Anda di halaman 1dari 20

NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR KARYA DEWI LESTARI

KAJIAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK SASTRA

Karya Tulis Ilmiyah diajukan

Sebagai Tugas Akhir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran 2016-2017

Oleh :

ALMADINDA
KELAS/NIS : 12 IPA 3

SEKOLAH MENENGAH NEGERI 28 KABUPATEN TANGERANG

TAHUN PELAJARAN 2016-2017

KABUPATEN TANGERANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar kesusastraan
yang dimaksud adalah penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik.
Sastra juga merupakan lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran
kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kehidupan sosial.

Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya. Artinya, pengarang tidak dengan
tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian dengan elegannya menciptakan suatu karya sastra.
Suatu karya sastra tercipta lebih merupakan hasil pengalaman, pemikiran, refleksi, dan rekaman budaya
pengarang terhadap sesuatu hal yang terjadi dalam dirinya sendiri dan masyarakat. Karya sastra juga
merupakan suatu kerucutisasi subjektif pengarang dalam memberikan suatu ide, pemikiran, pesan, dan
gagasan terhadap suatu hal.

Dalam dunia kesusastraan selalu identik dengan penjiwaan baik itu dari tingkat emosi pengarang
maupun dari penikmat karya sastra. Hasil karya sastra tertentu merupakan hasil khayalan pengarang
yang sedang mengalami keadaan jiwa tertentu (Hardjana, 1981:65). Dari sinilah disimpulkan bahwa
karya sastra merupakan sebuah bentukan (out put) dari proses pemikiran (imajinatif) pengarang dalam
mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik.

Pengetahuan akan unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya
sastra secara menyeluruh. Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca.
Untuk dapat menikmati sebuah karya secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan seperangkat
pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya hanya
bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.

Menurut jenisnya sastra dibagi menjadi dua, yaitu sastra fiksi dan sastra non fiksi.Fiksi adalah kisah
cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku yang tertentu yang bertolak dari imajinasi pengarang sehingga
menjalin suatu cerita. Dengan demikian karya sastra fiksi merupakan suatu karya sastra naratif yang
bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi bukan karena keadaan yang nyata
sehingga tidak perlu dicari kebenarannnya, karena tokoh, peristiwa, tempat yang mendukung cerita itu
seluruhnya bersifat imajiner.

Salah satu karya cerita fiksi adalah novel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah suatu
karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan
orang-orang.

Ada dua unsur yang membangun dan sangat berpengaruh dalam novel, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dengan
kata lain unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud
misalnya, tema, plot, latar, penokohan, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-
lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut atau dengan kata lain dapat dikatakan sebagai
unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian
di dalamnya.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Novel tetralogi Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari merupakan salah satu novel sastra Indonesia
yang berhasil meraih penghargaan national best seller. Novel Supernova Episode Akar ditunjukan untuk
konsumsi pembaca yang ingin mencari jati dirinya. Selain itu novel Supernova Episode Akar ditunjukkan
bagi mereka yang suka berpindah-pindah tempat agar tidak mudah terserang virus wertenesasi.

Dilatari hal tersebut di atas, maka timbul gagasan untuk meneliti Novel Supernova Episode Akar,maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Apakah unsur intrinsik sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar?

1.2.2. Mengapa unsur intrinsik dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari perlu dianalisis?

1.2.3. Apa saja yang ada dalam unsur intrinsik novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan suatu penelitian haruslah tepat sasarannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1.1. Mengetahui unsur intrinsik yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.3.1.2. Mengetahui novel Supernova Episode Akarkarya Dewi Lestari yang perlu dianalisis.

1.3.1.3. Mengetahui apa saja yang ada dalam unsur intrinsik novel Supernova Episode Akarkarya Dewi
Lestari

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Adapun manfaat-manfaatyang dapat diberikan oleh
penelitian ini sebagai berikut ini:

1.3.2.1. Manfaat teoritis, yaitu akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengkajian karya sastra.

1.3.2.2. Manfaat praktis, 1.) Bagi pembaca dan penikmat sastra: penelitian novel Supernova Episode
Akar karya Dewi Lestari ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan analisis-analisis unsur
intrinsik karya sastra yang telah ada sebelumnya. 2.) Bagi pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu
digunakan oleh guru bahasadan Sastra Indonesia di sekolah sebagai materi ajar khususnya materi
sastra

1.4. Hipotesis

Penelitian novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1.4.1. Ada kesesuaian mengenai unsur intrinsik dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4.2. Ada unsur intrinsik dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari yang perlu dianalisis.

1.4.3. Adanya penjelasan unsur intrinsik dalam novel Supernova Episode Akarkarya Dewi Lestari.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1993:3) yang
mengandung unsur keimajinatifan yang nilaiestetikanya bernilai dominan. Sastra itu adalah sebuah
rekaan, hasil cipta sesorang sebagai ungkapan penghayatan ke dalam wujud bahasa. Sastra memiliki
beberapa ciri, yaitu kreasi, otonom, koheren, sintesis, dan mengungkapkan hal yang tidak
teruangkapkan (Noor, 2011:17), dengan kata lain sastra membantu mengungkapkan apa yang dirasa
seseorang. Selain itu, sastra juga mempunyai berbagai manfaat sesuai kebutuhan pembacanya. Salah
satu manfaat sastra antara lain estetis, pendidikan, kepribadian batin atau sosial, menambah wawasan,
pengembangan kejiwaan atau kepribadian, dan lain-lain.

Sastra memiliki banyak fungsi namun yang utama adalah fungsi sastra harus dikaitkan
pada dulce maupun pada utile karna jika kedua fungsi itu dipisahkan akan memberi gambaran yang
keliru (Wellek dan Werren, 1993:25). Maksudnya sastra tidak hanya mendidik, tetapi sastra juga
berperan dalam hal menghibur.Dengan demikian, jika kita membaca sastra, maka kita akan
mendapatkan hiburan sekaligus hal yang bermanfaat bagi pembentukan karakter kita. Untuk
mendapatkan manfaat dari sastra, maka pembaca perlu menganalis karya sastra itu dari segi unsur
intrinsik karya sastra.

2.1. Teori Unsur Intrinsik Sastra

Karya sastra merupakan salah satu cerminan nilai-nilai budaya dan tidak terlepas dari sosial budaya
serta kehidupan masyarakat yang digambarkannya. Sastra menyajikan gambaran kehidupan, dan
kehidupan itu sendirisebagian besar terdiri dari kenyataan sosial (Noor, 2011:27). Kenyataan sosial
yang ada disekitar pengarang dapat mempengaruhi isi karya yang diciptakannya. Hal ini lah yang
membuat suatu karya sastra berkesan lebih nyata dan tidak dibuat-buat.

Berdasarkan jenis-jenis sastra, novel juga termasuk dalam karya sastra. Novel memiliki 2 unsur sentral,
unsur intrinsik dan unsur ekstrisik, yang dibutuhkan untuk membuat novel tersebut menjadi karya
sastra yang utuh, bagus dan menarik.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang
membuat karya sastra hadir sebagai karya sastra dan secara faktual akan dijumpai jika orang membaca
karya sastra (Nurgiantoro, 1995:23). Hal ini disebabkan karena unsur intrinsik berpengaruh besar
dalam membuat karya sastra. Oleh sebab itu unsur intrinsik menjadi salah satu dari dua unsur
pembangun sentral suatu karya sastra. Unsur-inur intrinsik meliputi:

2.1.1. Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan cerita. Ringkasan cerita adalah pendekatan dari sebuah cerita atau
karangan dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik karangan tersebut. Membuat ringkasan
cerita adalah hal yang efektif untuk menyajikan karangan seperti novel-yang panjang dalam bentuk
yang singkat.

Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi
tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pengarangnya.

3
4

Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau
sepersepuluh dari panjang karangan asli.

2.1.2. Tema

Dalam karya sastra tema merupakan gagasan atau pikiran utama yang kemudian dikembangkan dengan
alur cerita. Begitu pula pada novel, tema dalam novel berjasa untuk memberikan gambaran garis besar
bagaimana jalan cerita yang ditulis dalam novel itu sendiri. Hampir semua gagasan yang ada dalam
kehidupan ini bisa dijadikan tema. Sekalipun dalam praktiknya tema-tema yang diambil adalah beberapa
aspek atau karakter dalam kehidupan ini. Tema biasanya mempersoalkan kehidupan manusia yang
dipengaruhi oleh persoalan-persoalan dari suatu corak masyarakat tertentu. Persoalan itu dapat berupa
persoalan politik, sosial, kebudayaan, dan ekonomi (Nurgiyantoro, 1995:67). Persoalan yang kompleks
dapat menjadi tema yang kuat dan bagus untuk dikembangkan menjadi suatu karangan.

Tema adalah gagasan dasar umum yang menompang sebuah karya sastra dan yang terkandung
didalam teks sebagai sturktur sistematik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-
perbedaan (Hartoko dan Ruhmanto, 1986:68). Kemudian gagasan itu dikembangkan menjadi sebuah
paragraf yang padu. Dari beberapa paragraf yang padu itu nantinya dapat dirangkai menjadi sebuah
karangan.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide pokok atau gagasan pokok yang
berperan penting dalam sastra.

2.1.3. Plot atau Alur Cerita

Dalam sebuah karya sastra, penulis selalu menceritakan sautu konflik secara rapi dan
sistematik. Untuk melakukan hal itu, penulis membutuhkan alur atau plot. Alur atau plot bukan sekedar
urutan cerita dari awal sampai akhir saja melainkan lebih dari itu karena merupakan hubungan sebab
akibat antara peristiwa lainnya (Rusyana, 1984:67). Plot berfungsi untuk mengurutkan cerita secara
kronologis tanpa bersifat menjelaskan namun tidak menghilangkan apapun yang ada dalam cerita.

Berdasarkan kriteria urutan waktu, plot atau alur cerita dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.) Plot lurus (plot maju atau plot progresif): plot ini berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan secara
kronologis, peristiwa pertama diikuti peristiwa selanjutnya atau cerita runtut dimulai dari tahap awal
sampai tahap akhir. 2.) Plot sorot balik (plot flashback atau plot regresif): plot ini berisi tentang
peristiwa-peristiwa yang diceritakan secara tidak urut. 3.) Plot campuran: plot ini berisi tentang
pengganbaran peristiwa-peristiwa secara plot progresif dan plot regresif.

Berdasarkan jalan cerita plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.) Plot Ledakan yaitu plot yang akhir ceritanya mengejutkan dan tak terduga-duga. 2.) Plot Lembut
yaitu plot yang akhir ceritanya berakhir tanpa adanya kejutan. 3.) Plot Campuran yaitu plot yang akhir
cerita menggabungkan kedua plot sebelumnya (ledakan & lembbut).

Plot yang dilihat dari segi sifatnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1.) Plot Terbuka, yaitu akhir cerita yang dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan
cerita. 2.) Plot Tertutup, yaitu akhir cerita yang tidak dapat merangsang pembaca untuk
mengembangkan jalan cerita. 3.) Plot Campuran, yaitu penggabungan antara plot terbuka dan plot
tertutup.
5

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa plot adalah urutan peristiwa-peristiwa berdasarkan sebab
dan akibat.

2.1.4. Setting (Latar)

Latar adalah lingkungan, dan lingkungan-terutama interior rumah-dapat dianggap berfungsi


sebagai metosemia, atau metomonia, ekspresi dari tokohnya. Latar juga berfungsi sebagai penentu
pokok: lingkungan dianggap sebagai penyabab fisik dan sosial, suatu kekuatan yang tidak dapat
dikontrol oleh individu (Wellek dan Werren, 1993:291). Latar berperan dalam menjaga keutuhan cerita
dalam karya sastra seperti novel. Faktor latar belakang tidak sepenting plot, perwatakan, atau bahasa,
tetapi dapat memberi sumbangan yang berharga. Kadang-kadang latar dapat bersifat simbolis,
misalnya sebuah bilik melambangkan isolasi dari dunia sehingga bilik menjadi sesuatu yang lebih dari
sekedar bilik (Sudiati dan Widyamartaya, 2005:99).

Fungsi dari latar itu sendiri adalah latar dapat mencangkup keterangan-keterangan mengenai
keadaan sosial dan tempat dimana peristiwa itu terjadi. Selain itu, latar berfungsi memberi ruang gerak
pada tokoh juga berfungsi untuk menghidupkan cerita. Latar juga dapat berfungsi sebagai penentu
pokok: lingkungan dianggap sebagai penyebab fisik dan sosial, suatu kekuatan yang tidak dapat
dikontrol oleh individu (Wellek dan Werren, 1993:291). Dalam latar ini, pengarang menampilkan tokoh-
tokoh dan peristiwa-peristiwa yang selain berkaitan untuk membangun cerita yang utuh.

Kemunculan latar dalam cerita disebabkan adanya peristiwa, kejadian, juga adanya tokoh.
Tokoh dan peristiwa membutuhkan tempat berpijak, membutuhkan keadaan untuk menunjukan
kehadirannya.

Menurut aspeknya, latar dibagi menjadi 3, yaitu:

1.) Latar tempat: Latar tempat ini adalah lokasi dimana para tokoh sedang melakukan konflik, baik itu
konflik batin, fisik, atau psikis. Sesuai dengan sebutannya, latar ini berhubungan dengan interior
maupun eksterior suatu bangunan. Kadang, ada juga penulis yang memilih alam terbuka untuk latar
tempat novel atau cerpennya. Bahkan, kadangkala penulis menggunakan tempat angan-angan untuk
dijadikan latar dalam ceritanya (imajiner). 2.) Latar waktu: terdiri dari waktu cerita (fable time) yaitu
seluruh rentangan atau jangkauan waktu yang digunakan dalam suatu cerita, dan waktu penceritaan
(narrative time) yaitu lamanya waktu yang terdapat di dalam cerita, maka waktu (narrative time)
penceritaan adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menceritakan cerita atau membacanya
(Satoto, 1994:42). 3.) Latar suasana: penjelasan tentang suasana pada saat konflik terjadi. Latar
suasana dapat berupa suasana sedih, duka, tegang, dan bahagia.

2.1.5. Penokohan

Tokoh dalam karya sastra sangat vital, apalagi dalam karya sastra fiksi ataupun sastra lisan. Tokoh
adalah subjek yang berlakon sesuai alur dalam cerita itu sendiri. Tokoh dalam novel layaknya aktor
dalam film. Seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh utama
atau tokoh inti. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya
sebagai pelengkap atau sebagai tokoh yang mendukung pelaku tokoh utama disebut pelaku figuran
(Azies, 2010:60). Meskipun disebut sebagai pelengkap, namun tokoh ini juga berperan untuk membuat
cerita semakin kompleks dan terkesan alami.

Dalam mengenali tokoh dalam novel, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
tokoh novel muncul dari kalimat-kalimat yang mendeskripsikannya, dan dari kata-kata yang
6

diletekannya di bibirnya oleh si pengarang (Wellek dan Werren, 1993:19). Selain itu tokoh dapat
dianalisis dari penampilan dan kebiasaan. Dalam novel-seperti dalam dramaada tokoh-tokoh yang mirip

sekolompok sandiwara: ada sang pahlawan laki-laki dan wanita sebagai tokoh utamanya, ada tokoh
jahat, ada tokoh aktor (tokoh humor atau tokoh adegan lucu untuk penyelang [comic relief]).

Tokoh dalam sastra dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.) Tokoh Protagonis: Tokoh protagonis dalam karya sastra berperan sebagai tokoh yang utama atau
yang memimpin dalam cerita. Tokoh ini adalah tokoh yang selalu membawa amanat baik. Selalu menjadi
panutan tokoh-tokoh lain dalan cerita. Cara mengenali tokoh ini bisa dengan cara yang sangat
sederhana, yaitu pemberian nama. Setiap sebutan adalah sejenis cara memberi memberikepribadian,
menghidupkan (Wellek dan Werren, 1995:287). Misalnya, Pak Sabardari namanya dapat diketahui
bahwa Pak Sabar berkepribadian sabar dan selalu membawa amanat baik.

2.) Tokoh Antagonis: Tokoh antagonis berbeda seratus delapan puluh derajat dengan tokoh protagonis.
Disini, tokoh antagonis berperan untuk lebih membuat cerita menarik dengan sifatnya yang selalu
membuat kerusuhan, kerusakan, dan selalu membuat ketegangan.Meskipun begitu, penulis selalu
memasangkan tokoh antagonis dan tokoh protagonis dalam cerita.

3.) Tokoh Tritagonis: Meskipun hanya sebagai tokoh pelengkap, tokoh ini juga sangat berguna itu
menjadi pemanis dalam sebuah cerita. Tokoh tritagonis umumnya menjadi penengah. Tokoh ini sering
dimunculkan sebagai orang ketiga dalam cerita.

2.1.6.Perwatakan

Setiap tokoh mempunya watak masing-masing. Watak itu yang mempermudah pembaca untuk
memvisualisasikan bagaimana keseluruhan tokoh tersebut. Tokoh dan watak dalam karya sastra sangat
berkaitan erat. Jelas, ada semacam kaitan anatara penokohan (metode sastra) karakterologi (teori
tentang watak dan tipe kepribadian) (Wellek dan Werren, 1993:289). Karena setiap tokoh harus
memiliki watak agar tokoh itu dapat hidup dan memerankan peranan sesuai yang diinginkan penulis.

Penampilanwatak yang dilakukanolehpengarangadatigamacamcarayaitu :

1.) Cara Analitik:yaitupengarangsecaralangsungmemaparkanwataktokoh-tokohnya. Misalnya,


pengarangmenyebutkanwataktokoh yang pemarah, otoriter, sombong, kasar, dansebagainya. 2.)Cara
Dramatik:yaituwataktokohdapatdisimpulkandaripikiran, cakapan, perilakutokoh, bahkanpenampilanfisik,
lingkunganatautempattokoh, caraberpakaiandanpilihannamatokoh, dansebagainya.3.)Cara
Campuran:yaitugambaranwataktokohmenggunakancaraAnalitikdanDramatiksecarabergantian.

2.1.7. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah hubungan yang terdapat antara pengarang dengan pikiran atau
perasaan pembaca (Tariga, 1984:140). Sudut pandang merupakan cara penulis menyampaikan
gagasannya terhadap suatu masalah. Kemudian masalah atau konflik itu dikelompokan menurut
kronologisnya dan dikembangkan sesuai daya imajiner pebgarang tanpa harus menghilangkan inti
cerita.

Sudut pandang dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1.) Orang pertama pelaku utama, dalam sudut pandang ini umumnya menggunakan kata ganti aku atau
saya. Dalam hal ini penulis seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita. 2.)
7

Sudut pandang orang ketiga pelaku utama, umunya sudut pandang ini menggunakan kata ganti dia,
nama orang yang dijadikan sebagai titik berat tokoh.

Dengan demikian sudut pandang adalah teknik dari penempatan pengarang dan cara pengarang
melihat konflik-konflik dalam cerita.

2.1.8. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang terkandung dalam suatu karya sastra. Amat sangat erat
hubungannya dengan tema. Amanat dapat disampaikan secara langsung oleh penulis, dapat juga
disampaikan tidak langsung. Amanat umumnya mencerminkan pandangan hidup penulis yang
bersangkutan, pandangan tentang apa yang baik dan apa yang buruk-yang ingin disampaikan oleh
penulis. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambi
hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan atau diamanatkan (Noor, 2011:64-65).Dalam hal ini
perlu adanya pemisahan antara amanat baik dan amanat buruk, sehingga pesan moral yang dimaksud
penulis benar-benar dimengerti oleh pembaca.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan di paparkan cara penelitian yang meliputi; pendekatan penelitian, objek
penelitian, dan sistematika penlisan.

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian unsur intrinsik novel Supernova Episode Akarkarya DewiLestari mempergunakan


pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000:3)

Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.) latar alami sebagai sumber langsung data 2.)
manusia sebagai alat (instrumen) 3.) bersifat deskriptif 4.) analisis data secara induktif 5.)menekankan
makna sebagai perhatian utama (Moleong, 2000:4). Berdasarkan ciri-ciri penelitian kulitatif seperti
tersebut di atas, maka penulis menetapkan metode penelitian kualitatif untuk meneliti novel Supernova
Episode Akar yang ditinjau dari unsur intrinsik dengan alasan berikut: 1.) pendeskripsian unsur intrinsik
yang membangun dalam novel Supernova Episode Akar mempergunakan novel Supernova Episode
Akar sebagai sumber langsung data. Data di ambil dari novel yang diteliti, 2.) peneliti sendiri yang
bertugas sebagai pengumpul data utama. 3.) data disajikan dalam bentuk deskripsi (kutipan-kutipan)
untuk memberikan gambaran yang jelas dan bukan berupa angka-angka.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian sastraadalah pokok atau topik penelitian sastra (Sangidu, 2004: 61). Objek penelitian
ini adalah unsur intrinsik dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari yang diterbitkan oleh
Truedee Books, cetakan tahun 2012.
8

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Data

Data penelitian, sebagai data formal adalah kata-kata,kalimat, wacana (Ratna, 2004: 47). Data yang
dikumpulkan dalam analisis deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif (Moleong, 2002: 16). Wujud data dalam penelitian
ini berupa kata-kata, frasa, kalimat, dan wacana yang terdapat dalam novel Supernova Episode
Akar karya Dewi Lestari.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yaitu berupa buku, transkrip,
majalah, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan perincian sebagai berikut.

3.3.2.1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber utama data(Siswantoro, 2004:140). Sumber data primer
penelitian ini adalah novel Supernove Episode Akar karya Dewi Lestari, terbitan Truedee Books, catatan
tahun 2012.

3.3.2.2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua(Siswantoro, 2004: 140). Sumber data sekunder
dalam penelitian ini yaitu data-data yang bersumber dari buku-buku acuan yang berhubungan dengan
permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitianini adalah teknik pustaka, simak, dan catat.
Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh

data (Subroto, 1992: 42). Data diperoleh dalam bentuk tulisan, yang harus dibaca, disimak, hal-hal
yang penting dicatat kemudian juga menyimpulkan dan mempelajari sumber tulisan yang dapat
dijadikan sebagai landasan teori dan acuan dalam hubungan dengan objek yang akan diteliti. Teknik
simak dan catat berarti peneliti sebagai instrumenkunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah
dan teliti terhadapsumber data primer, yakni teks novel Supernova Episode Akar untukmemperoleh data
yang diinginkan. Hasil penyimakan itu dicatat sebagai data. Dalam data yang dicatat itu disertakan pula
kode sumber datanya untuk pengecekan ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka
analisis data.

3.3.2.4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilaksanakansecara terus-menerus, sejak pengumpulan data di
lapangan sampai waktu penulisan laporan penelitian (Aminuddin, 2011: 18). Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik pembacaan semiotika yakni pembacaan heuristik dan
hermeneutik.

Pembacaan heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan
teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik (Sangidu, 2004: 19). Pembacaan heuristik
juga dapat dilakukan secara struktural.Pembacaan ini berasumsi bahwa bahasa bersifat referensial,
artinya bahasa harus dihubungkan dengan hal-hal nyata.
9

Pembacaan hermeneutik atau retroaktif merupakankelanjutan dari pembacaan heuristik untuk mencari
makna. Metode ini merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus-
menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Salah satu tugas
hermeneutik adalah menghidupkan dan merekonstruksi sebuah teks dalam yang melingkupinya agar
sebuah pernyataan itu tidak mengalami aliensi dan menyesatkan.

Langkah awal analisis novel Supernova Episode Akar, yaitumemaparkan strukturnya dengan
menggunakan metode pembacaan heuristik, pada tahap ini pembaca dapat menemukan arti secara
linguistik. Selanjutnya dilakukan pembacaan hermeneutik, yaitu peneliti bekerja secara terus-menerus
lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir untuk mengungkapkan unsur
intrinsik yang membangun novel Supernova Episode Akar.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan kerangka berpikirinduktif. Metode induktif adalah

metode dengan langkah-langkah menelaah terhadap fakta-fakta yang khusus, peristiwa yang konkret
kemudian dari fakta-fakta yang khusus itu di balik, digeneralisasikan yang mempunyai sifat umum.
Realisasicara berpikir induktif, yaitu dengan membaca novel SupernovaEpisode Akar terlebih dahulu
untuk menemukan peristiwa-peristiwayang dialami tokoh utama novel Supernova Episode Akar,
kemudian dihubungkan degan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata.

3.4. Sistemetika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.) Bab I: pendahuluan, memuat
antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. 2.) Bab II
berisi tentangpembahasan unsur intrinsik secara umum yang terdiridari kutipan-kutipan dari buku
literatur sastra dan kalimat penjelas. 3.) Bab III memuatantara lain pendekatan penelitian, objek
penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. 4.) Bab IV merupakan bab inti dari
penelitianyang akan membahas analisis unsur intrinsik dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari. 5.) Bab V merupakan bab terakhir di dalam bab ini akan memuat kesimpulan dan saran.
BAB IV

UNSUR INTRINSIK

NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR

KARYA DEWI LESTARI

Novel Supernova Episode Akar dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Kelebihan
novel Supernova Episode Akar terletak pada ceritanya yakni tentang keteguhan prinsip yang dimiliki oleh
Bodhi sebagai tokoh utama dalam novel ini. Keteguhan itu terkadang harus dipertahankan Bodhi
ditengah suasana-suasana yang selalu berganti dan sangat kuat untuk mempengaruhinya ketika dia
sedang mencari pengalaman dalam hidupnya. Bodhi harus dapat mempertahankan segala sesuatu
terlebih yang menyangkut tentang kepercayaannya dan pedoman hidupnya. Di sisi lain, Bodhi juga
harus dapat membaur dan berinteraksi dengan orang disekelilingnya yang memang berbeda, baik
tingkah laku maupun kebudayaan.

Bodhi sebagai tokoh utama dalam novel ini juga memiliki kelebihan dibalik semua serangan
arus westernisasi(kehilangan jiwa nasionalisme, mencontoh budaya bangsa lain) yang dialaminya.
Teman-temannya pada saat itu memprofilkan dirinya sebagai sosok yang sederhana dan mempunyai
pendirian yang teguh. Bodhi juga dijadikan sebagai simbol dari aliran punk straight edge, karena
walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia tidak pernah merokok, tidak minum alkohol, tidak
memakai obat terlarang, tidak menganut seks bebas, dan vegetarian (Lestari, 2012:35).

Kelebihan yang dimiliki Dewi Lestri sebagai penulis novel ini, yaitu penulis dapat menggambarkan setiap
detail-detail konflik yang terjadi dengan kata-kata yang bersifat eksplisit (gamblang), sehingga pembaca
serasa larut dalam kisah Bodhi. Hingga dapat merasakan ikut perpetualangan di dalamnya.

Masalah lain yang menarik untuk dikaji dalam novel Supernova Episode Akar antara lain, yaitu: tempat-
tempat yang dikunjungi Bodhi dalam rangka mencari kesejatian hidupnya sangat menarik dan tidak
monoton. Berawal dari vihara yang didiami Bodhi selama 18 tahun, kemudian menjadi cleaning
service di sebuah hotel di Belawan, pergi ke Penang dengan pasport made in Ompung Berlin, kemudian
ke Bangkok, Laos, Golden Triangle, Bangkok-Trat, Kamboja, dan kembali ke Indonesia-Jakarta.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan menganalisis unsur intrinsik yang terdapat
dalam novel Supernova Episode Akar.

4.1. Unsur Intrinsik Novel Supernova Episode Akar

Novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari memiliki unsur instrinsik yang sangat menarik. Penulis
mengungkapkan perjalanan tokoh Bodhi dalam mencari kesejatiannya dengan penggambaran yang
tidak mainstream. Mulai dari tema yang menjadi pokok utama jalan cerita yang ada dalam novel ini. Alur
cerita yang terdiri dari perpaduan plot progesif dan plot regresif. Bukan hanya itu, Dewi Lestari dengan
lihai menggambarkan kondisi Bodhi dengan bahasa-bahasanya yang membuat pembaca seakan larut
dalam cerita itu. Amanat yang terkandung dalam novel ini sangat bermanfaat bagi setiap umat
beragama. Terlebih lagi gaya bahasa yang digunakan Dewi Lestari yang begitu khas dan eksplisit, hal ini
pula yang menjadi salah satu daya tarik novel ini. Dan masih banyak sekali hal-hal yang menarik dalam
novel ini, yang menarik untuk dianalisis unsur intrinsik dari novel ini.

10
11

4.1.1. Sinopsis Novel Supernova Episode Akar

Bodhi terlahir sebagai yatim piatu, dia dibesarkan oleh Guru Liong di Vihara di daerah Pasuruan, Jawa
Timur. Pada umurnya ke 18, Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Petualangannya dimulai
ketika Bodhi menjadi cleaning service di sebuah hotel di Belawan. Berbekal paspor made in Ompung
Berlin, Bodhi berpetualang menjadi backpacker. Bodhi pergi ke Bangkok. Bodhi tinggal di penginapan
Srinthip bersama sejumlah backpackers. Masuklah Kell di peginapan Srinthip. Kell mengajari Bodhi
bagaimana cara mentatto seseorang. Dari mentatto itulah sekarang Bodhi bisa mendapatkan uang.

Seorang backpacker asal Hollywood bernama Star datang untuk menginap di Srinthip. Star meminta
Bodhi untuk mentatto dirinya di payudaranya. Dalam proses penatottan payudara Star, Star selalu
berusaha menggoda Bodhi. Bodhi selalu membaca mantra suci dalam hatinya untuk menahan godaan
setan. Setelah itu, Star langsung check out dari Srinthip.

Bodhi melanjutkan perjalanan pencarian kesejatian hidupnya. Kali ini dia pergi ke Laos. Di Laos, Bodhi
bertemu dengan laki-laki tua pengasuh Bob Marley. Selain itu, Bodhi juga bertemu Tristan. Mereka
berdua bekerja di ladang ganja di Golden Triangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di
sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya.

Bodhi ingin bertemu dengan Kell. Dia memutuskan untuk kembali ke Bangkok tapi sayangnya dia tidak
menemukan Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan di Golden Triangle hanya demi menolong
seorang laki-laki yang telah menyalamatkannya dari teror Khmer Merah.

Perjalanan Bodhi dilanjutkan kembali. Kali ini Bodhi sedang menyusuri daratan ranjau. Disana dia
bertemu dengan Epona, gadis penakluk ranjau. Disana pula dia bertemu dengan Kell. Ketika peralatan
pendeteksi ranjau perlu direparasi. Epona, Kell, Neang, dan Bodhi pergi ke Battambang. Sebelum itu,
mereka mapir ke tempat Michael. Ketika Kell ingin buang air kecil, tidak sengaja dia menginjak rajau.
Bukan malah memikirkan keselamatannya, Kell meminta Bodhi untuk menattonya. Setelah Bodhi selesai
mengerjakannya, Kell menghembuskan nafas terakhirnya.

4.1.2. Tema Novel Supernova Episode Akar

Tema yang terdapatdalam novelSupernova Episode Akaradalah petualangan pencarian kesejatian hidup
yang hakiki. Bodhi, sebagai tokoh utama mencari kesejatian hidupnya yang hakiki dengan berpetualang
menjadi backpacker. Kesejatian tersebut diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang selama ini
menjadi bahan perenungan dan kebimbangan Bodhi. Bodhi yang anak yatim piatu juga ingin
mengetahui sebenarnya dari mana dia berasal, dari mana manakah akar dia berasal. Hal ini sesuai
dengan judul novel ini, yaitu akar.

4.1.3. Plot atau Alur Cerita Novel Supernova Episode Akar

Novel karya Dewi Lestari ini, menggunakan alur campuran karena awalnya pengarang mengenalkan
situasi dan tokoh cerita, lalu menceritakan kejadian masa lalu ketika Bodhi berniat untuk mencari
kesejatian hidupnya. Kemuadian penulis memaparkan cerita-cerita yang menuju konflik hingga klilmaks
dan anti klimaks. Penulis menggunakan alur maju mundur agar memudahkan pembaca mengetahui awal
penyebab konflik terjadi. Sedangkan untuk klimaks, penulis menyuguhkan kisah ketika iman Bodhi diuji
dengan erangan Star saat ditatto oleh dirinya. Hal ini merupakan hal yang paling sulit dilewatiselama
perjalanannya mencari kesejatian hidup. Menggunakan alur maju dan mundur dapat dibuktikan dengan
uraian sebagai berikut:
12

4.1.3.1. Tahap Penyituasian

Pada tahan ini penulis memperkenalkan situasi latar dan tokoh cerita. Berikut ini adalah tahap
penyesuaian dalam novel Supernova Episode Akar: Bodhi seorang yang menganut aliran punk.Karena
gayanya yang gundulisme, Bodhi dijadikan simbol aliran punk straight edge.Meskipun Bodhi
penganut punk, dia tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak pakai narkoba, tidak menganut free sex,
dan vegetarian. Bodhi bekerja menjadi penyiar radio gelap di salah satu station radio di Jakarta. Selain
menjadi penyiar radio, Bodhi juga sering menjadi orientator untuk anak-anak jalanan yang mulai
kehilangan arah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan Bodhi juga dijadikan sebagai simbol dari
aliran punk straight edge, karena walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia tidak pernah
merokok, tidak minum alkohol, tidak memakai obat terlarang, tidak menganut seks bebas, dan
vegetarian (Lestari, 2012:35). Meskipun menganut punk-yang terkenal dengan hal negatif-Bodhi tetap
hidup sehat dan mematuhi ajaran Budha.

Pengenalan profesi Bodhi sebagai seorang penyiar radiodapat dilihat dari kutiban sebagai berikut, Pergi
siaran, Bod? Gun, salah satu fans fanatikku, menyapaku (Lestari, 2012:19). Gun menyapa Bodhi di
indokos mereka, ketika Bodhi bersiap-siap berangkat siaran. Seperti biasa, selain menyapa Gun juga
memesan lagu untuk diputar Bodhi pada saat Bodhi bersiaran nanti.

4.1.3.2. Tahap Permunculan Masalah

Selama 18 tahun Bodhi hidup bersama dengan Guru Liong di Vihara. Meskipun yatim piatu, Bodhi ingin
mengetahui asal-usulnya. Akhirnya, Bodhi memutuskan untuk mencari kesejatian hidupnya dengan
menjadi backpacker. Berbekal paspor made in Ompung Berlin, Bodhi memulai perjalanannya dari
Penang hingga ke Bangkok. Disana Bodhi tinggal di penginapan Srinthip. Masuklah Kell di penginapan
Srinthip. Kell mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto. Keinginan Bodhi untuk keluar dari wihara dapat
dibuktikan dengan kutipan Umur saya baru delapan belas tahun, tapi rasanya sudah hidup berabad-
abad. Pada titik itulah saya memutuskan untuk keluar dari wihara. Menikmati saja neraka ini. Terbakar
hangus, jangan nanggung... (Lestari, 2012:47). Selama 18 tahun Bodhi menghabiskan waktunya di
wihara. Bodhi ingin merasakan kehidupan layaknya manusia normal. Dengan tekat yang kuat Bodhi
meminta izin untuk meninggalkan wihara kepada Guru Liong.

Selain itu, penulis juga memberika kutipan, yaitu Berbekal paspor made in Ompung Berlin yang
berhasil lolos mulus (Lestari, 2012:56),Kutipan ini menunjukan bahwa Bodhi mendapat paspor palsu
dari Ompung Berlin. Dengan paspor ini Bodhi berhasil lolos dalam operasi petugas imigrasi di setiap
negara. Paspor made in Ompung Berlin yang membantu Bodhi menemukan kesejatian hidupnya.

4.1.3.3.Peningkatan Konflik

Isthar Shumer (Star) seorang backpacker cantik dari Hollywood. Selain cantik Star juga
berperawakan seksi. Star masuk di penginapan Srinthip. Setiap malamnya selama sepuluh detik, Star
selalu melakukan hal tak senonoh, yaitu berganti kaos di hadapan penghuni kamar. Semua laki-laki di
kamar penginapan selalu membicarakan hal yang jorok tentang Star. Bodhi pernah dituduh mengintip
Star saat berganti kaos sebelum tidur. Hal ini memicu adu mulut antara Star dan Bodhi yang dilanjutkan
dengan berdiam-diamanantara Bodhi dan Star selama tiga hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan
beberapa kutipan "Yes, you did. Im not blind! You were staring at me. Dan, itu adalah pelecehan, tauk
(Lestari, 2012:87), kutipan ini menjelaskan bahwa Star menuduh Bodhi mengintipnya di penginapan
Srinthip. Kenyataanya, Bodhi hanya menoleh kepada Heldegaard, perempuan penghuni penginapan
13

Srinthip. Yang sebenarnya mengintip Star setiap hari adalah Jan dan Clark. Konflik ini yang membuat
Bodhi kesal kepada Star dan mulai bersikap hati-hati kepadanya.

Kutipan ini menunjukan hubungan Star dan Bodhi pasca Star menuduh Bodhi mengintipnya, Setelah
tiga hari tidak saling sapa sama sekali, tiba-tiba aku dan Clark melihat Star sedang window shopping di
Khao San (Lestari, 2012:87). Tiba-tiba saja Star meminta Bodhi untuk menattonya. Tanpa persetujuan
dari Bodhi, Clark langsung menyetujuinya. Bodhi mempunyai firasat buruk kepada Star. Tanpa rasa malu
Star meminta Bodhi menattonya di daerah payudarah. Selama proses pengerjaan tatto berlangsung,
Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra suci.

4.1.3.4. Tahap Klimaks

Star meminta Bodhi untuk ditatto di bagian payudaranya. Pada saat proses penattoan, Star selalu
mengerang. Hal ini membuat Bodhi risih. Semakin lama eranganan itu semakin jelas terdengar oleh
telinga Bodhi. Hal ini mengusik Bodhi yang lain. Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra-
mantra suci yang diucapkannya di dalam hati. Tidak semakin mereda malah tingkah dan suara Star
semakin dibuat-buat. Dengan susah payah Bodhi menyelesaikan tugasnya. Tak disangka tingkah Star
semakin berani. Star memanggut bibir Bodhi. Akhirnya, pertahanan Bodhi runtuh. Bodhi ikut terbakar
dalam neraka dunia yang diciptakannya sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan Saya
ingin ditatto di... sini. Star membawa rengkuhan tangannya untuk menopang payudara sebelah kanan,
kemudian mendorongnya naik. Kamu lihat, Bodhi? Ada tahi lalatnya (Lestari, 2012:90), kutipan ini
menjelaskan bahwa Star sedang menggoda iman Bodhi dengan memaju-majukan payudaranya.
Meskipun Bodhi sudah menghindar bahkan memeringatkan Star untuk tidak melakukan hal itu, namun
tetap saja Star melanjutkan perbuatannya.

Star semakin menunjukan keliarannya di depan bodhi. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan Aku
mendengar desahan dan kuputuskan untuk tidak mengangkat mukaku sama sekali. Sesuatu pun
mengeras. Bukan bagian tubuhku. Namun, putingnya (Lestari, 2012:93). Selanjutnya, Bodhi mencukur
bulu halus di sekitar puting Star. Selagi ditatto Star sibuk menggoda Bodhi dengan gerakan-gerakan
panas. Bodhi memaki-maki dalam hati. Memaki kell yang telah mengajarinya menatto. Memaki Clark
yang sudah membuat Star percaya bahwa tatto buatannya istimewa. Dan yang terakhir, memaki dirinya
sendiri yang masih butuh uang,

Dalam hati, cukup di dalam hati, aku membaca sebuah mantra, Om / Siu To Li / Siu To Li / Siu Mo Li /
So Po Ho. Mantra untuk menyucikan raga (Lestari, 2012:93), kutipan ini membuktikan Bodhi sedang
membetengi dirinya dengan mantra-mantra suci agar kesuciannya sebagai seorang Budha tidak
ternodai.Namun, godaan Star terhadap Bodhi semakin menadi-jadi.

4.1.3.5. Anti Klimaks

Bodhi memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari kesejatian hidup dan berpisah dengan
Kell. Di perjalanan, Bodhi terus mendapat rintangan. Namun, dengan mudah dia melewatinya. Di
daratan ranjau, Bodhi bertemu dengan Epona. Di sana pula, dia bertemu dengan Kell. Namun
pertemuan itu tidak berlangsung lama. Kell meninggal ketika dia tidak sengaja menginjak ranjau.
Setelah semua peristiwa itu, Bodhi memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa kutipan yang menunjukkan adanya interaksi antara Bodhi dan Epona. Hal ini
menjelaskan adanya keberadaan tokoh Epona dibagian anti klimaks novel Supernova Episode Akar.
14

Epona menoleh dan berkata, You may walk normally now. Suara itu lembut diluar dugaan (Lestari,
2012:199). Epona memperbolehkan Bodhi untuk berjalan normal setelah dia memastikan tidak ada
ranjau di dalam hamparan tanah kosong yang luas. Setelah itu, salah satu teman Epona datang dengan
mobil Jip putih.

Kutipan lain yang menunjukkan bahwa tokoh Kell meninggal di akhir cerita tahap anti klimaks,
Kemerduan yang belum saatnya kuleburi, tetapi ia sudah. Sekarang, ia sudah (Lestari, 2012:238).Kell,
sahabat Bodhi, tidak sengaja menginjak ranjau yang akhirnya merenggut nyawanya. Sebelum
meninggal Kell ingin ditatto oleh Bodhi. Sementara itu, Epona masih memperbaiki alat pendetektor
supaya Kell dapat diselamatkan. Namun, sebelum alat itu selesai Kell sudah menghembuskan nafas
terakhirnya.

4.1.4. Setting (Latar) Novel Supernova Akar

4.1.4.1. Latar tempat

Novel Supernova Episode Akar yang ditulis oleh Dewi Lestari ini, menyuguhkan latar-baik latar tempat,
latar waktu, dan latar suasana yang berbeda dari novel-novel lainnya. Penulis mampu menghipnotis
pembaca lewat tulisannya. Salah satunya melalu latar waktu dalam novel ini. Tidak hanya bersetting
Indonesia, novel ini juga menyuguhkan Negara Malaysia, Thailand, Bangkok, Laos, dan Golden Triangle
sebagai latar tempatnya. Penulis juga mengikutsertakan bahasa, sejarah, dan budaya dari masing-
masing negara. Hal itu dapat dilihat ketika Bodhi hampir mati tertembak oleh kaum komunis Khmer
Merah yang berusaha merebut Pailin pada tahun 1994. Selain itu, penulis juga menguasai bahasa asing.
Misalkan, Khan hroo mai khao yoo thi nai krup? yang berarti kamu tahu dia diamana?, Please, tell her,
Im so sorry yang berarti tolong bilang ke dia, aku sangat menyesal.

4.1.4.1.1. Bandung

Tujuan utamanya pergi ke Kota Bandung untuk mengunjungi Vihara Vipassana Graha di Desa Sukajaya.
Sebelum pergi ke tujuan utamanya, Bodhi ingin berkeliling Kota Bandung.Hal ini dapat dibuktikan
dengan kutipan Aku baru tiba di stasiun Bandung dengan tujuan awal vihara Vipassana Graha di Desa
Sukajaya, Lembang, yang kata orang jauh sekali sampai mendekati Cimahi (Lestari, 2012:29). Bodhi
mengingat masa lalunya ketika dia baru sampai di Kota Bandung. Bodhi terus berjalan menyusuri Kota
Bandung hingga dia sampai di gedung olahraga yang penuh dan sesak dengan anak punk. Bodhi mulai
bergabung dengan anak punk itu. Di sini Bodhi menemukan rumah yang dia cari.

Bukti lainnya adalah Pada suatu sore cerah di Kota Bandung, tiga tahun silam, sehabis menonton
pertunjukan musik dilapangan yang kelak kutahu disebut Saparua, berdua kami duduk di jongko mi
rebus di Jalan Sumatra (Lestari, 2012:27). Bodhi dan Bong sedang duduk berdua. Bodhi menanyakan
kepada Bong kenapa namanya Bong, bukan Bing, atau Bang, atau Bung. Bong menjawab dengan cara
yang unik. Selanjutnya Bong bertanya kepada Bodhi kenapa namanya Bodhi, bukan Budi, Bude, atau
Bodo. Bodhi tertawa mendengar pertanyaan itu. Bodhi mulai bercerita segalanya kepada Bong, yang
akhirnya Bong menjadi sahabat Bodhi.

Sering juga aku membantu teman-teman yang membuat fanzine di Bandung (Lestari, 2012:31). Bodhi
mengingat masa lalunya ketika hidupnya masih berpindah-pindah. Dulu, Bodhi pernah menjadi penyiar
radio di Jakarta.
16

Kadang dia membantu teman-temannya yang membuat fanzine di Bandung, lalu mendistribusikannya ke
kota-kota yang akan disinggahinya.

Dari bukti-bukti yang penulis berikan, bisa ditentukan latar novel Supernova Episode Akar untuk bagian
pengenalan tokoh adalah Bandung.

4.1.4.1.2. Jakarta

Setelah Bandung, penulis menyuguhkan Ibu Kota sebagai latar. Disini penulis hanya berfokus pada tokoh
utama sebagai penyiar radio gelap, penganut punk, dan orientator bagi anak-anak jalanan yang
bermasalah. Namun, sesekali penulis memberikan kalimat yang dapat mengindikasikan pembaca bahwa
latar yang diuraikan penulis adalah Jakarta. Contohnya Kebanyakan aku di Jakarta bersama Bong,
mengurus radio yang kadang mengudara-kadang tidak (Lestari, 2012:30-31). Bodhi sedang mengingat
masa lalunya ketika dia dan Bong, sahabatnya, menjadi penyiar radio yang kadang mengudara, kadang
juga tidak.

Contoh lainnya Langit Jakarta menyelimuti kita dengan racun, kata orang-orang (Lestari, 2012:52).
Sambil berceita tentang masa lalunya di hadapan empat anak, Bodhi melihat langit luar Jakarta yang
hitam dan kelam. Bodhi berfikir tentang langit Jakarta yang selalu hitam. Tiba-tiba Bodhi rindu dengan
orang dimasa lalunya. Rindu dengan langit yang jernih. Rindu dengan masa lalunya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu latar tempat di novel Supernova Episode
Akar adalah Jakara.

4.1.4.1.3. Kota Medan dan Kota Surabaya

Penulis telah menyuguhkan Kota Bandung dan Kota Jakarta, selanjutnya penulis menyuguhkan Kota
Medan dan Kota Surabaya. Di sini penulis hanya sekedar menceritakan Kota Medan sebagai kota
peralihan sebelum tokoh utama memualai perjalan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan
Menyusupkan saya ke rombongan pandita yang akan pergi ke Medan, membelikan tiket... (Lestari,
2012:40). Guru Liong menyusupkan saya ke rombongan pendeta yang akan menuju Medan. Di Medan,
Bodhi bekerja sebagai pelayan di salah satu hotel.

Sedangkan untuk Kota Surabaya ini adalah tempat dimana tokoh utama hidup. Dari pertama kali tokoh
utama ditemukan didepan vihara. Sampai tokoh utama berniat untuk meninggalkan vihara demi mencari
kesejatian hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan Saya belajar hampir segalanya di Vihara
Pit Yong Kiong, daerah Lawang, 60-an km dari Surabaya ke selatan (Lestari, 2012:38). Di Vihara Pit
Yong Kiong Bodhi menghabiskan delapan belas tahun untuk merawat vihara dan belajar banyak ilmu
dengan Guru Liong. Bodhi sudah menganganggap Guru Liong sebagai orang tuanya, sahabatnya,
temannya, dan segalanya, karena memang Bodhi hanya memiliki Guru Liong di dunia ini.

4.1.4.1.4. Malaysia

Negara Malaysia adalah negara dimana tokoh utama mendapatkan bekal berupa paspor palsu made
in Ompung Berlin. Karena paspor inilah tokoh utama dapat memulai perjalanan demi mencari kesejatian
hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan novel Tidak pernah kukira, tiga hari setelah
pertemuan pertamaku dengan kakek sakti yang seram-seram imut itu, aku bisa naik kapal laut ke
Penang (Lestari, 2012:56). Pak Sembiring membawa Bodhi ke tempat Ompung Berlin. Ompung Berlin
adalah pembuat paspor palsu. Bodhi meminta kepada Ompung Berlin untuk dibuatkan paspor palsu.
Paspor buatan Ompung Berlin dapat lolos dari petugas imigrasi. Hal ini yang membuat Bodhi bisa pergi
ke negara lain.
17

4.1.4.1.5. Bangkok

Bangkok adalah kota pertama diperjalanan hidup si tokoh utama. Di sini tokoh utama
menjadi backpacker yang mempertemukannya dengan backpacker lain. Di Bangkok inilah si tokoh
utama mengalami masalah klimaks yang hampir melunturkan kesuciannya sebagai umat Sang Budha. Di
Bangkok pula si tokoh utama bertemu dengan seorang backpacker yang mengajarinya seni tatto. Dalam
bagian ini penulis benar-benar memperlihatkan keahliannya dalam mengelolah kalimat-kalimat sehingga
menjadi cerita yang eksplisit. Banyak pula bahasa, istilah asing, dan keadaan sosial Negara Bangkok
yang dituangkan dalam novel ini. Seperti Khan hroo mai khao yoo thi nai krup? yang berarti kamu
tahu dia diamana?. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan yang ada di novel ini, Hiruk-pikuk
Hua Lamphong di kupingku mereda. Aku pun lanjut bercerita. Bangkok merupakan babak baru.
Kelahiran baru (Lestari, 2012:59).Bodhi baru sampai di Kota Bangkok. Dia mencoba bertahan di Kota
Bangkok dengan bekal sedikit bahasa mandarin, bahasa inggris, dan buku panduan backpacker dari
Tristan. Di Bangkok, Bodhi mulai belajar bahasa Thai. Bodhi juga mencoba mencari pekerjaan untuk
menghidupi dirinya sehari-hari. Di Bangkok, Bodhi tinggal di penginapan srinthip.

Pergi ke Yaowaraj, pecinannya Bangkok, dan berhasil jadi tukang cuci piring selama satu bulan...
(Lestari, 2012:60). Selama satu bulan di Kota Bangkok, Bodhi sudah berprofesi sebagai tukang cuci di
sebuah restoran China, meskipun akhirnya Bodhi harus dipecat karena tidak memiliki surat izin kerja.
Dari hasil gajinya bekerja selama sebulan, Bodhi sudah bisa membeli sleeping bag bekas dan tinggal di
kamar mungil di penginapan srinthip bersama lima orang.

Merayakan kembalinya ia ke Thailand setelah dua tahun keliling dunia. Bangkok adalah titik nolnya
(Lestari, 2012:61). Setelah Kota Bangkok, Bodhi melanjutkan kembali perjalannya. Setelah lama dia
meninggalkan Thailand, Bodhi kembali lagi ke Bangkok sebagai tujuan utamanya untuk mencari Kell
sahabatnya.

Karena nggak punya siapa-siapa, Cuma di Bangkok saya bisa merdeka begini, lanjut Kell lagi (Lestari,
2012:62). Kell menceritakan latar belakangnya. Kell yang saat itu menjadi orang tertampan di
penginapan srinthip langsung mencuri perhatian Robin dan Yvonne, dua perempuan di kamar
penginapan srinthip. Kell mengabdikan hidupnya hanya untuk tatto. Kell menceritakan mengapa dia bisa
sampai ke penginapan srinthip. Alasan utamnya hanya untuk mentatto Bodhi.

Jadi, bisa dibilang kamu datang jauh-jauh ke Bangkok hanya untuk menatto Bodhi? Maksud simbol-
simbol itu apa? Yvonne tidak tahan lagi (Lestari, 2012:67). Kell terus bercerita tentang masa lalunya.
Tentang tentang kisahnya yang pernah diculik oleh alien. Semua penghuni kamar tidak percaya tentang
kisah Kell. Mereka terus menhujami Kell dengan pertanyaan. Kell mengakhiri ceritanya dan
memfokuskan dirinya kembali kepada Bodhi. Kell mencoba menerangkan makna dari simbol tatto yang
ada di tubuhnya kepada Bodhi.

Bagaimana kamu bisa tahu saya ada di sini, di Bangkok, di Banglamphoo, di Srinthip? (Lestari,
2012:69). Bodhi masih bingung kenapa Kell bisa sampai di penginapan srinthip ini. Kell menerangkan
bahwa semua ini sudah takdir. Kell dan Bodhi harus betemu. Kell menjelaskan ketika Bodhi berangkatat
meninggalkan Indonesia, dia langsung berangkat menuju Bangkok. Meskipun Bodhi masih ragu, tapi Kell
terlihat serius.
18

4.1.4.1.6. Laos

Setelah penulis menceritakan masalah tokoh dengan latar Bangkok, penulis kembali menghadirkan Laos
sebagai latar tempat di novel Supernova Episode Akar. Tokoh utama melawati berbagai rintangan dan
koflik fisik dengan masyarakat Laos. Bahkan tokoh utama hampir saja dibunuh oleh pasukan komunis
Khmer Merah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan Perjalanan ke Laos memang bagai mimpi, yang
justru membuatku tersadar, sudah terlalu lama aku di Bangkok (Lestari, 2012:113). Bodhi teringat
pesan Guru Liong untuk jangan pernah berhenti. Terus berjalan mencari kesejatian hidup. Bodhi
memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Bodhi langsung menuju terminal.

Lanjut dengan bus meniti Saphan Mittaphap Thai-Laos atau Thai-Laos Friendship Bridge, yang
terbentang di atas Sungai Mekong (Lestari, 2012:113). Sampai di Nong Khai pagi-pagi, Bodhi langsung
pergi menuju sungai Mekong. Tiba di bagian imigrasi, kesaktian paspor Ompung Berlin masih
mengiringi. Paspor buatan Ompung Berlin lulus pemeriksaan.

Tiba di bagian imigrasi Laos. Kesaktian Ompung Berlin masih mengiringi. Paspor keluaran Belawan itu
tetap lolos mulus (Lestari, 2012:113).Paspor buatan Ompung Berlin masih terus membantu Bodhi
untuk mencari kesejatian hidupnya. Selanjutnya, Bodhi pergi ke Vientiane dengan bus. Di sana Bodhi
bertukar kitab dengan seorang backpacker. Setelah itu, Bodhi menukarkan uang di money changer.

Sekalipun tak dianjurkan oleh sesama backpacker, kuhabiskan satu malam di Vientiane yang terasa
seperti kuil hening dibandingkan Bangkok (Lestari, 2012:114). Vientiane adalah kota paling mahal di
Laos. Namun, Bodhi sudah todak tahan lagi jika dia harus melanjutkan perjalanan. Bodhi memutuskan
untuk menginap di penginapan termurah di Vientiane. Penginapan itu cukup nyaman untuk sekedar
beristirahat.

4.1.4.1.7. Golden Triangle

Penulis kembali memberika latar tempat yang menakjubkan. Golden Triangle terdapat hamparan kebun
ganja yang sangat luas. Setiap harinya banyak orang-orang yang memetik daun ganja. Tidak hanya
orang asia saja, bahkan orang barat pun ikut berkumpul di Golden Triangle. Di sini tokoh utama bertemu
dengan teman lamanya sesama backpacker. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan Dan, sekarang
kamu ada di Golden Triangle, so forget the rest of the globe (Lestari, 2012:146). Bodhi bertemu Tristan
di Golden Triangle. Tristan menjelaskan tentang keindahan Golden Triangle. Tristan juga bercerita
tentang ladang ganja yang selain dihuni oleh orang Bangsa Asia Tenggara, juga dihuni oleh Bangsa
Eropa dan Amerika. Mereka di sana bekerja di ladang ganja. Upahnya sangat besar, sekitar 700 USD
perminggu. Tristan mengajak Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Bodhi pun langsung menyetujuinya.

Dan, Perserikatan Bangsa-Bangsa di sini sepakat bahwa Golden Triangle merupakan dimensi lain
tempat segalanya bergerak lamban (Lestari, 2012:149). Di Golden Triangle banyak sekali orang-orang
bangsa kulit putih yang bekerja di sana. Setiap hari mereka melakukan hal yang sama. Di sana, waktu
serasa berjalan lambat.

4.1.4.2. Latar Waktu

Selain latar tempat, penulis juga menyugguhkan latar waktu di novel Supernova Episode Akar. Dalam
novel penulis tidak secara eksplisit menceritakan latar waktunya. Hal ini dapat dibuktikan penulis dengan
kutipan sebagai berikut:

19
4.1.4.2.1. Pagi

Permisi, Mas Bodhi. Selamat pagi [suaranya selip lagi]---Ehm! (Lestari, 2012:19).Saat sedang mandi
di indekosnya, Bodhi ditagih uang sewa yang menunggak selama 6 bulan. Meskipun begitu Bodhi tidak
kunjung membayar. Setiap bulannya dia selalu lolos dari tagihan. Entah bagaimana caranya. Dari awal
Bodhi tinggal di indekosnya, belum satu bulan pun dia membayar uang sewanya.

Setiap kali ku songsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkelupas (Lestari,
2012:51).Bodhi merasakan ada yang hilang setiap harinya. Guru Liong sedah menyarankannya untuk
pergi meninggalkan vihara. Setidaknya Bodhi pernah menjadi manusia normal. Bodhi sudah sangat
jenuh dengan kehidupannya yang monoton di vihara.

Setelah aku pulang dari kamar mandi pagi-pagi, Kell sudah menunggu dengan sekantong pw-
pia panas di kamar (Lestari, 2012:73). Semenjak kedatangan Kell, Bodhi ingin segera pergi dari
penginapan srinthip. Namun, Kell membujuk Bodhi untuk tetap tinggal bersamanya di penginapan
srinthip. Bodhi pun setuju. Kell langsung memulai untuk mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto.

Feri sungai itu berangkat pukul sembilan pagi (Lestari, 2012:122).Setelah dua malam di Luang
Prabang, Bodhi berangkat menuju Huay Xai. Bodhi berangkat naik slow boat. Bodhi menyusuri Sungai
Mekong sepanjang 300 kilometer selama dua hari dan menginap di dekat Pakbeng. Jam sembilan pagi
kapal feri yang dinaiki Bodhi berangkat. Kapal feri itu berjalan lambat menyusuri sungai.

Pagi secara alami membangunkan siapa saja yang tidur di ruang terbuka (Lestari, 2012:179). Setelah
semalam mengalami kejadian mengerikan, Bodhi terbangun oleh suara tiga orang. Mereka adalah tuan
rumah Bodhi. Mereka terdiri dari laki-laki tua, istri laki-laki tua, dan seorang anak dari tuan rumah
Bodhi. Tiba-tiba laki-laki tua bilang kepada Bodhi bahwa dia akan mengantar Bodhi ke Pailin. Laki-laki
tua itu melarang Bodhi untuk pergi sendiri karena itu berbahaya.

Subuh esok harinya kami berangkat (Lestari, 2012:180). Setelah menunggu kedatangan laki-laki tua
selama lima hari, akhirnya Bodhi diantar pergi ke Pailin. Diperjalanan, Bodhi ditegur oleh laki-laki tua
karena terlalu lambat jalannya. Setengah jam kemudian mereka sampai di Pailin.

Silau matahari redam seketika oleh gelap ruangan (Lestari, 2012:184).Bodhi berniat menolong laki-
laki tua itu. Namun, hal itu membawa Bodhi bertanding dengan laki-laki yang berbadan besar. Diawal
pertandingan Bodhi serasa ingin mati saja. Laki-laki berbadan besar itu terus memukul dan meninju
Bodhi. Hampir saja Bodhi mati, namun, pukulan laki-laki berbadan besar kembali menyadarkan Bodhi.
Bodhi sangat marah karena kesempatannya untuk mati sudah hilang. Bodhi bangkit lagi untuk
membalaskan dendamnya. Bodhi menggunakan jurus wushu yang diajarkan oleh Guru Liong. Dan
akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Bodhi.

Jarang-jarang. Senyap. Cuma kokok ayam sesekali menyambar lantang, kadang dekat mengaggetkan,
kadang jauh memanggil (Lestari, 2012:178). Bodhi sampai di mulut kampung. Waktu ini masih sangat
pagi. Langit masih gelap. Bodhi dikagetkan dengan bapak tua dan anjing kampung. Bapak tua itu
menyilahkan Bodhi untuk tidur dalam kantong tidurku di beranda rumahnya.

4.1.4.2.2. Bulan Keenam

Bulan keenam, dan selalu lolos. Tinggal gratis dari pertama masuk (Lestari, 2012:19).Bodhi ditagih
uang sewa indekosnya. Namun, sampai bulan keenam, Bodhi belum juga membayar uang sewa.

20
4.1.4.2.3.Malam hari

Baru tengah malam aku kembali ke Srinthip. Semua kantong tidur sudah terisi. Kecuali punya Kell
(Lestari, 2012:72). Bodhi baru kembali di penginapan srinthip saat tengah malam. Bodhi melihat
sekelilingnya, semua kantong sudah diisi oleh pemiliknya. Namun, Bodhi tidak melihat Kell dalam
kantong tidurnya. Bodhi bingung kenapa sudah larut malam Kell tidak ada di penginapa srinthip. Bodhi
melihat sekeliling kamarnya. Tiba-tiba Kell muncul dan berkata bahwa Bodhi harus berhenti mencari jika
Bodhi ingin menemukkannya.

Malam datang tak lama lagi. Angkasa tengah mengenakan jubah hitam yang luruh perlahan (Lestari,
2012:117). Malam menjelang, Bodhi masih duduk di pinggiran sungai. Tiba-tiba Bodhi melihat biksu
remaja sedang berjalan di atas air. Perlahan Bodhi mengamati biksu muda itu. Bodhi merasa mengenal
biksu muda itu. Muka biksu itu mirip dengan Guru Liong. Bodhi yakin bahwa biksu itu adalah Guru Liong
remaja. Namun, semakin lama Guru Liong menghilang digantikan genang sungai yang airnya ikut
menghitam karena langit.

Good night, Bodhi. Maaf menggangu, Sophin tersenyum manis lalu menutup pintu (Lestari, 2012:126-
127).Selama di kapal feri Bodhi diikuti oleh anak kecil perempuan. Anak itu selalu mengikuti Bodhi
kemana pun. Namun, anak ini tidak mau bicara sama sekali. Ibu anak ini bingung mencari anaknya.
Setelah menemukan anaknya menangis dikamar Bodhi, si ibu langsung meminta maaf kepada Bodhi dan
berkata bahsa

Anda mungkin juga menyukai