OLEH :
Nama : Aulia Rara Dea
Kelas : VII C
Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca yang
ekstrim. Dalam waktu singkat kita bisa merasakan cuaca yang sangat panas,
kemudian tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Saat cuaca panas, dapat
dirasakan panas yang terlalu terik, dan ini dapat kita amati dari waktu ke waktu.
Bumi kita terasa semakin panas . Hal ini disebut sebagai pemanasan
global atau global warming, yaitu terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi
akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali
dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali, sinar matahari
berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun, sebagian
dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke
angkasa karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya
energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke
permukaan bumi, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan.
2.1. Pengertian
Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan
atmosfer yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala
arah. Mekanisme ini pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca sebenarnya, yang
bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut sehingga panas
yang tidak hilang oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph
Fourier pada tahun 1824, dan pertama kali dilaporkan kuantitatif oleh Svante
Arrhenius pada tahun 1896, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda
langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. (Wikipedia, 2011).
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap
di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap
air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada
di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-
rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari
suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas
tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global”.
2.2. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-
gas di atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca.Gas rumah
kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-
gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang
mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.
2. Karbondioksida (9-26%)
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada
saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin
berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan
lahan pertanian.
3. Metana (4-9%)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Metana merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali
lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi
dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat
keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi
gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,
perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa
negara berkembang masih menggunakanklorofluorokarbon (CFC) sebagai media
pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi
lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Komsumsi CFC
tertinggi terdapat pada Negara-negara maju. Amerika Serikat mengkomsumsi hampir
sepertiga komsumsi CFC dunia.
Negara-negara maju adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara penghasil emisi karbondioksida per
kepala per tahun sebagai berikut:
c. Penanaman pohon
d. Pengelolaan sampah
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. Efek rumah kaca timbul karena komposisi gas rumah kaca yang sudah
tidak stabil lagi. Beberapa gas tersebut yaitu uap air, karbondioksida,metana, nitrogen
dioksida, dan gas-gas lainnya.
Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan meningkatnya panas atau suhu
bumi, atau biasa disebut sebagai global warming atau pemanasan global. Global
warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di
Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama
sehari tidak menentu. Hal ini nantinya akan berdampak pada aspek kehidupan
lainnya.
Oleh karena itu, tentunya harus ada penanggulangan agar dampak dari efek
rumah kaca tidak semakin parah dan berimbas kepada kehidupan kita nantinya.
Banyak hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak tersebut,
beberapa diantaranya penghematan dalam menggunakan listrik, penggunaan
kendaraan atau bahan bakar, penanaman pohon, serta daur ulang sampah.
Dengan dilakukannya beberapa hal tersebut, kita turut memberikan perhatian
dan tindakan demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://andikamahriadi2013.wordpress.com/2013/10/29/dampak-efek-rumah-kaca-
terhadap-lingkungan-perekonomian/
http://blhlumajang.ppejawa.com/news61_dampak_dan_upaya_pencegahan_%E2%80
%9Cgreenhouse_effect__global_warming%E2%80%9D.html
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/04/ efek-rumah-kaca-pada-lingkungan.html
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/pengertian-efek-rumah-kaca.html