Anda di halaman 1dari 16

EFEK RUMAH KACA & PEMANASAN GLOBAL

Disusun Oleh:
Aishwarya Zatil Aqmar
XI IPA 3
SMAN 01 Mempawah Hilir
Tahun Ajaran
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Efek Rumah Kaca dan
Pemanasan Global” pada waktu yang telah ditentukan.Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata pelajaran fisika.

Terimakasih kepada Bapak Sukirno,S.Pd. selaku guru pembimbing mata pelajaran


fisika.Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini,oleh karena itu penulis sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Mempawah,26 April 2021


BAB I

PENDAHULUAN

a.Latar Belakang
Pemanasan global dan efek rumah kaca menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang
selalu berulang setiap tahunnya baik di negara maju dan negara berkembang. Berbagai negara
selalu melakukan cara-cara untuk mengurangi permasalahan tersebut. Dewasa ini telah banyak
konferensi lingkungan internasional dan persetujuan difokuskan pada fenomena mengenai
perubahan iklim global. Perhatian yang tersebar luas atas menurunnya kualitas udara dan potensi
pemanasan global telah menjadi acuan perhatian umum pada paru-paru dunia, yakni kondisi
hutan. Media telah memusatkan kerusakan hutan tropis sebagai simbol yang hidup dari krisis
ekosistem global.

Pemanasan global (global warming) didefinisikan sebagai kenaikan temperatur atmosfer dari
permukaan bumi yang meliputi daratan dan lautan. Bumi dikelilingi oleh lapisan udara yang
bernama atmosfer yang mempunyai fungsi yang salah satunya untuk melindungi bumi dari
pengaruh buruk sinar matahari yaitu sinar ultraviolet. Matahari memancarkan radiasinya ke bumi
menembus lapisan atmosfer bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan ke angkasa, namun
sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas-gas rumah kaca yaitu karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), nitrous oxide (N2O), HFCs, dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya
gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, peristiwa ini terjadi berulang-ulang.

Sampah adalah salah satu sektor hasil dari aktivitas manusia yang berkonstribusi dalam
pemanasan global. Sampah menyumbang gas rumah kaca dalam bentuk gas CH4 dan CO2.
Sampah yang tertimbun dalam jangka waktu tertentu akan mengalami dekomposisi dan
menghasilkan gas-gas yang menyebar di udara. Gasgas yang dihasilkan dari proses degradasi
sampah organik diantaranya yang paling banyak dihasilkan yaitu gas CH4 dan CO2. Gas CH4
yang dilepaskan ke udara begitu saja memiliki emisi gas rumah kaca sebesar 21 kali lebih buruk
dari CO2.
b.Perumusan Masalah

1.Apa definisi dan dampak dari pemanasan global?

2.Apa penyebab dari timbulnya pemanasan global?

3.Pengertian efek rumah kaca.

4.Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penyebabnya.

5.Keterkaitan efek rumah kaca dan pemanasan global.

6..Cara menanggulangi efek rumah kaca dan pemanasan global.

c.Tujuan

Mengetahui definisi pemanasan global dan efek rumah kaca,penyebab,serta ketekaitan satu sama
lain.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global adalah peristiwa meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan
permukaan bumi, akibat peningkatan gas rumah  kaca di atmosfer yang banyak disebabkan oleh
aktifitas manusia. Sementara Intergovernmental Panel On Cliamt Change (IPPC) menjelaskan
lebih lanjut bahwa akibat pemanasan global telah terjadi kenaikan suhu minimum dan
maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan suhu itu terjadi pada suhu minimum dan
maksimum di siang hari maupun malam hari antara 0,5-2,0 derajat celcius atau temperatur rata-
rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius. Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menimbulkan dampak atau pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Dampak atau
pengaruh yang terjadi antaralain pergantian musim yang tidak dapat diprediksi, bencana alam,
hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan, dan perubahan pada lingkungan seperti:
1).Perubahan cuaca dan lautan, dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang
dapat mengakibatkan munculnya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan panas
(heat stoke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal  panen
sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca  yang ekstrim dan peningkatan
permukaan air laut dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan bencana alam.
Timbulnya bencana alam ini biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ketempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit.
2).Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vector (vector borne diseases)

3) Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga kontribusi
pada penyakit melalui air dan penyakit melalui vektor. Ditambah pula dengan polusi udara hasil
emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi pada penyakit.
B. Penyebab Pemanasan Global

1. Efek rumah kaca

Segala sumber yang terdapat dibumi berasal dari matahari. Sebagian energi tersebut dalam
bentuk  radiasi gelombang  pendek, termasuk  cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan bumi, ia  berubah dari cahaya menjadi energi menjadi panas yang menghangatkan
bumi. permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan lagi sisanya. Sebagian
dari panas ini sebagai radiasi infra merah. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan
di permukaan bumi. hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas di atmosfer,semakin banyak panas
yang  terperangkap dibawahnya

2. Efek umpan balik

Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai coontoh adalah penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan
lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air itu sendiri merupakan gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya
suatu kesetimbangan konsentarsi uap air.   

3.Radiasi Matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwavariasi dari matahari dengan kemungkinan diperkuat
oleh umpan balik dari awan dapat memberi kontribusi dalam pemanasan ini.Perbedaan antara
mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktifitas
matahari yang akan memanaskan statosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan
statosfer.
C.Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau satelit ) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti
satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.

Istilah efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal
dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah
kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih
tinggi daripada di luar rumah kaca.

Hal ini dikarenakan dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan
kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebai gelombang panas yang berupa sinar infra
merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak bercampur dengan udara luar yang
dingin. Itulah gambar sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukkan dua hal berbeda : efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas
manusia.

D.Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca dan Penyebabnya

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-
tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 %
diserap awan, 45 % diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah yang dipancarkan
bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organic seperti gas
metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain
berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan
bumi menjadi naik. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang
menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.

Efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga
dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan,
GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. Hal
tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.

Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa
pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlangsung sempurna,
seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon dioksida. Senyawa karbon dari
bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama beratus-ratus milliar tahun lamanya.

Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon ini dieksploitasi dan diubah menjadi
karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir (sebagian darinya larut di laut
dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan
magnesium), tetapi hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan
meningkat tiap tahun dan terus meningkat dekade-dekade terakhir.

Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang


disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan
cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat
mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang
diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak.
Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke
permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi
sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang oleh
karenanya disearap oleh atmosfer CO2.

Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan
dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai
konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi
menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan
efek rumah kaca.

Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau
ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan
teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel.

Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air,
debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari
51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami
penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima
bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam
bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain
berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan
bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca.

E.Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca dan Global Warming


Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana
parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang
terjadi  pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan
untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya
selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik
dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi
mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini
menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara
alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim
menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah,
intensitas dan distribusinya.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh
gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut
terperangkap dalam bumi.

Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah
kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar
kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati
manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih
dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride)
yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan
tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.
Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas
pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida,
metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global
akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi.
Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan
bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa
energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau
lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.

Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali
ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam
kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah
salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan
iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es
di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang
berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi
intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole
(IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan
berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah
penyakit, dan lain-lainnya.

F.Penanggulangan Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global


Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan
cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan
telah mencapai level yang mengkhawatirkan

Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan
kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan
(menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi
keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah
seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu
anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak
dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18.
Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak
bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia
sebagai sumber energi. Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara
tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila
dibandingkan dengan batubara.
Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan
keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, t Untuk kendraan bermotor, perlu digunakan alat
penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat  keluar gas buangan) yang
dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif gas buangan tersebut. Bisa juga dengan
mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga
surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang
boleh beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.

Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik.
Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan
lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju karbondioksida
yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat
menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida
sama sekali.

Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah adalah pengumpulan
, pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk
masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda
juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah

Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan pengurangan gas-gas
rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan kebijakan lingkungan yang ketat,
maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan
tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara
industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi
tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar masalah kerusakan
lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini.
Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.
Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan.
Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global
hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
2. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca,
sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek
rumah kaca (ERK).
3.  Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
4. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
    

mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara


kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai