Anda di halaman 1dari 56

Geografi Sosial : Pengertian, Contoh dan

Kajian yang Dipelajari


Kajian dalam cabang-cabang ilmu geografi amatlah luas dan hubungan antara manusia dengan
lingkungannya dapat kita temui dalam kajian geografi sosial. Secara sederhana geografi sosial
adalah interaksi antara manusia dengan tempat manusia itu hidup yakni alam. Geografi sosial
menjelaskan interaksi manusia dengan lingkungan dimana manusia memanfaatkan sumber daya
alam.

Geografi sosial juga menyajikan kajian yang bersifat kewilayahan, namun berbeda dengan
geografi pada umumnya yang menjelaskan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi.
Kajian kewilayahan dalam geografi sosial menyangkut banyak hal terkait aktivitas manusia di
lingkungannya seperti situasi sosial, ekonomi, budaya dan pengusaan teknologi. Secara teori
Geografi sosial dijelaskan melalui berbagai ahli seperti;

 Johnston et al. (2000)

Geografi sosial sebagai studi tentang relasi sosial dan struktur keruangan. Kajian ini
menempatkan manusia sebagai pokok kajian (meliputi aspek kependudukan, ekonomi, politik
dan sosial budaya)

 Gregory & Urry (1985)

Geografi sosial memperhatian analisa spatial dalam menganalisa permasalahan sosial. Geografi
sosial memperhatikan pentingnya ruang sebagai tempat kehidupan dan interaksi sosial, struktur
sosial serta relasi sosial.

 Harvey (1989) & Soja (1989)

Sebagai ilmu, geografi sosial memperhatikan aspek ruang dalam teori sosial. Kajian ini menjadi
ciri studi geografi modernism dan postmodernism.

Melalui penjabaran teori diatas maka data yang disajikan oleh geografi sosial menjadi sangat
luas karena menyangkut aktivitas manusia sebagai objek kajian. Geografi sosial mulai
memperhatikan berbagai masalah dalam interaksi sosial manusia seperti masalah diskriminasi
rasial, perbedaan gender, budaya dan identitas sosial. Oleh karena itu, dapat dikatakan seluruh
aktivitas manusia di muka bumi dapat menjadi kajian dalam geografi sosial.

Kajian dalam Geografi Sosial

Kajian dalam geografi sosial dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di
bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya. Yang tidak kalah penting adalah sebagai sarana
mengelola sumber daya dan lingkungan. Hal ini dapat mendorong kegiatan manusia yang lebih
produktif seperti di bidang pertanian, pemukiman, industri, kependudukan, transportasi,
pariwisata, lingkungan, energi, dll.

Secara sederhana, geografi sosial adalah studi dan analisa geografi yang meliputi analisa gejala
manusia dengan gejala alam dan meliputi analisa penyebarannya, interelasinya, interaksinya
dalam satu ruang kajian. Beberapa contoh kajian geografi dalam ruang lingkup geografi sosial
antara lain seperti pola pemukiman masyarakat di pinggir sungai, kepadatan penduduk di suatu
wilayah berdasarkan tinggi dari permukaan laut.

Kajian dalam geografi sosial akan membuka horizon baru dalam melihat dunia dalam sebuah
peta. Hal ini dapat kita temui dalam buku berjudul “New View-The World Mapped Like Never
Before” karya Alastair Bonnet, seorang profesor geografi sosial dari Universitas Newcastle
Inggris. Dalam bukunya ini, ia menampilkan beragam peta tematik tentang berbagai macam isu
di dunia. Sebagai contoh, dalam bukunya tersaji peta rute pelayaran kapal dunia, dari peta
tersebut dapat kita ketahui bahwa pesisir utara Samudera Atlantik, kawasan pesisir Samudera
Pasifik adalah rute pelayaran kapal paling padat di muka bumi.

Selain itu, melalui bukunya ini kita bisa mengetahui bahwa negara kita, Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang yang memiliki hewan beracun terbanyak di dunia. Tidak hanya
itu, Indonesia juga masuk dalam salah satu negara dengan resiko terkena bencana alam paling
tinggi di dunia. Gambaran-gambaran tersebut menjadi salah satu contoh bagaimana kajian
geografi sosial menjadi menarik untuk dipelajari karena memberi kita perspektif baru dalam
memandang dunia dan tentu saja memberikan informasi yang bermanfaat dalam melakukan
kegiatan di muka bumi.

Beberapa pengertian geografi sosial menurut para ahli, yaitu:

1. Watson (1957)

Geografi sosial adalah suatu identifikasi daerah (region) yang berdasarkan himpunan
gejala sosial hubungannya dengan lingkungan secara keseluruhan.

2. Phal (1965)4.

Geografi sosial adalah studi tentang pola dan proses sosial penduduk dalam ruang
tertentu.

3. Buttimer (1968)

Geografi sosial adalah studi pola keruangan dan hubungan fungsional kelompok
masyarakat dalam konteks lingkungan sosial mereka, struktur internal dan eksternal
dari kegiatan penduduk beserta berbagai jalur komunikasinya.
4. Eyless (1974)

Geografi sosial sebagai analisis pola dan proses sosial yang timbul dari persebaran dan
keterjangkauan sumber daya yang langka.

Berorientasi pada masalah, atau dengan kata lain geografi sosial harus menangani
hasil keruangan sosial (sosio spatial) dari kelangkaan dan persebaran tak wajar
daripada sumber daya yang dapat dimanfaat (barang, pelayanan dan fasilitas di
masyarakat).

5. Jones (1975)

Geografi sosial adalah ilmu yang bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari
kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses
pembentukan dan proses perubahan pola-pola tersebut.

6. Bintarto (1968)

Geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara penduduk dengan keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan.

7. Nursid Sumaadmadja (1981)

Geografi sosial adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya aspek keruangan
yang karakterisik dari penduduk, organisasi, organisasi sosial, dan unsur kebudayaan
serta kemasyarakatan.

KONSEP GEOGRAFI SOSIAL


Ada 3 konsep dalam geografi sosial, yaitu ruang, proses, dan pola.

1. Ruang

Secara geografis, ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan
biosfer, tempat hidup bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan
maupun organisme lainnya.

Dalam geografi sosial, ruang mempunyai makna yang mendalam, yaitu:


1. Sebagai tempat atau wadah dari benda-benda atau perilaku.

2. Sebagai tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha

3. Sesuatu yang dapat diatur dan dimanfaatkan oleh dan untuk manusia.

2. Proses

Proses adalah tindakan manusia dalam beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan.


Proses terbagi atas dua yaitu: secara makro dan mikro.

Proses sosial yang bersifat mikro yaitu menekankan pada kegiatan individu dan
kelompok masyarakat, contohnya perpindahan rumah seseorang dari satu tempat ke
tempat yang lain. Sedangkan proses makro yaitu proses yang menekankan pada
masyarakat secara umum, contohnya terjadinya migrasi, transmigrasi, urbanisasi,
gelombang pengungsi dan sebagainya.

3. Pola

Pola adalah proses yang terjadi berulang-ulang, dalam hal ini adalah pola kehidupan
dan penghidupan yang berbeda antara satu tempat dengan tempat dengan tempat
lainnya yang mencerminkan perbedaan sifat daerah dan penduduknya sehingga akan
terwujud bentang sosial yang berbeda.

Bentang sosial adalah sekelompok penduduk atau beberapa kelompok penduduk yang
hidup dalam suatu wilayah atau tempat tertentu dan mempunyai gagasan yang sama
terhadap lingkungannya.

Dalam wilayah yang lebih luas, dengan kondisi geografi yang berbeda-beda, terjadilah
bermacam-macam kegiatan baik sosial ekonomi maupun sosial kultural, sehingga
terbentuklah struktur kegiatan atau pekerjaan. Struktur pekerjaan ini mencerminkan
nilai-nilai sosial. Sebaliknya nilai-nilai sosial kelompok pekerjaan merupakan kekuatan
atau menjadi unsur perubahan yang dapat menimbulkan diferensiasi bentang di darat.

Dengan demikian akan timul bentang budaya atau cultural landscape, yang semua ini
mencerminkan tingkat kemajuan (development stage) dari penduduk.

SIFAT ATAU CIRI-CIRI GEOGRAFI SOSIAL


Geografi sosial erat kaitannya dengan geografi manusia yang diajarkan di Mazhab
Prancis pada awal abad ke-20. Paul Vidal De Lablace menekankan pentingnya
hubungan manusia dengan alam.

Menurut Paul Vidal De Lablace ciri-ciri geografi sosial itu adalah:

1. Kepribadian daerah itu merupakan hasil cara masyarakat mengeksploitasi


sumber daya alam.
2. Masyarakat bereaksi terhadap habitatnya.
3. Manusia mengorganisasi dirinya sendiri dan berinteraksi dengan sesamanya.

UNSUR – UNSUR GEOGRAFI SOSIAL


1. UNSUR GEOGRAFI SOSIAL
Dalam proses geografi sosial terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi proses geografi sosial
diantara nya yaitu :

a. MANUSIA
Manusia menggunakan daya penyesuaian, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan
lingkungan alam bagi kepentingan hidupnya. Manusia dapat berfungsi sebagai individu maupun
masyarakat. Karena dalam pembentukan kepribadian individu dipengaruhi masyarakat dan
individu mempengaruhi masyarakat bahkan menyebabkan perubahan masyarakat. Jadi manusia
sebagai individu adalah bagian dari masyarakat.
Manusia dapat berwujud masyarakat atau komunitas

1. Masyarakat
Berarti kumpulan individu dan terbagi dalam kelompok yang berarti individu sebagai
anggota masyarakat yang :
• Sadar bahwa dia bagian dari kelompok
• Saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain
• Memiliki suatu faktor dan kaidah yang disepakati bersama

2. Komunitas
Adalah bagian dari masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-
batas tertentu dimana terjadi interaksi. Komunitas disebut ”paguyuban” artinya Adanya
kebersamaan serta rasa sentimentil yang dibatasi oleh lokal dalam suatu lingkungan. Unsur
komunitas yaitu :
• Adanya rasa solidaritas
• Segala sesuatu ditanggung bersama dan
• Saling memerlukan
Komunitas diklasifikasikan dengan kriteria jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
fungsi masyarakat, organisasi masyarakat setempat.

b. LINGKUNGAN ALAM

Alam adalah tempat hidup manusia yang menyediakan berbagai kemungkinan bagi
manusia. Komponennya antara lain, lokasi geografis, topografi, struktur geologis, iklim, tanah
tumbuh-tumbuhan dan hewan.

• Lokasi geografis ditentukan olah letak lintang dan bujur (absolut) dan bertalian
dengan daratan dan perairan atau posisi suatu tempat terhadap kondisi wilayah yang ada di
sekitarnya (lokasi relatif).

• Topografi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi beserta kemiringannya kondisi topografi
setempat berpengaruh pada aktifitas manusia.
• Struktur geologis mempengaruhi geomorfologi keadaan suatu wilayah.
• Iklim adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh pada kegiatan manusia. Misal pada
perdagangan, hasil budaya manusia, bentuk rumah, pakaian dll.
• Tanah adalah lapisan paling atas permukaan bumi, tanah sangat penting bagi manusia untuk
kegiatan agraris. Kombinasi 5 pembentuk adalah batuan induk, iklim, vegetasi, waktu, kegiatan
biologis secara fisis dan alami.
• Tumbuh-tumbuhan berkaitan erat dengan faktor iklim dan tanah terjadi secara alami atau
budidaya manusia. Anatra manusia dengan tumbuhan terdapat relasi timbal balik.
Pengaruh vegetasi alami bagi manusia, menyediakan:
- Bahan pangan mentah(padi, buah, obat-obatan dll)
- Bahan kayu dan rerumputan untuk pakan ternak.
- Pangaruh manusia terhadap vegetasi,yaitu:
- Merusak dengan melenyapkan jenis tumbuhan tertentu
- Memindahkan tanaman dari suatu tempat ke tempat lain
- Membasmi tumbuh-tumbuhan yang bersifat mengganggu
- Melakukan seleksi dan hibridisasi jenis tumbuhan serta membuat hutan baru.

2. MANUSIA SEBAGAI PENENTU NILAI


Manusia merupakan penentu nilai dalam kehidupan sosial. Nilai adalah sesuatu yang
di anggap baik ataupun buruk dalam masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Maka dari itu dalam hal
ini yang manusia sangat berperan menjadi penentu nilai dalam masyarakat. Ada tiga nilai yang
dapat di tentukan manusia dalam kehidupan sosial yaitu :
1. Nilai teori. Ketika manusia menentukan dengan obyektif identitas benda-benda atau kejadian-

kejadian, maka dalam prosesnya hingga menjadi pengetahuan, manusia mengenal adanya teori

yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar.

2. Nilai ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau kejadian-kejadian,

maka ada proses penilaian ekonomi atau kegunaan, yakni dengan logika efisiensi untuk

memperbesar kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi yang senantiasa

maju disebut aspek progressip dari kebudayaan.

3. Nilai agama. Ketika manusia menilai suatu rahasia yang menakjubkan dan kebesaran yang

menggetarkan dimana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ketakziman kepada yang Maha

Gaib. Maka manusia mengenal nilai agama, adanya kelahiran dan alam kematian berdasarkan
qodo dan qodar Allah SWT, ada yang lahir ke dunia menjadi sholihin atau orang baik – baik da

juga yang kafir, durhaka dan jahat dan seterusnya.

3, INDIVIDU DAN GOLONGAN

a. INDIVIDU

Individu merupakan subyek yang mengalami kondisi manusia. Individu merupakan unit

terkecil pembentuk masyarakat. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut

akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. Ini

diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui

kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil

melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk

hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Pengalaman subyektif dari

seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran diri atau pikiran, memperbolehkan

adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan

naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas

sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi, atau dilenyapkan oleh penetuan takdir

atau sosial atau bilogis. Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi

keputusan tingkah laku mereka. Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur

secara jelas tercermin dalam kebudayaan masyarakat. Individu dalam masyarakat sosial

memiliki peranan dalam menentukan interaksi sosial dalam masyarakat.

Pertumbuhan Individu
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1. Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra
yang menimbulkan senssation maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang
menimbulkan reflexions.
2. Aliran psikologi gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses perubahan
secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara
keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3. Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial
dan social kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Fase-fasenya, antara lain :


- masa vital
- masa estetik
- masa intelektual
- masa sosial

Golongan sosial merupakan kelompok sosial yang terdiri dari beberapa individu, memiliki
hubungan antar individu dan memiliki tingkatan – tingkatan status sosial dalam masyarakat .
maka hubungan antar individu dan anggota sebagai berikut :
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan
raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan
jasmani maupun rohaninya.

Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah
masyarakat.

Anggota dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam
mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga atau anggota mempunyai
korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan
individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur
masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti
mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat
yang cukup majemuk.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk
kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat
adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga
sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut.

Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya
tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan
dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai
perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota
kelompok atau anggota masyarakat.
Geografi Penduduk

1. Konsep Geografi merupakan unsur yang penting dalam memahami fenomena atau kejadian geografi
(alam dan sosial). Penjelasan konsep geografi selalu berkaitan dengan persebaran, hubungan, fungsi,
bentuk, pola, dan proses terjadinya (http://fastrans22.blogspot.com).

Konsep Geografi terbagi atas 10 konsep yaitu.

a. Lokasi
b. Jarak
c. Keterjangkauan
d. Pola
e. Morfologi
f. Aglomerasi
g. Nilai Kegunaan
h. Diferensiasi Area
i. Interaksi dan interdependensi
j. Keterkaitan Keruangan
Konsep yang akan di ambil dalam menjelaskan fenomena kependudukan yaitu
- Pola
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala
alam maupun gejala sosial.
Pola kaitannya dengan fenomena kependudukan yaitu mengenai permukiman yang dihuni penduduk.
Pola permukiman ada yang berbentuk memanjang jalan, memanjang sungai, radial, tersebar,
meamanjang pantai dan sejajar dengan jalan kereta api. Dilihat dari pola permukiman tersebut dapat
menganalisa fenomena penduduk serta menunjukkan bagaimana aktivitas sosial atau mata pencaharian
yang tinggal di suatu pola permukiman. Misalnya, pola permukiman yang memanjang pantai umumnya
bermata pencaharian sebagai nelayan, permukiman dengan pola tersebar umumnya permukiman yang
terdapat di perdesaan, dsb.
- Morfologi
Morfologi adalah konsep yang menjelaskan mengenai struktur luar dari batu-batuan yang menyusun
bentuk morfologi permukaan bumi (pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Morfologi kaitannya dengan fenomena penduduk yaitu kita dapat menganalisa bagaimana kondisi
penduduk yang tinggal di dataran tinggi, dataran rendah dan pantai.
Penduduk yang tinggal di dataran tinggi umumnya belum berkembang, hal ini dikarenakan morfologi
dataran tinggi yang curam mengakibatkan sulitnya akses yang diperoleh oleh penduduk dalam
menjalankan aktivitas sehari-harinya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah
umumnya sudah mengalami kemajuan, hal ini dikarenakan morfologi dataran rendah yang datar
memudahkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Interaksi dan interdependensi
Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah
dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.
Sebagai makhluk social, tentunya kita sangat membutuhkan satu sama lain. Untuk itu, dalam
melangsungkan sebuah kehidupan kita harus berinteraksi dan bergantung kepada yang lain. Dalam
fenomena kependudukan pun, interaksi sangat diperlukan misalnya penduduk desa sebagai pemasok
tenaga kerja dan penduduk kota sebagai pemasok bahan produksi untuk penduduk desa.

2. - Pandangan Barat

Di negara-negara barat evolusi dan pengorganisasian subyek geografi kependudukan banyak terbantu
oleh pembelaan-pembelaan dari Trewartha, stimulus-stimulus dari Persatuan Geografi Internasional
(International Geographic Union), kajian-kajian sistematik perintis dan kewilayahan dari ahli geografi
Perancis George dan Beaujeu-Garnier, dan propaganda intensif dari Zelinsky. Tapi walaupun Zelinsky
berargumen bahwa ”kita punya hak penuh untuk berharap bahwa geografi kependudukan akan mampu
bergeser dari posisi pinggiran seperti saat ini ke posisi sentral di dalam ranah ilmu geografi”, seperti
banyak ahli yang lain ia menemukan beberapa kesulitan untuk melindungi bidang geografi
kependudukan. Ia menyimpulkan bahwa daftar karakteristik kemanusiaan dari kepentingan praktis para
ahli geografi kependudukan mungkin dapat disetarakan dengan ”karakteristik yang muncul dalam
jadwal-jadwal pengurutan sensus dan sistem registrasi vital dari negara-negara yang lebih maju dalam
bidang statistik”. Karakteristik kemanusian dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok : (a)Angka / jumlah
absolut ; (b) (i) karakteristik fisik : usia, seks, ras, ketidaksehatan, kecerdasan ; (ii) karakteristik sosial :
status pernikahan, keluarga, rumah tangga, tempat tinggal, kebisaan baca, pendidikan, bahasa, agama,
kewarganegaraan, kelompok etnis ; (iii) karakteristik ekonomi : industri, pekerjaan/profesi, pendapatan ;
(c)dinamika kependudukan : kesuburan, kematian, migrasi, perubahan (http://www.academia.edu).
Dapat disimpulkan, pandangan Barat terhadap Geografi penduduk lebih menekankan pada
karakteristik kemanusiaan seperti angka/jumlah absolut, karakteristik fisik, social, ekonomi serta
dinamika kependudukannya. Karakteristik ini mempermudah melaukan sensus atau system registrasi
dalam bidang statistic.
- Pandangan Timur
Paham-paham dasar dari teori Marxis sebagai pandangan dari Timur berada pada posisi yang
bertentangan dengan pandangan bahwa manusia dapat dilebur, secara sadar atau tidak sadar, oleh
lingkungan fisiknya. Bagi kaum Marxis, manusia dan organisasi sosialnya adalah merupakan ukuran dan
faktor dominan dari eksistensi manusia. Mereka juga menganggap bahwa aspek-aspek produktif dari
penduduk adalah yang paling penting di dalam distribusi penduduk, dan konsekuensinya menganggap
geografi kependudukan berada di dalam ranah rerangka kerja geografi perekonomian. Konsepsi mereka
tentang geografi kependudukan jauh lebih luas daripada di Barat; hal ini mencakup geografi perkotaan
dan permukiman pedesaan, sejarah geografis kependudukan, geografi etnografis, and geografi
sumberdaya ketenagakerjaan.

Tidak ada keraguan bahwa geografi kependudukan memiliki kesatuan universal di dalam perencanaan
regional dan perkotaan. Tidak ada tempat lain yang lebih membutuhkan kajian-kajian geografi
kependudukan daripada Negara-negara sedang berkembang yang baru muncul dan terbelakang dalam
statistik yang berusaha keras untuk meningkatkan standard hidupnya. Analisis kependudukan juga
merupakan elemen esensial dari semua geografi kewilayahan, walaupun kajian-kajian regional terdahulu
telah terlalu sering melibatkan pemeriksaan mendetail terhadap lingkungan, habitat dan ekonomi dan
telah mengabaikan pengaruh-pengaruh dan dampak-dampak demografis yang berbeda-beda. Tanpa
pertimbangan yang serius terhadap aspek-aspek seperti itu tidak mungkin untuk menilai evolusi social
dan ekonomi dari wilayah manapun (http://www.academia.edu).

Dapat disimpulkan, bahwa pandangan Timur mengenai Kependudukan lebih luas cakupannya. Tidak
hanya melihat dari karakteristik kemanusiaan saja, tetapi melihat aspek luar yang mempengaruhinya
serta dampak yang ditimbulkannya. Sehingga dari karakteristik kemanusiaan akan menimbulkan
dampak demografis kehidupan yang lebih luas.

3. Factor yang mempengaruhi persebaran penduduk dunia


- faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, tanah subur, relief baik, cukup air, dan
daerahnya aman
- faktor bilogi
Tingkat pertumbuhan penduduk disetiap daerah adalah berbeda-beda. hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan angka perkawinan.
- faktor kebudayaan dan teknologi
Daerah yang memasyarakatkan maju, pola berpikirnya bagus, dan keadaan pembangunan fisiknya maju
akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang terbelakang.
Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang
umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per
kilometer persegi pada tahun tertentu (http://brainly.co.id).

4. Teori kependudukan menurut Malthus


Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta yang hidup pada
tahun 1798 hingga tahun 1834. Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle of Population as it
Affect Future Improvemenet of Society, with remarkson the speculations of Mr. Godwin, Mr. Condorcet
and other Writer atau lebih populer dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The Principle of Population)
diterbitkan pertama kali pada tahun 1798.
Ia menyatakan bahwa penduduk itu (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak
ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi ini. Tinggi pertumbuhan ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki
dan perempuan tidak bisa dihentikan.
Manusia memerlukan makanan, sedangkan laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada
laju pertumbuhan makanan. Perkembangan penduduk akan mengikuti deret urut sedangkan
perkembangan subsistem (pangan) mengikuti deret hitung.
Jika kondisi ini dibiarkan maka manusia akan mengalami kekurangan pangan dan kemiskinan. Untuk
keluar dari permasalah ini menurut Malthus harus ada pengekangan perkembangan penduduk.
Pengekangan tersebut dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud
dengan pengekangan hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera adalah bentuk
preventive check dan positive check (http://ariaantiy.blogspot.com).

Analisa
Teori Kependudukan menurut Malthus, bahwa pertumbuhan penduduk berkembang berdasarkan deret
ukur sedangkan pertumbuhan produksi makanan berkembang berdasar deret hitung. Sehingga
menurutnya, pada masa mendatang penduduk akan kekurangan bahan produksi makanan. Sehingga
pemecahannya harus membatasi kelahiran maka muncullah istilah KB (Keluarga Berencana).

Pandangan serta pemecahan


Pada dasarnya pandangan Malthus tersebut hanyalah sebuah teori, teori itu sifatnya tidak tetap namun
dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Teori tersebut berasal dari pandangan Kapitalisme
yang segala sesuatunya di ukur oleh sebuah materi. Sebagai seorang muslim, tentu kita meyakini akan
adanya Allah sang Pencipta yang mengurus makhluk-Nya atas kehendak-Nya. Kekurangan bahan pangan
serta kelebihan penduduk tentu dapat diatasi pula atas kehendak-Nya. Sehingga teori tersebut belum
tentu terjadi di kehidupan nyata. Namun kita pun sebagai manusia haruslah realistis dengan keadaan
yang ada. Dengan pendapatan yang minimal tentu harus mngurus kelahiran dengan cukup pula, misalnya
penghasilan sebuah keluarga Rp. 1.000.000, tidak mungkin ia harus memiliki anak hingga lima, maka
harus disesuaikan.

Kesimpulan
Kita boleh saja percaya terhadap teori tersebut, namun kita tidak boleh meyakininya sebagai landasan
utama. Karena kita percaya dan yakin hanya kepada Allah semata yang pada hakikatnya Ia adalah Sang
Pengatur Kehidupan. Namun kita pun harus bersifat realistis dalam menjalani kehidupan. Sehingga kita
tidak meyakini teori Kapitalisme/Sosialisme sebagai landasan keyakinan kita. Sebagai seorang mslim
tentunya landasan Islam lah yang paling utama.

Sumber:
http://ariaantiy.blogspot.com. [Online]. Diakses pada 28 Maret 2015 pukul 15.40 WIB.
http://brainly.co.id. [Online]. Diakses pada 28 Maret 2015 pukul 15.26 WIB.

http://fastrans22.blogspot.com. [Online]. Diakses pada 28 Maret 2015 pukul 14.43WIB.

http://www.academia.edu. [Online]. Diakses pada 28 Maret 2015 pukul 15.13 WIB.

Bahan Kuliah Geografi Pertanian


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-


produkagroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan
sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising).
Namun demikian, pada sejumlah kasus yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat
berarti ekstraksi semata, seperti penangkapanikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri). Usaha
pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses
produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk
hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga,
hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih
tetap demikian. Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang
menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Khusus untuk
pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang
terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup


pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan dataBPS tahun 2002,
bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun
hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

B.

BAB II

PENGANTAR GEOGRAFI PERTANIAN

1. Pengertian Geografi Pertanian


Etimologis istilah "geografi pertanian" memiliki akar Yunani dan Latin. Kata 'geografi' berasal dari
kata Yunani 'Geographia' yang berasal dari dua kata, nama! Y. 'geografis' yang berarti bumi dan 'Graphia'
makna untuk menjelaskan. Kata "pertanian" berasal dari istilah Latin 'Agercultura' yang mempunyai asal
dalam kata-kata 'mengubah' yang berarti ladang dan 'culturd' makna budaya atau memupuk. Pertanian
dalam arti sempit berkaitan dengan usaha bercocok tanam, sedangkan dalam atian luas sebagai kajian
ilmiah. Pertanian merupakan sumber kehidupan manusia melalui penggunaan lahan untuk bercocok
tanam dan menghasilkan bahan pangan lainnya.

Geografi pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan dengan bidang budidaya tanah
dan pengaruh budidaya seperti pada lanskap fisik. Geografi pertanian Studi pola spasial dalam kegiatan
pertanian. tema utama termasuk variasi dalam kegiatan pertanian dalam biomes utama, penetapan
batas wilayah pertanian, studi pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi sistem pertanian, biasanya
dengan mengacu pada istilah: intensif / ekstensif; komersial / subsisten; pergeseran / menetap dan
pastoral / subur / campuran. Beberapa ahli geografi pertanian prihatin dengan cara di mana perubahan
sistem pertanian dengan tingkat perkembangan.

Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian, yang merupakan penerapan akal dan karya
manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga lebih
bermanfaat bagi manusia. Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer karena dengan memakai
bahan dasar langsung dari a1am dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi manusia baik
langsung maupun tidak langsung.

Geografi Pertanian mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi pertanian, klasifikasi
sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian, studi perkembangan
pertanian, pembangunan pertanian dan penelitian sistem pertanian.
Terdapat beberapa definisi:

 Ahli geografi tidak memandang Geografi Pertanian sebagai satu bagian besar dalam geografi, tetapi
mereka mengkelaskan Geografi Pertanian adalah sebagai bagian daripada Geografi Ekonomi.
 Kebanyakan ahli geografi menerima Geografi Pertanian sebagai sebahagian daripada Geografi Manusia.
 Geografi Pertanian adalah lebih sesuai dipanggil dengan geografi "pembiak-baik" manusia terhadap
tanah (man's husbandary of lands), yaitu aktivitas memanfaatkan tanaman dan ternakan untuk
kegunaan sendiri atau untuk faedah ekonomi.
 Longman Watson Modern inggris Kamus (1976) mendefinisikan kata pertanian sebagai "ilmu
pengetahuan atau seni atau praktik skala besar tanah budidaya 'dalam rangka untuk menghasilkan
tanaman.
 Menurut A.T Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk proses produksi yang sudah khas
yangdidasarkan pada proses pertumbuhan dari pada hewan dan tumbuhan
 Menurut Sri Setyati Harjadi (1975), pertanian adlah usaha untuk mencapai hasil maksimum dgn
mengelola factor tanaman dan lingkungan.

Jadi, Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian di berbagai belahan
bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan pertanian
yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.

2. Asal Usul Pertanian

Dari penelitian arkeologi didapati manusia telah menggunakan tanah beribu-ribu tahun, ketika
itu kumpulan-kumpulan manusia di atas muka bumi ini berada di dalam satu kumpulan kecil yang terdiri
dari jumlah 20 orang (sedikit). Manusia ketika itu hanya menjalankan aktiviti pra-pertanian seperti
memburu, menangkap ikan , memungut tanaman-tanaman hutan dan madu. Pra-pertanian diperingkat
asal ini dikenali sebagai masyarakat "Pemburu dan Pengumpul" (hunting and gathering society). Bentuk
pertanian pada peringkat awal adalah primitif dan lalu berubah mulai membiakkan tumbuhan melalui
proses pemilihan, beternak hewan (dahulunya liar), dan membentuk komunitas/kelompok-kelompok
pertanian yang lebih besar . Banyak jenis-jenis tanaman yang telah berubah dari proses pemilihan dan
penanaman sebelum selanjutnya tanaman tersebut dipindahkan ke tempat-tempat lain di dunia ini.
Iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman telah menyebabkan sebaran spesies-spesies tanaman
tersebar luas di dunia. Kawasan Asia Barat yang berhampiran lengkungan Lembangan Sungai Tigris
adalah merupakan kawasan pertanian yang dapat dikembangkan sejak tahun 6,000 SM. Tanaman barli,
kurma, buah lai, buah delima, bawang, dan kacang telah ditanam di kawasan yang subur ini. Tanaman
epal juga pada awalnya ditemui di keliling Lautan Hitam dan Kaspian

Pertanian merupakan aktivitas ekonomi dunia yang paling penting. dimana pada prakteknya
kegiatan ini menggunakan sepertiga dari permukaan bumi dan terdapat sekitar 45% dari seluruh jumlah
penduduk dunia yang bekerja dan terlibat dengan aktivitas pertanian. Pertanian tidak lagi boleh
dipandang sebelah mata bagi kehidupan manusia di muka bumi apabila manusia yang semakin ramai
dan mempunyai belbagai kebutuhan. Sesuai sejarah pada mulanya manusia yang bergantung kepada
aktivitas memburu dan mengumpulkan makanan tidak berkembang baik oleh karena kurangnya
kemampuan untuk menyediakan sumber makanan yang mencukupi. Lain halnya dengan masyarakat
modern yang jumlahnya cukup besar, aktivitas pertanian yang baik dan produktif menjadi penting untuk
menghasilkan sumber makanan yang banyak. kegiatan beternak hewan merupakan titik permulaan bagi
pertanian modern yang diamalkan sekarang. Aktiviti-aktiviti ini memerlukan tenaga kerja dan penjagaan
yang baik dan memadai. Tanaman dan ternak tidak boleh dibiarkan sendirian untuk hidup seperti
keadaan masa silam.

Sebagai contohnya tanaman padi, memerlukan kerja-kerja penyemaian, pembajakan,


pembasmian serangga dan penyakit, perawatan dan penuaian. Keperluan untuk peralatan, pupuk,
pestisida, pengairan, perlindungan area/pagar, dan modal untuk membeli bibit juga turut meningkat
dengan berkembangnya sistem pertanian yang banyak tertumpu kepada peningkatan hasil dan mutu
pengeluaran pertanian. Pertanian moden adalah bercirikan pada peningkatan hasil dan penurunan
dalam penggunaan tenaga buruh. Petani-petani tidak lagi seharian berada di ladang. sehingga waktu
tidak terbuang, banyak aktiviti-aktiviti lain yang bisa dilakukan oleh para petani seperti kegiatan
pemasaran, aktivitas sosial. maupunaktivitas lainnya.

3. Perkembangan Pertanian

Perkembangan setiap masyarakat secara sinambungan bersendi ketersediaan suatu sumber


pangan yang cukup. Pada masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan pangan atau
pemburuan, setiap individu harus terlibat secara total dengan urgensi kepastian sumber pangan.
Pertanian secara relatif merupakan inovasi yang belum lama berselang bila dibandingkan dengan sejarah
manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama hanya bertindak sebagai pengumpulan
makanan.

Perkembangan pertanian secara lambat laun membawa keberuntungan dan surplus pangan yang
meyakinkan. Keadaan surplus demikian dapat membebaskan beberapa orang yang terampil dengan
keahlian lain dari tugas memproduksi pangan. Perkembangan keahlian baru hanyalah mungkin bila
kenaikan keefisienan pertanian mengijinkan penggunaan waktu-waktu senggang yang baru diperoleh.
Contoh:

1. Primitif masih dengan sistem berburu dengan mengumpulkan hasil hutan.


2. Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya didapatkannya api berpengaruh terhadap
perkembangan pertanian.
3. Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas tanaman
dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.

Ilmu-ilmu pertanian utama adalah (i) tanaman-ilmu (seperti, agronomi, hortikultura, pemuliaan
tanaman) yang berhubungan dengan praktek-praktek agronomi, perbaikan tanaman melalui seleksi, di-
breeding, hibridisasi; (ii) ilmu-ilmu tanah (seperti. Tanah kesuburan, konservasi tanah, pengelolaan
tanah, teknologi tanah, reklamasi tanah, fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah) yang berjuang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, (iii) ilmu-ilmu perlindungan tanaman (seperti,
entomologi, phytopathology) yang mempelajari dampaklingkungan terhadap tanaman dengan maksud
untuk menghapuskan penyakit dan gangguan pada tumbuhan; (iv) Ilmu Hewan, yang berhubungan
dengan budidaya ternak, memberi makan, pengelolaan dan pengendalian penyakit, dan (v) teknik
pertanian, teknik yang menyediakan mengolah, fertillting, mengairi , menabur, menanam, memelihara
anakan, panen, dll disiplin ini memecahkan masalah di bidang pertanian dan tujuan pada kehidupan
pedesaan yang lebih baik melalui pertanian yang lebih baik kembali. Petani 'standar hidup yang semakin
meningkat dan ada peningkatan dalam keseluruhan pendapatan per kapita.)

4. Ruang Lingkup Geografi Pertanian

Ruang lingkup dan makna geografi pertanian memang unik dan luas. Pertanian selalu
mendominasi lanskap budaya dan telah mengklaim sebagian besar jam kerja manusia selama beberapa
ribu tahun. Awal geografi pertanian sebagai bidang studi yang berbeda adalah perkembangan yang
sangat baru sejak sebelum pembangunan di sektor pertanian sangat lambat. Studi yang menjadi
keharusan di belakang ledakan penduduk, memaksa pria untuk memahami distribusi yang ada,
konsentrasi, perbedaan regional, ketidakseimbangan, kesenjangan dan hubungan geografis dalam pola-
pola pertanian. Oleh karena itu, secara luas diakui sebagai subjek kuno tetapi bidang baru. Lebih jauh,
dalam bidang umum geografi ekonomi, studi pertanian adalah yang pertama untuk menarik perhatian
sejumlah ahli geografi profesional karena 98% dari makanan yang dikonsumsi ditanam di tanah.

Pengkajian dalam Geografi Pertanian ialah mengkaji aktivitas pertanian dalam konteks ruangan.

- lokasi secara keseluruhan

- kandungan aktivitas-aktivitas
- Tanaman dan Ternakan > Benih, ladang , buruh, jentera, dll.

- Pola ruangan

- fenomena atau hubungan manusia dan alam sekitar fizikal.

Tugas utama dari setiap penyelidikan dalam geografi pertanian adalah:

a. untuk mengukur karakteristik pertanian (untuk menjalin hubungan melalui metode statistik), dan
b. untuk memetakan distribusi spasial mereka, yaitu, tingkat konsentrasi dan diversifikasi.

Geografi pertanian meliputi cakupan kegiatan pertanian dan variasi dalam waktu dan ruang.
Perhatian utama Geografi pertanian adalah dengan variasi spasial dalam distribusi entitas pertanian dan
penyebab variasi. Dengan kata lain, perhatian utamanya adalah untuk menunjukkan distribusi penyebab,
efek distribusi, dan distribusi hubungan sebab-akibat.

Geografi Pertanian adalah salah satu yang paling sangat berkembang cabang-cabang geografi
abad kedua puluh. Beberapa dekade yang lalu, itu hampir pada tahap primitif perkembangannya. Dalam
beberapa tahun terakhir, hal itu telah membuat banyak kemajuan menuju kedewasaan sebagai geografer
pertanian telah mulai memperlakukan data, konsep dan interpretasi kuantitatif. Sekarang sepenuhnya
hidup dengan perubahan ekonomi, sosial dan politik yang mengakibatkan fenomena dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. studi yang dianggap penting untuk manusia yang tak tertahankan
memenuhi keinginan untuk mengetahui, memahami dan menyelidiki pengaturan spatio-temporal dan
distribusi fenomena pertanian. Selain itu, munculnya geografi pertanian sebagai independen, berbeda
dan cabang terkemuka geografi modern menjadi peristiwa penting dalam penggunaan lahan pertanian
perencanaan dan pembangunan.

Tujuan utama studi geografi pertanian adalah

a) untuk menjelaskan bagaimana berbagai jenis pertanian didistribusikan di atas bumi dan bagaimana
mereka berfungsi dalam tata ruang,
b) untuk memahami bagaimana jenis pertanian tertentu telah dikembangkan di daerah-daerah tertentu
dan bagaimana mereka serupa atau berbeda dari pertanian di daerah-daerah lain,
c) untuk menganalisis pengoperasian sistem pertanian dan perubahan yang mereka mengalami,
d) untuk menyorot ke arah mana dan dalam apa perubahan volume di bidang pertanian sedang terjadi,
e) untuk membatasi produksi tanaman-tanaman daerah atau wilayah atau kombinasi-usaha pertanian
daerah,
f) untuk mengukur dan memeriksa tingkat perbedaan antara daerah,
g) untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lebih lemah dalam hal produktivitas pertanian, dan
h) untuk membatasi stagnasi bidang pertanian, transisi dan dinamisme. Semua ini termasuk dalam ruang
lingkup geografi pertanian.
i) tujuan utama pertanian adalah analisis geografi dari daerah agraris terstruktur dan alami mereka,
ekonomi, dan hubungan sosial dan organisasi seperti tercermin spasial.

Pertanian seperti studi geografi diperlukan untuk setiap kegiatan mengubah manusia, terutama
untuk tujuan perencanaan dan pembangunan. Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu
memberikan bantuan dan panduan untuk para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin
memperbaiki struktur pertanian; makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan;
insinyur irigasi, yang berencana untuk memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang
sedang mencari lokasi yang paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang
harus meletakkan rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas,
dan banyak spesialis lainnya.

Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan panduan untuk
para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian; makanan
ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang berencana untuk
memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang paling
menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan;
demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas, dan banyak spesialis lainnya.

5. Bentuk-Bentuk Pertanian
a. Sawah
Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan
pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman.

Macam-macam sawah di Indonesia :

 Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur


 Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir
 Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air hujan
Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara sungai/tepi pantai.

b. Tegalan

Tegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan, seperti padi
ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah. Tegalan
sangat tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan biasanya diusahakan pada daerah yang belum
mengenal sistem irigasi atau daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran irigasi. Permukaan tanah
tegalan tidak selalu datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga tidak ditanami.

Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang tanah, dan jenis
kacang-kacangan untuk sayur. Tanaman padi yang ditanam pada tegalan hanya panen sekali dalam satu
tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah tegalan dapat ditanami kelapa, buah-buahan, bambu, dan
pohon untuk kayu bakar. Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem tumpangsari, yaitu dalam
sebidang lahan pertanian ditanami bermacam-macam tanaman. Sistem tumpangsari sangat
menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.

c. Ladang Berpindah

Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah
tempat. Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah
ditebang/dibabat setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan
ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena sudah tidak
subur lagi.

Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 10 - 20 tahun, para petani ladang
kembali lagi ke ladang yang pertama kali mereka buka.

Sistem ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak negatif, diantaranya :

 Mengurangi luas hutan

 Kerusakan hutan,

 Tanah menjadi tandus / lahan kritis

 Tanah mudah tererosi,

 Kebakaran hutan,

 Pencemaran udara.

 Banjir
d. Pekarangan

Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan pekarangan/ halaman sekitar


rumah. Biasanya lahan pertanian pekarangan diberi batas/pagar. Jenis tanaman yang diusahakan pada
lahan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, sayur-sayuran, kelapa dan buah-buahan.

6. Sistem Pertanian di Indonesia

Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :

1. Sistem ladang
Merupakan yang paling belum berkembang, suatu pengalihan dari tahap pengumpulan ke tahap
penanaman. Pengolahan tanah minimum sekali, produktivitas berdasarkan pada lapisan humus yang
berbentuk dari sistem hutan. Sistem ini hanya akan bertahan di daerah yang berpenduduk jarang, dan
sumber tanah yang terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, baik padi, jagung
maupun umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan
Berkembang di tanah-tanah kering, yan g jauh dari sumber-sumber air yang sinambung. Sistem ini
diusahakan setelah menetap lama, tetapi tingkatan pengusahaan juga rendah; untuk tegal umumnya
tenaga kurang intensif dan pada keduanya tenaga hewan jarang digunakan. Tanaman-tanaman yang
diusahakan terutama tanaman-tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem Sawah
Merupakan tehnik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengolahan air,
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini
dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang lambat. Sawah merupakan potensi
besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija; dibeberapa daerah tanaman tebu dan
tembakau sangat bergantung padanya.
4. Sistem perkebunan
Baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar ( estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang
kebanyakan perusahaan Negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan
bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, the, dan cokelat yang merupakan hasil utama. Akan tetapi
dibandingkan dengan kemajuan di dunia berkembang, masih jauh ketinggalan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian di berbagai belahan bumi
sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan pertanian yang
bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.
Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan panduan untuk para
pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian; makanan
ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang berencana untuk
memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang paling
menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan;
demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas, dan banyak spesialis lainnya . Pertanian
meliputi semua tumbuhan, burung dan hewan unggas produk untuk konsumsi langsung atau tidak
langsung oleh manusia. Selain dari makanan, pertanian memenuhi banyak kebutuhan manusia lain dari
budidaya tanaman untuk pemeliharaan binatang.

TIPE– TIPE PERTANIAN YANG MELIPUTI KONSEP, METODELOGI DAN DASAR PERTANIAN

A. Perkembangan Konsep Pertanian


Ada 2 konsep dalam perkembangan pertanian sebagai jembatan perkembangan pertanian modern,
antara lain :

1. Sejak Awal

Pada awal dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep pertamanya adalah pemenuhan
kebutuhan pangan manusia. Dicarilah berbagai cara agar supaya pangan yang ada di dunia ini tetap
lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan ditandainya perubahan pola hidup dari
berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. Pada konsep awal ini, pertanian menjadi
sektor dasar yang merupakan pijakan dari sektor-sektor lain karena ini memang suatu ‘fitrah’ dari sektor
berbasis sumber daya seperti pertanian. Hal ini menyebabkan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam
kebijakan ekonomi makro. Oleh karena itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa berkembang
pesat.

2. Pengembangan Varietas Unggul

Dalam perkembangan pertanian semakin mengalami kemajuan, yaitu konsep pertanian sudah
mengarah pada pemuliaan spesies pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki keunggulan
tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul sebagai bagian dari peningkatan
kualitas setelah adanya peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah varietas-varietas dengan
keunggulan tertentu.

Kedua konsep ini dapat dikatakan sebagai konsep dasar pertanian yang walau berubah seperti
apapun kehidupan di muka bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai.
Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan
manusia dan pemuliaan spesies pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi
usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Di
dalamnya juga termasuk usaha peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan lebih efektif dan
efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian selanjutnya. Konsep ini merupakan penggabungan dari
dua konsep awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri.
B. Metodologi

Untuk klasifikasi atau karakteristik pertanian ke jenis pada tingkat mikro-unit terbaik penyelidikan
adalah memegang operasional yang telah ditetapkan sebagai satu-satunya unit operasi pertanian. Dan
untuk studi tingkat makro, data unit tersebut dapat dikumpulkan dan di rata-ratakan. Tapi saat
melakukan sehingga data tidak harus mengacu pada unit daerah dan tidak boleh secara absolut; jika tiba
pada kesimpulan kemungkinan akan keliru.

Jenis pertanian harus diidentifikasi berdasarkan internal (melekat atau endogen) atribut pertanian.
Di sini orang tidak boleh menggunakan eksternal (eksogen) atribut sebagai dasar untuk tipologi
pertanian, meskipun ini mungkin bisa menjelaskan mengapa di daerah tertentu dan waktu, masing-
masing jenis pertanian telah berkembang, karena dalam praktiknya, peran atribut eksternal tidak dapat
diukur atau ditimbang oleh satuan yang sama seperti yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan internal
dan eksternal pada pembentukan jenis pertanian.

Dampak ini bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis secara terpisah keterkaitan antara tipe
pertanian. Dampak ini bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis secara terpisah keterkaitan antara
jenis pertanian kondisi pembangunan mereka.

Teknik yang tidak menjamin seperti keterbandingan tidak dapat direkomendasikan, namun halus dan
kuantitatif mereka berada. Sejumlah metode telah diterapkan untuk pengelompokan fitur multi unit,
yaitu bentuk sederhana ke yang paling rumit. Upaya-upaya juga telah dilakukan untuk mengembangkan
metode baru dan asli untuk memenuhi persyaratan untuk studi tipologis. Karena data yang tersedia dan
metode pengolahan berbeda dalam berbeda dalam setiap bagian dari kata. Penerapan metode tipologis
tersebut menjadi semakin penting bagi studi mengenai tata ruang pertanian dan perubahan di
dalamnya. Sebagai hasil hipotesis pembangunan pertanian masa depan dapat berhasil.

C. Tipe-Tipe Pertanian

Pada masa yang lampau karakteristik yang ada didalam pertanian telah menarik perhatian para
sarjana. Baik yang di bahas dalam lingkup nasional, regional maupun dunia internasional.

Hasil dari studi yang membahas tentang hal tersebut tidak bermanfaat sebagaimana yang
diharapkan. Karena fakta bahwa prinsip – prinsip dan metode yang diterapkan di berbagai pertanian di
daerah – daerah tidak sama karena terpengaruh oleh karakteristik alam didaerah pertanian yang
bersangakutan.

Banyak dari kelompok outhors mengunakan metode yang berbeda, generalisasi yang di peroleh dari
studi tersebut sering tidak efektif dan cenderung gagal sebagai hasil karena hasil mereka tidak sesuai
dengan apa yang ada.
Klasifikasi tipe pertanian (tipologi pertanian) adalah sebagai dasar penting dalam perencanaan
pertanian. Karena didalam klasifikasi pertanian dibedakan berbagai macam pertanian yang ada baik
berdasarkan tanaman yang ditanam, lahan yang digunakan dan pengolahan lahan tersebut. Geografi
pertanian sebagai sutau disiplin ilmu dan penerapan prktisn untuk memecahkan masalah yang ada
didalam pembanguna pertanian tersebut di mana di perlukan pengetahuan mengenai keadaan yang ada
di daerah yang akan di kembangan sebagai pertanian baik dalam skala nasional, regional maupun dunia
internasional dimana kesaman dan perbedaan antara berbagai pertanian dalam ruang dan waktu dapat
di pahami dengan baik. Tujuan ini tidak akan tercapai jika individu aspek atau karakteristik dari pertanian
merupakan studi secara terpisah (Kostrowicki, 1977): itu bisa, bagaimanapun, dapat dicapai dengan studi
terkoordinasi sosio-ekonomi, operasional, produksi dan pertanian karakteristik struktural dari suatu
daerah.

Skema awal dari tipologi pertanian yang lebih baik guna memperoleh pengetahuan tentang
pertanian yang melekat dari karakteristik dan kecenderungan dalam perubahan organisasi spasial
pertanian pertama kali dibuat di Polandia. Hal ini didasarkan pada diskusi yang luas dari prinsip-prinsip,
kriteria, teknik dan metode tipologi pertanian. Hal itu disampaikan oleh Uni geografis internasional (IGU)
Komisi Pertanian tipologi ke IGU Regional Conference diadakan di Hungaria pada tahun 1971
(Kostrowicki, 1971), dan kemudian ke XXIII geografis Kongres Internasional Kanada (Kostrowicki, 1971).
Baru, versi perbaikan dari skema, di mana diskusi di Komisi ke-5 pertemuan yang berlangsung di
Hamilton, Kanada (Reeds, 1975), adalah diperhitungkan, itu dijabarkan dan diterbitkan pada tahun 1974
(Kostrowicki, 1974). Diskusi di komisi-7 pertemuan di Fontenay-aux-Roses (Perancis), menyebabkan
elaborasi dari versi perbaikan lebih lanjut dari skema dunia jenis pertanian, yang diterbitkan pada tahun
1976 (Kostrowicki, 1976). Hasil aplikasi dari versi yang di beberapa negara telah dipaparkan dan
didiskusikan pada pertemuan ke-8 Komisi diadakan di Odessa di 1976 (Kostrowicki dan Tyszkiewics,
1979).

1. Tujuan Pengolongan Pertanian

Penggolongan ini di lakukan oleh IGU yakni :

a. Mengeksplorasi prinsip dan kriteria dan untuk mengembangkan teknik dan metode untuk
mengidentifikasi jenis pertanian;
b. Mengidentifikasi jenis pertanian maupun transformasi sehingga mereka yan digunakan untuk
mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam pola pertanian dengan tujuan untuk menerapkan hasil
yang diperoleh untuk perencanaan dan / atau untuk peramalan perkembangan pertanian selanjutnya.

Dilihat dari tujuan pengolangan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mempermudah di dalam
mengidentifikasi jenis pertanian dengan karakteristik tertentu, dan pada bagian ke dua selain utuk
mengidentifikasi pertanian juga mengantar mereka pada perubahan yang terjadi dalam pola pertanian
dengan tujuan untuk menerapkan hasil perencanaan yang di peroleh. Jadi, pada bagain kedua tersebut
hanya di gunakan untuk mengembangakan atau melanjutkan perencanan yang telah di buat dan untuk
meramlakan pertanian di masa yang akan datang.

Untuk pemahaman tentang jenis pertanian untuk tujuan ilmiah, faktor-faktor berikut harus
diperhitungkan :

a. Pertanian secara keseluruhan bukanlah penjumlahan komponen sederhana, namun sistem yang sangat
kompleks yang saling berkaitan dan saling tergantung pada fenomena yang telah dikembangkan, baik
kondisi alam maupun hasil dari proses sosio-ekonomi tertentu.
b. Konsep pengolongan pertanian adalah taksonomi sistematis atau karakter. Jenis didefinisikan sebagai
hasil dari hubungan timbal balik dari semua fitur khas pertanian, seperti sosial, operasional, produksi
dan struktural. Eksternal (atau eksogen) kondisi (baik alam dan pesanan/permintaan), di mana lanskap
pertanian berkembang, yang diperhitungkan agar dapat menjelaskan mengapa tipe tertentu telah
muncul di daerah tertentu dan pada waktu tertentu.
c. Gagasan tipe pertanian mungkin akan disusun dalam karakter ciri – ciri tertentu karena jenis pertanian
mungkin disusun karena ada perintah. Perintah semacam tipologi dapat dibedakan sebagai mereka
berkisar dari pertanian individu pertanian (memegang operasional), melalui unit-unit administratif
seperti desa-desa, jenis pertanian global dan lain – lain.
d. Konsep tipe pertanian juga dinamis sifatnya. Dengan pengaruh perubahan kondisi eksternal, fitur khusus
pertanian terikat untuk berubah. Akhirnya, lama jenis pertanian cenderung menghilang dan baru secara
simultan mengembangkan dan memperluas atas kedua wilayah lama dan baru.
e. Akhirnya, untuk membuat studi pengelompokan yang efektif, sebanding, memadai dan konsisten pilihan
variabel yang mewakili fitur pertanian harus dilakukan. Perawatan harus diambil untuk memastikan
bahwa variabel diadopsi untuk tujuan diagnostik mencakup semua aspek pertanian setepat dan
selengkap mungkin. Geografis berpikir, model matematika, dan teknik kartografi pada akhirnya akan
membuka jalan bagi penyusunan regional, nasional atau rencana global untuk pembangunan ekonomi
pertanian yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan masa kini.
2. Dasar – dasar pengelompokan pertanian

Hasil pembahasan komisi IGU, berhasil menyusun tipe-tipe pertanian dengan karakteristik yang
ada didalamnya. Ini dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok utama, yaitu, sosial dan kepemilikan,
ukuran memegang, organisasi dan teknis (operasional), produksi, dan karakteristik struktural pertanian.
Masing-masing kelompok ini terdiri dari sejumlah variabel pertanian. Variabel ini sangat membantu
dalam mendapatkan yang lebih mendasar dan komprehensif penjelasan tentang organisasi spasial
pertanian.

Ketika seorang peneliti mencoba untuk bekerja di luar tipologi pertanian urutan apapun yang dia
temui dua masalah metodologis yang penting: pertama, pilihan cukup banyak atribut yang menjadi ciri
pertanian, dan kedua, pilihan membandingkan teknik dan pengelompokkan karakteristik pertanian yang
melekat sesuai dengan jumlah dikelola atribut pertanian sintetis seperti menutupi sebagian besar aspek
pertanian. Nilai absolut atribut pertanian akan dikonversi ke nilai-nilai relatif yang dinyatakan dalam
berbagai unit konvensional, satuan berat, persentase, dan lain – lain, dalam rangka untuk membuat
perbandingan. Normalisasi data turunan dipengaruhi oleh relatif mengganti setiap nilai atribut yang
dipilih pertanian dengan menempatkan atau rating dengan memanfaatkan rentang kelas dunia atribut
individu (Tabel 7. 1).

Tabel Peringkat Dunia Pengelompokan Petani

No Kelas dan Tingkat

1 2 3 4 5

Sangat Kurang Sedang Tinggi Sangat tinggi


kurang

A. Sosial

1 Tingkat persentase lahan pertanian <20 20-40 40-60 60-80 > 80


yang dimiliki, dikuasai atau dimiliki
bersama oleh sekelompok orang di
bawah hak-hak adat tradisional
kepemilikan

2 Tingkat persentase lahan pertanian < 20 20-40 40-60 60-80 > 80


dioperasikan di bawah buruh atau
berbagi sewa-menyewa, atau lain
dari yang mendarat perbudakan.

3 Tingkat persentase lahan pertanian < 20 20-40 40-60 60-80 > 80


yang dimiliki atau dilaksanakan di
ownerlike kepemilikan sebagai
seorang individu, sendi atau
perusahaan milik pribadi

4 Tingkat persentase lahan pertanian <r 20 20-40 40-60 60-80 >80


dioperasikan oleh direncanakan
secara sadar kolektif atau
perusahaan negara.

5 Ukuran dalam hal kepemilikan <2 2-8 8-50 50-200 > 200
sejumlah dipekerjakan secara aktif
orang per satu memegang pertanian.

6. Ukuran kepemilikan dalam dari total >5 5-20 20-100 100-1000 >1000
jumlah lahan pertanian di bawah
sementara dan tanaman keras,
dibudidayakan dan kasar padang
rumput, lahan bera di hektar per
satu memegang.

7. Ukuran dalam hal memegang bruto < 100 100-1000 1000- 10000- >100000
hasil pertanian konvensional unit * 10000 100000
per satu memegang

B. pengoperasional

8 Input tenaga kerja dalam hal jumlah <r 3 3-15 15-40 40-150 >150
orang yang aktif bekerja di pertanian
per 100 hektar lahan pertanian

9 Input daya hewan dalam hal jumlah <2 2-8 8-15 15-30 >30
kuda konvensional / dam unit. **

10 Input dari kekuatan mekanik dalam <6 6-15 15-35 35-90 > 90
hal jumlah HP traktor dan mesin yg
bergerak otomatis /
menggabungkan, dll per 100 hektar
tanah pertanian / cropland, taman,
padang rumput dan padang rumput
dibudidayakan

11 Pemupukan kimia dalam hal jumlah < 10 10 – 30 30 – 80 80 – 200 > 200


dalam kilogram pupuk kimia yang
digunakan per satu hektar tanah
pertanian tingkat

12 Irigasi diukur dengan tingkat < 10 10-25 25 – 50 50 – 80 >80


persentase lahan beririgasi dari
semua sistem irigasi untuk tanah
pertanian total.

13 Intensitas penggunaan cropland < 10 10-30 30-70 70-130 >130


dalam hal tingkat persentase
dipanen terhadap total tanah yang
subur

14 Populasi ternak dalam jumlah <10 10-30 30-80 80-160 >160


konvensional / besar / hewan unit
per 100 hektar lahan pertanian

C Produksi

15 Produktivitas lahan dalam hal bruto <5 5 – 2- 20 – 45 45 – 100 > 100


hasil pertanian di conventiona unit
per satu hektar lahan pertanian

16 Produktivitas tanah pertanian dalam <5 5 – 20 20 – 45 45 – 100 > 100


arti bruto hasil pertanian dari tanah
pertanian per satu hektar tanah
pertanian sebenarnya.

17 Produktivitas tenaga kerja dalam hal < 40 40 – 100 100 – 250 250 – 800 >800
bruto hasil pertanian konvensional
unit per satu orang yang aktif
bekerja di pertanian.

18 Komersial produktivitas tenaga kerja < 20 20 – 60 60 – 180 180-600 >600


dalam hal komersial / dijual atau
dikirim dari produktivitas pertanian
dalam arti komersial / dijual atau
dikirim dari produksi pertanian
konvensional unit per satu orang
yang aktif bekerja di pertanian.

19 Tingkat komersialisasi sebagai <20 20-40 40-60 60-80 >80


tingkat persentase komersial untuk
kotor hasil pertanian.

20 Produksi komersial tanah sebagai <3 3-12 12-30 30-80 > 80


jumlah komersial memegang sebuah
pertanian terkonsentrasi pada
sedikitnya jumlah item.

21 Tingkat spesialisasi yang dinyatakan <0.1 0.1-0.2 0.2-0.4 0.4-0.8 > 0.8
sebagai koefisien sejauh mana
bagian komersial produksi pertanian
memegang pertanian terkonsentrasi
di sedikitnya jumlah item.

D Struktural

22 Tanah di bawah pohon abadi, semak, < 10 10-20 20-40 40-60 >60
tanaman merambat dan semi-
tanaman keras yang menutupi tanah
tanpa rotasi selama beberapa tahun
sebagai persentase dari total lahan
pertanian.

23 Permanen leys *** padang rumput < 20 20-40 40-60 60-80 >80
termasuk lapangan rumput dalam
sistem dan Fallows saat ini jika
digunakan untuk merumput sebagai
tingkat persentase produk-produk
hewani terhadap total produksi
komersial pertanian di unit
konvensional.

24 Tanah di bawah tanaman pangan <20 20-40 40-60 60-80 > 80


utama / dimakan biji-bijian, umbi,
akar dan umbi tanaman, sayuran,
buah-buahan sebagai persentase
dari total lahan pertanian.

25 Produksi kotor umum penekanan / < 20 20-40 40-60 60-80 > 80


orientasi sebagai tingkat persentase
produk hewani dalam total pertanian

26 Umum komersial penekanan / < 20 20-40 40-60 60-80 > 80


orientasi sebagai tingkat persentase
komersial produk-produk hewani
terhadap total produksi komersial
pertanian di unit konvensional.

27 Produksi tanaman industri untuk <20 20-40 40-60 60-80  80


digunakan hanya atau terutama
setelah industri pengolahan sebagai
persentase sebagai persentase berat
hasil pertanian di unit konvensional

 * 100 kilogram gandum diterima sebagai salah satu unit konvensional


 ** di hosepower
 *** sementara di bawah tanah rumput

Pengambilan kelas atau peringkatan luas dari indeks akan di gunakan di negara – negara dimana
data tidak lengkap sehingga dari pengelompokan dalam table tersebut dapat di gunakan untuk
mengkelompokan individu dengan multi unit daerah masing – masing.
Pembandingan dan pengelompokan petani menjadi berbagai kelompok harus mencakup Derek
poin, teknik yang di gunakan didalam pengelompokan pertanian yang tidak menjamin seperti
keterbandingan tidak perlu di rekomendasikan karena terlalu lemah. Sejumlah metode telah diterapkan
untuk pengelompokan fitur multi unit, yaitu bentuk sederhana ke yang paling rumit. Upaya-upaya juga
telah dilakukan untuk mengembangkan metode baru dan asli untuk memenuhi persyaratan untuk studi
tipologis. Karena data yang tersedia dan metode pengolahan berbeda dalam berbeda dalam setiap
bagian dari kata.

Penerapan metode tipologis tersebut menjadi semakin penting bagi studi mengenai tata ruang
pertanian dan perubahan di dalamnya. Sebagai hasil hipotesis pembangunan pertanian masa depan
dapat berhasil dan produksi, sebagian diairi dengan maksimal dan / atau diairi dengan sedikit air saja, hal
ini berpengaruh pada pertanian produktivitas.

Geografi Pertanian

Alam pertanian atau domain. investigasi geografis lingkungan fisik relevansi-pertanian sangat
diperlukan alat cocok dilibatkan dalam mengidentifikasi perbedaan regional dasar dalam pembentukan
asosiasi pertanian dan geografis. Selanjutnya, hal itu merupakan persyaratan penting dalam memahami
jenis pertanian yang dihasilkan. variasi spasial kompleks pertanian dalam konteks formasi pertanian yang
tidak biasa di negara besar seperti India sejak bantuan masing-masing, wilayah iklim atau tanah memiliki
karakteristik sendiri yang khas daerah atau lanskap pertanian. Biasanya, memang agak sulit untuk
menilai relief, iklim atau karakter tanah di suatu negara secara keseluruhan. India, misalnya, terdiri dari
sejumlah fitur relief, ratterns menyeimbangkan kelembaban dan jenis tanah, semua yang cukup unik

itu sangat berpengaruh signifikan bagi mereka yang telah membuat India menjadi sebuah negara
dengan daerah memiliki asosiasi tanaman produksi yang berbeda, namun pertanian gandum tradisional
intensif berlaku. Pertanian Namun, tidak banyak melebihi tingkat subsistensi. Bahkan, ini telah
berkembang selama periode yang cukup lama dibandingkan dengan orang-orang Amerika Serikat,
Kanada dan Australia. Tanah India itu sendiri bervariasi nyata dari tempat ke tempat lain dalam hal
kesesuaian untuk pertanian: Dalam utara-selatan

banyak arah variasi dalam fitur yang baik . Sebuah ucapan kontras diucapkan sehubungan
dengan keberpihakan hal tersebut dapat dilihat langsung dari Kashmir sampai ke Kanyakumari. Saksi
Himalaya besar, dataran rendah berbaring luas, bukit-bukit yang relatif tinggi dan dataran tinggi besar.
Jadi, bukannya menarik kesimpulan dari deskripsi pertanian saja, itu diinginkan untuk
mempertimbangkan peran-ciri fisik di berbagai daerah pertanian.

Oleh karena itu, pola pertanian sekarang dan rencana perkembangan masa depan, harus
dipahami dan dirumuskan dengan melihat kondisi alam dan sosial yang berlaku. Selain itu, seorang
pengamat lingkungan alam harus dilakukan oleh ahli geografi pertanian dalam rangka memahami pola
pertanian dengan tujuan untuk mempersiapkan keadaan yang seimbang sesuai rencana pembangunan
pertanian. argumen ini didasarkan pada tiga hal :

(i) survei lingkungan alam menyediakan kerangka kerja yang cocok di mana analisis sistematis pola tanam
dan memelihara ternak dapat dibangun; (ii) memberikan bagian dari dasar dimana suatu kebijakan
secara keseluruhan dapat dirumuskan,- Dan (iii) dilaksanakan dengan baik langkah-langkah tersebut
untuk membantu perencanaan di kantor dan pelaksanaan di lapangan

Pertanian bukan hanya pertumbuhan tanaman, melainkan lebih merupakan bentuk ekologi
diterapkan. Kedua meningkatkan tanaman dan peternakan tergantung pada lingkungan alam yang
memiliki keterbatasan. Hal ini dimungkinkan untuk mengubah ekosistem alam di wilayah kering dan semi
kering, tetapi hal ini dapat dilakukan hanya dengan biaya sangat berat. Awalnya sistem pertanian yang
diatur oleh kondisi fisik yang terkait sampai yang terakhir dimodifikasi. Setiap bagian dari dunia yang
kontras atribut daerah pertanian sebagian besar mencerminkan perbedaan dalam lingkungan. Tugas
pertama dari geografi pertanian karena itu untuk memeriksa lingkungan, untuk, bersama-sama mereka
merupakan faktor utama dalam menggambarkan dan menginterpretasikan pola praktek pertanian. Pada
saat yang sama, ada situasi tertentu di mana faktor-faktor fisik baik penting semua atau tidak signifikan
ketika lingkungan telah mengalami perubahan buatan manusia. Di India. misalnya, budidaya kapas, tebu
dan beras dibatasi oleh faktor fisik sampai mereka diubah, sedangkan jowar (Sorghum vulgare) dan
kelompok kacang(biji-bijian atau tanaman pakan ternak) dapat tumbuh hampir di mana-mana. Namun,
hubungan antara penggunaan lahan untuk pertanian dan kondisi fisik belum diteliti secara sistematis dan
menyeluruh di berbagai wilayah dunia. Sumber yang tersedia pada subjek berisi informasi yang sangat
sedikit tentang geografi tanaman ekologi. Sebuah studi tentang cara di mana kondisi fisik mempengaruhi
pola penggunaan lahan pertanian, Oleh karena itu diperlukan. Ini harus luas dalam bentuk penjelasan
aspek temporal spatio-variabel fisik yang tampak dari relevansi pertanian.

Dalam area yang tetap, fisik dan lingkungan non-fisik tidak dapat terkotak. Ini adalah fakta
universal yang banyak saat ini pola penggunaan lahan pertanian adalah produk dari aktivitas manusia
masa lalu dan modifikasi yang berbeda-beda kondisi fisik mana manusia telah diperkenalkan dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun faktor fisik dasar mempengaruhi pertanian medan,
iklim, tanah, dan sumber air-tetap sama dan saling terkait. Iklim dimodifikasi oleh ketinggian dan aspek
lereng, tanah dengan hujan dll. Peran mereka secara individual atau kolektif dalam variasi pertanian
tidak pernah bisa dihilangkan.

Medan
Detail mencakup daerah baik oleh unsur-unsur relatif relief, kemiringan rata-rata dan indeks
diseksi (Vijay Sharma, 1968). Deskripsi kuantitatif variasi regional dalam besarnya elemen-elemen ini
akan memperkuat analisis penggunaan lahan. Banyak ahli geografi pertanian telah menganalisis
pengaruh medan pada sektor pertanian dan itu memang memainkan peran penting dalam penggunaan
lahan ¬ variasi. Jadi, ia memiliki pengaruh paling kuat pada penggunaan lahan dan pertumbuhan dan
distribusi tanaman. Terutama aspek yang berpengaruh terdiri dari bentang alam daerah beragam dan
litologi. Dalam kasus-kasus seperti geografi pertanian dimulai dengan morfologi daerah tersebut. Aspek
yang paling signifikan dari tiga daerah, yaitu, ketinggian, kemiringan dan pola drainase, latihan baik
langsung dan pengaruh tidak langsung terhadap penggunaan lahan pertanian . Dampak langsung dari
daerah beroperasi khususnya melalui elevasi, relief kasar, dan kemiringan. Ketiga faktor menentukan
kecepatan dan mekanisasi budidaya pertanian dan tingkat aksesibilitas dan banjir pada tingkat yang lebih
rendah. pengaruh tidak langsung adalah jelas dalam pertanian dengan memodifikasi iklim dan
perubahan konsekuensial di dalam tanah dan pola erosi.

pengaruh ketinggian pada pertanian

Urutan ketinggian adalah penurunan tekanan udara dengan peningkatan ketinggian. onal kasus-
seperti di negara India-Himalaya fenomena ini telah di amati sejak efek penurunan tekanan diamati
umumnya hanya berada di atas ketinggian h di mana iklim kontrol tersebut pada temperature, curah
hujan, dll. membatasi pemanfaatan lahan pertanian. Pada saat yang sama, pada ketinggian 3.500 m dan
di atas tekanan atmosfer menurun menyebabkan mual dan kegiatan pertanian tidak dapat dilakukan
meskipun banyak yang menguntungkan untuk tanaman peliharaan. Biasanya udara dijernihkan dari
kenaikan tingkat tinggi gunung berpengaruh pada transpirasi tanaman, yang sayangnya membatasi
pertumbuhan.

Di daerah tropis, ketinggian signifikan khusus untuk pemanfaatan lahan untuk pertanian. suhu
dan tidak jarang dalam kondisi kelembaban yang terkait dengan peningkatan elevasi membuat daerah-
daerah tersebut dihuni (Klages, 1958) untuk pertanian masyarakat. menekankan bahwa ada batas atas ke
lokasi tanah yang menguntungkan untuk nits dan yang sangat sering tidak terjadi pada elevasi tetap di
mana-mana. Pada ujungnya ketinggian bervariasi dengan kondisi ekonomi. pada saat harga depresi
pertanian tinggi dan biaya produksi relatif rendah. Atau mungkin mencerminkan kolonisasi iltural
panjang margin dataran tinggi. Secara luas, lokasi yang bervariasi ed tanah dengan ukuran massa dataran
tinggi, dengan garis lintang, dan dengan PEDY nya, konsekuensi sekunder penting dari elevasi meningkat,
baik. ekonomis yang signifikan, busur: fi) mengalami penurunan suhu, (ii) meningkatcurah hujan, (iii)
meningkatkan kecepatan angin, dan (iv) tanah yang buruk.

Ketinggian dan Suhu

Tidak ada deskripsi lingkungan fisiologis selesai tanpa komentar pada kondisi temperatur ada.
Suhu menurun dengan ketinggian karena ke udara dijernihkan dengan memiliki isi yang rendah karbon
dioksida, kelembaban dan partikel eter. Akibatnya sinar matahari melewati udara dengan efek
pemanasan kurang dan proporsi tinggi radiasi matahari mencapai permukaan tanah di puncak gunung
yang dengan cepat memanas. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan pengeringan tanah
ekstrim. Sebaliknya, permukaan tanah cepat kehilangan panas dalam radiasi bebas di malam hari. Oleh
karena itu, menyebabkan tanah di dataran tinggi sering kering serta beku, sehingga membuat bahaya
untuk kegiatan pertanian. Selanjutnya, efek dari peningkatan ketinggian tidak sama dengan garis lintang
tinggi. Pada kasus terakhir, sinar matahari selalu jatuh pada sudut miring ke permukaan tanah. Mereka
harus menembus selimut tebal atmosfer dan tersebar di permukaan yang relatif lebih besar. Namun,
lintang tinggi memiliki beberapa kompensasi dari hari-hari panjang selama musim panas. Hal ini
menyebabkan beberapa kesamaan dalam kehidupan tanaman di kerucut garis lintang dan ketinggian
yang berbeda. Misalnya, di permukaan laut di daerah beriklim dingin, seperti juga di 4.575-6.100 m di
beberapa daerah khatulistiwa, jenis konifera pohon berdaun jarum tidak jarang diberikan faktor-faktor
lingkungan lainnya yang menguntungkan. Perlu dicatat bahwa dalam zona ini garis lintang dan
ketinggian, zat hara di temukan.
Di sini sudut kemiringan dan arah adalah variabel yang signifikan. Tingkat selang yang normal
karena itu sangat bervariasi dan suhu di permukaan tanah akan bervariasi masih lebih luas sesuai dengan
kemiringan lereng dan exposirre tergantung pada penutup tanah

Ketinggian dan Pengendapan

Peningkatan curah hujan dengan ketinggian mungkin menjadi salah satu yang penting bagi
pertanian selain penurunan suhu. Karena kapasitas untuk menahan kelembaban udara bervariasi secara
langsung dengan suhu. Di tempat lain terjadinya kombinasi ketinggian tinggi dan hasil uap air yang cukup
dalam hujan salju yang membuat kegiatan pertanian sangat sulit selain itu juga suhu rendah dan curah
hujan yang rendah juga membuat kesulitan pada pertanian.

Ketinggian yang lebih tinggi juga menyebabkan variasi dalam distribusi curah hujan baik pada
skala lokal dan regional. Di atas angin lereng curah hujan biasanya kuat atau berat dan di sisi bawah
angin itu jauh lebih kecil. Oleh karena itu, telah menyebabkan variasi regional dalam kegiatan pertanian
dan pola tanam.

Ketinggian dan gerakan

Faktual dan informasi yang tepat terhadap gaya angin pada ketinggian tinggi adalah jarang
dilakukan karena bahaya. dan tingginya biaya instrumen ilmiah yang diperlukan untuk pengumpulan
data. Namun, diketahui bahwa angin kecepatan bervariasi dari satu daerah pegunungan yang lain, dari
lembah ke lembah dan bahkan dari lereng ke lereng. Semuanya tergantung pada alam serta penutup
kawasan

Ketinggian dan tanah

Tanah merupakan hasil disintegrasi dari batuan yang mendasari namun lebih karena dari
pengaruh iklim, vegetasi dan topografi pada produk cuaca maka terbentuk lah tanah. Di daerah
pegunungan, tanah tidak mendapatkan begitu baik akibat adanya gerakan massa moderat, erosi fluvial
yang kuat, gerakan angin yang kuat dan suhu rendah. Semuanya bersama-sama mereka menghambat.
Mekanisme lereng tanah yang mengalami erosi tinggi nyaris membuat tanah rusak. Namun, pada tekstur
tanah halus terkikis terjadi pada teras sungai, dataran banjir

Kasar Relief dan Budidaya

Relief Kasar suatu wilayah menentukan nilai dari daerah untuk lahan pertanian subur. Ini adalah
efek dari penilaian komparatif zona ketinggian, relief absolut, relatif relief , dll suatu daerah. Tidak seperti
zona ketinggian, daerah relief mutlak diperoleh dengan bergabung puncak individu dan rentang, yaitu
poin tertinggi, mungkin karena itu disimpulkan bahwa kekasaran akan meningkatkan potensi penurunan
pertanian.

Pengaruh dari Lereng

Kemiringan lahan juga merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi fisiogafik
penggunaan lahan pertanian suatu daerah. Efek dari lereng pada pertanian mungkin baik langsung dan
tidak langsung. Pengaruh langsung paling jelas dari lereng adalah dalam bentuk pembatasan pada
budidaya dan aksesibilitas. Pengaruh tidak langsung dari lereng memanifestasikan dirinya dalam
modifikasi pedological dan iklim.

Iklim

Sejumlah besar variasi iklim di bumi telah mengakibatkan terutama dari rotasi dan revolusi. tidak
sama distribusi tanah dan air, dan ketidakrataan permukaannya. Dari semua pengaruh geografis yang
dikenakan manusia, iklim tampaknya yang paling potensial. Ini merupakan pengaruh yang tidak ada
individu atau ras bisa lepas. Di darat atau laut, di dataran atau pegunungan, di masyarakat primitif atau
beradab, manusia harus menghadapi iklim hampir pada istilah sendiri.Dalam sebuah, ukuran besar, iklim
yang menentukan di mana orang dapat hidup dan berkembang, apa tanaman ia mungkin meningkatkan,
apa jenis rumah dia tepat dapat membangun, apa jenis pakaian yang mungkin mengenakan, dan apa
hama dan penyakit, ia harus memerangi (Whitbeek, 19.321. Kemampuan memproduksi tanaman-
potensi daerah tertentu terutama tergantung pada kondisi iklim dan tanah yang ada. Karena faktor iklim
mengerahkan terutama pengaruh regional terhadap kehidupan tanaman, perbedaan dalam perilaku dari
tanaman atau sekelompok tanaman lebih luas daerah, sebagai dalam keadaan tertentu atau sekelompok
negara, dapat dianggap sebagai terutama karena perbedaan dalam climatic daripada kondisi tanah
(Klages, 1958).

Suhu
Kondisi Suhu telah jauh lebih tidak menentu dari tahun ke tahun dibandingkan kondisi curah
hujan di setiap wilayah pertanian. Namun, rentang tahunan besar mungkin sangat signifikan di zona yang
berbeda menimbulkan dua atau lebih musim tanam. Untuk alasan ini, khususnya di India, berbagai
tanaman. yang. tropis. sub-tropis dan subtropis yang tumbuh. Tanpa kondisi suhu yang tepat,
perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman yang terbelakang. Tempefature mengatur semua
proses fisik kimia dan metabolisme tanaman.Proses metabolik mulai dari suhu minimum tertentu dan
meningkat dengan meningkatnya suhu hingga mencapai maksimum pada suhu yang disebut
optimal. Selanjutnya, dengan kenaikan suhu di atas tingkat optimal kegiatan metabolisme melambat
sampai berhenti pada suhu yang disebut maksimal. Setiap spesies memiliki sendiri minimum dan
maksimum yang di luar aktivitas hidupnya berhenti (Kochhar, 1967). Ini adalah pengetahuan umum
bahwa suhu atmosfer secara bertahap menurun dari khatulistiwa menuju kutub. Jadi, dari sabuk
khatulistiwa ke lingkaran Arktik berbagai tanaman dibangkitkan karena mereka membutuhkan untuk
pertumbuhan kondisi suhu aitierent.

Tekanan Sistem

Sistem Tekanan berarti sistem sirkulasi individu atmosfer tekanan tinggi atau rendah. efek
Terhadap cuaca selalu tidak langsung. Grafik sinoptik mengungkapkan bahwa tekanan seluruh vriries
dunia mencolok dari tempat ke tempat. Tekanan tidak statis baik vertikal atau horisontal.Biasanya,
menurun upwai dengan udara dijernihkan. Pada elevasi lebih tinggi khususnya atas masalah fisiologis
3.050 m seperti mual, sakit, respirasi sulit. dll dihasilkan dari tekanan udara rendah mencegah petani
untuk membudidayakan tanah pada ketinggian tersebut.

Apalagi, tekanan udara sangat erat terkait dengan elemen lainnya cuaca. Bahkan, itu adalah
fenomena sebab-efek, yang jelas dari Charts sinoptik. Dalam bulan Desember dan Januari, misalnya,
sebuah sel tekanan tinggi umumnya mapan atas bagian barat laut benua India tetapi dengan utara
gerakan matahari, naik suhu dan sel tekanan tinggi cenderung mendisipasi.Tekanan minimum tercapai
pada bulan Juni dan Juli saat suhu di puncaknya. tekanan Air tetap rendah selama bulan Juni, Juli dan
Agustus. Pada tekanan September mulai membangun karena penurunan suhu dengan ayunan selatan
matahari Dari November ke area Januar 'tetap terutama bawah kontrol ekstensi tekanan tinggi. Irama
musiman di tekanan menimbulkan pengembangan massa udara dan sistem angin yang pada gilirannya
membawa tentang banyak perubahan dalam kondisi cuaca. Misalnya, dengan intensifikasi tekanan
selama kondisi Desember anticyclonic lengkap ditetapkan dan massa udara subsident menjadi urutan
hari.

Massa Udara dan Angin

Massa udara dapat menempuh jarak yang sangat jauh tergantung pada kekuatan mereka, lagu,
dll. Mereka-membawa-karakteristik asli mereka meskipun selama proses-ini bisa secara bertahap
diubah. Atas dasar suhu massa udara ditandai sebagai 'kutub' atau 'tropis', dan berdasarkan
kelembaban, sebagai 'maritim' atau 'benua'. Menjadi lembab ini setelah mereka menyeberangi
lautan. Namun, ketika mereka berasal dari benua itu, mereka becbmecontinental dan karena itu
kering. Dengan demikian, menjadi banyak jenis dan memiliki karakteristik yang khas, massa udara
menyebabkan perbedaan dalam kegiatan pertanian di wilayah di mana mereka mengganggu.

Selama musim dingin ekstensi dingin, kering, utara, massa udara ekstra-tropis benua yang lebih
tinggi dari garis lintang dan ketinggian tinggi sebelah adalah fitur umum di India barat laut.Mereka
menyebabkan luas kondisi suhu rendah mempengaruhi tanaman musim dingin seperti yang kadang-
kadang disertai oleh es, hujan es, dll.

Angin memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung banyak tanaman. Dampak langsung dari
angin yang kuat adalah sepenuhnya alam mekanik, yaitu dalam bentuk tanaman mencabut dan
penebangan. Pada lereng terkena angin kencang juga dapat memberikan penampilan asimetris untuk
tanaman (khususnya untuk tanaman hortikultura) dengan meninggalkan sedikit atau tidak ada cabang
dan daun di sisi angin bertiup. Rendah tanaman seperti kacang tanah. kentang dan kacang-kacangan dan
bahkan mereka yang berkembang dengan baik rimpang kurang rentan terhadap angin. Di beberapa
bagian dunia, sehingga angin menjadi turbulen yang dimuat dengan debu. Kadang-kadang badai
tersebut begitu kuat sehingga mereka mencabut tanaman dan menerbangkan tanaman dipanen dari
ladang. Jenis fenomena yang paling umum di barat laut India selama bulan Mei dan Juni. Gangguan ini
kadang-kadang dalam jangka waktu pendek, tapi kekerasan di alam dan sering mengambil bentuk badai
debu tebal.

Salju
Secara umum, ada dua tempat utama di mana salju turun, yaitu pada ketinggian yang lebih
tinggi dari garis lintang rendah dan pada ketinggian lintang rendah lebih tinggi. Salju menutupi
sementara dan intermiten mana jatuh untuk waktu yang singkat di musim dingin. Tapi di negara-negara
di mana musim dingin yang panjang, menutupi salju tetap utuh selama berbulan-bulan bersama-
sama. Lokasi tutupan salju abadi, Namun, bervariasi dari tempat ke tempat di permukaan bumi. Dekat
khatulistiwa ini adalah tentang 1,880-6,100 m di atas permukaan laut, di pegunungan Himalaya di atas
4.575 m, di Pegunungan Alpen dan Pyrenees antara 2,440 dan 3.050 m; dan di Skandinavia utara sekitar
1.220 m. Di lintang kutub yang lebih tinggi turun ke permukaan laut.

Derasnya hujan salju di musim dingin akhir adalah sama berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian sejumlah besar anak domba yang baru lahir. Apakah gembala biasanya bermigrasi ke lereng
bersama dengan kawanan mereka ketika salju mengancam dan transhumance adalah fitur umum di
bawah kondisi seperti itu. Selain itu, karena beratnya musim dingin semua jenis ternak busur bertempat
di lintang yang lebih tinggi.
Ketika hujan salju terjadi di lintang yang lebih tinggi, membaca, trek bagal dan jalan setapak. Ini
menghambat aksesibilitas ke ladang dan pasar. Secara umum, slackens semua aktivitas agriculturai
kawasan. Pertanian adalah kegiatan dilanjutkan dengan munculnya musim panas.Sayangnya, kerugian
besar sering terjadi di sepanjang sungai banjir mendadak yang disebabkan oleh massa besar salju
mencair.

Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu unsur utama UIE cuaca-dari sudut pandang petani dan
memainkan peran penting dalam perubahan kondisi agroklimatnya dari satu tempat ke tempat.Oleh
karena itu, diatur terpisah dari unsur lainnya iklim. Kelembaban, sebenarnya, adalah keadaan atmosfer
terhadap bentuk gas H2O, yaitu uap air di dalamnya.

Dari banyak pengaruh yang mungkin bermanfaat kelembaban atmosfer tinggi terhadap
pertumbuhan tanaman dua adalah yang paling penting. Pertama tanaman, banyak dapat menyerap
kelembaban udara langsung dari undersaturated kelembaban tinggi. Kedua, kelembaban mempengaruhi
fotosintesis di dalam daun tanaman. Kebanyakan tanaman tumbuh dengan baik pada kondisi
kelembaban udara tinggi, karena sangat sering jenuh udara benar-benar berhenti transpirasi. Fortanier
(1957) menemukan bahwa tingkat berbunga kacang tanah meningkat dengan meningkatnya
kelembaban. Kelembaban tinggi di malam hari dianggap paling menguntungkan bagi tanaman. Breazeale
dan McGeorge (1953) telah membuktikan bahwa jagung dan tanaman tomat yang ditanam di bawah
kondisi kelembaban tinggi tidak hanya bertambah berat badan lebih tetapi mengembangkan sistem akar
yang lebih baik.Selama musim panas kering, tanaman sering menunjukkan respon pertumbuhan jelas
berbeda dengan hujan yang accompanier 'dengan kelembaban rendah (Chang, 1968). Jadi dapat
disimpulkan bahwa thines lainnya sama, efisiensi penggunaan air akan meningkat dengan kelembaban
yang lebih di udara.

Dew dan Hoar-Embun Beku

Sumber utama air untuk tanaman di daerah pertanian yang paling hujan atau irigasi. Di banyak
bagian dunia, bagaimanapun, tidak hujan atau air tanah tampaknya cukup untuk pengembangan
vegetasi. Di daerah tersebut kita harus mencari sumber lain dari air. seperti embun, embun beku-es,
kabut dan kabut dan mungkin kontribusi mereka terhadap pertumbuhan tanaman.Sementara komputasi
keseimbangan air, curah hujan harian sama dengan atau lebih dari 0,254 mm diperhitungkan. Namun,
embun, embun beku-es, kabut dan kabut biasanya diabaikan karena tidak signifikan kontribusi mereka
untuk anggaran air.

Embun-embun beku dan embun beku memiliki tiga efek yang berbeda dari sifat murah hati
terhadap pertumbuhan tanaman. Pertama, mereka mencapai tanah saat air mengalir dari daun, dan
dengan demikian membuat diri mereka tersedia untuk tanaman, pengisi dalam proses kelembaban
tanah untuk tingkat tertentu. Kedua, air diserap oleh permukaan daun yang mengembun, dan digunakan
langsung oleh tanaman karena penyerapan cepat dengan daun muda. Ketiga, mereka meningkatkan
pertumbuhan tanaman bydelaying kenaikan suhu daun pada pagi hari berikutnya, sehingga mengurangi
laju evapotranspirasi. Sejak zaman kuno, embun telah terakumulasi di kolam embun di daerah gersang
mungkin untuk keperluan pertanian (Boyko, 1955).

Kabut dan Mist

Kabut, itu adalah kabut yang sangat tebal, benar-benar sangat mirip dengan awan rendah
menggantung dan tampak sebagai massa padat tetes wrier kecil di lapisan bawah atmosfer. Ini dapat
terbentuk baik oleh penguapan air hangat di udara cukup dingin atau oy pendingin udara sedangkan
dalam kontak dengan tanah. Kabut disebabkan oleh kondensasi uap air di udara.Kondisi yang
menghasilkan kabut dan kabut tidak jauh berbeda dari orang-orang yang menghasilkan embun.

Sinar matahari merupakan faktor penting fisiologis besar untuk tanaman karena membantu dalam
pembentukan klorofil dan mempercepat proses fotosintesis. Proses fotosintesis melibatkan produksi
khusus, zat gula berbasis menjaga tanaman hidup. Ini adalah tindakan yang dihasilkan oleh sinar
matahari pada masalah hijau (klorofil) di daun. Ini menjelaskan ketergantungan tanaman pada cahaya
matahari untuk makanan dan pertumbuhan. Sumber sinar matahari adalah matahari dan atribut yang
tergantung pada sinar matahari.Jumlah cahaya yang jatuh di bumi bervariasi dari satu tempat ke tempat,
namun intensitas, kuantitas dan durasi bergantung pada garis lintang, ketinggian, musim dan kondisi
atmosfer di suatu tempat tertentu. Pada semua tempat di khatulistiwa, matahari bersinar selama 12 jam
sehari sepanjang tahun. Namun, jauh dari equator: menuju kutub hari-hari menjadi semakin lebih lama
selama musim panas. Reverse adalah kasus selama musim dingin saat hari relatif lebih pendek. Hal ini
tampaknya untuk memperhitungkan fakta bahwa tanaman musim panas yang jatuh tempo cepat
daripada yang musim dingin sejak mantan bisa mendapatkan cahaya yang diperlukan dan sinar matahari
pada periode minimum yang mungkin.

Curah Hujan

Curah hujan sebagai parameter ekologi utama IRA menciptakan berbagai usaha pertanian, jenis
atau sistem di dunia. Ini adalah unsur cuaca dominan yang mempengaruhi intensitas dan lokasi dari
sistem pertanian dan pilihan petani perusahaan. Hal ini juga menjadi bahaya iklim untuk pertanian bila
ditandai dengan kejarangan, konsentrasi, intensitas, variabilitas, dan bisa diandalkan. Di India, misalnya,
di mana pun hujan adalah padi berlimpah adalah populer juga sebagai tanaman umum; di mana
kekeringan sementara memaksakan memeriksa pertumbuhan tanaman, pilihan petani jatuh pada
budidaya sorgum, dan kondisi umum yang membatasi perusahaan terutama untuk pertumbuhan dari
millet bulrush. Jadi, variasi karakteristik curah hujan mempengaruhi pertanian secara keseluruhan, dan
oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengetahui secara rinci. Mereka menjadi lebih halus ketika
tanaman tersebut. dipengaruhi oleh kondisi kelembaban di menabur, perkecambahan, menembak,
menguntit dan pos dan pada jatuh tempo, pemanenan dan pengirik. Air memang merupakan faktor
dasar dalam semua bidang tanaman-produksi. Ini semua lebih penting di daerah minimal, dimana curah
hujan rata-rata atau normal pada umumnya diperlukan untuk produksi tanaman sukses. Di daerah
seperti sistem produksi tanaman harus lebih atau kurang berkorelasi dengan faktor kelembaban (Klages,
1958).

Efektivitas Curah Hujan

Curah hujan efektivitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah aktual: ainfall minus mungkin
penguapan total (Monkhouse dan Wilkinson, 1967). Ukuran hujan yang jatuh dalam waktu singkat
mantra biasanya jauh lebih signifikan dari total rata-rata aktual atau dalam jangka waktu lama. Yang
penting adalah, konsentrasi, intensitas dan kehandalan curah hujan dan evapotranspirasi. Ini
menentukan efektivitas curah hujan-baik secara kolektif maupun individu .

Kuantum curah hujan dan jumlah hari hujan mungkin cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan produksi tanaman tahunan yang sukses, asalkan mereka begitu alami tersebar bahwa hujan
diterima pada waktu diperlukan. Namun, tidak demikian sejauh intensitas curah hujan, kehandalan, dll
prihatin. Sebagai ekspresi, intensitas curah hujan adalah kecepatan di mana hujan turun dalam waktu 24
jam. Hal ini penting karena mempengaruhi intensitas erosi tanah oleh hujan dan manfaat air hujan untuk

pertanian. Intensitas rata-rata (i) curah hujan dapat dihitung sebagai I= (Monkhouse dan V.Rilkinson,
1971), di mana A adalah total curah hujan selama periode tertentu dan n adalah jumlah jam hujan
atau jumlah hari hujan.

Curah Hujan Keandalan

Curah hujan adalah variabel iklim yang paling penting menanamkan perintah kehendak atas
penggunaan lahan pertanian. Jika curah hujan dianggap dalam hal tahunan, total bulanan dan mingguan,
itu dapat menimbulkan kesan salah. Ini adalah penyimpangan curah hujan depan angka berarti bahwa
benar-benar penting, khususnya di bidang pertanian tropis dan subtropis.Hal ini dapat juga berlaku
untuk area pertanian yang menjanjikan lainnya lintang rendah. Tidak ada penilaian hujan dapat berarti
tanpa penghargaan terhadap variabilitas dalam jumlah dari musim ke musim dan tahun ke tahun. Kecuali
dalam beberapa sektor global, curah hujan terbatas di hampir semua distribusi musiman tersebut. Ini
adalah fakta menyedihkan bahwa salah satu karakteristik curah hujan adalah lokalisasi ekstrem.

Variasi jumlah curah hujan dari satu periode ke lain adalah akun tidak kecuali ini terkait dengan
kebutuhan air tanaman, yang dapat secara tepat dan techinically didefinisikan sebagai 'konsumtif
digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkirakan probabilitas dari jumlah yang ditentukan
'hujan dapat diperoleh dalam waktu satu tahun orduring tanaman-musim.Sebuah metode statistik
standar probabilitas digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya curah hujan di atas nilai kritis
kelembaban, yaitu penggunaan-konsumtif dari tanaman penting. Batas-batas curah hujan kritis (nilai
kritis) untuk berbagai tanaman (gandum, barley, gram, tebu, beras, dll) bisa diperbaiki dengan
memperhatikan penggunaan-konsumtif dari air dalam mm per hari. Kemungkinan terjadinya nilai kritis
tertentu dapat dikerjakan oleh persamaan:
d=

Dimana x adalah nilai kritis yang ditetapkan, x adalah nilai rata-rata dan s adalah standar deviasi. Hasil
yang diperoleh demikian, d diperlukan untuk mengacu pada tabel Fungsi Distribusi Normal, yang
memberikan probabilitas dalam persentase. Dengan demikian, laporan yang dihasilkan probabiiity
sebenarnya akan menjadi estimasi risiko tanaman jangka panjang dan merupakan ekspresi dari
kebutuhan untuk mengembangkan fasilitas irigasi pada wilayah yang dinyatakan cocok untuk budidaya
tanaman yang paling menguntungkan.

Evapotranspirasi Potensial

Dari perbandingan curah hujan bulanan dengan evapotranspirasi potensial untuk berbagai stasiun
suatu daerah, sangat mungkin untuk memperoleh gambaran tentang distribusi spasial dan periode
pasokan air, dan defisiensi (air pola keseimbangan) dalam hubungannya dengan curah hujan
bulanan . Dengan demikian ada kemungkinan bahwa setiap perhatian penyidik akan difokuskan pada
sifat dari masalah air dan persyaratan di suatu daerah untuk peternakan tanaman sukses.

Thornthwaite dan Mather (1955) mendefinisikan PE sebagai jumlah air yang akan hilang dari
permukaan vegetasi completelycovered.with jika ada. Metode neraca air adalah suatu penelitian dari
jumlah air bergerak melalui ycle-hidrologi, atau kontinuitas aliran air. Untuk situasi apa pun,
keseimbangan air mungkin didefinisikan oleh parameter berikut:

Ppt - (PE-D) ± 5 ± Sc, di mana P pc adalah curah hujan tersebut; FE adalah evapotranspirasi
potensial; D adalah defisit; S adalah surplus dan Sc perubahan penyimpanan. Moisture masukan
hanyalah sebuah fungsi dari karakteristik spasial dan temporal curah hujan.Jika jumlah curah hujan lebih
besar dari PE dan tanah berada pada kapasitas lapangan, surplus air akan terjadi. Tanah dan karakteristik
vegetasi bersama-sama mempengaruhi penyimpanan kelembaban tanah. Perubahan penyimpanan
adalah ekspresi dari perbedaan kelembaban membawa overs dari satu tahun ke tahun berikutnya karena
jumlah yang berbeda dari kelembaban tanah yang digunakan setiap tahun. Moisture defisit adalah
ekspresi kuantitatif dari jumlah air yang tidak tersedia baik oleh curah hujan atau irigasi untuk
mengimbangi kebutuhan air atau PE. Dasar (1948) klasifikasi iklim Thornthwaite adalah indeks
kelembaban berasal dari hubungan nilai tahunan dari surplus kelembaban, defisit kelembaban dan
evapotranspirasi potensial.
Moisture Index (I.,) diberikan sebagai :

Nilai-nilai negatif dari Im menunjukkan kering dan nilai-nilai positif menunjukkan iklim
basah.untuk menurunkan berat badan lebih rumus di atas diberikan kepada surplus daripada
defisit.Mather (1963) benar menunjukkan bahwa lebih,. Veightage faktor surplus tidak dibenarkan
mengisi ulang kelembaban tanah dalam satu musim sejak membaca dengan surplus air tidak dapat
mengkompensasi defisit pada musim lain.

Oleh karena itu, Moisture Indeks dapat diberikan sebagai:

Dengan menerapkan formula adonan di atas, yang diperoleh Mois; Indeks ure untuk banyak
stasiun yang baik suatu wilayah dapat dipetakan dan daerah dibagi menjadi iklim dikenali.
Secara keseluruhan., Curah hujan tetap merupakan faktor utama membatasi potensi pertanian
dan peternakan di daerah-daerah pertanian utama di dunia. Dengan menekan potensi irigasi, lahan
kering marjinal, kegiatan pertanian di dalamnya dapat diperpanjang. Variasi luas dalam jumlah curah
hujan, probabilitas menguntungkan diabaikan dan defisit kelembaban tanah akut membuat semua aspek
konservasi air dan bijaksana perencanaan sumber daya air sangat penting. perencanaan seperti itu akan
menjadi nilai imnrense baik untuk individu petani dan bangsa secara keseluruhan. karena mempercepat
laju ekonomi pertanian secara keseluruhan.

Tanah
Tidak seperti iklim, tanah tidak harus dianggap sebagai bagian dari anugerah alam sebuah
aria.Bahkan, itu adalah pertanian yang mengubah tanah, kecuali tanah perawan tertentu yang mobil,
menyimpan karakteristik asli mereka. Secara keseluruhan, tanah merupakan dasar fisik untuk
perusahaan pertanian. Pertanian adalah usaha dan tanah yang baik adalah bagian dari-saham
perdagangan petani-. tanah yang baik adalah baik apabila orang yang menggunakan bijaksana dari
mereka. Kami standar hidup yang bergantung pada pertanian terutama sering ditentukan oleh kombinasi
dari fisik, kimia dan biologi tanah, dan tanaman dan ternak mengangkat pada mereka. Jadi, tanah
diberkahi dengan kombinasi yang tepat dari tekstur, garam dan humus menghasilkan hasil yang
baik. Peradaban besar hampir selalu berkembang pada tanah yang baik, aluvial pada khususnya. Selain
itu, peradaban aluvial kebesaran mereka hanya ditahan selama mereka benar dieksploitasi dan
menempatkan mereka untuk menggunakan tanah yang baik. Dalam eksploitasi India bijaksana dan
penyalahgunaan tanah telah sangat dirugikan beberapa dari mereka. Ketat tindakan untuk melindungi
dan meningkatkan sumberdaya lahan berharga ini disebut foi.

Pertumbuhan tanaman ditentukan hingga batas tertentu dengan jumlah nutrisi dalam
tanah.Ketiga nutrisi, yaitu, nitrogen, fosfor dan potasium, berkontribusi untuk kesuburan tanah. Ini harus
dipelajari secara mendalam. Selain itu, situs tanah juga harus dipertimbangkan. untuk itu tergantung
pada kedalaman, kematangan, dan drainase. Tanah di lembah, waduk dan pada tingkat dataran yang
lebih dalam dan mencapai keadaan lebih dewasa dari tanah di lereng. Oleh karena itu. yang pertama
adalah dari fecundit jauh lebih besar. daripada yang kedua.

Sumber daya tanah sangat penting, dan ini harus hati-hati menghemat, sehingga mereka
dilestarikan dan tidak dieksploitasi. Eksploitasi bisa mendatangkan membangunkan tanah yang
perusakan dan penipisan melalui erosi dan penyalahgunaan. Tanah kelelahan dan deplesi adalah
fenomena biasa dalam iklim banyak hingga batas tertentu. Tapi secara ilmiah dan teknis, kandungan
kimia tanah seperti kalsium karbonat materi, organik, nitrogen, nilai pH, konduktivitas listrik, garam
terlarut dan tukar, dll bertanggung jawab untuk dimodifikasi dan tidak lebih faktor pembatas
menghalangi pencapaian hasil tinggi.

Klasifikasi tanah dengan Referensi Pertanian

Selama zaman kuno di India, tanah dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu, Urvara dan, Anurvara
atau Usar. Pada abad keenam belas lahan pertanian diklasifikasikan berdasarkan kesesuaian tanah untuk
tanaman yang ditentukan oleh sumber irigasi. Itu Barani, Nehri, Sah'abi dan Abi.Kemudian, pada abad
kesembilan belas beberapa negara bagian di India dibagi ke dalam lingkaran penilaian. Divisi ini khusus
sesuai dengan tekstur permukaan tanah dan ketersediaan air dan sumber irigasi, yang collectivily
menentukan produktivitas tanah dan pola pertanian.Berdasarkan informasi tersebut lahan tersebut
dikelompokkan ke dalam Barani, Nehri, Khaddar, Bhangar, Chhachhra. Naili, Rohi, Rangoi, Bagar. Tibba,
Tal, Bet, dan sejenisnya. Namun demikian, klasifikasi tanah pada jalur ilmiah dilakukan hanya pada
pertengahan abad kesembilan belas ketika Survei Geologi India didirikan (1846). Per investigasi awal,
Voelkar (1893) dan Leather (1898) diakui lima kelompok utama berkaitan dengan tanah kompleks
regional iklim dan regolith, yaitu, tanah aluvial, tanah yang berpasir, tanah hitam, yang laterit tanah dan
ted tanah. Kemudian, kepentingan ilmiah dalam penyelidikan rinci dan komprehensif tanah di Punjab
dahulu, berdasarkan properti dari permukaan tanah, dinyalakan oleh Lander (1929) yang menerbitkan
sebuah risalah panjang tentang subyek dalam tahun yang sama Profil studi tentang tanah dimulai pada
tiga puluhan ketika Taylor et al. (1936) menganalisis beberapa profil tanah biasa dan menerbitkan
sebuah account yang panjang di tahun yang sama. Salah satu upaya penting untuk mengklasifikasikan
tanah di Punjab komposit dengan mengikuti sistem baru klasifikasi tanah Amerika Serikat, Aproksimasi 7
yaitu dengan suplemen terbaru (1967).

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah salah satu, karakteristik penting fundamental dan permanen karena
sebagian besar pengaruh struktur, porositas, adhesi dan konsistensi tanah. Pentingnya juga mewujud
dalam pengaruhnya terhadap kegiatan mikrobiologi dan perilaku fisikokimia tanah.Selain itu,. tekstur
sangat penting karena sangat menentukan retensi air dan transmisi sifat dlm jaring-jaring. Pasir dapat
menguras terlalu cepat; dalam tanah lempung inclividu;: 0,1 port juga kecil untuk drainase yang
memadai. Lempung lanau mana proporsi tinggi, penetrasi akar. Secara umum, tekstur tanah liat yang
terbaik untuk pertumbuhan tanaman.
struktur tanah mengacu pada cara di mana soifparticies, baik primer dan secoadary, dikelompokkan
bersama menjadi potongan-potongan yang lebih besar. Ini diselenggarakan bersama oleh koloid
tanah. Fenomena ini:. N diakui sebagai salah satu karakteristik yang penting dari massa tanah karena
pengaruh tanah yang berkaitan dengan aerasi, kelembaban, temperatur, permeabilitas dan kapasitas
menahan air.

Karena pertumbuhan tanaman dan produksi adalah fungsi utama dari tanah ditanami, kriteria
klasifikasi mereka harus agronomi, yaitu, berdasarkan pada tekstur atau fisik-kimia make-up.Klasifikasi
tanah untuk tujuan perencanaan harus lebih didasarkan pada kemampuan pertanian mereka daripada
on-karakteristik genetik mereka. Klasifikasi agronomi dan umum tanah di India enam kategori utama.

Klasifikasi agronomi dan umum tanah di India adapun karakteristik kategori utama sebagai berikut:

1. Tanah aluvial (Aluvial sungai yaitu aluvium pantai, aluvium delta, garam dan alkali tanah, tanah aluvial
berkapur dan tanah pedocal cokelat) di India memiliki kesuburan alam yang besar.Tanah ini, secara
keseluruhan, terdiri dari 23,40 persen dari total tanah penutup. Ini adalah oleh tar tanah terbesar dan
yang paling penting, memberikan kontribusi terbesar untuk pangsa pertanian kekayaan negara. Tanah ini
sangat cocok untuk budidaya berbagai tanaman, seperti gandum, beras, tebu, dll, namun, di beberapa
tempat, gram, barley, jagung, dll ditemukan tanaman umum yang paling 'mengangkat atas tanah.
2. Tate tanah berpasir (tanah padang pasir dan tanah yaitu cokelat abu-abu) terdiri dari pasir acolian (90-95
persen) dan tanah liat (5 hingga 10 persen). Tanah ini sangat ringan dan terdiri dari sekitar 8,46 persen
dari nasional tanah penutup. Ini cocok untuk tanaman toleran garam tinggi, seperti barley, pemerkosaan
dan kapas,dan juga media tanaman toleran garam seperti gandum, millets, jagung dan kacang-kacangan.

3. Tanah hitam (yaitu tanah hitam pekat, hitam tanah menengah, hitam tanah dangkal, tanah merah dan
hitam dicampur) ditemukan pada berbagai batuan, seperti basait dan gneisses schists. Berkenaan
dengan kesuburan, tanah ini lebih lanjut dapat diklasifikasikan sebagai tanah hitam pekat, hitam tanah
menengah, hitam tanah dangkal dan miskin tanah merah dan hitam dicampur. Di kategori ini bersama-
sama menutupi seluruh 24,12 per penyewaan total tanah penutup country_ The saluran intensif
dibudidayakan di mana terjadi curah hujan yang memadai sesuai bertengger untuk kapas, gandum dan
jowar. Tapi di mana fasilitas irigasi yang telah dibuat beras tersedia dan tanaman tebu juga sama
pentingnya.

4. Tanah merah biasanya yang mencakup batu cuaca yang mendasari berbagai jenis.Berdasarkan kapasitas
produksi mereka ini dapat dikategorikan sebagai tanah liat merah. merah-serak tanah dan tanah liat
merah-kuning. Mereka, bagaimanapun, secara kolektif merupakan 29,08 persen dari total tanah
coven. Mereka umumnya kekurangan nitrogen, fosfor dan humus, dan juga sangat berbeda dalam
kedalaman dan kesuburan. nilai pertanian mereka, karena itu, sangat tergantung pada sejauh mana
irigasi dan pemupukan. Berbagai besar tanaman, seperti padi, jowar, ragi dan kapas, yang tumbuh di
bawah irigasi tetapi tanaman seperti millets, pulsa dan bahkan gram yang dibesarkan dalam kondisi
hujan-makan.

5. Tanah laterit ini terbentuk dari pelapukan atmosfer beberapa jenis sisa-batuan, laterit khususnya, di
bawah iklim, sesekali panas lembab. Pencucian dan mencuci dari nutrisi tanaman karena pelapukan
kimia tidak biasa. Bagian keseluruhan tanah tersebut adalah 4,30 persen dari eovea tanah nasional
Mereka dukungan teh. kopi, karet, dan perkebunan kelapa ketika manured dan irigasi. Pada tempat-
tempat, di mana laterit dialihkan ke tingkat yang lebih rendah dengan aksi aliran qourishes padi.

6. Selain itu, kelompok tanah lainnya yang terdiri dari tanah bukit, tanah sub-montana atau podsolik,
gunung tanah padang rumput, tarai tanah, dan tanah tulang, gletser dan tutupan salju permanen dapat
juga diperhitungkan. Mereka mencakup 10,64 persen dari total tanah penutup

yang memiliki berbagai tekstur tanah, warna, bantuan dearrie profil pembangunan. Mereka biasanya
kekurangan nitrogen, fosfor dan humus Ini I3 cukup sulit untuk mengembalikan nitrogen dan bahan
organik tingkat perawan tc di tanah ini. Tapi dengan aplikasi liberal residu tanaman, pupuk hijau, pupuk
pertanian, dan kacang di rotasi, nitrogen dan kadar organik dari tanah dapat dipertahankan. Hutan tanah
cocok untuk kebun tanaman, pohon-pohon hutan, jagung, dan gandum. Mereka dapat digunakan untuk
padi dan tanaman perkebunan setelah terasering.

Masalah Tanah Mempengaruhi Pertanian

Hampir semua jenis tanah memiliki masalah meskipun intensitas derajat mereka mungkin berbeda dari
tanah ke tanah dan dari tempat ke tempat lain. Namun, masalah yang paling umum yang mempengaruhi
tanah pertanian potensial adalah:

 keasaman salinitas--alkalinitas, menyebabkan kekurangan nutrisi kimia-biologis;


 pengambilan air dalam tanah menyebabkan penurunan tanah dan perubahan pola tanam,
 tanah kekurangan air, dan
 erosi tanah

Semua masalah ini mempengaruhi di atas semua hasil cror, dan menghambat kesejahteraan pertanian
secara umum.

Masalah-salinitas-keasaman tanah alkalinitas telah menjadi hal penting Masalahnya adalah


membatasi pemanfaatan ekonomi sumberdaya lahan yang tersedia, dan terkait dengan pertanian, ilmu
bumi dan air serta pengaturan lingkungan. Salinitas-alkalinitas merupakan faktor pembatas dalam hal
kesuburan, khususnya pada kondisi irigasi negara-negara berkembang daerah semi-gersang dan
gersang. Selanjutnya, salinitas dan alkalinitas tanah dan air yang membahayakan kondisi biosfer yang
sangat diperlukan bagi tanaman. hewan dan manusia.

Masalahnya adalah luas-tersebar di banyak negara di dunia, terutama di India, Amerika Serikat,
Uni Soviet, Australia, Hongaria, Rumania, Yugoslavia, Cekoslowakia, Afrika beberapa: negara, Mesir,
Pakistan, Iran, Irak, orang Israel, Turki, Cina , dan Mexico Saline daerah adalah AISC ditemui pada daerah
pesisir Britania, Belanda, Jerman, Denmark, Italia, Prancis, Nora Afrika dan daerah lainnya (Yadav, 1977).
Reaksi tanah atau pH tanah merupakan ciri penting dalam analisa sampel tanah pada rekening di
berbagai tahapan penting dalam pembangunan tanah, secara langsung pada dampak kegiatan mikro-
biologis, hal: peran dalam menentukan ketersediaan dan serapan hara berbagai tanaman, dan akhirnya
perusahaan relationshir dekat dengan konstituennya tanah lainnya.Tanah reaksi dinyatakan dalam hal
nilai pH, yaitu, timah konsentrasi ion hidrogen (H) dalam larutan tanah, sehubungan dengan ion negatif
chargee hidroksil (OH). Itu adalah ukuran keasaman tanah atau alkalinitas. Hya'roger ion bermuatan
positif di dalam tanah, niake olution untuk kondisi asam.

Salinitas berarti keunggulan klorida dan natrium sulfat, kalsium dan magnesium dalam tanah
dalam jumlah yang cukup untuk dapat serius mengganggu pertumbuhan tanaman yang paling.tanah
semacam itu termasuk di antara orang-orang yang ditunjuk oleh Hilgard (1911) tanah putih sebagai
'alkali sejak pengerakan permukaan, jika ada, adalah terang dalam warna.Telah banyak dilakukan untuk
merebut kembali tanah pertanian yang baik di bagian barat laut India. Garam cukup tinggi di daerah yang
terkena salinitas.Alkalinitas menyiratkan dominasi garam natrium, Karbonat khususnya Meskipun garam
dari tanah alkali yang agak berbeda dalam sifat kimia garam dari tanah garam, baik tanah terjadi di
wilayah yang sama. Permukaan tanah alkali yang berubah warna oleh humus terdispersi dilakukan ke
atas oleh kapiler alkali nama air-maka hitam yang sering digunakan. Tanah ini sering berada di daerah
kecil yang disebut tempat licin dikelilingi oleh tanah yang produktif. Alkali tanah menempati daerah
drainase agak lebih baik dari tanah garam dan mungkin berasal dari kedua oleh penghilangan garam
terlarut lebih. Pada tanaman ini tahan alkali tanah ditemukan. Dengan perbaikan drainase-oleh
intervensi manusia, atau oleh alam-stline procecses atau alkali tanah yang diubah oleh pencucian garam
ke dalam tanah sedikit asam. Salinitas dipengaruhi oleh garam terjadi secara luas di daerah-daerah
pertanian dikembangkan meliputi sekitar 952.060.000 hektar seperti yang diperkirakan oleh Szabolcs
(1917). Juga telah diperkirakan bahwa sekitar tujuh juta hektar tanah yang terkena garam ditemukan di
India (Abrol dan Bhumbla, 1971). saluran ini terutama terbatas di utara dan barat laut, khususnya di
Bihar, Uttar Pradesh, Punjab, Haryana, Rajastnar

Pengalaman ilmuwan tanah tentang irigasi sebagai barikut:

Sen(1958) dan Abrol dan Bhumbla (1973) pada khususnya. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan
adanya saluran irigasi, ketika delta besar irigasi yang diterapkan pada interval yang bervariasi, garam
cenderung menyebar ke atas dan mengganggu pertumbuhan tanaman Atau, dengan intensifikasi di
saluran irigasi, air naik secara signifikan dan setelah itu dalam waktu dua meter, ia cenderung untuk
bertindak sebagai sumber garam terus menerus larut dalam profil tanah. Garam larut umumnya
menumpuk di beberapa daerah, tetapi di daerah di mana irigasi belum dikelola dengan baik, akumulasi
garam permukaan adalah fitur umum. Garam pokok dalam tanah termasuk klorida dan sulfat natrium
dan kalsium dan ke tingkat yang jauh lebih rendah karbonat. Alih-alih, menjadi seorang agen untuk
menciptakan pembangunan pertanian yang baru, irigasi, pada tahap ini.
Dalam setiap skema drainase, persyaratan pertanian yang sampai sekarang kurang menerima
perhatian Karena itu, harus diambil sebagai titik awal, dimana pengeringan yang tepat waktu dari jumlah
kelebihan air (drainase koefisien sebagai fungsi dari iklim dan agro- parameter DAS) tanpa menyebabkan
kerusakan pada tanaman yang menjadi pertimbangan utama. Sistem drainase dan jarak saluran drainase
juga mungkin diperlukan untuk melakukan tugas menjaga air tanah yang dibutuhkan dan juga sebagai
penyimpanan untuk memasok air ke tanaman selama periode kering atau musim kering.

Metode dasar mengeluarkan kelebihan air dari tanah terendam air adalah drainase permukaan, dan
drainase vertikal.

Drainase Permukaan

Drainase permukaan adalah pembuangan air hujan selisih lebih dari permukaan tanah melalui
sistem drainase yang terbuka dengan outlet yang memadai. drainase permukaan sangat membantu
dimana tanah dalam dengan tingkat infiltrasi rendah,intensitas curah hujan tinggi.

Drainase Vertikal

Keberhasilan drainase vertikal tergantung pada keberadaan akuifer yang menguntungkan dan air
permukaan untuk mengangkat tanah di dasar Dan kualitas air yang baik dapat digunakan kembali untuk
tujuan irigasi. Prinsip drainase vertikal pertama kali digunakan pada tahun 1919 selama pengembangan
irigasi di lembah sungai Garam dari Arizona di Amerika Serikat. Selanjutnya, di daerah irigasi Murray di
Australia, sistem ini telah berhasil mencoba untuk reklamasi garam dan air tertinggal daerah. kondisi
serupa ada di dataran Indo-Gangga di bagian utara India.Dalam dataran Punjab Haryana air permukaan
telah berhasil diturunkan melalui pemompaan sumur bor. Singkatnya, pola tanam di berbagai bagian
India telah mengalami perubahan yang cepat karena situasi yang dibuat oleh perusakan air. Sebagai
contoh, pada tanaman Haryana seperti gram dan Bajra telah kehilangan tanah, dan budidaya gandum,
tebu dan jowar juga menjadi sulit karena stagnasi hujan dan air banjir selama beberapa bulan.

Daftar Fustaka:

 http://fp.uns.ac.id/~hamasains/BAB%20IIdasgro.htm
 http://tumpalsinambela.wordpress.com/tag/pengertian-pertanian/

 http://wiki.answers.com/Q/What_is_Agricultural_Geography

 Harjadi, Sri Styati. Pengantar Agronomi. 1984. PT Gramedia. Jakarta

http://www.geografi.web.id/2010/02/geografi-pertanian.html

Sumber : http://herodigeo.blogspot.com/2010/08/geo-geografi-pertanian.html

Anda mungkin juga menyukai