KEKERINGAN DI INDONESIA
Disusun Oleh :
AKADEMI KEPERAWATAN
GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada allah swt yang maha esa lagi maha mengasihi
karna dengan rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yaitu dari mata kuliah
Manajemen Bencana, kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan beberapa penjelasan mengenai tugas ini dengan baik, untuk lebih mengetahui
masalah-masalah yang terjadi di Indonesia yaitu bencana kekeringan, ini mrupakan bahan
dan pedoman belajar untuk kami.
Dan terimaksih pula kepada teman-teman yang telah membantu serta menginspirasi kami
agar lebih cekatan dan lebih giat dalam belajar, semoga tugas makalah ini bermanfaaat
bagi kita semua meskipun belum begitu sempurna jauh dari sempurna dan yang di
harapkan.
Wonogiri,13 November
2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekeringan merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang silih
berganti terjadi di Indonesia. Kekeringan tidak dapat dielakkan dan secara perlahan
berlangsung lama hingga musim hujan tiba. Secara umum, pengertian kekeringan adalah
kondisi ketersediaan air yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan, baik untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan. Kekeringan terbagi dalam
dua kategori, yaitu kategori terkena kekeringan dan kategori terancam kekeringan.
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam
masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini
muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata.
Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah
akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh
manusia.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi
bencana menurut UU No. 24 tahun 2007). Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur,
yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.
Posisi geografis menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan
iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern
Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu
permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di simpulkan rumusan masalah
berikut dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan kekeringan?
2. Apa saja tanda-tanda kekeringan?
3. Apa saja faktor penyebab kekeringan?
4. Bagaimana dampak kekeringan baik fisik maupun non fisik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuibencana kekeringan yang terjadi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui perencanaan dalam mengatasi bencana kekeringan.
3. Untuk mengetahui tindakan dalam rangka penanganan pembangunan kembali
paska kekeringan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bencana Kekeringan di indonesia
Kekeringan yang terjadi di indonesia merupakan salah satu bencana
hidrometeorologis yang silih berganti terjadi . Kekeringan tidak dapat dielakkan dan secara
perlahan berlangsung lama hingga musim hujan tiba. Secara umum, pengertian kekeringan
adalah kondisi ketersediaan air yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan, baik
untuk untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan. Kekeringan
terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori terkena kekeringan dan kategori terancam
kekeringan.
Dampak dari kekeringan muncul sebagai akibat dari kurangnya air, atau perbedaan antara
permintaan dan persediaan air. Kekeringan paling sering dihubungkan dengan curah hujan
yang rendah atau iklim semi kering, sementara kekeringan juga terjadi pada daerah-daerah
dengan jumlah curah hujan yang biasanya besar. Manusia cenderung mematok aktivitas-
aktivitas mereka di sekitar keadaan kelembaban yang sudah biasa.
Dengan demikian, setelah bertahun-tahun hidup dengan curah hujan di atas rata-rata,
manusia bisa menganggap tahun pertama sewaktu curah hujan rata-rata kering terjadi
kekeringan. Lebih jauh lagi,tingkat curah hujan yang bisa memenuhi kebutuhan seorang
peladang mungkin merupakan kekeringan yang serius bagi seorang petani yang menanam
jagung. Untuk mendefinisikan kekeringan di suatu daerah, perlu dipahami dengan baik
karakteristik meteorologi dan juga persepsi manusia tentang kondisi-kondisi kekeringan.
B. Adapun gejala atau tanda-tanda akan terjadi kekeringan pada suatu wilayah
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan di bawah normal
dalam satu musim. Kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini
diukur berdasarkan ketinggian muka air sungai, waduk, danau, dan ketinggian muka air
tanah.
2. Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah
(kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman
tertentu. Akibatnya, tanaman menjadi rusak dan mengering.
3. Kekeringan cenderung muncul di daerah-daerah kering dengan curah hujan yang
terbatas. Faktor-faktor fisik seperti penyimpanan kelembapan tanah dan waktu datangnya
hujan mempengaruhi tingkat kerugian tanaman pangan dalam bencana kekeringan.
Ketergantungan pada pertanian tadah hujan meningkatkan kerentanan kekeringan. Para
petani yang tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi kekeringan dengan penanaman yang
berulang-ulang akan dapat mengalami gagal panen. Penduduk yang tergantung pada ternak
tanpa daerah gembalaan yang memadai juga berisiko. Masyarakat yang tergantung pada
sumber daya air, mungkin akan menghadapi kompetisi untuk memperebutkan air.
4. Kekeringan mempengaruhi standar sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam
kehidupan. Pengaruh kekeringan menyebar jauh dan melampaui efek fisik. Akan tetapi,
tidak semua dampak kekeringan negatif. Produsen pertanian yang berada di luar wilayah
kekeringan dapat menjual komoditasnya dengan harga yang lebih tinggi.
C. Jenis-Jenis Kekeringan
Kekeringan hampir terjadi dimanapun, walaupun kejadiannya bervariasi dari wilayah yang
satu dengan wilayah lainnya. Kekeringan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
c.Kekeringan Hidrologis
Menurut BNPB pada tahun 2014, kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya
pasokan air permukaan dan air tanah.Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air
sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan
dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan
hidrologis bukan merupakan gejala awaln terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan
berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut:
1) Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5
tahunan.
2) Sangat Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah
periode 25 tahunan.
3) Amat Sangat Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat
jauh dibawah periode 50 tahunan.