Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN VIII

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA DALAM


BENTUK KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

I. Tujuan
1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan standar asam oksalat.
2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan.
II. Landasan Teori
Titrasi berdasarkan prinsip kerjanya merupakan salah satu analisis kuantitatif
untuk menentukan molaritas larutan. Proses titrasi ini dengan cara menambahkan
larutan baku (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) kedalam
larutan lain dengan bantuan indikator sampai tercapai suatu titik ekivalen. Pada
dasarnya reaksi dalam titrasi merupakan reaksi penetralan. Titrasi dihentikan
tepat pada saat jumlah mol titer dan titrat. Pada saat itu larutan akan bersifat
netral. Analisa tnmetri merupakan suatu bagian utama bagian kimia analisis dan
perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi
kimia. Aa + tT dimana a molekul analit A, bereaksi dengan tmolekul reagenesia T.
Regenenesia T disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari
dalam buret. Larutan dalam buret bisa berupa larutan standar yang
konsentrasinya diketahui dengan cara standarisasi ataupun larutan dari zat yang
akan ditentukan konsentrasinya. Penambahan titran diteruskan sampai jumlah T
yang secara kimia setara atau ekuivalen dengan A, maka keadaan tersebut
dikatakan telah mencapai titik ekuivalensi atau disingkat TE dari titrasi itu. Namun
kapan tepatnya tercapai suatu titik ekuivalensi tidak dapat dilihat secara kasat
mata. Untuk mengetahui kapan penambahan titran itu harus dihentikan,
digunakanlah suatu zat yang disebut indikator yang dapat menunjukkan terjadinya
kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa tepat atau
tidak tepat pada titik ekuivalensi (sandra, 2022).
Asidimetri merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan
larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri merupakan pengukuran konsentrasi
basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut
juga sebagai titrasi asam-basa. Titrasi adalah proses mengukur volume suatu
larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang
diketahui volumenya sampai terjadi reaksi-reaksi sempurna. Atau dengan
perkataan lain untuk mengukur suatu volume titran yang diperlukan untuk
mencapai suatu titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan sama.
Analisa titrimetri atau analisa volumetric merupakan analisis kuantitatif dengan
mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan
larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku
(standar)adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
konsentrasinya tersebut biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas) (sandra, 2022).
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan
baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa. Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat
dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya
sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur
volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Caranya adalah
dengan mereaksikan larutan dalam volume tertentu dengan larutan lain yang
konsentrasi zatnya sudah diketahui. Larutan yang sudah diketahui ini disebut
larutan beku. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-
pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya
merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikiometri. Hal ini diatasi dengan
pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat
diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat
penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Asidimetri adalah
titrasi terhadap larutan basa dengan larutan standar asam. Asidimetri merupakan
penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa- senyawa yang bersifat basa
dengan menggunakan larutan beku asam. Teknik asidimetri juga telah dimanfaatkan
secara luas misalnya dalam pengujian boraks yang sering dipergunakan oleh para
penjual bakso. Proses analisis dilakukan dengan melarutkan sampel seberat 500 mg
kedalam 50 ml air dan ditambahkan beberapa tetes indikator metil orange,
selanjutnya dititrasi dengan HCL 0,1 N untuk menentukan saat tercapai titik ekivalen
pada titrasi netralisasi digunakan indikator yang mempunyai warna berbeda dalam
larutan berbeda dalam larutan tergantung PH larutan (indayatmi,2020).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir
titrasitelah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo
dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah
titikdimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis
danlarutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna
pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang
dianalisisdan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai
laluditeruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir
titrasisangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukandengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titersedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secarastoikiometri titrant dan
titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai“titik ekuivalen”. Pada saat
titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan,kemudian kita mencatat volume
titer yang diperlukan untuk mencapai keadaantersebut. Dengan menggunakan
data volume titrant, volume dan konsentrasi titermaka kita bisa menghitung kadar
titrant (indayatmi,2020).
Untuk proses standarisasi, larutan hanya diambil 10 mL dan ditambahkan
indikator PP, sebagai zat yang dapat menandakan tercapainya titik akhir titrasi.
Setelah penambahan PP larutan tidak mengalami perubahan warna karena PP yang
memiliki trayek pH 8,0-9,6 dan PP memiliki warna asam tidak berwarna dan warna
merah pada larutan basa. Karena itu, larutan asam oksalat tidak mengalami
perubahan warna karena asam oksalat bersifat asam. Kemudian titrasi dengan
NaOH hingga mencapai titik akhir titrasi saat warna larutan berubah dari tidak
berwarna (bening) menjadi merah muda. Perubahan warna ini terjadi karena
adanya perubahan pH yang mempengaruhi indikator. Perubahan pH terjadi karena
adanya penambahan ion OH - terjadi pada titrasi. Tujuan dari praktikum ini sama
seperti apa yang telah tertulis pada tujuan praktikum, yaitu menentukan molaritas
dan normalitas larutan NaOH serta menetapkan kadar asam cuka atau asam
asetat perdagangan. Penentuan kadar asam cuka perdagangan ini digunakan
untuk mengetahui kebenaran kadar yang tertera pada etiket asam cuka yang dijual
dipasaran. Penentuan kadar ini menggunakan metode asidimetri dan alkalimetri
dengan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran, karena metode ini masuk ke dalam
metode Titrimetri atau Volumetri. Sehingga perlu adanya standarisasi larutan
NaOH terlebih dahulu supaya mendapatkan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1
M. Dengan menggunakan data volume titrant (mardhiah,2021).
Cuka adalah salah satu produk makanan yang mempunyai manfaat yang
banyak oleh masyarakat, walaupun asam cuka memiliki nilai jual sedikit murah
tetapi asam cuka memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti karbohidrat,cuka
oren juga mengandung banyak komponen-komponen mikro nutrein seperti
kalsium, fosfor, besi, dan riboflavin, walaupun dalam jumlah yang sangat terbatas.
asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal untuk pemberi rasa
asam dan aroma dalam makanan. Asam juga cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2.
Rumus ini seringkali ditulis dalam wujud kimia CH3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan
higroskopis yang tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Dengan tidak
disadari penggunaan pembersih buatan rumah tangga dapat membuat pencemaran
lingkungan, Pembuatan cairan pembersih alami berbahan dasar cuka merupakan
cairan yang paling mudah untuk dibuat,dan juga tidak membutuhkan biaya yang
mahal, dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dengan adannya penelitian ini
masyarakat dapat membuat cairan pembersih sendiri dengan bahan yang mudah
didapat (mardhiah,2021).
Asam organik yang diproduksi oleh mikroorganisme telah diusulkan sebagai
alat bioteknologi untuk melepaskan fosfor (P) dari batuan fosfat (RP) yang sedikit
larut. Dalam karya ini, asam organik yang umumnya terkait dengan pelarutan P
mikroba (sitrat, glukonat, itakonik, malat, dan oksalat) diterapkan pada
peningkatan dosis untuk melarutkan RP dengan tingkat reaktivitas yang berbeda.
Pelarutan P oleh asam organik dibandingkan dengan asam sulfat, pereaksi
tradisional yang digunakan dalam pelarutan RP untuk produksi pupuk. Jenis asam
dan konsentrasinya lebih berpengaruh terhadap reaktivitas P terlarut daripada RP.
Secara umum efisiensi asam organik adalah oksalat > sitrat ≥ malat > itakonat >
glukonat. Asam oksalat dan sulfat melarutkan 100% P yang terkandung dalam
semua RP yang tersusun oleh apatit [Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)]. Namun, asam oksalat
lebih unggul dari asam sulfat, melepaskan lebih banyak P per mmol asam yang
digunakan. Rata-rata, setiap mmol asam oksalat melepaskan 21 mg P, sedangkan
asam sulfat melarutkan 14 mg P mmol−1. Dengan demikian, mikroorganisme
penghasil asam oksalat muncul sebagai alternatif yang menjanjikan untuk
memproses RP melalui jalur bioteknologi mikroorganisme telah diusulkan sebagai
salah satu alat bioteknologi untuk melepaskan fosfor (mendes,et al 2020).
Titrasi asam basa merupakan metode analisa titimetri yang berdasarkan pada
reaksi netralisasi antara ion hidrogen dari asam dengan ion hidroksida dari basa
membentuk molekul air, sehingga disebut sebagai titrasi netralisasi. Titrasi
netralisasi dibedakan atas dua yaitu titrasi asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri
merupakan titrasi terhadap larutan basa dengan larutan standar asam, sedangkan
alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam dengan larutan standar basa.
Proses titrasi menggunakan larutan standar primer dan larutan sekunder. Larutan
standar primer adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara tepat
melalui metode gravimetri, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi atau
kadar larutan lain yang belum diketahui. Larutan standar sekunder adalah larutan
yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat
yang tidak pernah murni. Titik titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup
untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik
ekuivalen. Titik ini biasanya ditandai dengan perubahan warna indikator yang
tajam, yang telah ditambahkan sebelumnya ke dalam larutan asam. Selesai titrasi
harus dapat diamati dengan perubahan warna atau berbentuk endapan. Saat
terjadinya perubahan yang terlihat baik warna atau endapan disebut titik akhir
titrasi. Menentukan saat tercapainya titik ekuivalen pada netralisasi digunakan
indikator yang mempunyai warna yang berbeda dalam larutan tergantung pH
larutan, contohnya indikator phenolphthalein dan methyl orange. Praktikum ini
menggunakan prinsip netralisasi dari asam dan basa, maka dapat menimbulkan
perubahan warna pada zat warna tumbuhan, karena ciri dari asam sendiri adalah
rasa masam dan pH<7. Sifat dari basa sendiri adalah memiliki rasa pahit dan dapat
menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan dan larutan basa dalam
air juga dapat menghantarkan listrik. Indikator adalah zat yang ditambahkan
untuk menunjukkan titik akhir titrasitelah di capai. Indikator juga dapat diartikan
menjadi berukuran atau nilai yang memberi kita gambaran wacanaseperti apa
sesuatu itu.Indikator ialah setiap karakteristik, ukuran, ataupun ciri yang dapat
menunjukkansekaligus menandakan adanya perubahan yang terjadi buat suatu
bidang tertentu. indikator memiliki manfaat yg sangat besar buat
manusiamelakukan sebuah kegiatan sekaligus mengetahui sejauh mana kegiatan
atau aktivitas yang telah dilakukan tersebutberubah atau berkembang. Umumnya
indicator yang digunakan adalah indicator azo denganwarna yang spesifik pada
berbagai perubahan PH. Metode Alkalimetri sesuai dengan prinsipnya yaitu
penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan standar basa. Minyak yang
mengandung asam lemak bebas hasil hidrolisa direaksikan dengan NaOH sebagai
titran dan fenolftalein sebagai indikator. (wulandari dan yulkifli,2018).
III. Alat dan Bahan

3.1 Alat
 Labu ukur
 Buret
 Erlenmeyer
 Pipet ukur
 Klem dan standar
 Batang pengaduk
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Spatula
3.2 Bahan
 Asam oksalat
 NaOH
 Asam cuka perdagangan
 Indikator pp
 Air suling
IV. Prosedur Pekerjaan

4.1 Penentuan Molaritas NaOH

Asam oksalat

Ditimbang 1,26 g asam oksalat

Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml

Ditambah air suling hingga volume tepat 100 ml

Disiapkan dan cuci satu buret

Diisi larutan asam oksalat yang telah disiapkan

Hasil

Larutan NaOH

Dituang 10 ml ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan 10 ml air suling dan 1-2 tetes indicator PP

Dititrasi dengan larutan asam oksalat hingga warna merah

Jambu hilang

Dilakukan 3 kali titrasi

Hasil
4.2 Penerapan kadar asam cuka perdagangan

Larutan cuka pedagangan

Diambil 10 ml larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

Diencerkan hingga volume 100 ml

Diambil 10 ml larutan encer

Dimasukkan kedalam erlenmeyer ukuran 125 ml

Ditambah 2 tetes indikator PP

Dititrasi dengan larutan NaOH standar hingga terjadi

perubahan warna

Dilakukan 3 kali titrasi

Dicuci buret dengan asam pencuci (sisa asam asetat

perdagangan)

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan

Standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan


secara teliti konsentrasi suatu larutan.Standarisasi dapat dilakukan dengan
titrasi,titrasi merupakan proses penetuan konsentrasi suatu larutan dengan
mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya.
Pada percobaan kali ini dengan judul „ Standarisasi Larutan NaOH 0,1 mdan
Penggunaannya dalam penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan,yang dimana
pada percobaan dilakukan titrasisebanyak3 kali,sehingga data yang akan diperoleh
pada tabel hasil dan pembahasan.

5.1 Penentuan Molaritas NaOH (Asam Oksalat)

Tabel 1.Penentuan molaritas asamoksalat


Perlakuan Hasil

Asam oksalat 1,26 g + air suling - Perubahan larutan padat


100 ml menjadi cair

- Warna tetap bening

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.Dari tabel
percobaan diatas,metode titrasi yang digunakan adalah titrasi yang digunakan
adalah titrasi asidimetri,karena menggunakan larutan asam oksalat sebagai
larutan standarnya.Tujuan dilakukannya standarisasi larutan dalam percobaan ini
yaitu untuk menentukan molaritas NaOH menggunakan larutan standard asam
oksalat. Percobaan standarisasi larutan NaOH dengan larutan standard asam
oksalat ini termasuk titrasi netral.Dalam titrasi netralisasi ph titikakhir titrasi
ditentukan oleh banyaknya H+ yang berlebihan dalam larutan yang digunakan,yang
besar titik akhirnya bergantung pada sifat asam,basa dan konsentrasi larutan.
Pada standarisasi NaOH dengan menggunakan asam oksalat terjadi reaksi
sebagai berikut:
H2C2O42H2O(aq)+2NaOH(aq)Na2C2O4.H2O(aq)+4H2O(I)

Berdasarkan data pada tabel diatas,dapat diketahui bahwa standarisasi


merupakan suatu teknik untuk menentukan molaritas atau konsentrasi suatu
larutanyang sebelumnya secara teliti. Pada percobaan ini larutan standarnya
menggunakan NaOH,karena NaOH merupakan larutan standard skunder sehingga
sebelum digunakan terlebih dahulu NaOH distandarisasi dengan larutan asam
oksalat yang merupakan suatu larutan primer.Proses titrasi termasuk asidi-
alkalimetri yaitu membutuhkan larutan baku dalammetrodenya,larutan baku
haruslah distandarisasi terlebih dahulu untuk menetukan konsentrasi yang tepat
dari calon larutan baku.

Gambar 1 struktur asam oksalat


Sebelum digunakan untuk menitrasi asam cuka,larutan NaOH ini
distandarisasi terlebih dahulu karena NaOH merupakan zat yang mudah
terkontaminasi,bersifat higroskopissehingga mudah menarik uap air dari udara
dan juga mudahberintekrasi dengan co 2 dalamudara.Dimana pada kedua proses ini
menyebabkan penimbangan sejumlah tertentu NaOH tidakakan memberikan
kepastian massa yang sesungguhnya karena jumlah air dan co 2 yang diserapoleh
NaOHtidak akan memberikan kepastian masa yang tidak diketahui dengan pasti.
Hal ini mengakibatkan konsentrasi NaOH yang dihasilkan juga tidak tepat. Dengan
demikian apabila menggunakan NaOH sebagai pereaksi didalam suatu titrasi maka
zat tersebut harus distandarisasi sebelumnya.

Larutan NaOH

Tabel 2 Penentuan Molaritas NaOH


Perlakuan Hasil

Larutan NaOH 10 + Air suling Warna berubah menjadi merah


10ml + 2 Tetes indicator pp jambu

Larutan asam oksalat Perubahan warna dari merah jambu


+larutanNaOH ke bening pada titik ekivalen 3,5 ml
Untuk menentukan konsentrasi dari larutan NaOH,maka dilakuan titrasi antara
NaOH dengan asam oksalat 1,26 gram sebagai titrannya. Larutan ini digunakan
sebagai larutan standard primer karena larutan ini tidak bersifat higropis dan
memiliki berat ekivalen yang tinggi sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam
penimbangan zat. Dalam standarisasi ini NaOH digunakan untuk titrasi dengan
asam oksalat. Titrasi ini dilakukan dengan menambahkan 1-2 tetes indicator pp
kedalam larutan NaOH.Ketika pada titik ekivalen,akan terjadi perubahan warna
dari merah jambu menjadi bening.Pemilihan indikator fenolftatein karena pada
standarisasi ini menggunakan asam lemah (C2H4O4) dan basa kuat
(NaOH),sehingga titik ekivalennya diatas 1 dan berada pada indikator fenolftatein.
Mengingat indicator pp ditambahkan padaNaOH,akan menunjukan warna merah
muda dan pada titik ekivalen akan berubah menjadi bening.Pada
dasarnya,perubahan warna merah muda menjadi bening lebih mudah diamati dari
pada perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Setelah terjadi
perubahan warna tersebut dapat menunjukan telah tercapainya titik ekivalen yaitu
dimana saat larutan standard tepat bereaksi dengan larutan yang dititrasi. Titik
akhir titrasi merupakan titik saat indicator asam-basa mengalami perubahan
warna. Titik ekivalen merupakan titik titiksaat asam-`basa tepat habis,bereaksi.
Dalam kata lain,mol asam sama dengan mol masa dalam persamaan kimianya dan
rasionya sendiri tidak harus 1:1,tetapi rasio keduanya harus sama didalam
persamaan tersebut. Titrasi setidaknya dilakukan sebanyak tiga kali titrasi atau
telah harus dilakukan agar lebih akurat,dengan mempertimbangkan kira-kira
dimana titik akhir akan terjadi. .Reaksi yang terjadi pada penentuan molaritas
NaOH dengan larutan standar asam oksalat yaitu:

2NaO2NaOH(aq) + H2C2O4.2H2O(aq)Na2C2O4.2H2O(aq) + 2H2O(I)


Buret harus dibilas dengan akuades untuk menghilangkan pengotor lain atau
larutan sisa penggunaan yang dikhawatirkan masih menempel,kemudian dibilas
dengan larutan yang akan digunakan masing-masing minimal 3 kali. Tujuannya
agar buret terbilas larutan yang akan digunakan pada saat pada saat titrasi
dilakukan sehingga sisa-sisa akuades dalam buret tidak menyebabkan kesalahan
pada saat pengamatan serta perhitungan.Jeni-jenis titrasi ada 4 jenis yaitu reaksi
titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang prosesnya bergantung dengan reaksi
redoks,yang kedua adalah titrasi kompleksasi yaitu titrasi yang menggunakan
reaksi kompleksasi dan pembentukan ion kompleks,yang ketiga adalah reaksi asam
basa yaitu titrasi yang menggunakan metode analisis kuantitatif yang berdasarkan
reaksi asam basa. Didalam titrasi asam basa adaistilahnya adisimetri dan
alkalimetri, asidimetri ialah larutan yang standarnya asamsedangkan alkalimetri
ialah larutan yang standarnya basa,jenis titrasi yang terakhir adalah titrasi
aracntometri ialah titrasi yang digunakan untuk reaksi pengendapan.
Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen
tertentu.dalam proses titrasi suatuzat ini berfungsi sebagai titrat ialah NaOH.Titran
atau liter adalah larutan yang digunakan untuk menitrasi (biasanya sudah
diketahui secara pasti konsentratnya). Dalam proses ini yang berfungsi sebagai
titran adalah asam oksalat.
5.2 Penerapan kadar asam cuka perdagangan

Tabel 3. Penerapan asam kadar cuka perdagangan


Titrasi I Titrasi II Titrasi III

Skala awal 0 ml 0 ml 0 ml
buret

Skala akhir 46,2 ml 48,6 ml 47,3 ml


buret

Vol NaOH 46,2 ml 48,6 ml 47,3 ml


(ml)

Setelah larutan standard NaOH tersebut diketahui molaritasnya,maka larutan


tersebut sudah dapat digunakan untuk menentukan kadar asam cuka
perdagangan. Dilakukannya penetapan kadar asam cuka perdagangan adalah
untuk mengetahui apakah kadar yang tertera pada cuka perdagangan sudah
sesuai dengan kadar yang sebenarnya.Analisis dilakukan secara alkalimetri yaitu
dengan cara menitrasi larutan asam asetat perdagangan dengan larutan standard
NaOH untuk menganalisis asam cuka dalam cuka perdagangan maka dapat
dilakukan dengan titrasi netralisasi.Titrasi ini merupakan titrasi alkalimetri,proses
titrasi dengan larutan standar basa untuk menitrasi asambasa. Titrasi ini
digunakan ketika larutan analit yang akan diuji adalah berupa larutan yang
bersifat asam baik pada asam kuat maupun asam lemah. Dalam titrasi
alkalimetri,basa sebagai titran akan diteteskan kedalam larutan analit yang bersifat
asam sehinggaakan terjadi antara asam dan basa. Reaksi asam-basa dalam
medium air biasanya menghasilkan garam dan air yang merupakan senyawa ion
yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH- atau O2-.
Sedangkan asidimetri-alkalimetri adalah teknik analik pada kimia berupa titrasi
yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi
dijalankan dengan titrasi,yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret dikit demi
sedikit sampai jumlah zat zat yang direaksikan tepat menjadi ekivalen satu sama
lain.Penentuan pada titik ekivalen biasanya untuk ditentukan oleh mata terutama
untuk larutan tidak berwarma,padahl kesempurnaan reaksi harus dapat diamati
dan dideteksi setiapperubahannya ini maka dapat menggunakan bahan penolong
yang dapat membantu pengamatan tersebut disebut dengan indikator.
Dari percobaan,metode titrasi yang digunakan yaitu titrasi alkalimetri karena
menggunakan lariutan standar NaOH(basa).Penentuan konsentrasi zat atau
larutan dengancara mereaksikannya secara kuantitatif dengan menggunakan
larutan lain pada konsentrasi tertentu. Fungsi dari pengeceran asam cuka yaitu
untuk mempermudah proses titrasi,karena semakin pekat larutan makasemakin
banyak waktu yang dibutuhkan. Larutan titrasi yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu larutan asam cuka pergdagangan,larutan dititrasi sampai dengan
tercapainnya titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna dari
tidak berwarna atau bening menjadi merah muda. Perubahan warna terjadi
karenaadanya penambahan indikator phenolftalein sebelum titrasi dilakukan.
Reaksi yang terjadi pada penentuan kadar asam cuka perdagangan yaitu sebagai
berikut:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq)CH3COONa(aq) + H2O(I)


Setelah kita mengetahui molaritas dari larutan Naoh,langkah yang dilakukan
selanjutnya yaitu menetapkan 10 ml larutan cuka perdagangan yang kemudian
dimasukan 10 ml larutan cuka perdagangan kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur dan ditetesi 2tetes indikato pp,larutan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan
standar NaOH hinggga diperoleh perubahan warna dari bening menjadi merah
muda. Bila sudah terjadi perubahan warna tersebut maka titrasi dapat langsung
dihentikan.Pada percobaan penetapan kadar asam cuka perdagangan,Merk asam
cuka perdagangan yang digunakan yaitu merk dixi dengan konsentrasi hanya
sebesar 75%. Percobaan dilakukan 3 kali titrasi dengan skala awal buret pada
titrasi I 0 ml Titrasi II sebesar 0mldan titrasi III 0 Ml.Dari hasil percobaan yang
telah dilakukan didapatkan normalitas yang menunjukkan bahwa hasil yang
diperoleh tidaklah sesuai. Hal ini dikarenakan pada saat praktikan melakukan
titrasi. Dalam melakukan titrasi, pengocokan sangat berpengaruh hal ini
dibuktikan pada saat melakukan titrasi II dan III dengan volume NaOH yang
dipakai sama tetapi warna dari larutan yang dititrasi tidak sama. Pada titrasi II
warna larutan tidak terlalu menunjukkan warna merah muda sedangkan pada
titrasi III warna larutan agak kelebihan. Selain itu juga hal-hal yang berpengaruh
pada saat titrasi yakni penambahan titran. Pada penambahan titran lebih lanjut
pada titik ekivalen akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar dan
indikator yang digunakan harus berubah warna pada titik ekivalen. Hal ini ditandai
dengan perubahan warna yang berlebih pada larutan yang dititrasi.

Gambar 2 Struktur molekeul fenolftalein asam dan basa


Perhitungan kadar asam asetat dalam larutan cuka dilakukan dengan
mengalikan volume rata-rata dari NaOH dengan normalitas larutan standar yaitu
NaOH dan membaginya dengan volume asam cuka yang digunakan. Untuk
mengetahui tercapainya titik ekivalen dapat dilakukan dengan pH meter,
potensiometer, atau dengan suatu penunjuk yang dinamakan dengan indikator pH.
Indikator pH adalah asam lemah atau basa lemah organik yang menunjukkan
perubahan warna pada pH tertentu. Indikator yang digunakan dalam titrasi asam
basa harus mampu memperlihatkan perubahan warna sedekat mungkin dengan
saat titik ekivalen tercapai. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan ini digunakan titrasi alkalimetri,dimana titrasi alkalimetri
adalah titrasi yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam dengan
menggunakan larutan standar basa
2. Berrdasarkan percobaan yang dilakukan dan perhitungan maka diperoleh
perse dari asam cuka yaitu sebesar 0,75%
6.2 Saran
Dalam pratikum ini sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan larutan
larutan yang ada dilaboraturium dan dalam melakukan pratikum kali ini juga
harus memperbaiki ketelitian dalam mengukur volume larutan .
DAFTAR PUSTAKA

Indayatmi.2020.Analisis Titimatri dan Gravimetri.Yogyakarya:AG Publisher.

Mardhiah.A.2021.” Pembuatan cairan pembersih alami berbahan dasar cuka


dengan aroma jeruk “. Jurnal serambi. Vol 8 (1):1501-1506.

Mendes.G.O dan M.D.Costa.2020.” Oxalic acid for rock phosphate solubilisation “.


Journal Minerals. Vol 155 (12):106-145.

Sandra.L.2022.Kimia dasar. Sumatera Barat: PT Global Eksekutif Teknologi.

Wulandari.D.A danYulkifli.2018.” Studi awal rancang bangun calon meter


pendeteksi pada warna makanan menggunakan sensorphotoioda”. Jurnal Kimia.
Vol 11(2): 81-87.
Lampiran

A. Perhitungan

1. Penetapan Molaritas NaOH


a. Molaritas NaOH
gr 1000

Molar H2C2O4 = m = x
𝑚𝑟 100
1,26 gr 1000
m= 1,26 g𝑟/𝑚𝑜𝑙 x 100
m = 0,1 m

Titrasi I
V oksalat x m oksalat = V NaOH x m NaOH
5,1 ml x 0,1 m = 10 𝑚𝑙 𝑥 𝑚 𝑁𝑎0𝐻
10 𝑚𝑙
M NaOH = 0,051 m

Titrasi II
V oksalat x m oksalat = V NaOH x m NaOH
5,1 ml x 0,1 m = 10 ml x mNaOH
5,1 𝑚𝑙 𝑥 𝑚 𝑁𝑎0𝐻
M NaOH = 10 𝑚𝑙
M NaOH = 0,051 m

Titrasi III
V oksalat x m oksalat = V NaOH x m NaOH
5,2 ml x 0,1 m = 10 ml x mNaOH
5,2 𝑚𝑙 𝑥 𝑚 𝑁𝑎0𝐻
M NaOH = 10 𝑚𝑙
M NaOH = 0,052 m

Titrasi rata rata / m NaOH rata rata
𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼+𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼𝐼+𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼𝐼𝐼
= 3
0,51 𝑚+0,51𝑚+0,52
= 𝑚3
= 0,354
= 0,051m
3

2. Penetapan kadar asam cuka perdagangan

 Titrasii I
V CH3COOH x m CH3COOH = V NaOH x mNaOH
10 ml x m CH3COOH = 46,2 m x 0,05 ml
46,2 𝑚 𝑥 0,05 𝑚𝑙
m CH3COOH = 10𝑚𝑙
m CH3COOH = 0,231 mol
 Titrasi II
V CH3COOH x m CH3COOH = V NaOH x mNaOH
10 ml x m CH3COOH = 40,6 m x 0,05 ml
40,6 𝑚 𝑥 0,05 𝑚𝑙
m CH3COOH = 10𝑚𝑙
m CH3COOH = 0,245 mol
 Titrasi III
V CH3COOH x m CH3COOH = V NaOH x mNaOH
10 ml x m CH3COOH = 47,3 m x 0,05 ml
47,3 𝑚 𝑥 0,05 𝑚𝑙
m CH3COOH = 10𝑚𝑙
m CH3COOH = 0,236 mol

 Titrasi rata rata / m CH3COOH rata rata


𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼+𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼𝐼+𝑇i𝑡𝑟𝑎𝑠i 𝐼𝐼𝐼
= 3
0,231𝑚+0,243𝑚+0,236𝑚
= 3
0,71 𝑚
= 3
= % m CH3COOH
𝑚 𝐶𝐻3OOH X V CH3OOH X 15 m . Titrat X 100 % X EP
= 𝑀.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒 𝑥 1000
0,236 𝑥 10 𝑚𝑙 𝑥 60
= 10𝑚𝑙 𝑥 1000 x 100% x 10
= 0,236 x 60 = 14,16 %
= % recovery
14,16 %
= 25 % x 100%
B. Pertanyaan Pra praktek

1. Apa yang dimaksud dengan Molaritas, Titrasi dan Larutan standar?


Jawab :
- Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiapliter larutan
- Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang
dibutuhkan untuk reaksi sempurna dengan jumlah reaktan tertentu lainnya
- Larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya secara pasti
2. Bagaimana cara menghitung molaritas larutan
Jawab :

m.gr x 100
mrml
3. Apa tujuan dilakukannya titrasi dan penggunaan larutan standard dalam
titrasi?
Jawab :
Titrasi bertujuan untuk menetukanmenentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui konsentrasinya agar tepat habis
reaksinya dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau diketahui kadarnya
atau konsentrasinya. Larutan standar berfungsi sebagai titrasi sehingga
ditempatkan buret yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume
larutan.
C. Pertanyaan Pascapratikum

1. Apakah yang dimaksud dengan larutan standard?

Jawab :

Larutan standard merupakan larutan yang konsentrasinya telah diketahui


pasti

2. Apa itu larutan standard primer dan skunder?

Jawab :

Larutan standard primer merupakan larutan konsentrasinya diperoleh dari


hasil menimbang.Sedangkan larutan standard skunder merupakan larutan
yang konsentrasinya diperoleh dengan menitrasi dengan menggunakan
larutan primer

3. Bila larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat memakai indikator
pp,apakah tepat bila titrasi sebaliknya juga memakai pp?

Jawab :

Jikas asam kuat direaksikan dengan basa kuat akan menghasilkan garam
netral. Secara teori bias saja indicator pp digunakan dalam titrasi bahan
tersebut jarang digunakan karena titrasiyang diperoleh kurang akurat.

Anda mungkin juga menyukai