BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sediaan dengan jenis, bentuk dan penggunaan yang berbeda antara satu
dan yang lainnya. Setiap obat memiliki bentuk dan jenis yang berbeda
sediaan obat tergantung dari bahan obat dan bentuk sediannya yang
kita jumpai antara lain, sediaan berupa larutan, sirup, suspensi, emulsi,
faktor antara lain, suhu, cahaya, pH, sifat bahan obat dan secara biologis
abtara minyak dan air. Stabilitas emulsi ini salah satunya dapat
tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat menghitung jumlah
C. Maksud Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Partikel dari fase disperse biasanya bahan padat yang tidak larut
dalam medium disperse. Dalam hal suatu emulsi, fase terdispersi adlah
bahan cair yang tidak larut maupun bercampur dengan cairan dari fase
partikel dari ukuran koloid; jatuh antara 1 milimikron dan kira-kira 500
partikel dengan ukuran kecil disebut disperse halus dan bila partikel-
partikel yang ada dalam batas koloid disebuit didpersi koloid. Magma dan
mana partikel zat padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium
besar dari 0,1 mikrometer, dan beberapa partikel terebut bila diselidiki di
Dalam suspensi zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (FI III, 1979).
pengukuran dosis yang tepat dan dari segi estetis menghasilkan suatu
Bila zat polimer dan kolida hidrofilik digunakan sebagai zat pensuspensi,
harus dilakukan tes yang tepat untuk membuktikan bahwa zat tersebut
tidak mengganggu avaibilitas dari zat aktif obat dalam suspensi tersebut.
memerlukan sejumlah dan beberapa kerja yang sama dengan hasil kali
dapat membuat suatu peparat yang stabil dan rata dari campuran dua
cairan yang saling tidak bisa bercampur. Dalam hal ini obat diberikan
dalam bentuk bola-bola kecil bukan dalam bulk. Untuk emulsi yang
pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih
1989).
polar dan nonpolar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada
dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada misel ini mulai terbentuk disebut
konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat ini KMK ini dicapai maka
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama
lainnya, dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil, yang lain lipofil.
Fase hidrofil (lipofob) umumya adalah air atau suatu cairan yang dapat
paraffin, vaselin, lemak coklat, malam bulu domba) atau juga bahan
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
antara air dan minyak serta membantu lapisan film pada permukaan
Dalam suatu sistem HLB, harga HLB juga ditetapkan untuk minyak-
yang mempunyai harga HLB sama atau hamper sama sebagai fase
surfaktan, dari skala tersebut dapat disusun dimana daerah efisiensi HLB
optimum bagi tiap-tiap golongan surfaktan. Makin tinggi harga HLB dari
KARTINI APRILIA IDA ERLITA
15020160083
EMULSIFIKASI |8
surfatan atau campuran surfaktan yang digunakan maka zat itu akan
bersifat polar. Disamping itu juga perlu diketahui harga HLB butuh yang
digunakan menurut grafik harga HLB butuh adalah setar. Dengan harga
1989):
yang paling pekat akan berada di sebelah atas atau disebelah bawah
bebas permukaan saja, tetapi juga karena tidak semua globul terlapis oleh
proses lebih lanjut dari koalesen dimana kedua fasa terpisah menjadi dua
cairan yang tidak bercampur. Kedua fenomena ini tidak dapat diperbaiki
dengan pengocokan.
KARTINI APRILIA IDA ERLITA
15020160083
EMULSIFIKASI |9
B. Uraian Bahan
cahaya.
HLB : 4,3
biji kapas P
BAB III
METODE KERJA
pengaduk, Cawan porselin, Deck glas, Gelas kimia, Gelas ukur, Mixer,
C. Cara Kerja
penangas air.
4. Diukur kenaikan air dengan suhu 750C, dan kenaikan fase minyak
thermometer.
8. Dilihat hasilnya, apakah emulsi yang dibuat antara minyak dan air
pecah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil
Tabel :
5 0,19 2,81
6 0,47 2,53
7 0,75 2,25
8 1,03 1,97
9 1,31 1,69
10 1,59 1,41
11 1,87 1,31
12 2,15 0,85
Perhitungan :
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 2,1
2,1
a = 10,7
a = 0,196 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 5,1
5,1
a = 10,7
a = 0,48 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 8,1
8,1
a = 10,7
a = 0,76 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 11,1
11,1
a = 10,7
a = 1,037 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 14,1
14,1
a = 10,7
a = 1,32 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 17,1
17,1
a = 10,7
a = 1,59 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 20,1
20,1
a = 10,7
a = 1,88 gram
Untuk span 80 3a
Emulgator 3%
Air 100%
10,7a = 23,1
23,1
a = 10,7
a = 2,158 gram
Untuk span 80 3a
B. Pembahasan
Emulsi adalah suatu zat dispersi dimana fase terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang distribusikan keseluruh pembawa yang tidak
saling bercampur, atau dengan kata lain emulsi adalah suatu sistem yang
secara termodinamika tidak stabil terdiri dari paling sedikit dua fase
sebagai globul-globul dalam fase cair yang lainnya, sistem ini dapat
Emulsi minyak dalam air dan juga emulsi air dalam minyak. Dimana
emulsi minyak dalam air yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam fase
air.E mulsi air dalam minyak sedangkan emulsi air dalam yaitu bila fasa
yang paling penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan
emulsi yang digunakan sebagai obat yang dapat digunakan sebagai oral,
topical, atau pariental. Emulsi yang bias digunakan sebagai oral biasanya
emulsi yang bertipe air dalam minyak (A/M). Emulsi semi solid biasa
Pada praktikum kali ini adapun alat dan bahan yang digunakan,
untuk alat ialah batang pengaduk, cawan porselin, gelas ukur 50 mL,
bahan ialah air suling, parafin cair, span 80, tween 80.
menentukan jumlah tween 80 dan span 80, dan hasil yang di dapatkan
untuk HLB 5 adalah 0,19 g, untuk HLB 6 adalah 0,48 g, untuk HLB 7
adalah 0,76 g, untuk HLB 8 adalah 1,04 g, untuk HLB 9 adalah 1,32 g,
untuk HLB 10 adalah 1,59 g, untuk HLB 11 adalah 1,88 g, untuk HLB 12
adalah 2,16 g. Sedangkan untuk span 80 adalah untuk HLB 5 adalah 2,81
KARTINI APRILIA IDA ERLITA
15020160083
E M U L S I F I K A S I | 21
g, untuk HLB 6 adalah 2,52 g, untuk HLB 7 adalah 2,24 g, untuk HLB 8
adalah 1,96 g, untuk HLB 9 adalah 1,68 g, untuk HLB 10 adalah 1,41 g,
telah diketahui, kemudian dicampurkan parafin cair dengan span, lalu air
minyak ke dalam air dan dimixer, hal ini dilakukan agar minyak dan air
saling menyatu dan hasil yang di dapat warna dari percampuran tersebut
seperti warna cream (es krim), setelah itu emulsi yang telah dibuat diamati
hingga tiga hari, pada emulsi HLB 8 pada hari praktikum volume yang di
tetap sama yaitu 45 mL, dan utuk HLB 12 pada hari praktikum di dapatkan
sedikit dari suhu rata-rata kedua fase minyak dan air sebab pada fase air
ini dapat terjadi penurunan suhu yang cepat. Lalu dikocok dengan cara
lebih kecil sehingga emulsi yang terjadi nantinya akan lebih homogen.
Dalam hal ini yang harus dihindari adalah terbentuknya busa, yang
sistem tertutup
kedalam air dengan baik serta emulgator dapat membentuk lapisan film
bersatu dan membentuk membentuk suatu tetesan baru yang lebih besar
tetapi memiliki luas permukaan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
jika tetesan baru tersebut pecah menjadi tetesan tetesan kecil seperti
semula. Jika dibiarkan, hal ini akan terus berlangsung hingga semua
sendiri yang terpisah dari emulsi. Flocculation atau Flokulasi adalah suatu
tetesan minyak baru yang lebih besar seperti pada peristiwa coalescence
koalegen dimana kedua fase terpisah menjadi dua cairan yang tidak
bercampur.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan keesokan harinya memiliki volume yang sama yaitu 45 mL, dan
untuk HLB 12 pada hari selesainya di buat memiliki volume lebih dari 50
mL.
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA