Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN


Dosen Pengampu : apt. Ike Maya P., M.Sc.

Disusun Oleh :
Nama : Nisa Oktaviona
NIM : 030720107

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2021

1
PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal konsep dan pengukuran tegangan permukaan
( Air, Paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%; Na Lauryl Sulfat 0,05%; Na
Lauryl Sulfat 0,01%) dengan metode kenaikan pipa kapiler.

II. DASAR TEORI


Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada
permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, hal ini
disebabkan oleh gaya – gaya tarik tidak seimbang pada antar muka
(interface) cairan. Antar muka yaitu jika ada dua fasa atau lebih berada
bersama – sama, maka batas antara fase – fase tersebut. Sifat – sifat molekul
yang membentuk antar muka tersebut berbeda dengan molekul – molekul
yang berada di dalam tiap fase, molekul – molekul itu membentuk fase antar
muka. Gaya ini bisa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam
kapiler dan membentuk spheris suatu tetesan kecil cairan (Moechtar, 1990).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan
panjang yang terjadi pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat
tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka,
sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih
besar dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar
muka (Moechtar, 1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka,
antara lain ialah metode kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat
cair pada tegangan muka kebanyakan berkurang hampir linier terhadap
kenaikan temperatur atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul –
molekulnya.

Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai


ketinggian tertentu bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di

2
sebuah beaker glass, hal ini disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara
molekul –molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada kohesi
antara molekul – molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler,
menyebar dan meninggi dalam pipa. Metode Cincin Du Nouy / Tensimeter
Du Nouy, prinsip kerja dari alat tersebut bergantung pada gaya yang
diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina – iridium yang dicelupkan
pada permukaaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan permukaan
/ tegangan antar muka (Martin, 1993).

Tegangan muka = ½ r h d g

Keterangan :
r : jari – jari kapiler
h : tinggi kenaikan
d : kerapatan cairan
g : gaya gravitasi

Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:


1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat
pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut
dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi
Tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan
akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat
yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang
disebut dengan molekul surfaktan (Giancoli,2001).

3
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
a. Beaker glass 100 mL (”Pyrex”)
b. Piknometer dengan thermometer (” Brand Duran Germany ”)
c. Mistar
d. Neraca Elektrik merk ( “ KERN – EMB 1200 – 1 ”)
e. Baskom (”SAP Quality”)
f. Matglass (”Pyrex”)
g. Pipa kapiler (“Assistent”)
Panjang : 75  0,5 mm
 dalam : 1,15  0,05 mm

BAHAN
a. Air

Nama resmi : Aqua destilata


Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa                         
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut

b. Na lauryl sulfat 0,1%; 0,01%; 0,05%

Sinonim : Sodium Lauryl Sulfate (Raymond, et al,


2009. Hal. 651)

4
Pemerian : Putih atau krem pucat yellowcolored
kristal, serpih, atau bubukmemiliki nuansa halus, sabun, rasa pahit, dan
bau samar zat lemak (Raymond, et al, 2009. Hal. 651)
Kelarutan : Bebas larut dalam air, memberikan larutan
opalescent, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter (Raymond, et
al, 2009. Hal. 651)
Stabilitas : Ph 2,5 atau bawah, mengalami hidrolisis
menjadi lauril alkohol dan sodium bisulfat (Raymond, et al, 2009. Hal.
651)
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan surfaktan kationik,
menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu
rendah untuk menyebabkan pengendapan. Sodium lauryl sulfate tidak
kompatibel dengan garam dari polivalen ion logam, seperti aluminium,
timah atau seng, dan endapan dengan garam kalium (Raymond, et al,
2009. Hal. 651)
Titik lebur / titik didih : 204-207C (Raymond, et al, 2009. Hal.
651)
pKa / pKb : Tidak ditemukan di HOPE
Polimorfisme : Tidak ditemukan di HOPE
Ukuran partikel : perbesaran 600 X 20 µm, perbesaran 120X
100 µm (Raymond, et al, 2009. Hal. 651)
Bobot jenis : 1,07 g/cm³ at 20C (Raymond, et al, 2009.
Hal. 651)
pH larutan : 7 – 9,5 (Raymond, et al, 2009. Hal. 651)
Kegunaan : surfaktan anionik, deterjen, agen
pengemulsi, penetran kulit, tablet dan kapsul pelumas, pembasah
(Raymond, et al, 2009.Hal. 651)

c. Paraffin Cair
Nama resmi : Paraffinum liquidum
Nama lain : Parafin cair
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

5
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%), larut dalam klorofrm P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai fase minyak

IV. CARA KERJA


A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan dikeringkan
dengan seksama

Diisi dengan air hingga penuh

Direndam dalam baskom yang berisi air es, tunggu hingga suhu ± 2o C
dibawah suhu semula

Diangkat piknometer dari baskom, tutup pinometer dibuka, biarkan
pipa kapiler terbuka dan tunggu sampai suhu air naik menjadi suhu
percobaan lalu tutup pipa kapiler

Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar. Air yang menempel
diusap dengan tissue

Ditimbang piknometer dengan seksama

Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang
digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer

Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram) –
Bobot air = C (gram)
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) =  air

6
Volume piknometer = C (gram)
 air (gram / ml)

B. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat (Natrium Lauryl


Sulfat 0,1%; 0,01%; 0,05%)
Ditimbang Natrium lauryl sulfat, encerkan dengan air

Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama.

Isi piknometer dengan Natrium lauryl sulfat hingga penuh, lalu rendam
dalam air es hingga suhu  2C di bawah suhu percobaan.

Tutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik
sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer.

Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang
menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.

Hitung kerapatan dan bobot jenis Natrium lauryl sulfat.

C. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat (Paraffin cair)

Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama.



Diisi piknometer dengan paraffin cair hingga penuh, lalu rendam dalam
air es hingga suhu  2C di bawah suhu percobaan.

Ditutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik
sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer.

7
Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang
menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.

Hitung kerapatan dan bobot jenis paraffin cair.

D. Penentuan tinggi kenaikan zat cair dalam kapiler


Air
Diukur air sebanyak 40ml, masukkan ke dalam bekerglass.

Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan stabil.
Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.

Dilakukan replikasi 3 kali.

Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:
Tegangan muka = ½ r h d g

Paraffin Cair
Diukur Paraffin cair sebanyak 40ml, masukkan ke dalam
bekerglass.

Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil. Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.

Dilakukan replikasi 3 kali.

Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:
Tegangan muka = ½ r h d g

Na Lauryl Sulfat
Diukur Na Lauryl Sulfat sebanyak 40ml, masukkan ke dalam
bekerglass.

8

Dimasukkan pipa kapiler, biarkan cairan naik sampai keadaan
stabil. Tutup ujung pipa kapiler dengan jari. Ukur tingginya.

Dilakukan replikasi 3 kali.

Dihitung tegangan permukaan dengan rumus:

Tegangan muka = ½ r h d g

V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA


Kelompok 4
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
I II
Bobot piknometer + air = 57,72 g 56,26 g
Bobot piknometer kosong = 33,33 g – 31,47 g -
Bobot air = 24,39 g 24,79 g

Kerapatan air =  air = 0,99602 gram/mL


Volume piknometer = 24,39 g 24,79 g
0,99602 g/mL 0,99602 g/mL
= 24,4874 mL = 24,8890 mL

B. Penentuan Kerapatan Paraffin Cair


Bobot paraffin liquid+piknometer = 52,32 gram
Bobot piknometer kosong II = 31,47 gram -
Bobot paraffin cair = 20,85 gram
Vp = 24,8890 mL

m
 =V

20,85
=
24,8890

9
= 0,8377 g/mL

C. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,1%


Bobot Na Lauryl Sulfat 0,1%+piknometer = 57,73 gram
Bobot piknometer kosong I = 33,33 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,1% = 24,4 gram
Vp = 24,4874 mL
m
 =V

24,4 g
=
24,4874 mL
= 0,9964 g/mL

D. Data percobaan
Suhu percobaan = 250C
Tinggi cairan dalam pipa kapiler (cm)
NO Nama Larutan REPLIKASI Rata-Rata
1 2 3
1 Aquadest 3,00 3,00 3,50 3,16
2 Paraffin Cair 2,60 2,50 2,50 2,53
3 Na Lauryl Sulfat 0,1% 2,50 2,50 2,40 2,46

E. Perhitungan tegangan muka air


Jari – jari pipa kapiler = 1,15 mm
2
= 0,575 mm
= 0,0575 cm
Tegangan muka 1 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 3,00 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 84,2487 dyne / cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 3,00 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 84,2487 dyne/ cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 3,50 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2

10
= 98,290 dyne/cm
Rata-rata = 84,2487 + 84,2487 + 98,290 = 88,9292 dyne/cm
3
F. Perhitungan tegangan permukaan paraffin cair
Tegangan muka 1= ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
=
61,4095 dyne / cm

Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
= 59,0476 dyne/cm

Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,8377 x 980,7 cm/s2
= 59,0476 dyne/cm

Rata-rata = 61,4095 + 59,0476 + 59,0476 = 59,8349 dyne/cm


3

G. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,1%


Tegangan muka 1 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 70,2340 dyne/cm

Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,50 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 70,2340 dyne/cm

Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,40 cm x 0,9964 x 980,7 cm/s2
= 67,4346 dyne/cm

Rata-rata = 70,2340 + 70,2340 + 67,4346 = 69,2975 dyne/cm

11
3
Kelompok 3
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
I II
Bobot piknometer + air = 58,59 g 57,53 g
Bobot piknometer kosong = 33,82 g – 33,23 g -
Bobot air = 24,77 g 24,3 g

Kerapatan air =  air = 0,99602 gram/mL


Volume piknometer = 24,77 g 24,3 g
0,99602 g/mL 0,99602 g/mL
= 24,8689 mL = 24,3871 mL

B. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,05 %


Bobot Na Lauryl Sulfat 0,05 %+ piknometer = 58,55 gram
Bobot piknometer kosong I = 33,82 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,05 % = 24,73 gram
Vp = 24,8689 mL
m
 =V

24,73 g
=
24,8689 mL
= 0,9944 g/mL

C. Penentuan Kerapatan Na Lauryl Sulfat 0,01 %


Bobot Na Lauryl Sulfat 0,01%+piknometer = 57,55 gram
Bobot piknometer kosong II = 33,23 gram -
Bobot Na Lauryl Sulfat 0,01% = 24,32gram
Vp = 24,3871 mL
m
 =V

24,32 g
= = 0,9968 g/mL
24,3871mL
D. Data percobaan

12
Suhu percobaan = 250C
Tinggi cairan dalam pipa kapiler (cm)
NO Nama Larutan REPLIKASI Rata-Rata
1 2 3
1 Aquadest 2,80 2,80 2,80 2,80
2 Na Lauryl Sulfat 0,05% 2,60 2,55 2,60 2,58
3 Na Lauryl Sulfat 0,01% 2,65 2,70 2,65 2,67

E. Perhitungan tegangan muka air


Jari – jari pipa kapiler = 1,15 mm
2
= 0,575 mm
= 0,0575 cm
Tegangan muka 1 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,80 cm x 0,99602 x 980,7 cm/s2
= 78,6562 dyne / cm
Rata-rata = 78,6562 + 78,6562 + 78,6562 = 78,6562 dyne/cm
3

F. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,01%


Tegangan muka 1 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,65 cm x 0,99683 x 980,7 cm/s2
= 74,5030 dyne/cm

Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,70 cm x 0,,99683 x 980,7 cm/s2
= 75,9087 dyne/cm

13
Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,65 cm x 0,99683 x 980,7 cm/s2
= 74,5030 dyne/cm

Rata-rata = 74,5030 + 75,9087 + 74,5030 = 74,9716 dyne/cm


3

G. Perhitungan tegangan permukaan Na Lauryl Sulfat 0,05%


Tegangan muka 1 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 72,9198 dyne/cm

Tegangan muka 2 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,55 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 71,4952 dyne/cm

Tegangan muka 3 = ½ r . h .  . g
= ½ x 0,0575 cm x 2,60 cm x 0,99441 x 980,7 cm/s2
= 72,9198 dyne/cm

Rata-rata = 72,9198 + 71,4952 + 72,9198 = 72,4449 dyne/cm


3
Penyimpangan Data
Kerapatan Paraffin cair = 0,87-0,89 g/mL ( Depkes RI, 1995)

Penyimpangan = selisih data rata-rata dengan literature x 100%


Data Literatur
= 0,87-0,8377 x 100% = 3,71%
0,87

Kenaikan pada pipa kapiler (cm)


Rata-rata tiap kelompok
Kelompok 3 Kelompok 4
Zat

14
Air 2,80 3,16
Na.lauril 0,01% 2,67
Na.lauril 0,05% 2,58
Na.lauril 0,1% 2,46
Paraffin 2,53

Hasil perhitungan tegangan antarmuka (dyne/cm)

Tegangan Hasil perhitungan


Kelompok 3 Kelompok 4
Antarmuka
Air 78,6525 88,9292
Na.lauril 0,01% 74,9716
Na.lauril 0,05% 72,4449
Na.lauril 0,1% 69,2975
Paraffin 59,8349

Tegangan Permukaan
80
60
40
Tegangan
20 Permukaan
0
%

1%

ir
Ca
01

05

0,
0,

0,

n
ril

ffi
ril

ril

au

ra
au

au

Pa
.L
.L

.L

Na
Na

Na

15
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan
permukaan pada suatu zat cair. Zat cair yang digunakan sebagai sampel
adalah air, paraffin cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%;0,01%; 0,05%. Natrium
lauryl sulfat berfungsi sebagai surfaktan, yang dapat menurunkan tegangan
permukaan antara 2 zat yang tidak dapat bercampur sehingga zat tersebut
dapat bercampur, sedangkan paraffin liquidum berfungsi sebagai laksativa.
Metode yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan pada
praktikum adalah metode kenaikan pipa kapiler. Penentuan tegangan
permukaan dapat menggunakan metode selain kenaikan pipa kapiler yaitu
metode cincin Du nouy, namun karena belum mempunyai alat untuk
menguji dengan metode ini, jadi dipilihlah metode kenaikan kapiler yang
lebih sederhana.
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada
permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut,
sedangkan tegangan antar muka (interfacial) adalah gaya per satuan
panjang yang terjadi pada antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat
tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari tegangan muka,
sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih
besar dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar
muka.
Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian zat
cair yang naik melalui pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut
dicelupkan ke dalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut akan naik
sampai pada ketinggian tertentu. Prinsip kerja pipa kapiler ini adalah gaya
adhesif antara molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada
gaya kohesif antara molekul –molekul zat cair, sehingga cairan dapat
membasahi dinding kapiler, dan dapat mengalir naik di dalam pipa kapiler.
Zat cair dapat naik dalam pipa kapiler selain dipengaruhi oleh gaya adhesi
yang besar juga dipengaruhi oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif
yang menyebabkan suatu gaya untuk naik. Suatu saat kenaikan zat cair

16
pada pipa kapiler dapat berhenti pada saat gaya tekan ke atas sama dengan
gaya gravitasi maka zat tersebut akan berhenti naik pada pipa kapiler.
Penggunaan metode kenaikan kapiler memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian. Keuntungan metode ini adalah waktu yang
dibutuhkan relatif singkat serta cara kerjanya yang praktis. Kerugiaannya
adalah prosentase hasil pengukuran tinggi yang tidak valid karena
pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam larutan. Metode
kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan suatu zat dan tidak dapat digunakan untuk menentukan
tegangan antar muka dari suatu zat.
Hasil yang diperoleh dari penentuan tegangan permukaan tidak
dapat dibandingkan dengan literatur, karena perbedaan volume zat yang
dipakai dalam pengujian belum tentu sama dengan yang ada pada
literature, sehingga tidak dapat dihitung penyimpangan kesalahan yang
terjadi. Perbandingan antara literature dan hasil percobaan hanya dapat
dilakukan untuk kerapatan zat, karena kerapatan ini berbanding lurus
dengan tegangan permukaan. Semakin besar nilai kerapatan suatu zat
akan semakin besar tegangan permukaannya, hal ini sama dengan jari-jari
pipa kapiler, semakin besar jari-jari pipa kapiler, maka tegangan
permukaannya juga semakin besar. Hasil percobaan memperoleh nilai
kerapatan masing-masing zat sebesar:
Zat Kerapatan Kerapatan Literatur
Na Lauryl Sulfat 0,1% 0,9964 g/mL
Na Lauryl sulfat 0,05% 0,99441 g/mL 1,07 g/mL
Na Lauryl Sulfat 0,01% 0,99683 g/mL
Paraffin Cair 0,8377 g/mL 0,87-0,89 g/mL

Hasil yang diperoleh terdapat adanya penyimpangan antara hasil


percobaan bila dibandingkan dengan literatur, hal ini dapat mempengaruhi
hasil perhitungan tegangan permukaan. Faktor yang mempengaruhi
tegangan permukaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal antara lain:

17
1. Volume
Volume cairan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah 40 ml.
Sebelum pipa kapiler dimasukkan, ukur dahulu berapa tinggi mula-
mula cairan dalam beaker glass. Setiap akan dilakukan replikasi,
pastikan volume cairan tetap 40 ml dan dengan tinggi yang sama, jika
tingginya berkurang dapat ditambahkan cairan lagi.
2. Diameter pipa kapiler
Diameter pipa kapiler berhubungan dengan kenaikan cairan. Pipa
kapiler yang kecil diameternya maka akan membuat kenaikannya lebih
cepat,jelas dan tinggi.
3. Kadar
Kadar natrium lauryl sulfat yang berbeda - beda juga akan
menghasilkan hasil kenaikan cairan dalam pipa kapiler yang berbeda
pula.
4. Kerapatan cairan
Semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar pula kerapatn
suatu zat
5. Tinggi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler
Viskositas cairan juga mempengaruhi kenaikan zat cair dalam pipa
kapiler. Semakin tinggi kekentalan suatu zat, maka dia akan lebih
susah naik ke pipa kapiler. Paraffin cair akan lebih susah naik ke pipa
kapiler dibandingkan larutan Natrium lauryl sulfat dan air. Sehingga
kenaikannya pun akan lebih rendah.
Faktor eksternalnya meliputi:
1) Suhu
Suhu akan mempengaruhi perhitungan kerapatan suatu zat.
Perhitungan kerapatan menggunakan piknometer dilakukan dengan
menaik turunkan suhu ± 20 C kemudian didiamkan hingga suhu
kembali pada suhu kamar. Adanya embun yang tertinggal saat
penurunan suhu akan mempengaruhi hasil perhitungan kerapatannya.
2) Kemurnian zat yang digunakan,
Kemurnian zat yang akan diuji akan berkurang jika ada bahan lain
yang ikut masuk ke dalam zat yang akan di uji. Proses membersihkan

18
piknometer harus diperhatikan apakah sudah benar-benar kering atau
belum, jika masih terdapat air maka akan mempengaruhi kemurniaan
zat yang di uji, kemurnian zat akan berkurang dengan adanya
campuran air, semakin banyak air yang tertinggal pada piknometer
maka akan banyak pula yang ikut tercampur pada zat yang di uji dan
kemurnian zat uji akan semakin berkurang.
Tegangan muka kebanyakan zat cair berkurang hampir sebanding
dengan kenaikan temperatur. Oleh karena itu perlu mengontrol temperatur
dari sistem yang diteliti jika hendak menentukan tegangan muka dan
tegangan antar mukanya.
Manfaat tegangan permukaan di bidang farmasi salah satu
contohnya yaitu terbentukya emulsi. Emulsi merupakan sediaan cair yang
terdiri dari dua fase yaitu fase air dan fase minyak dimana harus dilakukan
penggojokan untuk dapat mencampurkan keduanya. Tegangan antarmuka
pada emulsi terjadi antara minyak dengan air. Penetrasi molekul melalui
membran biologi, dapat mempengaruhi adsorbsi obat, stabilitas, dan
dispersi partikel yang tidak larut dalam suspensi.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:
a) Penentuan tegangan permukaan dapat dilakukan dengan metode
kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy.
b) Cara kerja metode kenaikan pipa kapiler yaitu siapkan larutan zat uji
sebanyak 40 mL kemudian dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya
hingga larutan dapat naik dalam pipa kapiler. Hitung kenaikan zat
dalam pipa kapiler.
c) Prinsip kerja pipa kapiler adalah bilamana gaya adhesif antara
molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya
kohesif antara molekul –molekul zat cair, maka zat cair akan terus
naik dalam pipa kapiler yang disebabkan karena adanya tegangan
muka, sampai gerakan ke atas tersebut tepat seimbang dengan gaya ke
bawah gravitasi.

19
d) Kelebihan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler yaitu
membutuhkan waktu yag relatif singkat serta cara kerja yang lebih
praktis.
e) Kerugiaannya adalah prosentase hasil pengukuran tinggi yang tidak
valid karena pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam
larutan.
f) Hasil yang diperoleh:
Hasil perhitungan tegangan antarmuka (dyne/cm)

Tegangan Hasil perhitungan


Kelompok 3 Kelompok 4
Antarmuka
Air 78,6525 88,9292
Na.lauril 0,01% 74,9716
Na.lauril 0,05% 72,4449
Na.lauril 0,1% 69,2975
Paraffin 59,8349

g) Faktor – faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan antara lain:


kadar zat, diameter pipa kapiler, tinggi kenaikan cairan dalam
kapiler,viskositas, kerapatan zat dan gaya gravitasi.

20
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dekpes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia,Jakarta
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993, Farmasi Fisika, Edisi III Jilid 2,Indonesia University
Press, Jakarta.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi ,
Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai