Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR MODUL 2 IPA

Klasifikasi dan Keanekaragaman Makhluk Hidup, Ekologi, dan Ilmu Lingkungan

Disusun Sebagai Tugas Akhir Modul Pembelajaran Dalam Jaringan Program Profesi Guru Dalam
Jabatan

Oleh :
YULINDA VITA ANGGRAINI
NIM. 19050209710454

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PENDIDIKAN PROFESI GURU
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM
2019
Informasi

Planet Bumi terus memanas, dari kutub utara hingga


selatan. Sejak 1906, suhu rata-rata permukaan planet
ini terus meningkat antara 1,1 dan 1,6 derajat
Fahrenheit (0,6 hingga 0.9 derajat Celsius)- bahkan
lebih di daerah kutub. Dampak-dampak kenaikan suhu
ini tak harus menunggu lama untuk muncul, karena
tanda-tanda dampak pemanasan global mulai terlihat
saat ini. Pemanasan melelehkan gletser dan lautan es,
mengubah pola curah hujan, dan menyebabkan
pergerakan hewan-hewan. Bumi telah mengalami penderitaan dari beberapa dampak pemanasan
global.

TUGAS
Dampak-dampak pemanasan global kian nyata dan mengancam kehidupan. Meski tak bisa
dihentikan secara total, tetapi dengan upaya kolektif, kita bisa memperlambatnya. Jika bukan kita
yang merawat planet ini, siapa lagi? Strategi atau solusi apa yang akan Anda terapkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut? Kemukakan pernyataan Anda dengan pendekatan prinsip
pemecahan masalah (problem solving) yang meliputi:
Memahami masalah (Understanding the Problem), meliputi:
 Problem apa yang dihadapi?
 Apa yang diketahui?
 Apa yang ditanya?
 Apa kondisinya?
 Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut?
Menyusun rencana pemecahan (Devising a Plan)
Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui, atau mengaitkan hal-
hal yang mirip secara analogi dengan masalah.
Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
Menjalankan rencana untuk menemukan solusi, melakukan dan memeriksa setiap langkah
apakah sudah benar, bagimana membuktikan bahwa perhitungan, langkah-langkah dan
prosedur sudah benar.
Memeriksa kembali (Looking Back)
Melakukan pemeriksaan kembali terhadap proses dan solusi yang dibuat untuk untuk
memastikan bahwa cara itu sudah baik dan benar. Selain itu utuk mencari apakah dapat dibuat
generalisasi, untuk menyelesaikan masalah yang sama, menelaah untuk pendalaman atau
mencari kemungkinan adanya penyelesaian lain.
JAWAB :
Memahami masalah (Understanding the Problem), meliputi:
Problem apa yang dihadapi?
Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama
beberapa kurun waktu karena temperatur yang terus meningkat. Organisasi Meteorologi Dunia
menyatakan bahwa tahun 2016 sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Suhu atmosfer Bumi rata-
rata dalam setahun naik 1,1oC. Kenaikan suhu dan konsentrasi gas rumah kaca menyebabkan es
di Kutub Utara dan Selatan meleleh lebih cepat. Kenaikan suhu di Kutub Utara dua kali lebih
cepat. Kenaikan suhu dan melelehnya es di kutub memicu perubahan cuaca, iklim, dan pola
sirkulasi laut di belahan dunia lain

Apa yang diketahui?

Pemanasan pada permukaan bumi dikenal dengan istilah ‘Efek Rumah Kaca’
atau Greenhouse Effect. Efek rumah kaca merupakan naiknya suhu bumi yang disebabkan oleh
adanya perubahan komposisi pada atmosfer. Hal itu menyebabkan sinar matahari tetap berada di
bumi, dan tidak dipantulkan dengan sempurna untuk keluar dari atmosfer tersebut.

Gambar 1. Efek Rumah Kaca


Source : https://greatedu.co.id/greatpedia/efek-rumah-kaca

Apa yang ditanya?


Efek rumah kaca merupakan naiknya suhu bumi yang disebabkan oleh adanya perubahan
komposisi pada atmosfer. Perubahan komposisi pada atmosfer bumi disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Apa saja gas-gas rumah
kaca tersebut?
Apa kondisinya ?
Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca bergantung
pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di atmosfer dan kemampuan
penyerapan energi. Peningkatan kadar gas rumah kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang
dapat menyebabkan terjadinya pemanasan globa. Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer juga
mempengaruhi efektivitasnya dalam menaikkan suhu. Makin panjang waktu tinggal gas di
atmosfer, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu.
1. Kondisi Gas Karbondioksia (CO2) di atmosfer
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca penyebab pemanasan global yang sedang
ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama manusia terhadap jumlah
karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan
hutan serta perluasan wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah karbondioksida dalam
atmosfer.

Grafik 1. Emisi CO2 di Dunia


(dalan Juta Ton CO2)
25000

20000
Jumlah Emisi CO2

Negara
15000 Indonesia

10000 India
China
5000
Amerika
0
Negara Lain
1980 1985 1990 1995 2000 2005
Tahun

Grafik 1. Emisi gas CO2 di atmosfer


Sumber: Energy Information Administration (2006)
2. Kondisi Gas Metana (CH4) di atmosfer
Metana adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan
ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi
anaerob. Gas ini juga dihasilkan pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga
disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar di udara dan hasil pembakarannya
menghasilkan gas karbondioksida.
Tabel 1 Sumber Emisi CH4 di bumi

Sumber: https://www.methanelevels.org/

Gambar 2. Kondisi Emisi CH4 di Atmosfer


Sumber: https://www.methanelevels.org/
3. Kondisi gas Dinitrogen Oksida (N2O) di atmosfer
Dinitrogen oksida merupakan gas rumah kaca yang terdapat secara alami. Sumber
utamanya yaitu kegiatan mikroorganisme dalam tanah, pemakaian pupuk nitrogen dan juga
dihasilkan dalam jumlah kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara,
gas bumi).

Gambar 3. Kondisi Emisi N2O di Atmosfer


Sumber: https://www.n2olevels.org/
4. Kondisi Gas Chloroflourocarbon (CFC) di atmosfer
Chlorofluorocarbon (CFC) adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat tidak
beracun, tidak mudah terbakar, dan stabil. Chlorofluorocarbon mempunyai nama dagang
‘Freon’. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam peralatan
pendingin ruangan dan lemari es.
Tabel 2. Waktu tinggal gas rumah kaca di atmosfer

Gambar 5: Diagram lingkaran prosentase jumlah gas rumah kaca di atmosfer


Sumber: Killen Ikhtisar gas-gas rumah kaca

Bagaimana memilah-milah keadaan tersebut?


Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa gas-gas penyebab efek rumah kaca
jumlahnya meningkat di setiap tahun. Gas-gas tersebut juga memiliki waktu tinggal di atmosfir
yang sangat lama sampai bertahun-tahun. Jika gas-gas tersebut tidak di minimalisir jumlahnya dari
sekarang, maka akan meningkatkan jumlah gas tersebut di atmosfer dan mengakibatkan kerusakan
pada lapisan ozon bumi kita. Berikut penjelesan beberapa kemungkinan dampak yang ditimbulkan
dari pemanasan global jika tidak segera diatasi:
1. Dampak pemanasan global pada perubahan iklim
Dampak pemanasan global akan meningkatkan suhu didalam bumi karena terperangkapnya
gas-gas rumah kaca tersebut, maka dampaknya dapat digambarkan pada alur berikut ini.

2. Dampak pemanasan global terhadap penyakit


Adanya gas-gas rumah kaca menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. Kerusakan pada
lapisan ozon bumi akan berdampak mudahnya masuk sinar ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh

3. Dampak pemanasan global terhadap munculnya bencana


Peneliti menganalisis berbagai aspek iklim seperti curah hujan, kekeringan dan suhu dan
keterkaitan mereka dengan tiga kategori konflik dunia. Ketiga kategori konflik tersebut meliputi:
Pertama, kejahatan dan kekerasan personal, seperti pembunuhan, penyerangan, pemerkosaan dan
kekerasan dalam rumah tangga. Kedua, kekerasan dan ketidakstabilan politik antar kelompok,
yang meliputi kerusuhan, perang sipil, kekerasan etnis hingga invasi lahan. Ketiga, kagagalan
institusi atau lembaga seperti perubahan besar pada pemerintahan hingga runtuhnya sebuah
kebudayaan.
Menyusun Rencana Peneyelesaian
Harapan Kenyataan
1. Udara bersih tanpa polusi 1. Udara berpolusi
2. Suhu lingkungan tidak terlalu tinggi 2. Suhu lingkungan panas
3. Perubahan iklim tidak ekstrim 3. Musim kemarau panjang

Solusi
Menurunkan produktivitas yang dapat meningkatkan gas rumah kaca dan merubah pola hidup
yang dapat menurunkan emisi gas rumah kaca
Berdasarkan data yang diperoleh, gas penyumbang terbanyak rumah kaca adalah gas
karbondoksida (76%) dan gas metana (16%). Gas karbondioksida perlu untuk mendapatkan
perhatian lebih karena gas tersebut memilki waktu tinggal di atmosfer paling lama yaitu seratus
tahun. Selain gas karbondioksida, gas metana juga merupakan gas yang paling banyak dihasilkan
dari kegiatan makhluk hidup itu sendiri seperti perternakan, sisa pembuanagan makanan dan zat
organik, sisa pembuangan kotoran kambing, domba, babi, kerbau dan sapi. Hasil dari pembakaran
gas metana sendiri juga menghasilkan gas karbondioksida sehingga menyebabkan penumpukan gas
CO2 di atmosfer.

Solusi Menurunkan Produktivitas yang dapat meningkatkan gas rumah kaca


Telah dijelaskan sebelumnya gas penyumbang terbanyak adalah CO2 dan CH4 maka hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengurangi gas jarbondioksida dan metana sebagai berikut:
a. Rencana kegiatan untuk mengurangi Gas CO2
1. Memilah sampah dengan 3R: Reuse (Menggunakan Kembali), Reduse
(Mengurangi/Menghemat) dan Recycle ( Mendaur Ulang) Sampah.
2. Mengurangi penggunaan kendaran berbahan bakar fosil
3. Menanam tanaman yang dapat menyerap karbondioksida pada intensitas tinggi seperti
tanaman lidah mertua, sirsak, dan pohon trembesi karena tumbuhan tersebut mengandung
bahan aktif pregnaneg likosid yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam
organik, gula dan asam amino yang tidak berbahaya lagi bagi manusia,
4. Merubah pola makan dengan mengurangi konsumsi daging, karena dalam membuka lahan
perternakan membutuhkan lahan yang luas sehingga banyak mengorbankan lahan hijau.
Hal ini diperparah dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan
ternak sperti rumput, gandum dan jagung.
5. Hemat penggunaan energy listrik di rumah.
b. Rencana kegiatan untuk mengurangi gas metana
1. Memilah zat sisa makanan untuk digunakan sebagai makanan ternak. Contoh : sisa nasi
bila dikeringkan dapat digunakan untuk pakan hewan ternak seperti bebek.
2. Mengolah kotoran ternak menjadi sumber energi alternatif seperti biogas dan pupuk
kandang
3. Mengolah sampah sisa sayur dan kulit buah-buahan menjadi larutan ekoenzim dengan cara
fermentasi. Hasil dari proses fermentasi sampah organic tersebut dihasilkan gas O3 (ozon)
yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan ekoenzim bila dicampur dengan air dapat
digunakan sebagai cairan pembersih piring, lantai, dan pakaian. Selain itu dapat digunakan
untuk menyiram tanaman agar diperoleh hasil tanamanan yang lebih baik.

Gambar 6. Pengelolaan sampah organik untuk menghasilkan koenzim


Sumber: http://www.tzuchi.or.id/mobile/ruang-hijau/6

Melaksanakan Rencana
Setelah menyusun rencana penyelesaian, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan rencana.
Langkah-langkah penyelesaian dimulai dari merubah kebiasaan hidup dari diri kita sendiri. Adapun
pelaksanaan rencana sebagai berikut:
1. Melakukan 3R yaitu Reuse (Menggunakan Kembali), Reduse (Mengurangi/Menghemat)
& Recycle ( Mendaur Ulang) Sampah.
Sampai sekarang cara ini adalh hal terbaik dalam mengelola dan menangani sampah
dengan berbagai macam permasalahan. Berikut adalah kegiatan 3R ( Reuse, Reduse, & Recycle)
yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun ditempat umum lainnya. Sebelum
melaksanakan 3R langkah pertama yang dilakukan adalah memilah sampah organic dan
anorganik di rumah. Di tempat tinggal saya yaitu kecamatan Tarik Sidoarjo telah disediakan
tempat sampah kering dan basah di depan masing-masing rumah warga. Tujuannya agar
mempermudah pengolahan sampah rumah tangga sesuai dengan jenisnya.
Gambar 7. Tempat sampah warga
Sumber diambil tanggal 12 Februari 2019
Reuse, kegiatan reuse yang dapat kita lakukan misalnya, menggunakan kembali kantong plastik
untuk membawa belanjaan, membawa tas kertas sendiri dari rumah saat berbelanja,
menggunakan koran dan daun untuk membungkus makanan.
Reduse, kegiatan reduse yang dapat kita lakukan misalnya, mengurangi makanan cepat saji
karena bungkus makanan cepat saji sering berbahan plastik, mengurangi penggunaan pestisida,
tidak merusak tanaman, dan mengurangi kegiatan yang meghasilkan limbah rumah tangga.
Recycle, kegiatan recycle yang dapat kita lakukan misalnya, mengkreasikan barang bekas
menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi, memisahkan sampah organik dan anorganik,
memanfaatkan sampah organic sebagai bahan kompos dan larutan ekoenzim
2. Melakukan pengelolaan sampah organic dan anorganik

Gambar 8. Bank sampah warga Tarik


Sumber diambil tanggal 12 Februari 2019
Di daerah tempat tinggal saya, sampak-sampah rumah tangga yang telah dipilah menjadi
dua kategori sampah kering dan basah nantinya akan di kumpulkan oleh petugas sampah dan di
letakkan di bank sampah. Lalu sampah-sampah tersebut akan diolah sesuai dengan jenis-
jenisnya.
3. Menanam tanaman hijau yang dapat menyerap CO2 dengan baik contohnya tumbuhan
lidah mertua di sekitar tempat tinggal.
Kemampuan tanaman hijau untuk menyerap gas karbondioksida dan dipergunakan untuk proses
fotosintesis merupakan keuntungan bagi lingkungan untuk mengurangi jumlah CO2. Cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan menanam tanaman yang dapat menyerap karbondioksida pada
intensitas tinggi seperti tanaman lidah mertua, sirsak, dan pohon trembesi karena tumbuhan
tersebut mengandung bahan aktif pregnaneg likosid yang berfungsi untuk mereduksi polutan
menjadi asam organik, gula dan asam amino yang tidak berbahaya lagi bagi manusia

Gambar 9. Tanaman hijau penyerap gas CO2 (tanaman Lidah Mertua)


Sumber diambil tanggal 12 Februari 2019

4. Mengolah kotoran hewan ternak menjadi pupuk kandang


Kita tahu bahwa sebanyak 8-120 kg pertahun emisi gas metana yang dihasilkan dari kotoran
hewan ternak baik kambing maupun sapi. Di daerah tempat tinggal saya ada warga yang
memiliki hewan ternak kambing sangat banyak. Beliau memanfaatkan kotoran ternak
kambing menjadi pupuk kandang. Pupuk kandang yang dihasilkan digunakan untuk
budidaya tanaman jeruk di kebunnya.

Gambar 10. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk kandang untuk budidaya tanaman jeruk
Sumber diambil tanggal 12 Februari 2019
Memeriksa kembali (Looking Back)
ANGKET PENGAMATAN
Berikan tanda check list (√) dari pilihan jawaban berikut ini.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
1 Apakah sumber sampah terbanyak di  Kertas
rumah ?  Plastic
 Kaca
 Kaleng
 Sisa makanan
2 Adakah tempat sampah organik dan  Ada
anorganik di rumah ?  Tidak
3 Bagaimana cara mengelola sampah  Dibakar
organik ?  Ditimbun
 Dibiarkan menumpuk
 Dibuang ke sungai
 Didaur ulang
 Lain-lain……………..
4 Bagaimana cara mengelola sampah  Dibakar
anorganik ?  Ditimbun
 Dibiarkan menumpuk
 Dibuang ke sungai
 Didaur ulang
 Lain-lain……………..
5 Darimana sumber pakan hewan ternak  Sisa makanan
yang digunakan?  Produk jadi
 Memanfaatkan lingkungan
6 Pernahkan mengelola zat sisa ternak ?  Pernah
 Tidak
7 Berapa jumlah kendaraan bermotor di  Tidak punya
rumah?  < 3 (kurang dari 3)
 >3 (lebih dari 3)
8 Pernahkan menanam tanaman hijau  Pernah
disekitar ?  Tidak
9 Seberapa sering mengkonsumsi  Sering
daging?  Jarang
 Tidak pernah
Berdasarkan hasil pembahasan bahwa Tempat Pengolahan Sampah 3R (reduce, reuse, recycle)
memiliki dampak positif. Dampak positif di lingkungan masyarakat yaitu tertatanya lingkungan
menjadi bersih dan nyaman, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan,
terbentuknya bank sampah, berubahnya kultur masyarakat dengan tidak membuang sampah
sembarangan dan mampu memilah jenis-jenis sampah dengan baik, interaksi masyarakatnya
menjadi lebih aktif dengan adanya kegiatan gotong-royong yang rutin masyarakat menjadi peduli
lingkungan, karena sampah juga banyak manfaatnya seperti dapat dipergunakan untuk pupuk
sebagai penyubur tanaman. Begitu pun dengan ekonomi masyarakat yang aktif dalam bank sampah
bisa menghasilkan karya-karya dari sampah daur ulang juga bisa dengan menjual sampah-sampah
di bank sampah.

Rujukan:
https://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2010/02/20/penyebab-pemanasan-global/
diakses tanggal 11 Februari 2019
https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-37942460 diakses tanggal 11 Februari 2019
http://www.tzuchi.or.id/mobile/ruang-hijau/6 diakses tanggal 11 Februari 2019
https://www.methanelevels.org/ diakses tanggal 11 Februari 2019
https://www.n2olevels.org/ diakses tangga 11 Februari 2019
https://thegorbalsla.com/efek-rumah-kaca/ diakses tanggal 12 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai