Anda di halaman 1dari 6

- 1890 -

histamin basa per kg dalam seluruh seri, awal dan secara kolorimetri, reaksi dihentikan pada akhir dari
tambahan dan hitung rata-rata semua perbedaan waktu yang telah ditetapkan, dengan penambahan zat
tersebut. Pengujian memenuhi syarat bila rata-rata pemutus-reaksi-enzim, sebelum pengukuran. Pada
dari perbedaan tersebut sedemikian hingga respons penetapan kadar secara kinetik (turbidimetri dan
hipotensif terhadap larutan uji tidak lebih besar dari kolorimetri), serapan diukur selama periode reaksi
respons hipotensif yang disebabkan penyuntikan 0,1 dan dari pengukuran tersebut ditetapkan nilai
µg histamin basa per kg, dan jika tidak lebih dari kecepatan reaksi.
setengah dari respons hipotensif terhadap larutan uji
lebih besar dari respons rata-rata dari masing-masing ALAT DAN ALAT GELAS
respons hipotensif yang disebabkan penyuntikan 0,1
µg histamin basa per kg. Depirogenasi seluruh peralatan gelas dan bahan
tahan panas lainnya dalam oven udara panas
menggunakan proses yang telah divalidasi. [Catatan:
ENDOTOKSIN BAKTERI <201> Prosedur untuk uji validasi inaktifasi endotoksin,
lihat Sterilisasi Pemanasan Kering dalam Sterilisasi
Uji endotoksin bakteri adalah uji untuk mendeteksi dan Jaminan Sterilitas untuk Bahan Kompendial
atau mengkuantitasi endotoksin bakteri yang mungkin <1371>. Gunakan pereaksi LAL dengan sensitivitas
terdapat dalam sampel yang diuji. Pengujian tidak kurang dari 0,15 UE per mL]
dilakukan menggunakan Limulus Amebocyte Lysate Umumnya waktu dan suhu minimum yang
(LAL) yang diperoleh dari ekstrak air amebosit dalam digunakan adalah 30 menit pada 250. Jika
kepiting ladam kuda (Limulus polyphemus atau menggunakan Peralatan plastik, misalnya microplate
Tachypleus tridentatus) dan dibuat khusus sebagai dan pipet tips untuk pipet otomatis, gunakan hanya
pereaksi LAL. [Catatan: Pereaksi LAL bereaksi yang sudah dibuktikan bebas endotoksin dan tidak
dengan beberapa β-glukan bila ditambahkan pada akan mengganggu pengujian. [Catatan: Pada bagian
endotoksin. Beberapa sediaan yang diperlakukan ini, istilah tabung dimaksudkan untuk semua wadah ,
tidak bereaksi dengan β-glukan dan harus digunakan misalnya sumur mikro-titer].
untuk contoh yang mengandung glukan.]
Terdapat dua tipe teknik uji, teknik pembentukan PENYIAPAN LARUTAN INDUK BAKU
jendal gel dan teknik fotometrik. Teknik fotometrik PEMBANDING DAN LARUTAN BAKU
mencakup metode turbidimetri, yang didasarkan pada PEMBANDING ENDOTOKSIN
pembentukan kekeruhan setelah penguraian substrat
endogen, dan metode kromogenik yang didasarkan Baku pembanding endotoksin (BPE) adalah
pada pembentukan warna setelah terjadi penguraian Endotoksin BPFI yang telah diketahui potensinya
kompleks kromogen-peptida sintetik. Lakukan salah dalam UE per vial. Konstitusi seluruh isi vial BPE
satu dari teknik tersebut, kecuali jika dinyatakan lain dengan 5,0 mL air pereaksi LAL3). [Catatan - Air
dalam monografi. Jika terjadi keraguan, maka pereaksi LAL adalah air untuk injeksi atau air lain
keputusan akhir didasarkan pada hasil Teknik yang tidak bereaksi dengan pereaksi LAL yang
Pembentukan Jendal Gel, kecuali dinyatakan lain digunakan pada batas kepekaan pereaksi].
dalam monografi. Campur dengan pengocok vorteks secara
Pada Teknik Pembentukan Jendal Gel, penetapan intermiten selama 30 menit. Gunakan larutan pekat ini
titik akhir reaksi dilakukan dengan membandingkan untuk membuat seri pengenceran yang sesuai. Simpan
langsung enceran dari zat uji dengan enceran larutan pekat dalam lemari pendingin, selama tidak
endotoksin baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan lebih dari 14 hari untuk membuat pengenceran
dalam unit Endotoksin (UE). berikutnya. Sebelum digunakan kocok kuat dengan
Pereaksi LAL diformulasikan juga untuk pengocok vorteks selama tidak kurang dari 3 menit.
digunakan dalam pengujian turbidimetri dan Campur setiap enceran tidak kurang dari 30 detik
kolorimetri, maka pengujian-pengujian tersebut dapat sebelum membuat pengenceran berikutnya. Enceran
digunakan untuk memenuhi persyaratan yang tidak boleh disimpan karena menyebabkan hilangnya
ditetapkan. Kedua uji ini memerlukan pembuatan aktivitas oleh penyerapan, kecuali ada data penunjang
kurva regresi baku dan kandungan endotoksin dari zat tentang hal ini.
uji ditetapkan dengan interpolasi dari kurva tersebut.
Prosedur meliputi inkubasi selama waktu yang telah Uji Persiapan
ditetapkan dari endotoksin yang bereaksi dan larutan
kontrol dengan pereaksi LAL, dan pembacaan Gunakan Pereaksi LAL yang sudah ditetapkan
serapan cahaya pada panjang gelombang yang sesuai. kepekaannya sesuai dengan yang tertera pada etiket.
Pengukuran titik akhir pada prosedur secara Keabsahan hasil uji untuk endotoksin bakteri ini
turbidimetri, pembacaan dilakukan segera pada akhir memerlukan pembuktian yang cukup bahwa contoh
masa inkubasi. Pengukuran titik akhir pada prosedur bahan atau larutan, pencuci, atau ekstrak yang
- 1891 -

digunakan pada uji, tidak menghambat atau memacu Konsentrasi sample dengan satuan (mg/mL atau
reaksi atau dapat mengganggu pengujian dengan cara Unit/mL).
apapun. Validasi dilakukan dengan Uji
penghambatan atau pemacuan sebagaimana yang PENETAPAN BATAS ENDOTOKSIN
diuraikan pada 3 teknik yang telah disebutkan
sebelumnya. Dalam uji ini harus dimasukkan kontrol Batas endotoksin obat parenteral, ditetapkan
negatif yang sesuai. Validasi harus diulang jika berdasarkan dosis, sama dengan K/M.[Catatan: K
sumber Pereaksi LAL atau metode pembuatan atau adalah 5 UE per kg untuk semua cara pemberian
formulasi bahan berubah. selain dari intratekal (K adalah 0,2 UE per kg berat
badan). Untuk sediaan radiofarmaka yang tidak
Penyiapan Larutan Uji diberikan secara intratekal, batas endotoksin
dihitung sebagai 175/V, V adalah dosis maksimum
Siapkan larutan uji dengan melarutkan atau dalam mL yang direkomendasikan. Untuk sediaan
mengencerkan obat, atau mengekstraksi alat radiofarmaka yang diberikan secara intratekal. Batas
kesehatan dengan Air Pereaksi LAL. Beberapa bahan endotoksin ditetapkan dengan rumus 14/V. Untuk
atau sediaan mungkin lebih baik dilarutkan, formulasi (biasanya produk antikanker) diberikan
diencerkan atau diekstraksi dalam larutan berdasarkan pada m2 luas permukaan tubuh, dengan
mengandung air lainnya. Jika perlu, atur pH larutan rumus K/M, K= 5 UE per kg dan M adalah (dosis
(atau hasil pengencerannya) yang akan diuji hingga maksimum/m2/jam x 1,80 m2)/ 70 kg.] K adalah dosis
pH campuran pereaksi LAL dan larutan uji terletak ambang pirogenik endotoksin pada manusia per
pada rentang pH yang ditentukan oleh produsen kgberat badan, dan M sama dengan dosis maksimum
pereaksi LAL. Hal ini biasanya digunakan pada produk pada manusia per kg berat badan dalam
produk dengan rentang pH 6,0-8,0. Pengaturan pH periode satu jam. Dalam masing-masing monografi,
dapat dilakukan dengan menggunakan asam, basa batas endotoksin obat parenteral dinyatakan dalam
atau larutan dapar yang sesuai dengan rekomendasi unit, misalnya UE/mL, UE/mg atau UE/unit aktivitas
produsen pereaksi LAL. Asam dan basa dapat dibuat biologi.
dari konsentrat atau padatan dengan Air Pereaksi LAL
dalam wadah bebas endotoksin. Larutan dapar harus CARA JENDAL GEL
divalidasi bebas endotoksin dan faktor pengganggu.
Cara jendal gel mendeteksi atau mengkuantitasi
PENETAPAN PENGENCERAN MAKSIMUM endotoksin berdasarkan pembentukan jendal dari
YANG ABSAH (PMA) pereaksi LAL dengan adanya endotoksin. Konsentrasi
endotoksin yang dibutuhkan untuk menyebabkan
Pengenceran Maksimum yang Absah (PMA) lysate menjendal pada kondisi standar dinyatakan
adalah pengenceran maksimum yang diperbolehkan sebagai kepekaan pereaksi LAL yang tertera pada
dari suatu contoh agar batas endotoksinnya dapat etiket. Untuk menjamin presisi dan keabsahan
ditetapkan. Pengenceran Maksimum yang Absah pengujian, lakukan uji konfirmasi kepekaan pereaksi
diberlakukan untuk injeksi atau larutan parenteral LAL yang tercantum dalam etiket dan uji faktor
terkonstitusi atau diencerkan, atau jika diperlukan, pengganggu seperti tertera dalam Uji Persiapan
untuk jumlah obat dalam bobot jika volume obat yang untuk Cara Jendal Gel .
diberikan bervariasi. Persamaan umum untuk
menentukan PMA adalah: Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel
PMA = (batas endotoksin x konsentrasi larutan
sampel)/ Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL
 adalah kepekaan Pereaksi LAL yang tertera pada Lakukan konfirmasi kepekaan pereaksi yang tertera
etiket (UE/mL). pada etiket menggunakan tidak kurang dari 1 vial
Hubungan konsentrasi larutan sampel dan  untuk setiap lot pereaksi LAL. Buat pengenceran seri
dijelaskan di bawah ini : kelipatan 2 dari BPE dalam Air Pereaksi LAL hingga
− Jika batas endotoksin dalam monografi dinyatakan konsentrasi 2; ; 0,5; dan 0,25.  adalah kepekaan
dalam konsentrasi (UE/mL), maka PMA dapat pereaksi LAL yang tertera pada etiket (UE/mL).
dihitung dengan rumus: Lakukan uji pada 4 konsentrasi larutan baku, dalam
PMA = batas endotoksin (UE/mL) / λ 4 replikasi termasuk kontrol negatif. Uji konfirmasi
− Jika batas endotoksin dalam monografi dinyatakan kepekaan lysate dilakukan bila menggunakan
dalam UE/mg atau UE/Unit, maka PMA dapat pereaksi LAL bets baru atau bila ada perubahan dalam
dihitung dengan rumus umum tersebut di atas, kondisi uji yang dapat mempengaruhi hasil uji.
PMA = (batas endotoksin x konsentrasi sampel)/ λ Campur pereaksi LAL dengan larutan baku dari
PMA yang diperoleh adalah batas pengeceran yang masing-masing konsentrasi dalam tabung uji dengan
diperbolehkan untuk uji yang absah. volume yang sama (0,1 mL). Jika digunakan vial atau
- 1892 -

ampul uji tunggal berisi pereaksi LAL kering beku, lebih dari 2, maka larutan uji tidak mengandung
tambahkan larutan langsung ke dalam vial atau faktor pengganggu pada kondisi uji yang digunakan.
ampul. Inkubasi campuran reaksi dalam waktu yang Jika sebaliknya, berarti terdapat faktor penggangu.
tetap sesuai dengan petunjuk produsen pereaksi LAL Jika sampel yang diuji tidak memberikan hasil yang
(biasanya 37  1, selama 60  2 menit), hindari sesuai pada pengenceran yang digunakan ,ulangi uji
getaran. Untuk menguji integritas gel, ambil setiap menggunakan pengenceran yang lebih besar, tetapi
tabung langsung dari inkubator dan balikkan 180 tidak boleh melebihi PMA. Bila digunakan lysate
secara perlahan-lahan. Jika telah terbentuk gel yang yang lebih peka, maka pengenceran sampel lebih
kuat, yang tetap di tempatnya walaupun telah dibalik, besar, dan dalam hal ini dapat mengurangi
catat sebagai hasil positif. Jika gel tidak terbentuk atau pengganggu.
gel yang terbentuk jatuh ketika dibalik, maka hasil Gangguan dapat diatasi dengan penanganan yang
dinyatakan negatif. Uji dinyatakan absah, jika larutan sesuai misalnya penyaringan, netralisasi, dialisis, atau
baku konsentrasi terrendah memberikan hasil negatif pemanasan. Untuk memastikan bahwa penanganan
pada semua replikasi uji. yang dipilih efektif menghilangkan gangguan tanpa
Titik akhir adalah konsentrasi terendah yang masih menghilangkan endotoksin, lakukan pengujian di
memberikan hasil positif dari satu pengenceran seri. bawah ini menggunakan sediaan uji dengan
Hitung nilai rata-rata dari logaritma konsentrasi penambahan BPE sesuai dengan perlakuan yang
titik akhir, e, dan hitung antilogaritma dari nilai rata- dipilih.
rata menggunakan rumus berikut:
Rata-rata geometrik konsentrasi titik akhir = antilog Uji Batas Jendal Gel
(e/f)
e adalah jumlah logaritma konsentrasi titik akhir Uji ini dilakukan bila dalam monografi disebutkan
dari pengenceran seri yang digunakan; dan f adalah batas endotoksin.
jumlah replikasi. Rata-rata geometri konsentrasi titik
akhir adalah hasil pengukuran kepekaan pereaksi Prosedur Siapkan larutan A, B, C dan D seperti
LAL (UE/mL). Jika hasil pengukuran kepekaan tidak tertera pada Tabel 2 dan lakukan pengujian larutan ini
kurang dari 0,5 dan tidak lebih dari 2, maka mengikuti prosedur Uji Konfirmasi Kepekaan
kepekaan yang tercantum di etiket sesuai dan dapat Pereaksi LAL, yang dijelaskan dalam Uji Persiapan
digunakan dalam pelaksanaan pengujian dengan Cara Jendal Gel.
lysate.
Interpretasi Uji absah jika kedua replikasi kontrol
Uji Faktor Pengganggu untuk Cara Jendal Gel. positif larutan B dan C memberikan hasil positif dan
Siapkan larutan A, B, C, dan D seperti tertera pada kedua kontrol negatif larutan D adalah negatif.
Tabel 1 dan lakukan uji penghambatan atau pemacuan Sediaan uji memenuhi syarat jika diperoleh hasil
pada larutan sampel yang diencerkan kurang dari negatif pada kedua tabung reaksi yang berisi larutan
PMA, tidak mengandung endotoksin, dan ikuti A, dan tidak memenuhi syarat jika diperoleh hasil
prosedur dalam Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi positif pada dua tabung.
LAL Rata-rata geometrik konsentrasi titik akhir dari Ulangi pengujian jika diperoleh hasil positif pada
larutan B dan C, ditetapkan dengan menggunakan satu tabung reaksi berisi larutan A dan hasil negatif
persamaan uji di atas. pada tabung lainnya. Sediaan uji memenuhi syarat
Uji ini harus diulang apabila terjadi perubahan jika diperoleh hasil negatif pada kedua tabung reaksi
kondisi yang dapat mempengaruhi hasil uji. Uji pada pengujian ulang. Jika pengujian positif untuk
dinyatakan absah apabila larutan A dan D sediaan uji dengan pengenceran lebih kecil dari PMA,
memberikan hasil negatif, dan hasil larutan C sesuai pengujian dapat diulang dengan pengenceran tidak
dengan kepekaan yang tertera pada etiket. melebihi PMA.
Jika kepekaan lysate yang diperoleh dalam larutan
uji pada larutan B tidak kurang dari 0,5 dan tidak

Tabel 1 Penyiapan Larutan untuk Uji Penghambatan/Pemacuan Cara Jendal Gel


Larutan Konsentrasi endotoksin/Larutan yang Pengencer Faktor Kadar endotoksin Jumlah
ditambah endotoksin pengencer awal replikasi
Aa 0 / larutan sampel ---- ---- ---- 4
Bb 2/ larutan sampel larutan sampel 1 2 4
2 1 4
4 0,5 4
8 0,25 4
Cc 2/air untuk uji endotoksin bakteri Air Pereaksi 1 2 2
LAL 2 1 2
- 1893 -

Larutan Konsentrasi endotoksin/Larutan yang Pengencer Faktor Kadar endotoksin Jumlah


ditambah endotoksin pengencer awal replikasi
4 0,5 2
8 0,25 2
Dd 0/Air Pereaksi LAL ---- ---- ---- 2
a Larutan A : larutan sampel dari sediaan uji yang bebas endotoksin
b Larutan B : Uji faktor pengganggu
c Larutan C : Kontrol kepekaan pereaksi LAL sesuai etiket
d Larutan D : Kontrol negatif air pereaksi LAL

Tabel 2. Penyiapan Larutan untuk Pengujian


Batas Pembentukan Jendal Gel Penetapan Kadar Endotoksin Bakteri dengan
Larutan*
Kadar Endotoksin/Larutan yang Jumlah Cara Jendal Gel
ditambah endotoksin replikasi
A 0/ larutan sampel yang diencerkan 2 Penetapan kadar ini menghitung jumlah endotoksin
B 2/ larutan sampel yang diencerkan 2 bakteri dalam larutan sampel dengan cara titrasi
C 2/air pereaksi LAL 2 hingga titik akhir.
D 0 / air pereaksi LAL 2
*Siapkan larutan A dan kontrol positif produk larutan B dengan
pengenceran tidak melebihi PMA dan lakukan seperti yang tertera
Prosedur Siapkan larutan A,B,C dan D seperti tertera
pada uji faktor pengganggu teknik pembentukan jendal gel, dalam pada Tabel 3 dan uji larutan ini mengikuti prosedur
Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel. Kontrol positif larutan B dan Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL, tertera dalam
C mengandung endotoksin baku dengan konsentrasi dua kali Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel.
kepekaan pereaksi LAL yang tercantum pada etiket. Kontrol
negatif, larutan D, adalah Air Pereaksi LAL

Tabel 3 Penyiapan Larutan untuk Penentuan Kadar Pembentukan Jendal Gel


Kadar endotoksin/
Faktor Kadar endotoksin Jumlah
Larutan Larutan dengan Pengencer
pengencer awal replikasi
penambahan endotoksin
1 - 2
Aa 0 / larutan sampel air pereaksi LAL 2 - 2
4 - 2
8 - 2
Bb 2/ larutan sampel - 1 2 2
1 2 2
Cc 2/air pereaksi LAL air pereaksi LAL 2 1 2
4 0,5 2
8 0,25 2
Dd 0 / air pereaksi LAL - - - 2
a Larutan A : larutan sampel pada pengenceran tidak lebih dari PMA yang pengujian terhadap faktor pengganggu pembentukan

jendal gel telah dilakukan. Pengenceran sampel berikutnya tidak lebih dari PMA. Gunakan air pereaksi LAL untuk membuat
seri pengenceran dalam empat tabung berisi larutan sampel yang diuji dengan kadar 1, ½, ¼, dan 1/8, relatif terhadap
pengenceran yang pengujian terhadap faktor pengganggu telah dilakukan. Pengenceran lainnya dapat digunakan bila sesuai.
b Larutan B : Larutan A mengandung endotoksin baku pada kadar 2 (kontrol positif produk)
c Larutan C : Dua seri dari 4 tabung air pereaksi LAL mengandung endotoksin baku dengan kadar berturut-turut 2, , 0,5

dan 0,25.
d Larutan D : Air pereaksi LAL (kontrol negatif).
- 1894 -

Perhitungan dan Interpretasi Uji absah jika Uji Persiapan Cara Fotometrik
kondisi berikut dipenuhi: (1) Kedua replikasi dari
kontrol negatif larutan D adalah negatif; (2)Kedua Untuk menjamin presisi atau keabsahan dari cara
replikasi dari kontrol positif larutan B adalah positif; turbidimetri dan kromogenik, dilakukan uji persiapan
(3) Rata-rata geometrik kadar titik akhir larutan C untuk memverifikasi kriteria kurva baku yang absah
berada dalam rentang 0,5 - 2. dan larutan sampel tidak menghambat atau memacu
Untuk menentukan kadar endotoksin dalam larutan reaksi. Revalidasi metode pengujian diperlukan bila
A, hitung kadar titik akhir setiap seri replikasi dari terjadi perubahan kondisi yang dapat berpengaruh
pengenceran dengan mengalikan tiap faktor terhadap hasil uji.
pengenceran titik akhir dengan . Kadar endotoksin Verifikasi Kriteria Kurva Baku - Dengan
dalam sampel adalah rata-rata geometrik kadar titik menggunakan larutan endotoksin baku, siapkan
akhir replikasi (lihat rumus yang diberikan dalam Uji minimal 3 kadar endotoksin untuk membuat kurva
Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL, yang dijelaskan baku. Lakukan pengujian menggunakan minimal 3
dalam Uji Persiapan untuk Cara Jendal Gel). Jika replikasi untuk masing-masing kadar endotoksin
pengujian dilakukan dengan mengencerkan larutan baku, sesuai instruksi produsen pereaksi LAL
sampel, hitung kadar endotoksin dalam sampel awal (perbandingan volume, waktu inkubasi, suhu, pH,
dengan mengalikannya dengan faktor pengenceran. dan lain-lain). Jika rentang yang diinginkan dalam
Jika tidak ada pengenceran sampel yang positif dalam metode kinetik lebih besar dari 2 log, maka harus
pengujian absah, laporkan kadar endotoksin kurang dimasukkan larutan baku tambahan, agar setiap
dari  (jika enceran sampel yang diuji kurang dari  kenaikan log tetap berada dalam rentang kurva baku.
dikalikan faktor pengenceran terkecil dari sampel). Nilai absolut dari koefisien korelasi, │r│, harus lebih
Jika semua pengenceran positif, kadar endotoksin besar atau sama dengan 0,980 untuk rentang kadar
dilaporkan sama atau lebih besar dari faktor endotoksin sebagaimana ditetapkan oleh produsen
pengenceran terbesar dikalikan . (Misalnya: Faktor pereaksi LAL.
pengenceran awal 8 kali  pada Tabel 3). Uji Faktor Pengganggu untuk Cara Fotometrik
Bahan memenuhi syarat jika kadar endotoksin Pilih satu kadar endotoksin pada atau di sekitar
kurang dari nilai yang dinyatakan dalam masing- pertengahan kurva baku endotoksin. Siapkan larutan
masing monografi. A, B, C dan D seperti yang tertera pada Tabel 4.
Lakukan uji terhadap larutan A, B, C dan D minimal
CARA FOTOMETRIK duplo sesuai instruksi untuk Pereaksi LAL yang
digunakan (volume sampel dan pereaksi LAL,
Metode turbidimetri mengukur peningkatan perbandingan volume sampel dengan pereaksi LAL,
kekeruhan. Berdasarkan prinsip pengujian yang waktu inkubasi, dan lain-lain).
digunakan, teknik ini diklasifikasikan menjadi Rata-rata perolehan kembali endotoksin yang
turbidimetri titik akhir dan turbidimetri kinetik. Cara ditambahkan adalah kadar endotoksin total dalam
turbidimetri titik akhir didasarkan pada hubungan larutan dikurangi kadar endotoksin dalam larutan
kuantitatif antara kadar endotoksin dan kekeruhan semula (jika ada). Agar dapat dinyatakan bebas dari
(serapan atau transmisi) dari campuran reaksi pada faktor pengganggu pada kondisi pengujian, hasil
akhir masa inkubasi. Cara turbidimetri kinetik dapat pengukuran kadar endotoksin yang ditambahkan pada
dilakukan dengan dua cara: mengukur waktu yang sampel harus berada diantara 50%-200% dari kadar
dibutuhkan untuk mencapai nilai serapan yang telah endotoksin yang ditambahkan .
ditetapkan atau kecepatan pembentukan kekeruhan. Bila perolehan kembali endotoksin berada di luar
Metode kromogenik mengukur kromofor yang rentang yang ditetapkan maka faktor pangganggu
dilepaskan dari peptida kromogenik yang sesuai, yang harus dihilangkan dengan melakukan Uji Faktor
dihasilkan dari reaksi antara endotoksin dengan Pengganggu untuk Cara Jendal Gel sebagaimana
pereaksi LAL. Berdasarkan prinsip pengujian yang yang dijelaskan dalam Uji Persiapan Cara Jendal Gel.
digunakan, teknik ini diklasifikasikan sebagai teknik Ulangi Uji Faktor Pengganggu untuk Cara Jendal
kromogenik titik akhir atau kromogenik kinetik. Cara Gel untuk memvalidasi perlakuan.
kromogenik titik akhir didasarkan pada hubungan
kuantitatif antara kadar endotoksin dan pelepasan Prosedur Cara Fotometrik
kromofor pada akhir masa inkubasi. Cara kromogenik
kinetik dapat dilakukan dengan mengukur waktu yang Lakukan prosedur seperti yang tertera pada Uji
dibutuhkan untuk mencapai nilai serapan yang telah Faktor Pengganggu untuk Cara Fotometrik dalam
ditentukan atau kecepatan pembentukan warna. Uji Persiapan Cara Fotometrik.
Seluruh pengujian fotometrik dilakukan pada suhu
inkubasi yang direkomendasikan oleh produsen Perhitungan Untuk Cara Fotometrik
Pereaksi LAL, umumnya 37  1.
- 1895 -

Hitung kadar endotoksin dari tiap-tiap replikasi B yang serupa; pengujian serupa dilakukan
larutan uji A, menggunakan kurva baku yang dibuat menggunakan sel O sebagai kontrol negatif. Jika
dengan kontrol positif larutan C. Uji dinyatakan umur serum lebih dari 24 jam, tambahkan 1 bagian
absahjika kondisi berikut dipenuhi: (1) Hasil kontrol volume serum golongan O segar bebas lisin ke dalam
positif larutan C memenuhi persyaratan validasi yang tiap tabung sebagai sumber komplemen. Campur isi
ditetapkan pada Verifikasi Kriteria Kurva Baku dalam tiap tabung, inkunbasi pada suhu 37º selama 1 jam dan
Uji Persiapan Cara Fotometrik; (2) Perolehan amati hemolisis dalam beningan.
kembali endotoksin, dihitung dari konsentrasi Terhadap serum yang memberikan reaksi positif
endotoksin larutan B setelah dikurangi konsentrasi dalam uji tersebut lakukan pengujian lebih lanjut
endotoksin larutan A, berada pada rentang 50% – sebagai berikut:
200%; dan (3) Hasil kontrol negatif larutan D tidak Encerkan 1 bagian volume serum dengan 3 bagian
melebihi batas nilai blangko yang dipersyaratkan volume larutan natrium klorida P 0,9% dan campur 1
dalam uraian pereaksi LAL yang digunakan. bagian volume serum encer dengan 1 bagian volume
serum golongan O segar bebas lisin dan 1 bagian
Penafsiran Hasil Cara Fotometrik volume suspensi sel A1 atau sel B 10% dalam larutan
natrium klorida P 0,9% (yang mengalami lisis pada
Pada pennetapan kadar secara fotometrik, sediaan uji sebelumnya). Pada waktu yang bersamaan, dalam
uji memenuhi syarat jika rata-rata kadar endotoksin 2 tabung lain, campur 1 bagian volume larutan
dari replikasi larutan A, setelah koreksi pengenceran natrium klorida P 0,9% dengan 1 bagian volume
dan kadar, lebih kecil dari batas endotoksin produk. serum golongan O secara segar bebas lisin. Ke dalam
salah satu tabung ini tambahkan 1 bagian volume
Tabel 4. Penyiapan Larutan untuk Uji suspensi sel A1, 10% dalam larutan natrium klorida P
Penghambatan/Pemacuan Cara Fotometrik 0,9% dan ke dalam tabung lainnya 1 bagian volume
Larutan Kadar Larutan yang Jumlah suspensi sel B 10% dalam larutan natrium klorida P
endotoksin ditambah replika 0,9%. Inkubasi semua tabung pada suhu 37º selama 1
endotoksin jam, campur isi masing- masing tabung dan amati
Aa 0 Larutan Tidak hemolisis dalam beningan. Tidak terbentuk hemolisis
sampel kurang
dalam tiap tabung.
dari 2
Bb kadar tengah Larutan Tidak
pada kurva sampel kurang
baku dari 2 UJI HISTAMIN <221>
Cc Minimal 3 Air Pereaksi Masing-
kadar (kadar LAL masing Bunuh marmut dengan bobot tubuh 250 g hingga
terendah sama tidak 350 g yang telah dipuasakan selama 24 jam. Potong
dengan ) kurang usus halus bagian distal sepanjang 2 cm dan kosong-
dari 2
kan dengan membilas hati-hati dengan Larutan B
Dd 0 Air Pereaksi Tidak
menggunakan alat suntik. Ikat dengan benang halus
LAL kurang
dari 2 kedua ujungnya dan buat potongan melintang kecil
a Larutan A : Larutan sampel, dapat diencerkan tidak pada bagian tengah potongan usus halus. Letakkan
lebih dari PMA dalam bejana organ dengan kapasitas 10 mL hingga
b Larutan B : Sediaan uji dengan pengenceran yang 20 mL berisi Larutan B, yang dipertahankan pada
sama dengan Larutan A mengandung endotoksin yang suhu tetap (34° sampai 36°) dan larutan dialiri udara
ditambahkan sehingga kadar yang sama dengan/mendekati atau campuran oksigen P - karbon dioksida P(95:5).
kadar tengah kurva baku. Ikatkan salah satu benang dekat pada dasar bejana
c Larutan C : Larutan baku Endotoksin baku dengan organ. Ikatkan benang yang lain pada miograf
kadar sebagaimana yang digunakan dalam validasi metode
isotonik dan rekam kontraksi organ pada kimograf
seperti yang tertera pada Verifikasi Kriteria Kurva Baku
dalam Uji Persiapan untuk Cara Fotometrik (seri kontrol atau alat lain yang sesuai yang dapat memberikan
positif). rekaman permanen. Jika digunakan pengungkit,
d Larutan D : Air Pereaksi LAL (kontrol negatif). panjangnya harus sedemikian rupa sehingga gerakan
organ diperkuat lebih kurang 20 kali. Tegangan usus
halus sebaiknya 9,8 mN dan disesuaikan dengan
kepekaan organ. Bilas bejana organ dengan Larutan
UJI HEMOLISIN <211>
B. Biarkan selama 10 menit. Bilas dua atau tiga kali
lagi dengan Larutan B. Tambahkan 0,2 mL hingga
Tambahkan 1 bagian volume serum donor segar ke
0,5 mL larutan histamin dihidroklorida P yang diukur
dalam 1 bagian volume suspensi sel A1 10% dalam
tepat, yang menimbulkan respons submaksimal yang
larutan natrium klorida P 0,9% dan tambahkan 1
reprodusibel. Dosis ini dinyatakan sebagai “dosis
bagian volume kedalam 1 bagian volume suspensi sel
tinggi”. Bilas bejana organ (sebaiknya dengan air

Anda mungkin juga menyukai