Anda di halaman 1dari 13

TITRASI ASAM BASA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan,
merupakan makna lain dari titrasi asam-basa. Netralisasi dapat didefinisikan
sebag ai reaksi antara proton dan ion hidroksida membentuk air. Dalam
pembahasan netralisasi tentu kita akan mendapatkan istilah titrasi. Perlu
dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam- basa atau reaksi penetralan
dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi asam-basa ini ditentukan
oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-
basa. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam
buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa. Dalam melakukan titrasi
netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH, hal ini
dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna
dari indikator. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa atau sebaliknya. Dalam proses titrasi suatu larutan ditambahkan sedikit
demi sediki pada larutan yang volumenya telah diketahui, sampai tercapai
titik ekuivalen (jumlah stoikhiometri (perbandingan mol) dari kedua peraksi.
yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator disebut titik
ekuivalen.
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan
suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang
diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada
reaksi nertalisasi asam basa. Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama
titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan
oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator
yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi
sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada
saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi.
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara
atau metode yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan
dari perangkat gelas yang disebut buret. Titik dalam titrasi dimana titran yang
telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang
ditentukan disebut titik ekivalen atau titik stoikhiometri, titik ini sering
ditandai dengan perubahan warna senyawa yang disebut indikator.
1.2 Maksud Praktikum
Untuk Mengetahui dan mempelajari cara menentukan kadar suatu larutan
asam dan basa dalam metode asidimetri dan alkalimetri.
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan kadar natrium karbonat dalam metode sidimetri.
2. Untuk menentukan kadar Asam salisilat dalam metode Alkalimetri.
3. Untuk menentukan kadar kloramfenikol dalam metode Titrasi asam basa.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap
sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titrasi yang
melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa (Muchtaridi,
2006).
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri, sedang untuk titrasi
pengukuran lain-lain sering dipakai akhiran-ometri mengggantikan imertri.
Kata metri berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses seni
mengukur. I dan O dalam hubungan mengukur sama saja, yaitu dengan atau
dari (with or off). Akhiran I berasal dari kata latin dan O berasal dari kata
Yunani. Jadi asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun
pngukuran dengan asam (yang diukur dalam jumlah basa atau garam)
(Harjadi, 1990).
Teori Bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan
lebih banyak mengenai suatu larutan kimia. Misalnya, teori Bronsted
menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan amonium klorida bersifat
asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam teori Bronsted, asam
didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan proton kepada zat
yang lain . Dalam hali ini , proton adalah atom hidrogen yang kehilangan
elektronnya. Basa adalah zat yang menerima proton dari zat lain. Reaksi asam
dan basa menghasilkan menghasilkan asam dan basa yang lain. (Golberg,
2002).
Pada titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
(Susanti,1995) :
1. Asidimetri. Titrasi ini menggunakan larutan standar asam yang
digunakan untuk menentukan basa. Asam yang biasa digunakan adalah
HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

2. Alkalimeri. Pada titrasi ini merupakan kebalikan dari asidi-alkalimetri


karena larutan yang digunakan untuk menentukan asam disini adalah
basa.
Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan
basa diantaranya : (1) titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, (2)
titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat, dan (3) titrasi yang
melibatkan asam kuat dan basa leamah. Titrasi asam lemah dan basa lemah
dirumitkan oleh terhidrolisisnya kation dan anion dari garam yang terbentuk
(Chang R. 2004).
Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat sajumlah
mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion H+
yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi ,
kita harus mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan
dari buret ke asam dalam labu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini
adalah dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan
asam saat awal titrasi (Chang R. 2004).
Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak
semua indikator berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan indikator
untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan basa yang digunakan
dalam titrasi (dengan kata lain apkah mereka kuat atau lemah). Dengan
demikian memilih indikator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan
titik akhir untuk menentukan titik ekuivalen (Chang R, 2004).
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam
ditetesi dengan larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen
(asam dan basa tepat habis bereaksi). Jika larutan asam ditetesi dengan
larutan basa maka pH larutan akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi
dengan larutan asam maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan
perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut
kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya merupakan
titik ekuivalen (Michael, 1997).

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk


menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa.
Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan
berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut
dalam air.. Untuk menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut
misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat
misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan
perubahan indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan
seperti potensiometri, spektrofotometer, konduktometer (Rivai H, 1990).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
a. Asidimetri : Penentuan Kadar natrium karbonat
Ditimbang seksama 500 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam Elenmeyer
dengan 30 ml etanol, dan ditambahkan 15 ml air. Setelah itu ditambahkan
3 tetes indicator pp dan dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan tidak
berwarna.
1 ml HCl 0,1 N setara dengan 25.40 Mg luminal - natrium
b. Alkalimetri : Penentuan Kadar Asam Salisilat
Ditimbang seksama 400 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam Elenmeyer
dengan 10 ml etanol, ditambahkan 3 tetes indikator pp dan dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda.
Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 13.81 Mg asam salisilat.
c. Titrasi bebas air : Penentuan Kadar Kloramfenikol
Timbang seksama 150 mg kloramfenikol, dilarutkan dalam 2 ml alkohol
90%, ditambahkan 5 ml HCl pekat, dipanaskan diatas penagas air sampai
kering residu dikeringkan, pada suhu 105C selama 15 menit. Setelah
dingin, residu dilarutkan dalam 10 ml asam asetat glasial, ditambahkan 5
ml raksa(2) asetat 5% dalam asam asetat dan 20 ml dioksan serta 5 tetes
indikator kristal violet. Titrasi dengan asam perklorat 0,05N sampai terjadi
warna biru.
Tiap ml asam perklorat 0,05 N setara dengan 16,6 Mg kloramfenikol.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Alat praktikum yang digunakan adalah Buret, Corong, Erlenmeyer, Gelas
Kimia, Gelas Ukur, Pipet tetes.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan praktikum yang digunakan adalah Asam salisilat, Aquades, HCl,
Indikator PP, Indikator kristal violet , Natrium karbonat, NaOH.
3.3 Cara Kerja
A. Asidimetri : Penentuan Kadar natrium karbonat
Ditimbang dengan seksama 100 mg zat uji, kemudian dilarutkan
didalam Elenmeyer dengan 6 ml etanol, dan ditambahkan 3 ml air.
Setelah itu ditambahkan 3 tetes indicator pp dan dititrasi dengan HCl 0,1
N sampai larutan tidak berwarna.
B. Alkalimetri : Penentuan Kadar Asam Salisilat
Ditimbang dengan seksama 200 mg zat uji, kemudian dilarutkan
dalam Elenmeyer dengan 5 ml etanol, ditambahkan 3 tetes indikator pp
dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah
muda.
C. Titrasi bebas air : Penentuan Kadar Kloramfenikol
Ditimbang dengan seksama 150 mg kloramfenikol, dilarutkan
didalam 1 ml alkohol 90%, ditambahkan 2,5 ml HCl pekat, dipanaskan
diatas penagas air sampai kering residu dikeringkan, pada suhu 105C
selama 15 menit. Setelah dingin, residu dilarutkan dalam 5 ml asam
asetat glasial, ditambahkan 2,5 ml raksa(2) asetat 5% dalam asam asetat
dan 10 ml dioksan serta 5 tetes indikator kristal violet. Dititrasi dengan
asam perklorat 0,05N sampai terjadi warna biru.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
1. Asidimetri : Penentuan kadar natrium karbonat
- Natrium Karbonat + etanol netral putih keruh, larut
- Natrium Karbonat + air merah muda, larut
- Natrium Karbonat + indikator PP merah muda
- Titrasi dengan HCl 0,1 N pink tua bening
Perubahan warna : (volum titran 0,5 ml )
Putih keruh larut , pink muda pink tua bening.

Penentuan kadar % =
0,5 0,1 8,4
= 102,7 1
0,42
= 102,7

= 0,004 %
2. Alkalimetri : Penentuan kadar asam salisilat
a. Volume titran = 6,7
Berat setara = 13,81 : 2 = 6,905
Berat sampel = 200,9

% Kadar = 100%

6,7 0,1959 6,905
= 100 %
200,9 0,1
9,06
= 100%
20,09

= 45,09 %
b. Volume titran = 7,3
Berat setara = 13,81 : 2 = 6,905
Berat sampel = 201,4

% Kadar = 100%

7,3 0,1959 6,905
= 100 %
201,4 0,1
9,87
= 100%
201,4

= 49,006%
ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN
15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

45,09 %+49,006 %
c. Rata-rata % kadar = 2

= 47,048 %
d. Tidak sesuai dengan farmakope atau tidak stabil atau tidak setara.
Faktor kesalahannya :
- Karena konsentrasi dari titran tidak sesuai
- Buret yang digunakan adalah buret asam sementara yang digunakan
baku basa.
3. Titrasi bebas air : Penentuan kadar kloramfenikol

% Kadar = 100%

29,8 0,051 8,08
= 100%
76,4 0,05
12,279984
= 100%
3,82

= 3, 2146550 x 100%
= 321,4655 %
Dalam Farmakope 323,13 %
4.2 Pembahasan
Titrasi Asam-Basa adalah penetapan kadar suatu zat berdasarkan atas
reaksi asam-Basa. Bila yang menjadi titran adalah larutan baku asam maka
dinamakan Asidimetri dan apabila yang menjadi titran adalah larutan baku
basa maka dinamakan Alkalimetri. Contoh larutan baku asam adalah HCL
dan larutan baku basa adalah NaOH.
Penetapan titik akhir pada titrasi bebas air, dapat dilakukan dengan
penambahan indikator yang digunakan adalah indikator PP. Perubahan warna
indikator dalam pelarut organik berbeda dengan perubahannya dalam pelarut
air. Hal ini disebabkan antara lain karena pelarut organik mempunyai tetapan
dielektrik yang lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan indikator asam
basa yang cocok untuk titrasi dengan pelarut air belum tentu baik untuk titrasi
bebas air.
Maksud Praktikum Untuk mengetahui dan mempelajari cara menentukan
kadar suatu larutan asam dan basa dalam metode asidimetri dan alkalimetri.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

Tujuan praktikum ialah untuk menentukan kadar natrium karbonat


dalam metode sidimetri. Untuk menentukan kadar Asam salisilat dalam
metode Alkalimetri. Untuk menentukan kadar kloramfenikol dalam
metode Titrasi asam basa.
Pada percobaan titrasi bebas air untuk penentuan kadar kloramfenikol
Ditimbang dengan seksama 150 mg kloramfenikol, dilarutkan didalam 1
ml alkohol 90%, ditambahkan 2,5 ml HCl pekat, dipanaskan diatas
penagas air sampai kering residu dikeringkan, pada suhu 105C selama 15
menit. Setelah dingin, residu dilarutkan dalam 5 ml asam asetat glasial,
ditambahkan 2,5 ml raksa(2) asetat 5% dalam asam asetat dan 10 ml
dioksan serta 5 tetes indikator kristal violet. Dititrasi dengan asam
perklorat 0,05N sampai terjadi warna biru. Untuk volume titran diperoleh
29,8 normalitas 0,051 berat setara 8,08 berat sampel 76,4 dan faktor
koreksi 0,05. Hingga didapat % kadar sebesar 321,4655 %.
Faktor kesalahan yang terjadi sebenarnya menurut Farmakope untuk
% kadar kloramfenikol adalah 323,13 %. Mungkin kurangnya ketelitian
praktikan dalam mengukur kadar bahan yang digunakan sehingga larutan
harus menggunakan waktu lama untuk berubah atau bereaksi. Dan hal
inilah yang biasanya membuat perbedaan data hasil dari jurnal-jurnal yang
telah ada sebelumnya.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulan bahwa untuk titrasi bebas air dalam penentuan kadar
kloramfenikol terjadi perubahan warna biru dan hasil % kadar yang didapat
yaitu 321,4655 %.
5.2 Saran
Menyarankan dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-
hati dalam menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam
melakukan praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian agar
tidak terjadi faktor kesalahan.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim
Indonesia : Makassar.

Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga : Jakarta

Goldberg, David. 2004 Kimia Untuk Pemula Erlangga : Jakarta.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia : Jakarta.

Muchtaridi, Sandri J. 2006. Kimia umum. Yudhistira Ghalia Indonesia : Jakarta.


Purba, Micheal. 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia . Erlangga : Jakarta.

Rivai, H. 1990. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press: Jakarta.

Susanti, S. 1995. Analisis Kimia Farmasi Kualitatif. LEPHAS : Makassar.

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

LAMPIRAN

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046
TITRASI ASAM BASA 2016

ERVIANA JUL AKMAL KAMARUDIN


15020150046

Anda mungkin juga menyukai