Anda di halaman 1dari 14

skip to main content

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) UNM S52019 KelasC

ASRIATI UNM

Profile

Notifications

Account Settings

Progress

Log Out

Content

Announcements

My Brightspace

AwardsClass ProgressSystem Check

Discussions

Classlist

Course Tools

AnnouncementsChecklistGradesGroupsSurveysVirtual ClassroomVideo Assignments

FAQ

More

ContentAnnouncementsMy Brightspace

My BrightspaceAwardsClass ProgressSystem Check

DiscussionsClasslistCourse Tools

Course ToolsAnnouncementsChecklistGradesGroupsSurveysVirtual ClassroomVideo Assignments

FAQ

Menu Start
Menu Start

close

Energi yang dibutuhkan bagi seseorang bergantung dari berat atau tidaknya pekerjaan yang dia
lakukan, singkatnya seperti itu. Namun, marilah kita sama-sama mencoba mengkajinya lebih dalam.
Kita tahu bahwa pemenuhan gizi yang tepat (tidak berlebih/kurang) bagi seorang atlet adalah hal
yang harus selalu diperhatikan. Sebagai contoh, antara seorang pemain sepak bola, pemain bulu
tangkis, maupun tenis meja semuanya memiliki karakteristik pemenuhan gizi yang berbeda.
Tidakkah anda berpikir bahwa perbedaan kebutuhan energi tersebut berasal dari adanya
karakteristik perbedaan aktivitas sistem gerak manusia (Rangka, Sendi, Otot) yang dilakukan masing-
masing atlet? Bagaimanakah anda menjelaskan hubungan antara asupan gizi dan jenis gerakan yang
dilakukan? Apakah keduanya memang saling berkaitan?

ISMAIL UNM

2 hours ago

terimakasih atas pertanyaannya saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang bapak berikan.

seperti yang kita ketahui semuanya bahwa kebutuhan energi memang tidak terlepas dari kegiatan
fisik yang kita lakukan artinya aktivitas tubuh dengan asupan gizi pada manusia pastinya
berhubungan terlebih lagi bagi para atlet yang kegiatan fisiknya pasti lebih berat dan dengan
intensitas sering yang artinya memerlukan asupan gizi dan energi yang lebih besar dan seimbang
yang artinya tidak boleh kekurangan dan tidak boleh kelebihan.

Kompenen penggunaan energi di tubuh terdiri dari tiga bagian. Bagian yang pertama dipakai untuk
metabolisme basal tubuh. Metabolisme basal ini adalah kumpulan seluruh proses-proses yang
terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupan. Didalamnya tercakup energi yang
digunakan oleh tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak, proses bernapas dan berpikir, proses
berdenyutnya jantung, pendek kata untuk semua proses internal sel-sel dan jaringan tubuh untuk
mempertahankan kehidupannya. Kurang lebih 70% energi yang kita konsumsi dipergunakan oleh
tubuh untuk proses-proses fisiologis ini. Jadi meski kita tidur saja di rumah, kita tetap butuh makan
untuk memenuhi kebutuhan energi ini,.

Yang kedua adalah energi untuk aktivitas fisik seperti untuk berjalan, menulis, berolahraga dan
sebagainya. Besarannya sekitar 20 % dari penggunaan energi tubuh. Ini merupakan bagian yang
paling dinamis dan bergantung pada berapa besar aktivitas fisik yang dilakukan.

Sisanya yang 10 persen digunakan untuk proses pengolahan makanan berupa pencernaan dan
penyerapan zat makanan. Mungkin anda pernah merasakan bagaimana tubuh terasa lebih panas,
dan kadang kadang berkeringat saat makan. Ini adalah bagian dari energi untuk metabolisme
tersebut yang dalam istilahnya disebut Thermic Effect of Food.

Kalau jumlah energi yang kita konsumsi melebihi kebutuhan energi tubuh, maka kelebihan energi
tersebut akan disimpan berupa lemak (trigliserida) yang akan dipecah untuk digunakan kemudian
jika asupan energi mengalami defisit.
Faktor yang mempengaruhi status gizi selain asupan makanan ke dalam tubuh yaitu aktivitas fisik.
Asupan energi yang berlebih dan tidak diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang
(dengan kurang melakukan aktivitas fisik) akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan.
Timbulnya masalah gizi lebih karena perubahan gaya hidup yang mengakibatkan terjadinya pola
makan masyarakat yang berubah, yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol,
dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik (Hidayati dkk, 2010).

Intensitas adalah tingkat usaha yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan.
Ada beberapa cara untuk menentukan intensitas aktivitas fisik:

1. Intensitas relatif

Bila menggunakan intensitas relatif,memperhatikan bagaimana aktivitas fisik memengaruhi detak


jantung dan pernapasan.

2. Intensitas absolut sesuai kebutuhan energi

Intensitas absolut diukur berdasarkan jumlah energi yang digunakan oleh tubuh per menit kegiatan.
Tabel di dibawah adalah contoh daftar aktivitas yang diklasifikasikan dalam intensitas sedang atau
kuat berdasarkan jumlah kalori yang digunakan oleh tubuh saat melakukan aktivitas. Jumlah kalori
dibakar tersebut adalah untuk orang dengan berat badan 70 kg. Jika berat badan lebih atau kurang
dari itu, maka kalori yang dibakar akan lebih sedikit atau lebih banyak.

3. Intensitas menurut denyut jantung latihan

Cara lain untuk menentukan intensitas aktivitas fisik adalah dengan mengukur denyut nadi atau
detak jantung selama aktivitas fisik.

tabel hubungan kebutuhan energi dengan berbagai aktivitas fisik

Kalori digunakan per 30 menit pada aktivitas


umum

Kalori /30
Aktivitas Fisik Sedang
Menit

Hiking (naik gunung) 185

Berkebun ringan 165

Menari 165

Golf 165

Bersepeda (<15 km/jam) 145


Berjalan (5 km/jam) 140

Angkat beban ringan 110

Peregangan 90

Kalori/30
Aktivitas Fisik Kuat
menit

Berlari/jogging (7-8 km/jam) 295

Bersepeda (>15 km/jam) 295

Berenang (putaran gaya bebas) 255

Senam aerobik 240

Berjalan cepat (6 km/jam) 230

Berkebun berat (menebang


220
pepohonan)

Angkat beban intensif 220

Bola basket (pertandingan) 220

Sumber: diadaptasi dari Dietary Guidelines for


Americans 2010.

<<< Replied to post below >>>


Authored by: ABDUL HARIS UNM
Authored on: Aug 3, 2019 1:49 PM
Subject: Energi dan Gerak dalam Sistem Kehidupan

Energi yang dibutuhkan bagi seseorang bergantung dari berat atau tidaknya pekerjaan yang dia
lakukan, singkatnya seperti itu. Namun, marilah kita sama-sama mencoba mengkajinya lebih dalam.
Kita tahu bahwa pemenuhan gizi yang tepat (tidak berlebih/kurang) bagi seorang atlet adalah hal
yang harus selalu diperhatikan. Sebagai contoh, antara seorang pemain sepak bola, pemain bulu
tangkis, maupun tenis meja semuanya memiliki karakteristik pemenuhan gizi yang berbeda.
Tidakkah anda berpikir bahwa perbedaan kebutuhan energi tersebut berasal dari adanya
karakteristik perbedaan aktivitas sistem gerak manusia (Rangka, Sendi, Otot) yang dilakukan masing-
masing atlet? Bagaimanakah anda menjelaskan hubungan antara asupan gizi dan jenis gerakan yang
dilakukan? Apakah keduanya memang saling berkaitan?

Reply

Loading...

Unread post

View profile card for ISMAIL UNM

Loading...

ISMAIL UNM

2 hours ago

Selanjutnya bagi atlit penggunaan energi dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama
aktifitas fisik yang selalu dilakukan baik dalam pertandingan maupun pada saat melakukan latihan
yang sifatnya intensif atau selalu dilakukan. asupan gizi juga tidak boleh sembarangan harus
seimbang dan sesuai pola.

Gerakan tubuh saat melakukan olahraga dapat terjadi karena otot berkontraks. Olahraga aerobik
dan anaerobik, keduanya memerlukan asupan energi. Besarnya kebutuhan energi tergantung dari
sistem energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan
beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate
(BMR), specific dynamic action (SDA), aktivitas fisik dan faktor pertumbuhan.

1. Basal Metabolic Rate (BMR)

Besarnya kebutuhan energi seseorang saat melakukan aktivitas dapat dihitung dengan
memperhatikan beberapa komponen, salah satunya adalahBasal Metabolic Rate (BMR)
atau metabolisme basal. Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktivitas
jaringan tubuh sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon,
maupun berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.
Metabolisme basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna.
Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai
14 jam (keadaan postabsorptive). Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal.
Taraf metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf metabolisme basal, oleh
karena itu selama tidur otot-otot terlelaksasi lebih sempurna.

Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi
tubuh dan faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau setres. Orang dengan berat badan besar dan proporsi
lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basar yang lebih besar dengan orang yang mempunyai
berat badan besar dengan proporsi lemak yang besar. Metabolisme basal seorang laki-laki lebih
besar dibanding dengan perempuan. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur
yang lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah
dan ketegangan, misalnya saat bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih
besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot
meningkat.

Tabel 1. BMR Untuk Laki-laki Berdasarkan Berat Badan.

Energi (kalori)
Berat badan
10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun

55 1625 1514 1499

60 1713 1589 1556

65 1801 1664 1613

70 1889 1739 1670

75 1977 1814 1727

80 2065 1889 1785

85 2154 1964 1842

90 2242 2039 1899

Tabel 2. BMR Untuk Perempuan Berdasarkan Berat Badan

Energi (kalori)
Berat badan
10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun

40 1224 1075 1167

45 1291 1149 1207

50 1357 1223 1248

55 1424 1296 1288

60 1491 1370 1329

65 1557 1444 1369

70 1624 1516 1410

75 1691 1592 1450


Tabel 3. Rumus Harris-Bennedict mencari BMR

(Arisman, 2004:159-165)

BMR laki-laki = 664,2 + (13,75 BB) + (5 TB) – (6,78 U)

BMR wanita = 655,1 + (9,65 BB) + (1,85 TB) – (4,68 U)

Keterangan:

a. BMR = Basal Metabolic Rate

b. BB = Berat Badan (Kilogram)

c. TB = Tinggi Badan (Meter)

d. U = Usia (Tahun)

2. Aktivitas Fisik

Setiap aktivitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktivitas fisik berupa aktivitas rutin sehari-
hari, misalnya membaca, pergi kesekolah, bekerja sebagai karyawan kantor. Besarnya energi yang
digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktivitas fisik.

Tabel 4. Faktor Aktivitas Fisik (perkalian dengan BMR)

Tingkat aktivitas Laki-laki Perempuan

Istirahat ditempat tidur 1,2 1,2

Kerja sangat ringan 1,4 1,4

Kerja ringan 1,5 1,5

Kerja ringan-sedang 1,7 1,6

Kerja sedang 1,8 1,7

Kerja berat 2,1 1,8

Kerja berat sekali 2,3 2,0

Setiap aktivitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga
aerobik maupun olahraga anaerobik. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis,
intensitas dan lamanya aktivitas olahraga.
Tabel 5. Kebutuhan Energi Berdasarkan Aktivitas Olahraga (kal/menit).

Berat badan (kg)


Aktivitas olahraga
50 60 70 80 90

Balap sepeda:

9 km/jam 3 4 4 5 6

15 km/jam 5 6 7 8 9

Bertanding 8 10 12 13 15

Bulutangkis 5 6 7 7 9

Bulutangkis 7 8 10 11 12

Bola voli 2 3 4 4 5

Dayung 5 6 7 8 9

Golf 4 5 6 7 8

Hockey 4 5 6 7 8

Jalan kaki:

10 menit/km 5 6 7 8 9

8 menit/km 6 7 8 9 10

5 menit/km 10 12 15 17 19

Lari:

5,5 menit/km 10 12 14 15 17

5 menit/km 10 12 15 17 19

4,5 menit/km 11 13 15 18 20

4 menit/km 13 15 18 21 23

Renang:

Gaya bebas 8 10 11 12 14

Gaya punggung 9 10 11 13 15

Gaya dada 8 10 11 13 15
Senam 3 4 5 5 6

Senam aerobic

Pemula 5 6 7 8 9

Terampil 7 8 9 10 12

Tenis lapangan:

Rekreasi 9 10 12 14 15

Bertanding 9 10 12 14 15

Tenis meja 3 4 5 5 6

Tinju:

Latihan 11 13 15 18 12

Bertanding 7 8 10 11 12

Yudo 10 12 14 15 17

3. Pertumbuhan

Anak dan ramaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan pertambahan energi. energi
tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh.

Kebutuhan Energi Untuk Pertumbuhan (kalori/hari)

Umur (tahun) Energi/kal/kg/BB

10 – 14 2

15 1

16 – 18 0,5

<<< Replied to post below >>>


Authored by: ABDUL HARIS UNM
Authored on: Aug 3, 2019 1:49 PM
Subject: Energi dan Gerak dalam Sistem Kehidupan

Energi yang dibutuhkan bagi seseorang bergantung dari berat atau tidaknya pekerjaan yang dia
lakukan, singkatnya seperti itu. Namun, marilah kita sama-sama mencoba mengkajinya lebih dalam.
Kita tahu bahwa pemenuhan gizi yang tepat (tidak berlebih/kurang) bagi seorang atlet adalah hal
yang harus selalu diperhatikan. Sebagai contoh, antara seorang pemain sepak bola, pemain bulu
tangkis, maupun tenis meja semuanya memiliki karakteristik pemenuhan gizi yang berbeda.
Tidakkah anda berpikir bahwa perbedaan kebutuhan energi tersebut berasal dari adanya
karakteristik perbedaan aktivitas sistem gerak manusia (Rangka, Sendi, Otot) yang dilakukan masing-
masing atlet? Bagaimanakah anda menjelaskan hubungan antara asupan gizi dan jenis gerakan yang
dilakukan? Apakah keduanya memang saling berkaitan?

Reply

Loading...

Unread post

View profile card for ANDI MIRNA UNM

Loading...

ANDI MIRNA UNM

1 hour ago

Tetimakasih sya akan mencoba menjawab pertanyaan dari bapak berdasarkan apa yang saya ketahui
dan yang sya peroleh dari beberapa artikel penelitian,

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara berulang-ulang dan organ yang aktif yaitu
otot. Otot memberikan pengaruh langsung ataupun tidak langsung yang dapat meningkatkan taraf
kesehatan dan kebugaran. Fisik yang bugar diperoleh dari asupan yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh sehingga, olahragawan membutuhkan asupan makan yang baik yaitu asupan makan yang
didalamnya mengandung sumber energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Pada umumnya status gizi seseorang
dipengaruhi oleh asupan tubuh yang memperoleh cukup zat gizi secara efisien sehingga
mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

Remaja akhir berdasarkan Depkes RI yaitu 17-25 tahun. Oleh karena itu perlu asupan makan yang
baik pada remaja yang mengandung jumlah zat gizi yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Kebiasaan seorang olahragawan dapat dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan aktivitas yang tinggi.
Kebiasan makan yang belum baik berasal dari kebiasaan makan keluarga yang sudah tertanam sejak
kecil akan terus terjadi pada usia remaja. Kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang melebihi kecukupan zat gizi juga dapat menimbulkan masalah gizi lebih. Gaya
hidup seseorang dapat mempengaruhi pola makan, aktifitas fisik serta status gizi. Kebutuhan gizi
ditentukan dari kebutuhan basal, keadaan fisiologis, keadaan sakit, gizi kurang dan gizi lebih.

Semakin beragam pola makanan yang dikonsumsi semakin mudah terpenuhi kebutuhan akan
berbagai zat gizi. Olahragawan membutuhkan semua zat gizi yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air agar dapat hidup dan beraktivitas sehari. Makanan yang dikonsumsi harus
mengandung zat gizi dalam jumlah dan mutu yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tubuh.
Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat konsumsi energi
dengan kesegaran jasmani pada posisi tosser dan smasher atlet bola voli(1. Energi merupakan
salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Berfungsi sebagai zat tenaga untuk
metabolisme pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. Sumber energi yang terdapat dalam
bahan makanan adalah karbohidrat, lemak dan protein. Satu gram karbohidrat menghasilkan
empat kalori. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan asupan protein
dengan kesegaran jasmani pada anggota klub tenis meja satelit dan salero star kota Ternate(2.

Protein terdiri dari asam-asam amino. Selain menyediakan asam amino esensial, protein juga
menyuplai energi dalam keadaan energi terbatas dari karbohidrat dan lemak. Terdapat berbagai
fungsi protein di dalam tubuh antara lain kekebalan tubuh, pengganti jaringan yang rusak dan
untuk pertumbuhan. Protein merupakan zat gizi yang megandung nitrogen, sekitar 16% nitrogen
terkandung dalam protein. Protein yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Konsumsi tinggi protein akan menyebabkan ginjal dan hati bekerja lebih keras.
Olahragawan yang terlalu banyak mengkonsumsi protein akan lebih sering
kencing karena protein di dalam badan dicerna menjadi diurea akan kurang menyenangkan jika
sering ke toilet sehingga dapat mengganggu latihan. Oleh karena itu protein
harus seimbang sehingga kebutuhan olahragawan tercukupi.

Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat hubungan asupan karbohidrat dengan kebugaran
penelitian lain juga menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat konsumsi karbohidrat
dengan kesegaran jasmani. Karbohidrat merupakan sumber energi paling penting bagi manusia
karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Glukosa merupakan
sumber energi yang disukai oleh otot.

Tidak terdapat hubungan asupan lemak dengan kebugaran jasmani hasil tersebut sejalan dengan
penelitian lain juga menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat konsumsi lemak dengan
kesegaran jasmani. Lemak sebagai penghasil energi yang cukup besar namun olahragawan tidak
boleh mengkonsumsi lemak secara berlebihan. Kebutuhan lemak yang dikonsumsi dalam sehari
dianjurkan sebanyak 8% dari kebutuhan energi total yang berasal dari lemak jenuh kemudian 3-
7% lemak jenuh ganda. Lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber dari
hewani misalnya daging berlemak, jeroan dan sebagainya. Kebugaran jasmani
merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan tugasnya sehari tanpa mengalami kelelelahan.
Kebugaran jasmani memiliki dua komponen utama yaitu komponen kebugaran yang berkaitan
dengan kesehatan adalah kekuatan otot, daya tahan aerobik dan fleksibilitas. Komponen kebugaran
yang berkaitan dengan ketrampilan yaitu koordinasi, kelincahan, kecepatan gerak, power dan
keseimbangan. Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani yaitu umur atau usia,
jenis kelamin, makanan olahraga, kebiasaan hidup dan faktor lingkungan.

1). Novitasari, D. A. & Rahfiludin, M.Z., S.

Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan Kesegaran Jasmani Pada Posisi (Tosser Dan Smasher)
Atlet Bola Voli. J. Kesehat. Masy. 4, 38–45 (2016).
2). Umasangaji, M. . Hubungan Antara Asupan Energi Protein, Status Gizi
Dengan Kesegaran Jasmani Pada Anggota Klub Tenis Meja Satelit Dan Salero Star Kota Ternate.
(Universitas Politeknik Kesehatan, 2012).

<<< Replied to post below >>>


Authored by: ABDUL HARIS UNM
Authored on: Aug 3, 2019 1:49 PM
Subject: Energi dan Gerak dalam Sistem Kehidupan

Energi yang dibutuhkan bagi seseorang bergantung dari berat atau tidaknya pekerjaan yang dia
lakukan, singkatnya seperti itu. Namun, marilah kita sama-sama mencoba mengkajinya lebih dalam.
Kita tahu bahwa pemenuhan gizi yang tepat (tidak berlebih/kurang) bagi seorang atlet adalah hal
yang harus selalu diperhatikan. Sebagai contoh, antara seorang pemain sepak bola, pemain bulu
tangkis, maupun tenis meja semuanya memiliki karakteristik pemenuhan gizi yang berbeda.
Tidakkah anda berpikir bahwa perbedaan kebutuhan energi tersebut berasal dari adanya
karakteristik perbedaan aktivitas sistem gerak manusia (Rangka, Sendi, Otot) yang dilakukan masing-
masing atlet? Bagaimanakah anda menjelaskan hubungan antara asupan gizi dan jenis gerakan yang
dilakukan? Apakah keduanya memang saling berkaitan?

Reply

Loading...

Bottom of Form

1 20 1 1
/1

Reply to Thread

Mark all posts on this page as read.

Previous Next

Activity Details

Top of Form

Task: Reply to this topic

Bottom of Form

Last Visited Aug 3, 2019 4:28 PM

Anda mungkin juga menyukai