Anda di halaman 1dari 21

POTENSI ANTIBIOTIK

I. KOMPETENSI UMUM

Untuk menentukan potensi dari tablet Tetrasiklin® dengan larutan

baku Tetrasiklin dan terhadap mikroba uji Staphylococcus Aureuspada

medium Nutrien Agar (NA).

II. KOMPETENSI KHUSUS

Agar praktikan dapat mengetahui dan menentukan potensi dari tablet

tetrasiklin® dengan larutan baku Tetrasiklin® terhadap mikroba uji

Staphylococcus Aureus pada medium Nutrien Agar (NA) dengan melihat

pembentukan zona hambat pada medium.

III. PRINSIP

Pada pengujian potensi antibiotic dengan menentukanpotensidari

tablet Tetrasiklin® terhadap larutan baku Tetrasiklin® menggunakan

mikroba uji Staphylococcus Aureus pada medium Nutrien Agar (NA)

dengan melihat pembentukan zona hambat pada medium, setelah

diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.

IV. KAJIAN TEORI

Dewasa ini kata antimikroba dan antibiotik sudah tidak asing

lagi. Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba. Sedangkan antibiotik

adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat menghambat

maupun membasmi mikroba yang lain. Penggunaan antimikroba

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

sebagai agen pembasmi mikroba di kalangan masyarakat sudah sangat

luas. Luasnya penggunaan antimikroba ini dapat berujung pada suatu

keadaan dimana kuman patogen sudah tidak lagi berespon terhadap

antimikroba yang digunakan yang dikenal dengan istilah resisten.

Resistensi suatu antimikroba dipermudah oleh beberapa faktor seperti

penggunaan antimikroba yang sering, irasional, berlebihan dan

penggunaan dalam jangka waktu yang lama (Sedjati, 2013).

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba

terutama fungi,yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis

lain.),Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada beberapa kasus

dapat menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen antimikroba,yaitu

munculnya bakteri – bakteri yang resisten terhadap suatu jenis agen

mikroba atau peningkatan biaya pengobatan ditambah lagi biaya terapi

efek samping dari beberapa obat.Cara kerja terpenting dari antibiotik

adalah perintangan sintesis protein,sehingga kuman musnah atau tidak

berkembang lagi seperti antibiotik bekerja terhadap dinding sel

(penisilin,sefalosporin ataupun aminoglikosida).antibiotik tidak aktif

teradap kebanyakan virus kecil,mungkin karena virus tidak memiliki

proses metabolisme sesungguhnya,melainkan tergantung seluruhnya

dari proses hospes Pemakaian antibiotik yang tidak rasional akan

menyebabkan timbulnya strain kuman resisten di unit perawatan

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

intensif. Kondisi ini mungkin disebabkan karena penggunaan antibiotika

yang semakin meluas, sehingga sering diberikan tidak proporsional dan

rasional baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Bukti dari

sejumlah studi mengatakan bahwa proporsi bakteri yang resisten pada

antibiotik yang diberikan bertambah sejalan peningkatan penggunaan

antibiotik, sebaliknya menurun apabila ada penurunan pemakaian atau

penghentian obat (Muhammad, 2010).

Di Indonesia, kloramfenikol masih merupakan obat terpilih untuk

pengobatan demam tifoid. Antibiotik kotrimoksazol, siprofloksasin,

ofloksasin, amoksisilin, dan obat tifoid bila kloramfenikol sudah tidak lagi

efektif. Namun lain halnya dengan India, golongan kuinolon seperti

siprofloksasin telah menjadi drug of choice menggantikan

kloramfenikol, amoksisilin, dan kotrimoksazol yang hanya digunakan

untuk kasus-kasus tertentu ( Mulyana, 2007).

Resistensi bakteri adalah masalah besar, karena dapat

meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta biaya perawatan

kesehatan. Penanganan pasien di intensive care unit (ICU) terhadap

infeksi dibutuhkan terapi lebihb cepat, tanpa harus menunggu hasil

kepekaan bakteri untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut (1,2).

Studi tentang pola kepekaan kuman terhadap antibiotika di ruang rawat

intensif rumah sakit Fatmawati Jakarta dalam kurun waktu 2001–2002,

menunjukkan jenis kuman patogen adalah Pseudomonas sp., Klebsiella


Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm
15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

sp., Escherichia coli, Streptococcus β haemolyticus, Staphylococcus

epidermidis dan Staphylococcus aureus dan mempunyai resistensi

tertinggi terhadap ampisilin, amoksisilin, penisillin G, tetrasiklin dan

kloramfenikol (Fauziyah, 2011).

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi, yang dapat menghambat jenis mikroba lain. Namun dalam praktek

sehari-hari antimikroba sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba

(misalnya sulfonamide dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai

antibiotik (Muhammad, 2010).

Pseudomonas aeruginosa hanya sensitif terhadap meropenem

sehingga digolongkan ke dalam bakteri penghasil ESBL. Escherichia coli

masih sensitif terhadap antibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon

dan meropenem sedangkan Acinetobacter sp sudah resisten terhadap

antibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon dan meropenem namun

masih sensitif terhadap gentamisin dan tobramisin (Hayati, 2012).

Antibiotika merupakan obat yang sebagian besar tidak mempunyai efek

intrinsic terhadap organ tubuh sendiri.Mekanisme kerja antibiotik untuk

mudahnya dapat dibagi menjadi 4 cara (Muhammad, 2010).

1. Penghambatan sintesis dinding sel

2. Penghambatan fungsi selaput sel

3. Penghambatan sintesis protein / translasi dan transkripsi bahan

genetic
Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm
15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

4. Penghambatan sintesis asam nukleat

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

V. METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat- alat yang digunakan yaitu Autoklaf, batang

pengaduk, Bunsen, Cawan Petri, Erlenmeyer, Gelas kimia, Hand

spray, Inkubator, Korek api, Lampu spiritus, Rak tabung, Spoit

steril,Paper disk, Pinset, Sendok tanduk, Timbangan analitik, vial.

B. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah aluminium foil, aquadest, kapas, karet gelang, kertas label,

kertas pembungkus, korek api, medium NA (Nutrient Agar ),

antibiotik Tetrasiklin®, Tetrasiklin® baku, Biakan bakteri

Staphilacoccus Aureus.

C. Cara Kerja

1. Penyiapan sampel larutan baku dan larutan uji

Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang antibiotic sesuai

perhitungan dan dibuat pengencerannya dalam vial sesuai

dengan konsentrasi masing-masing obat. Dibuat pengenceran

dengan 5 variasi dosis baku (S1 sampai S5) dan satu variasi dosis

uji (U3) yang sesuai dengan S3 kurva baku.

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

2. Pengujian Sensitivitas Antibiotik

Disiapkan alat dan bahan. Dilakukan pengerjaan secara

aseptis.Disiapkan cawan petri steril lalu dibagi menjadi 6 bagian.

Dimasukkan 9 ml medium nutrient agar kedalam cawan petri dan

dibiarkan memadat. Dipipet 20 µl atau 1 ose suspense bakteri uji

kedalam cawan petri dan ditunggu hingga hingga memadat

kemudian ditanam 6 buah paper disk secara berselang seling

untuk S1 dan S3 dari masing-masing vial pada cawan petri

tersebut sesuai dengan pola. Diinkubasi dalam incubator pada

suhu 37ºC selama 1 x 24 jam. Diamati dan diukur diameter zona

hambatannya.

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

VI. HASIL PRAKTIKUM

A. Data Pengamatan

No Bakteri Diameter zona hambatpertumbuhan (mm)


uji Baku pembanding Sampel
S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U3 S3
1 10 10 9 10 10 10 9 11 22 11
2 19 9 10 10 10 11 11 9 22 11
3 11 10 10 10 10 10 11 10 21 10
4 SA 11 11 9 12 10 9 13 9 23 11
5 11 11 8 11 11 9 13 9 21 14
6 12 10 9 10 11 10 14 9 23 13
7 0 0 9 10 8 10 0 9 20 10
8 0 0 8 9 9 9 0 9 21 12
9 0 0 8 9 9 9 0 9 22 11
Jumlah 74 61 80 91 88 87 71 84 195 103
Rata-rata 8,2 6,7 8,8 10,1 9,7 9,6 7,8 9,3 21,6 11,4
Korektor -0,2 0,605 0 0,85 -4,55
HasilKorektor 7,08 9,495 9,6 8,45 14,85

Larutan Baku Log S=x Zona X2 Y2 XY


hambatan=
y
Dosis S1=1,54 0,187 A=7,08 0,035 50,126 1,323
Dosis S2=1,92 0,283 B=9,495 0,080 90,06 2,685
Dosis S3=2,4 0,380 C=9,6 0,144 92,16 3,648
Dosis S4=3 0,477 D=8,45 0,227 71,40 4,030
Dosis S5=3,75 0,574 E=14,85 0,329 220,52 8,523
Jumlah 1,901 49,47 0,815 524,266 20,209

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

 Perhitungan

Y = a+bx

Yu = [Y + (U-S3u)]

Yu = a + bxu

Y = a + bx

Y = 4,123 + 15,133 x ( x pada dosis tengah 0,380)

Y = 4,123+ 15,133 (0,380)

Y = 4,123 + 5,750

Y = 9,873

Yu = [Y + (U-S3u)]

= [9,873+ (21,6-11,4)]

= 9,873+ 10,2

= 20,073

Yu = a + bxu

20,073= 4,123 + 15,133 xu

15,133 xu = 20,073 – 4,123

20,073−4,123
xu =
15,133

15,95
xu =
15,133

xun = 1,053

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

Dosis uji = inv log 1,053

Dosis uji = 11,297 = U

𝑈
Potensi uji = x 100%
𝑆3

11,297
= x 100%
11,4

= 0,99 x 100%

= 99,0 %

Karena potensi uji yang diperoleh <100%, maka sample yang digunakan

tetrasiklin tidak lebih baik dari tetrasiklin baku

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

 Untuk nilai S1, S2, S4, S5

Untuk mencari nilai S1, S2, S4, S5.Diketahui dulu nilai dari S3 dimana

nilai ketentuan S3 yaitu 2,4.

3 3,75

S4 S5

( x 1,25)

S3 = 2,4

( : 1,25)

S2 S1

1,92 1,54

 Nilai ppm

S1 = 1,54 ppm

S2 = 1,92 ppm

S3 = 2,4 ppm

S4 = 3 ppm

S5 = 3,75 ppm

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

50 mg 10 mL 5000 ppm

0,2 mL 10 mL ( 100 ppm )

0,375 mL 10 mL ( 3,75 ppm )

4 mL 5 mL (3 ppm)

4 mL 5 mL ( 2,4 ppm )

4 mL 5 mL ( 1,92 ppm )

4 mL 5 mL ( 1,54 ppm )

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

VII. PEMBAHASAN

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama

fungi,yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenisms

lain.),Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada beberapa kasus dapat

menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen antimikroba,yaitu

munculnya bakteri – bakteri yang resisten terhadap suatu jenis agen

mikroba atau peningkatan biaya pengobatan ditambah lagi biaya terapi

efek samping dari beberapa obat

Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap potensi

antibiotika Tetrasiklin yang dibandingkan dengan tetrasiklin baku

terhadap bakteri Staphilococcus Aureus dengan menggunakan metode

difusi yang bertujuan untuk mengetahui potensi antibiotika tersebut.

Potensi antibiotika dapat diketahui berdasarkan kemampuannya untuk

menghambat atau membunuh pertumbuhan dari suatu mikroorganisme

dengan mengamati dan mengukur diameter zona hambatan atau zona

bening yang terbentuk pada medium pada beberapa konsentrasi dengan

menggunakan paper disk.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan yaitu Terbentuknya zona bening

atau zona hambat yang menandakan adanya potensi dari antibiotik yang digunakan

dalam menghambat dan membunuh bakteri gram positif yaitu Staphylococcus

aureus dan Pengaruh konsentrasi antibiotika terhadap pertumbuhan bakteri adalah

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

semakin besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan antibiotika untuk

menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar (efektifitas kerja antibiotia

meningkat). Karena potensi uji yang diperoleh pada praktikum <100%, maka

sample yang digunakan tetrasiklin tidak lebih baik dari tetrasiklin baku

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa potensi uji yang diperoleh pada praktikum <100%, maka

sample yang digunakan tetrasiklin tidak lebih baik dari tetrasiklin baku

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, Siti., 2011. “Hubungan Penggunaan Antibiotika Pada Terapi


Empiris Dengan Kepekaan Bakteri Di ICU RSUP Fatmawati” Jakarta.
Departemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia, Depok

Garrity, G.M., Bell, J.A. & Lilburn, T.G. 2004. Taxonomic Outline of the
Prokaryotes. Bergey's Manual of Systematic Bacteriology, 2nd Edition.
Release 5.0.. Springer-Verlag, New York.

Hayati, Sinatul., 2012. “Pattern and Antibiotics’ Sensitivity of Bacteria


Potentially Causing Nosocomial Infection at Surgical Wards, RSUDZA”
,Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Yarsi.

Muhammad S N, 2010., “Hubungan Pola kuman dan Penggunaan Antibiotik


Aminoglikosida di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mulyana Yanti, 2007., “Sensitivitas Salmonella Sp. Penyebab Demam Tifoid


Terhadap Beberapa Antibiotik Di Rumah Sakit Immanuel Bandung”,

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,


Bandung.

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., (1988), “Dasar-Dasar Mikrobiologi ”, UI-Press,


Jakarta

Sedjati., 2013. “Pola Kuman Penyebab Otitis Eksterna Dan Uji Kepekaan
Antibiotik Di Poliklinik THT-KL BLU RSUP PROF. Dr. R. D. Kandou”
Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.

IX. LAMPIRAN

SkemaKerja

Suspensibiakan Cawan petri steril


Medium NA 10 ml

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

Dibiarkanmemadat

Tetrasiklin U3 = a

a b

b a Tetrasiklin S3 = b

a b

Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37O C

Amati dan ukur daya hambatnya


b. Klasifikasi Bakteri Uji
1. Staphylococcus aureus (Garrity, 2004)

Domain : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Eubacteriales

Family : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

Spesies : Staphylococcus aureus

Morfologi (Pelezar, 1988)

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, sel-sel

berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat tunggai dan

berpasangan, dan secara khas membelah diri lebih dari satu bidang

sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Dinding sel

mengandung dua komponen utama; peptidoglikan dan asam teiokat.

Metabolisme secara resipiratif dan fermentatif. Tumbuh lebih cepat dan

lebih banyak dalam keadaan aerob. Suhu optimum 35-40°C. Terutama

berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas.

Kisaran inangnya luas, dan banyak galur merupakan patogen potensial.

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

IX. LAMPIRAN

A. Skema kerja

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107
POTENSI ANTIBIOTIK

Nurnaningsih Muh. Istiqlal Yunus S.Farm


15020130107

Anda mungkin juga menyukai