PENDAHULUAN
1
Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen
adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan
warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna
indicator (Keenan, 1991).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi titrasi asam basa.
2. Agar mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip titrasi asam basa.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
larutan indicator yang ditambahkan kedalam larutan yang di uji sebelum
penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indicator ini menanggapi munculnya
kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau
tidak dapat tepat pada titik kesetaraan. Titrasi asam basa pada saat indicator
berubah warna disebut titik akhir titrasi. Umumnya larutan uji adalah larutan
standar elektrolit kuat, seperti asam klorida dan natrium hidroksida (Sujono,
2003).
4
indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut
sebagai “titik akhir titrasi” (Raymond, 2004).
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan
untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekuivalen 4-
10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah,
jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi
asam lebih besar dari 104 .pH berubah secara drastis bila volume titrannya. Pada
reaksi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul ke molekul lain. Dalam air
proton biasanya tersolvasi sebagai H30. Reaksi asam basa bersifat reversibel.
Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH dan perubahan warna
indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. (Khopkar, S.M.
1990).
5
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu
contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium
hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai
berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
(Iin, 2012).
6
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
(Purba, 1997).
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 hasil pengamatan titrasi
Titrasi ke- Volume larutan standar Konsentrasi laturan (NaOH)
(HCl 0,1 N) (mL) (N)
1 2 mL 0,008 N
2 2,7 mL 0,0108 N
3 1,5 mL 0,006 N
4.2 Pembahasan
Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang di
butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan
lain.
Pada praktikum kali ini kita melakukan atau mengulangi titrasi asam basa
sebanyak lima kali percobaan.
Pada percobaan kami menentukan konsentrasi NaOH dengan
menggunakan proses titrasi antara larutan HCl sebanyak 0,1 N, dengan larutan
NaOH. 25 ml larutan NaOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 3
tetes indikator PP (fenolftalein), lalu ditetesi dengan larutan HCl yang sudah
disediakan dalam buret setetes demi setetes sampai ekuivalen atau habis bereaksi.
Pada percobaan ini banyak nya HCl yang digunakan dalam proses titrasi adalah
adalah sebanyak 2 ml dengan warna yang dihasilkan dari titik ekuivalen tersebut
adalah kepink-pinkan, sehingga dapat ditentukan konsentrasi NaOH dengan
menggunakan rumus :
N x M x V basa = N x M asam x V asam
Sehingga didapat hasil dari konsentrasi NaOH itu sebesar 0,008 N
Pada percobaan kedua kami menentukan kembali konsentrasi NaOH
dengan menggunakan proses titrasi antara larutan HCl sebanyak 0,1 N, dengan
larutan NaOH. 25 ml larutan NaOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
ditambahkan 3 tetes indikator PP (fenolftalein), lalu ditetesi dengan larutan HCl
9
yang sudah disediakan dalam buret setetes demi setetes sampai ekuivalen atau
habis bereaksi. Pada percobaan kedua ini banyak nya HCl yang digunakan dalam
proses titrasi adalah adalah sebanyak 2,7 ml dengan warna yang dihasilkan dari
titik ekuivalen tersebut adalah pink muda, sehingga dapat ditentukan konsentrasi
NaOH dengan menggunakan rumus :
N x M x V basa = N x M asam x V asam
Sehingga didapat hasil dari konsentrasi NaOH itu sebesar 0,0108 N.
Dan pada percobaan terakhir yaitu percobaan kelima kami menentukan
lagi konsentrasi NaOH dengan menggunakan proses titrasi antara larutan HCl
sebanyak 0,1 N, dengan larutan NaOH. 25 ml larutan NaOH dimasukkan ke
dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP (fenolftalein), lalu ditetesi
dengan larutan HCl yang sudah disediakan dalam buret setetes demi setetes
sampai ekuivalen atau habis bereaksi. Pada percobaan terakhir ini banyak nya HCl
yang digunakan dalam proses titrasi adalah sebanyak 1,5 ml dengan warna yang
dihasilkan dari titik ekuivalen tersebut adalah pink bening atau hamper bening,
sehingga dapat ditentukan konsentrasi NaOH dengan menggunakan rumus :
N x M x V basa = N x M asam x V asam
Sehingga didapat hasil dari konsentrasi NaOH itu sebesar 0,006 N.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamata serta pembahasan yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa banyaknya volume larutan HCl yang dibutuhkan pada
percobaan ke-1 untuk mencapai titik ekuivalen atau habis bereaksi adalah 2 ml
dengan berwarna kepink-pinkan serta hasil konsentrasi yang diperoleh larutan
NaOH sebanyak 0,008 N. Pada percobaan ke-2 banyaknya volume larutan HCl
yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen atau habis bereaksi adalah 2,7 ml
dengan warna pink muda atau merah muda serta dengan hasil konsentrasi yang
diperoleh larutan NaOh sebanyak 0,0108 N. Dan pada percobaan terakhir
banyaknya volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen atau habis
bereaksi adalah 1,5 ml dengan warna pink bening atau hamper tidak berwarna
serta hasil konsentrasi yang diperoleh larutan NaOH sebanyak 0,006 N.
Dengan demikian hasil yang paling mendekati titik ekuivalen adalah
percobaan terakhir dengan volume 1,5 ml serta warna yang dihasilkan pada
larutan tersebut adalah pink bening atau hampir tidak berwarna.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini kita harus lebih berhati-hati dalam
melakukan percobaannya agar tidak terjadi kegagalan dalam praktikum. Serta
menjaga kebersihan alat-alatnya sehingga pada saat praktikum tidak terjadi
kegagalan juga karena kurangnya kebersihan alat yang digunakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12