas panggung.
7. Tata pentas
Tata pentas dalam pementasan drama biasanya disesuaikan dengan kebutuhan lakon dan
penontonnya.

E. JENIS-JENIS DRAMA
Menurut jenisnya, drama dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Drama tragedi, yaitu drama yang menayangkan kisah sedih. Tokoh dalam drama tragedi
ini disebut tragic hero artinya pahlawan yang mengalami nasib tragis.
2. Drama komedi, yaitu drama yang sifatnya menghibur, menayangkan cerita-cerita lucu,
didalamnya terdapat dialog kocak yang besifat menyindir dan biasanya berakhir dengan
kebahagiaan.
3. Melodrama, yaitu cerita yang sentimental. Artinya tokoh dan cerita yang disuguhkan
mendebarkan dan mengharukan. Ciri-ciri dari melodrama yaitu:
a) Lakon serius, tetapi tokohnya tidak otentik seperti dalam tragedi
b) Dalam melodrama terdapat unsur-unsur perubahan
c) Mencerminkan timbulnya rasa kasihan sentimental
4. Dagelan (farce), yaitu drama kocak dan ringan, alurnya tersusun berdasarkan arus situasi
dan tidak berdasarkan perkembangan struktur dramatic serta perkembangan cerita sang
tokoh.

Menurut teknik pementasannya:


1. Drama tradisional adalah seni drama yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat,
bersifat spontan dan improvisatoris.
2. Drama modern adalah drama yang bertolak dari hasil sastra yang disusun untuk suatu
pementasan.
Jadi, perbedaan utama antara drama tradisional dengan drama modern terletak pada tidak
ada atau adanya naskah.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama adalahsatu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-
tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bias juga dipandang sebagai
pengertian action. Secara harfiah, kata apresiasi berarti pengertian, pengetahuan atau
penghargaaan terhadap suatu karya seni.Dengan demikian, yang dimaksud dengan
apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh
sehinggah tumbuh pengertian, penghargaan kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Jenis kegiatan apresiasi drama yang bersifat reseptf dan apresiasi yang bersifat
produktif.Konsep dasar ilmiah teater menciptakan dua daerah pokok subyek, yaitu
dramatologi merupakan istilah yang digunakan untuk dramaturgi.
B. Saran
Semoga materi kami ini dapat bermanfaat bagi semua khalayak.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://blueeverlastingfriend.blogspot.com/2013/10/makalah-hakikat-dan-jenis-jenis-drama.html
https://estisastradrama.wordpress.com/2012/09/11/hakikat-drama/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-drama/
8

Anda mungkin juga menyukai