Anda di halaman 1dari 4

Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium

tetrabonat (Na2B4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air
akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa
digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air.
Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan (Cahyadi, 2008).

Boraks atau Natrium tetraborat memiliki berat molekul 381,37. Rumus molekul
Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau. Kelarutan boraks yaitu larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih
dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol. (Ditjen POM,
1995).

Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan
dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak,
larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai
bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).

Analisis Kualitatif boraks diantaranya adalah uji nyala, uji kertas kurkuma, dan uji kertas
tumerik.

1. Uji Nyala

Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan
terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar,
kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni
dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar menghasilkan
warna hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan
melarutkan senyawa uji dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar,
warna api hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks. (dickyfangidae24.blogspot.com)

2. Uji warna dengan kertas turmerik

Kertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan turmerik (kunyit)
yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat. Uji warna kertas kunyit pada pengujian
boraks yaitu dengan cara membuat kertas tumerik dahulu yaitu :

1. Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang


2. Kemudian tumbuk dan saring sehingga dihasilkan cairan kunyit berwarna kuning
3. Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan.
Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.

Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu
sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks. Teteskan pada
kertas tumerik yang sudah disiapkan. Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna
yang dihasilkan tersebut akan dipergunakan sebagai kontrol positif. Tumbuk bahan yang akan
diuji dan beri sedikit air. Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada
kertas tumerik. Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka
bahan makanan tersebut mengandung boraks. Dan bila diberi uap ammonia berubah menjadi
hijau-biru yang gelap maka sampel tersebut positif mengandung boraks.

(dickyfangidae24.blogspot.com)

3. Uji Warna Kertas Kurkuma

Uji warna kertas kurkuma pada pengujian boraks yaitu sampel ditimbang sebanyak 50
gram dan dioven pada suhu 1200 C, setelah itu ditambahkan dengan 10 gram kalsium
karbonat. Kemudian masukkan ke dalam furnance hingga menjadi abu selama 6 jam dan
dinginkan. Abu kemudian tambahkan 3 ml asam klorida 10%, celupkan kertas kurkumin.
Bila di dalam sampel terdapat boraks, kertas kurkumin yang berwarna kuning menjadi
berwarna merah kecoklatan.

(dickyfangidae24.blogspot.com)

Kurkumin : diferuloylmethane adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunir,


berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin memiliki dua
bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan
struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi
dengan asamborat menghasilkansenyawaberwarnamerah yang
disebut rososiania.

(id.wikipedia.org/wiki/Kurkumin)
supportLists]-->I. <!--[endif]-->Tujuan

Melakukan identifikasi dan penetapan kadar boraks pada sampel bakso menggunakan metode
titrasi asidimetri.

<!--[if !supportLists]-->II. <!--[endif]-->Prinsip

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas, dan larutan garam-
garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart asam.

<!--[if !supportLists]-->III. <!--[endif]-->Reaksi


Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [atau H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O

<!--[if !supportLists]-->IV. <!--[endif]-->Teori Dasar

Monografi Natrium Tetraborat

Boraks

Boraks

Rumus Kimia : Na2B4O7·10H2O

Pemerian : hablur, transparan, tidak berwarna atau serbuk hablur

putih, tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap

fenolftalein

Kelarutan : dalam air,mudah larut dalam air mendidih dan dalam


gliserin, tidak larut dalam etanol.

Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995).

Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut
dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya
digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan air dan antiseptic (Wardayati,
2012).

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-analisis-


kualitatif_4.html#ixzz5wpBDRbBL

Anda mungkin juga menyukai