Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IPA

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

DISUSUN OLEH:

GILANG TRISNA AL AKBAR

7D / 12

SMP NEGERI 7 SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Seperti, peningkatan


suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-
gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Karena adanya pemanasan global suhu
di planet bumi menjadi semakin panas, makin banyaknya bencana alam dan berbagai
fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan global warming atau pemanasan global?


2. Apa gejala dan penyebab dari global warming?
3. Apa dampak dari global warming?
4. Bagaimana cara penanggulangan global waming?

1.3 Tujuan

1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang pemanasan global.


2. Agar kami para pembaca umumnya dapat mengenal lebih dalam tentang keadaan alam.
3. Agar menjadi motivasi bagi kami dan para pembaca untuk menjaga dan menumbuhkan
rasa cintanya terhadap alam semesta ini.
4. Dapat menambah pengetahuan disamping pelajaran yang diterima disekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)


Global warming atau pemanasan global adalah proses kenaikan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi terjadi karena adanya
radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar tersebut berubah
menjadi energi panas dalam bentuk sinar inframerah yang diserap oleh udara dan
permukaan bumi. Sebagian sinar inframerah dipantulkan kembali ke atmosfer dan di
tangkap oleh gas-gas rumah kaca, kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas
rumah kaca tersebut berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Akumulasi gas-
gas kimia di atmosfer tersebut karena aktifitas manusia.
Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas
iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga
2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama
lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini
mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

2.2 Gejala Pemanasan Global (Global Warming)


Peningkatan suhu bumi secara menyeluruh mengakibatkan naiknya permukaan air
laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang eksterm, serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi. Pemanasan global juga dapat memengaruhi hasil pertanian, hilangnya
glester, dan punahnya berbagai jenis hewan. Gejala pemanasan global terjadi karena
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca menurut Joseph Fourier pada 1824 merupakan proses
pemanasan permukaan benda langit yang beratmosfir. Benda langit tersebut dapat
berupa planet atau satelit karena komposisi dan keadaan atmosfernya. Contoh planet
yang mengalami efek rumah kaca seperti Bumi, Mars dan Venus sedangkan satelit
yang mengalami efek rumah kaca seperti Titan. Suhu rata-rata bumi tanpa rumah kaca
adalah -18°C sehingga permukaan bumi dilapisi oleh es. Efek rumah kaca
menyebabkan bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 33°C dari suhu semula sehingga
suhu rata-rata bumi menjadi 15°C. efek rumah kaca dalam keadaan normal diperlukan
agar perbedaan suhu antara siang dan malam tidak berbeda jauh.
Sumber energi bumi diperoleh dari matahari. Energi matahari sebagian besar
berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Cahaya tampak yang
sampai ke permukaan bumi, akan mengalami perubahan dari bentuk cahaya menjadi
panas sehingga menghangatkan bumi. Permukan bumi akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan sisanya kembali ke luar angkasa.
Pemanasan global merupakan akibat yang dipicu oleh kegiatan manusia,
terutama yang berkaitan dengan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih-guna lahan.
Kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas rumah kaca yang makin lama makin
banyak jumlahnya di atmosfer.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek
rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan. Gas
rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua.
2. Emisi Karbon
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada
saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin
berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan
lahan pertanian. Hasilnya, pemanasan global yang mengancam kehidupan berbagai
flora & fauna di bumi tidak dapat dihindari.
3. Efek umpan balik
Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah
uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat. Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat
kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya
es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es,
dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.
Umpan balik positif (yang menambah pemanasan) akibat terlepasnya CO2 dan
CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang
berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4
yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap
karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya
tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom
daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Faktor pertumbuhan penduduk dan pengunaan bahan bakar fosil berkaitan
dengan kerusakan hutan (deforestasi). Ketidakseimbangan antara perusakan dan
perbaikan tercermin pada kedua faktor tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah perubahan tata lahan. Pembabatan lahan penyerap karbon harus segera
dihentikan untuk menekan pemanasan global.
4. Variasi Matahari
Variasi dapat meningkatkan aspek umpan balik dari awan sehingga menambah
dampak pemanasan global. .Pemanasan global karena efek rumah kaca menyebabkan
bertambahnya aktivitas matahari sehingga memanaskan stratosfer. Sebaliknya, efek
rumah kaca dapat mendinginkan stratosfer. Terjadinya penipisan lapisan ozom juga
memberikan efek pendinginan.
5. Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) Secara Berlebihan
Peralatan elektronika rumah tangga banyak yang mengandung Cloro Flour
Carbon (CFC). Saat ini, jumlah alat yang mengandung CFC sudah terlalu banyak
sehingga dampak terhadap pemanasan global. Oleh sebab itu, pemanfaatan alat-alat
yang mengandung CFC sebaiknya dikurangi, misalnya kaleng, nampan, dan kulkas.
6. Keberadaan Pabrik
Pabrik beroperasi menggunakan bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi dan
batubara. Bahan bakar fosil digunakan sebagai sumber energi untuk meghemat
pengeluaran dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Akan tetapi, penggunaan
bahan bakar fosil sebaikya dilakukan secara bijak karena penggunaanya memberikan
sumbsngan yang besar terhadap pemanasan global. Eksploitasi bahan bakar fosil
memberikan dampak terhadap pemanasan global.
7. Polusi Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor menghasilkan karbondioksida sebagai sisa pembakaran.
Oleh sebab itu, penggunaannya harus dikurangi untuk menguragi karbondioksida
yang terlepas ke atmosfer. Antisipasi pemanasan global karena penggunaan kendaran
bermotor dapar dimulai dengan cara mengurangi intensitas penggunaan kendaraan
bermotor , misalnya berjalan kaki atau mengendarai sepeda untuk menempuh jarak
dekat.
8. Penebangan Pohon
Pohon merupakan komponen alam sebagai paru-paru dunia dan menjaga
keseimbangan alam. Akan tetapi, saatt ini banyak pohon yang ditebang dengan alasan,
misalnya untuk pembukaan lahan, bahan bakar, dan sebagainya. Jika pemanfaatan
pohon tidak diimbagi dengan penanaman benih baru, maka kuantitas pohon akan
semakin berkurang dan menipis sehingga menyebabkan ketidakseimbangan alam,
misalnya pemansan global. Pemanfaatan kayu sebagai material untuk pembangunan
rumah dapat diganti dengan material lainnya.
Pemanasan global merupakan salah satu bentuk ketidakseimbangan alam.
Pemanasan global menyebabkan perubahan di bumi. Misalnya suhu, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer. Pemanasan global juga berdampak terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai,pertanian,kehidupan hewan liar, dan kesehatan manusia.
2.3 Dampak Pemanasan Global (Global Warming)
1) Perubahan Iklim
2) Pencairan Es Di Kutub Bumi
3) Terganggunya Ekologi
4) Dampak Terhadap Aspek Sosial Dan Politik
2.4 Upaya Penanggulangan Pemanasan Global (Global Warming)
Pemanasan global dapat di tanggulagi dengan cara peduli terhadap lingkungan.
Penanggulangan pemanasan global dapat dilakukan dengan mencegah kerusakan
lingkungan. Berikut merupakan beberapa upaya penanggulangan pemanasan global
1. Konservasi lingkungan
Lembaga yang berwewenang sebaiknya mengawasi penebangan hutan untuk
mengurangi penebangan hutan. Hutan memberikan banyak manfaat,
misalnyabterhindar dari bencana banjir dan erosi.konservasi lingkungan dilakukan
dengan cara melakukan penanaman pohon dan penghijauan pada lahan-lahan kritis.
Hal ini karena tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis yang
memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Penanggulangan
karbodioksida oleh tumbuhan yang akan terjadi secara akumulasi menyebabkan gas-
gas karbon di atmosfer menjadi berkurang.
2. Efisiensi dalam penggunaan energi
Efisiensi dalam penggunaan energi merupakan tindakan untuk menguragi
tindakan untuk menguragi jumlah penggunaan energi. Efisiensi energi dapat dicapai
dengan cara menggunakan energi lebih sedikit atau menguragi konsumsi energi.
Penggunaan biogas merupakan salah satu caara untuk melakukan efisiensi energi.
biogas diperoleh dari berbagai limbah industri, misalnya produksi kertas, produksi
gula, kotoran hewan peternakan, dan sebagainya. Proses fermentasi maupun fisika-
kimia pada bahan-bahan organik dengan cara gasifikasii dapat melepaskan gas yang
mudah terbakar. Aliran limbah harus diencerkan dengan air dan di berikan secara alami
agar terjadi fermentasi sehingga menghasilkan gas metana. Residu dari aktivitas
fermentasi adalah pupuk yang kaya nitrigen,karbon,dan mineral.
3. Menghindari penggunaan karbon
Penanaman pohon dapat menguragi jumlah karbondioksida di udara.
Karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung, yaitu menginjeksikan karbon
ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan.
Injeksi juga dapat dilakukan untuk mengisolasi gas karbondioksida di bawah tanah,
misalnya dalam sumur minyak, lapisan batubara , atau aquifer . Metode tersebut
dilakukan pada salah satu anjungan pengeboran lepas pantai norwgia dimana
karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali kepermukaan.
4. Efisiensi penggunaan produk dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan

1. Memanaskan air dengan pemanasan air bertenaga surya.Tenaga surya


menghasilakn energi bersih yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan pemanasan
air bernaga surya di rumah dapat menguragi penggunaan listrik berbayar dan
memanfaatkan energi listrik yang ramah lingkungan.
2. Menggunakan lampuh hemata energi sebagai penerangan. Lampuh hemat energi
sedikit lebih mahal, tetapi delapa kali lebih kuat dan 80% lenih hemat daripada
lampuh pijar biasa.
3. Tidak memberikan peralatan elektronik dalam keadaan stand by untuk mengurangi
emisi karbondioksida dari peralatan elektronik secara signifikan karena penggunaan
peralatan elektronik yang tidak terkendali memicu pemanasan global.

5. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor


Kendaran bermotor memberikan kemudahan bagi manusia. Pemakaian
kendaran bermotor perlu di kurangi dan beralih menggunakan sarana transportasi yang
lebih sehat, misalnya sepeda atau berjalan kakimenuju tempat yang dekat. Pemakain
kendaraan bermotor menyebabkan populasi udara berupa karbondioksida sehingga
suhu bumi mejadi lebih panas. Semakin sedikit penggunaan kendaraan bermotor, maka
karbondioksida yang di hasilkan semakin kecil.
6. Mengurangi penggunaan lampu di siang hari
Sinar matahari pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk penerangan sehingga
dapar mengurangi pengunaan lampu pada siang hari. Lampu yang digunakan terlalu
lama pada siang hari menyebabkan panas bumi semakin meningkat. Jika seluruh panas
lampu dikumpulkan dari setiap penduduk bumi semakin banyak .Akibatnya,
menyalahkan lampu sebaiknya dengan bijak dan menghindari penggunaan lampu pada
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Penyebab terbesar pemanasal global adalah efek gas-gas rumh kca akibat aktifitas manusia
melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta
ini, seperti naiknya permukaan laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,
berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya glester, punahnya berbagai jenis hewan dan
munculnya berbagai penyakit.
Pemansan global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang
ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan
karbondioksida di atmosfer dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak
lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.
3.2 Saran
Kita harus menjaga kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi global warming.
Dengan cara yang sederhana pun sebernanya kita telah membantu mengurangi global
warming. Contohnya lebih memilih naik sepeda untuk ke warung yang jaraknya dekat
dengan rumah. Mematikan listrik yang tidak digunakan dan menanam pohon. Hal kecil
inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang. Jika kebiasaan ini terus-menerus
dilakukan maka akan membuat pemanasan global semakin parah.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Grolier International, 2004. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta: Widyadara.

Ismail Besari. 2005. Kamus Fisika. Bandung: Pionir Jaya.

Tipler.P, 2000. Fisika untuk sains dan teknik, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai