Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas
dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang
lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu
bagian fluida terhadap yang lain.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha
untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu
alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Untuk menentukan besaran viskositas yaitu menggunakan viknometer.
Salah satu dari berbagai tipe viscometer adalah viscometer Brookfield.
Viskometer Brookfield adalah jenis viskometer putar (rotasi) terdapat dalam
berbagai model berdasarkan rentang viskositasnya yaitu model : LV, RV, HA, dan
HB.
Viskometer ini mengukur tenaga putaran (torque) yang diperlukan untuk
memutarkan (spindle) yang dicelupkan dalam cairan. Spindle digerakan oleh
motor sinkron melalui pegas yang terkalibrasi; refleksi pegas di tunjukan jarum
penunjuk atau angka (peragaan digital). Viskositas berbanding lurus dengan
kecepatan spindle berotasi dan berkaitan dengan ukuran dan bentuk (geometri)
dari spindle.
Pada viskometer ini nilai viskositas didapat dengan mengukur gaya pinter
sebuah rotor silinder (spindel) yang dicelupkan kedalam sample. Alat ukur
kekentalan (yang juga disebut viskometer) dapat mengukur viskositas melalui
kondisi aliran berbagai bahan sampel uji. Pada metode ini sebuah spindel di
celupkan kedalam cairan yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara
permukaan spindel dengan cara akan menentukan tingkat viskositas cairan.
Viskmoter Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Dapat mengukur viskositas melalui
kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji. Bahan harus diam dalam wadah
sementara poros bergerak sambil direndam cair.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum terhadap sampel
antasida guna untuk mengetahui viskositas dari masing-masing kedua sampel
tersebut.
1.2 Maksud Percobaan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahai cara penentuan kekentalan suatu
zat dengan menggunakan viscometer Brookfield.
1.3 Tujuan Percobaan
Menetapkan kecepatan denga menghitung viskositas minyak secara
eksperimen menggunakan viscometer Brookfield.
1.4 Prinsip Percobaan
Berdasarkan pada pengamatan aliran cairan oleh sifat kekentalan yang di
miliki oleh cairan dimana cairan yang memiliki kekentalan yang berbeda, maka
akan memiliki resistensi yang berbeda pula, penentuan kecepatan suatu minyak
dan madu dengan menggunakan viscometer Brookfield dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan aliran suatu zat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. semakin tinggi viskositas, semakin besar tahananya. Caira sederhana
dapat dijelaskan dalam istilah absolute. Akan tetapi sifat –sifat rheologi dispersi
heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam satu-satuan tunggal
( Martin, 1993)
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
temperatur, gaya tarikan tarmolekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupunzat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkatkekentalan yang berbeda. Pada zatcair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam
zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbuk anantara molekul.Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo,
2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) dari pada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat
untuk mengukur viscositas zat- cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,
lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin
mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradient kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat 5 cairl lebih kental (viskos) dari
pada gas tidak kental (Martoharsono, 2006).
Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos.Geseran dalam viskositas (fluida) adlah
konstan sehubungan dengan gesekannya.Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan.Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.Aliran
viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan
permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan
fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang berkerja pada lapidan fluida
(Dudgale, 1986).
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi dari suatu zat yaitu
viscometer, dimana ada dua jenis viscometer yaitu ( Sinko, 2011):
1. Viscometer satu titik
Viscometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser saja, sehingga hanya
dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya dapat di gunakan untuk
menentukan viskositas cair newton,yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu
viscometer kapiler, viscometer bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik
Viscometer jenis ini pengukuranya dapat dilakukan pada beberapa harga
kecepatan geser sehingga dapat di peroleh dengan rheogran yang sempurna.
Viscometer jenis ini dapat diguanakan untuk menentukan viskositas cairan
newton maupun cairan non-newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu
viscometer rotasi tipe stromer, Viscometer Brookfield dan Rotovisco.

2.2 Uraian Bahan


2.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

Rumus Molekul : C2H6O

Berat molekul : 46,07 gr/mol

Rumus strukur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau khas.

Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan pelarut


organik.

Khasiat : Sebagai antiseptik

Kegunaan :  Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2.2.2 Antasida Doen

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau khas.

Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan pelarut


organik.

Kegunaan : Sebagai sampel

Khasiat : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan


dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak
usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti mual,
nyeri lambung, dan nyeri ulu hati

Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, dan

ditempat sejuk.

BAB 3
METODE KERJA

3.1. Alat yang digunakan

1. Gelas Beker
2. Spinde
3. Viskometer Brookfield
3.2. Bahan yang digunakan
1. Alkohol 70%
2. Tisu
3. Antasida doen syrup
3.3. Cara Kerja
1. Disiapkan zat cair yang akan di ukur viskositasnya yaitu Antasida doen
syrup.
2. Dimasukkan 6 botol Antasida dan syrup kedalam gelas beker.
3. Dipasang spindel dengan nomor spindel 04 sampai tercelup pada zat cair
yang akan diukur.
4. Diatur nomor spindel yang dipasang dengan kecepatan 20,50,dan 100
rpm.
5. Ditekan tombol on dan dicatat nomor cp yang sering muncul tiap tiga
selang waktu 2 menit.
6. Dilakukan perhitungan

BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1. Tabel Pengamatan

No. RP Poise Viskositas


No Sampel FSR F/A
Spindle M (P) (η)

1. Antasida 04 20 5000 73,8 369.000 530,406


04 50 2000 69,1 138.200 49,6217
doen

04 100 1000 68,15 68,150 489,7940


syrup

4.2. Perhitungan
Perhitungan :
Diketahui : Area = 7,187
Scm = 10
TK = 1
Ditanya : FSR = ?
F/A = ?
Penyelesaian :
Antasida doen
a. RPM 20

10000
FSR (20) = TK x SMC x
RPM

10000
= 1 x 10 x
20

= 5000

F/A (20) = P x Area

= 73,8 x 7,187

= 530,4006

η (20) = FSR x P
= 5000 x 73,8
= 369.000

b. RPM 50
10000
FSR (50) = TK x SMC x
RPM

10000
= 1 x 10 x
50

= 2000

F/A (50) = P x Area

= 69,1 x 7,187

= 496,6217

η (50) = FSR x P
= 2000 x 69,1
= 138.200
c. RPM 100

10000
FSR (100) = TK x SMC x
RPM

10000
= 1 x 10 x
100

= 1.000
F/A (100) = P x Area

= 68,15x 7,187

= 489,7940

η (100) = FSR x P
= 1.000 x 68,15
= 68.150
4.3 Grafik
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Pada percobaan ini menentukan viskositas suatu cairan menggunakan


viskometer brookfield. Cairan yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah
sampel antasida. Menurut Rinaldy (2018), pengukuran viskositas dilakukan
menggunakan viskometer Brookfield dengan kecepatan geser dan nomor spindel
yang sesuai, viskometer Brookfield adalah alat yang bekerja menggunakan gasing
atau kumparan yang dicelupkan ke dalam cairan, kemudian diukur tahanan gerak
dari bagian yang berputar.
Menurut Depkes RI (1995), prinsip kerja dari Brookfield ini adalah Semakin
kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
Menurut Riyanselina (2009), Spindle adalah salah satu komponen viskosimeter
yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu sampel. Semakin kecil ukuran
spindle, kekentalan suatu sampel semakin besar (kental). Sebaliknya, semakin
besar ukuran spindle yang digunakan, kekentalan suatu sampel semakin kecil.
Ukuran spindle dari terkecil sampai terbesar. Ukuran spindle dari terkecil sampai
terbesar yaitu spindle nomor 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, kecepatan spindle dalam mengukur
sampel dinyatakan dalam persen.
Pertama alat dibersihkan menggunakan Alkohol 70%. Menurut Megawati
(2017), mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena
dapat efektif menghilangkan bakteri. Kemudian menyambungkan viskometer
brookfiel pada aliran listrik, menekan tombol On untuk mengaktifkan alat
viskometer brookfield dan melakukan kalibrasi untuk mendapatankan posisi objek
yang optimal, menurut Pratomo (2009), Fungsi utama dari kalibrasi ialah untuk
mendapatkan citra yang optimal sesuai dengan keadaan yang terjadi saat ini.
Setelah itu dipilih spindle yang akan digunakan untuk mengukur viskositasnya.
Digunakan spindle dengan nomor yang berbeda yaitu nomor 3 untuk minyak
kelapa dan 5 untuk madu. Menurut Rinaldy (2018) semakin besar nomor spindle
maka semakin kecil bentuk spindlenya dan semakin kental cairnnya. Spindle
nomor satu untuk cairan dengan viskoistas rendah atau encer dan nomor spindle
yang lebih besar untuk cairan yang lebih tinggi viskositasnya atau kental.

Memasukkan sampel antasida sebanyak 6 botol kedalam gelas kimia,


memasang spindle pada gantungan spindle dengan nomor spindel sesuai dengan
sampel. Menurunkan spindle kedalam cairan hingga batas spindle tercelupi tetapi
tidak sampai ke dasar. Menurut Afriani (2003), karena jika spindle menyentuh
dasar akan terjadi gesekan yang akan memberi gaya menghambat perputaran
spindle dan dapat merusak alat control. Spindle yang dipakai adalah spindle yang
bernomor 4 karena sampel antasida memiliki tingkat kekentalan yang cukup
tinggi. Setelah memastikan semua alat terpasang dengan benar dan sampel telah
diletakkan pada tempatnya, hal yang dilakukan adalah menekan tombol on untuk
memulai sistem kerja alat dan melihat nilai cp yang sering muncul pada monitor
pada setiap waktu 2 menit. Pada rpm 20 viskositas yang di dapatakan sebesar
369.000 dengan cp 7380, pada rpm 50 viskositas yang didapatkan sebesar 138.200
dengan cp 6910 dan pada rpm 100 viskositas yang di dapatkan sebesar 68,150
dengan cp 6815.

BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada praktikum  viskositas dan rheology dapat disimpulkan sebagai


berikut:

1. Viskometer Brookfield, digunakan dengan cara memasang spindle degan


nomor yang sesuai dengan cairan yang digunakan. Dimana, semakin besar
nomor spindle maka semakin tinggi viskositas cairan yang digunakan.

2. Dari hasil perhitungan diatas didapat viskositas Antasida doen dengan


kecepatan rpm 20 sebesar 369.000 Ns/m2, rpm 50 sebesar 138.200 Ns/m2,
dan rpm 100 sebesar 68,150 Ns/m2.

6.2 Saran

6.2.1 Jurusan
Diharapkan adanya penambahan dan perbaikan sarana serta prasarana
untuk menbantu dalam proses perkuliahan.

6.2.2 Laboratorium
Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana laboratorium agar lebih
lengkap sehingga jalannya praktikum dapat efisien, baik dalam waktu maupun
hasilnya.

6.2.3 Asisten

Diharapkan agar meningkatkan kerja sama antara asisten dan praktikan


dengan banyak memberi wawasan praktek laboratorium tekhnologi farmasi.
Hubungan asisten dengan praktikan diharapkan selalu terjaga keharmonisannya
agar dapat tercipta suasana kerja sama yang ba
DAFTAR PUSTAKA

Bird, T, 1993, kimia fisik untuk universitas, Jakarta : PT Gramedia.

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Departemen


Kesehatan republic Indonesia.

Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta : departemen kesehatan
republic Indonesia.

Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga

Martin, A., cammarata dan Swarbrick, 1993, Farmasi fisik edisi ketiga jilid 2.
Jakarta : universitas Indonesia.

Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press

Muchtar. 1990. Fisika farmasi , UGM Press, Yogyakarta.


Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.
Margono, Tri., Suryati, Detty., Hartinah, Sri., 1993. Buku Panduan Teknologi
Pangan. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama
dengan Swiss development Cooperation, Jakarta

Riyanselina, J. 2009. Viskositat Bahan Pangan

Sarojo, A. G., 2009. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba Teknik.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran


dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC

Sinko dan Patrick. 2011 Farmasi Fisika dan ilmu Farasetika martin Edisi 5.jakarta:
EGC.
Wiratmojo , 1998. Farmasi fisika : bagian larutan dan system disperse. Jogjakarta :
gajah mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai