GEOGRAFI PEMBANGUNAN
“Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah”
DOSEN PENGAMPU:
Novela Juliana S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Ovi Nursela (12011320082)
Thasya Putri (12011323083)
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarokatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pembangunan. Adapun yang kami bahas
dalam makalah sederhana ini mengenai “Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A...Latar Belakang.................................................................................. 1
B...Rumusan Masalah............................................................................. 3
C...Tujuan Penulisan............................................................................... 3
D...Manfaat Penulisan............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
A...Kesimpulan......................................................................................... 15
B...Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari 13.667 pulau. Luas daratan di Indonesia mencapai
1.922.570 Km2, luas perairannya 3.257.483 Km2. Jadi, luas keseluruhannya
mencapai 5.180.053 Km2, jika ditambah dengan ZEE maka luas Indonesia mencapai
7.900.000 km2, secara administrasi Negara Indonesia terbagi menjadi 33 provinsi,
menurut kecermatan yang tinggi dalam melaksanakan strategi pembangunan nasional
dan regional. Wilayah yang luas yang terdiri dari lautan juga luas, serta di beberapa
bagian daratan dan laut berbatasan langsung dengan Negara tetangga, dalam
melaksanakan pembangunan diperlukan koordinasi serta komunikasi yang
meyakinkan agar asas adil dan merata benar-benar dapat dilaksanakan. Ditinjau dari
aspek kependudukan, sifat demografi Indonesia menunjukan pemerataan yang tidak
seimbang. Perbedaan demografi secara regional baik yang berkenaan dengan unsur
fisis maupun unsur non fisis, memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan di kawasan masing-masing.
1
berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat
menyeluruh,lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi dan
Bratakusumah,2003).Pelaksanaan perencanaan ruang wilayah ini disinonimkan
dengan hasil akhir yang hendak dicapai, yaitu tata ruang. Penyelenggaraan
penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Selain itu, penataan ruang diharapkan
dapat mengefisiensikan pembangunan dan meminimalisasi konflik kepentingan
dalam pemanfaatan ruangserta meminimalisasi dampak bencana yang akan
muncul seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan kualitas lingkungan
penduduk terutama di perkotaan akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan
dengan rencana tata ruang (Pemendagri No. 28,2008).
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dari geografi pembangunan ?
2. Bagaimana tujuan atau sasaran dari geografi pembangunan?
3. Bagaimana manfaat perencanaan wilayah dalam pembangunan?
4. Bgaimana Fungsi perencanaan wilayah dalam pembangunan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari geografi pembangunan.
2. Untuk mengetahui tujuan atau sasaran geografi pembangunan.
3. Untuk mengetahui mandaat perencanaan wilayah dalam pembangunan.
4. Untuk mengetahui fungsi perencanaan wilayah dalam pembangunan.
D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana defenisi,tujuan, manfaat dan fungsi
perencanaan wilayah dalam pembangunan, sehingga pembaca dan pemakalah lebih
memahami materi .
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Geografi Pembangunan
Cabang geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada
dekade 1980-an oleh para ilmuwan Eropa, khususnya dari Belanda. Beberapa dekade
kemudian disiplin ilmu ini berkembang di Indonesia. Geografi pembangunan dapat
menjelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah saling berkaitan dengan
ilmu-ilmu sosial terutama hal-hal yang berhubungan dengan fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep, dan
teori-teori sosial yang ada.
4
memperhatikan segala aspek kehidupan masyarakat.Ada tiga unsur dalam setiap
usaha pembangunan yang saling terkait dan saling mendukung terlaksananya
pembangunan, yaitu:
1. Manusia,
5
meneliti dan mendeskripsikan seluruh fenomena geografi, menganalisis dampak, dan
mengevaluasi hasil pembangunan. Ruang lingkup geografi terbagi tiga yaitu:
6
pendekatan yang menekankan kegiatan manusia atau kegiatan penduduk di
suatu daerah atau di suatu wilayah yang bersangkutan. Hal-hal yang
berkenaan dengan aktivitas manusia atau penduduk tersebut menjadi sorotan.
Pendekatan regional merupakan pendekatan antara lingkungan dengan
aktivitas manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan tentunya
berdampak pada aspek ruang tertentu seperti perubahan lingkungan.
Pendekatan regional menekankan dampak tersebut terhadap keruangan.
7
wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang sifatnya kompleks dan
pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang bervariasi juga. Selain itu,
setiap masalah disebabkan lebih dari satu faktor dan biasanya bersifat
kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis yang kompleks untuk mencari
solusi secara lebih luas dan kompleks pula. Pendekatan itu merupakan
kombinasi antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Begitu pula
dengan analisisnya, tentu menggabungkan analisis keruangan dan analisis
lingkungan
8
persentasi pembagian ruang dalam suatu wilayah, data geografi juga dapat
digunakan untuk menentukan lokasi ideal untuk pembagian ruang tersebut.
Geografi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aspek fisik dan non-fisik
suatu wilayah, menawarkan sebuah perangkat pembangunan yang cukup holistik.
Dengan penggunaan ilmu geografi, pembangunan menjadi terintegrasi antara
pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.
Hasil kajian geografis seperti karakteristik batuan, karakteristik tumbuhan,
karakteristik iklim, dan perilaku masyarakat di suatu wilayah, dengan
menggunakan metode analisis geografis, dapat dijadikan acuan pembuatan
kebijakan regulasi pemerintah dalam hal pembanguan, Ilmu Geografi berperan
dalam membentuk konsep pembangunan holistik yang mengedepankan integrasi
semua aspek, baik fisik maupun non-fisik.
Dengan meningkatnya kesadaran akan penggunaan ilmu geografi dalam
proses pembangunan, diharapkan pembangunan di Indonesia tidak hanya
memperhatikan sisi pembangunan ekonomi semata, namun juga memikirkan
dampak lingkungan serta sosial dari suatu proses pembangunan.
Ada tiga unsur dalam setiap usaha pembangunan yang saling terkait dan
saling mendukung terlaksananya pembangunan, yaitu:
1. Manusia,
2. Sumberdaya alam dan energi,
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan lingkungan.
Setiap tahap pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tahapan tersebut, pembangunan
memiliki prinsip-prinsip berupa keterkaitan ekologi, keterkaitan budaya,
memperhatikan sumberdaya (potensi) daerah atau wilayah, partisipasi masyarakat,
pemerataan (equity), keterpaduan (interdependency), keseimbangan, keserasian,
dan efisiensi. Selain itu, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
pembangunan yaitu:
9
1. Pengaruh lingkungan. setiap lingkungan memiliki karakteristik masing-
masing khususnya mengenai potensi dan kelemahannya. Karena itu,
memperhatikan lingkungan sangat memiliki andil besar dalam pembangunan.
2. Orientasi Pembangunan. Idealnya, pembangunan harus berorientasi ke masa
depan, sebab pada dasarnya pembangunan atau pengembangan wilayah
adalah proses dimana lingkungan sebagai sumberdaya dipersiapkan untuk
lebih ditingkatkan pemanfaatannya untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang.
3. Cita-cita masayarakat. Pembangunan atau pengembangan wilayah tidak
terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakat. Karena itu, setiap upaya
pembangunan wilayah idealnya selaras dengan cita-cita masyarakat dan
seimbang dengan keadaan atau kondisi lingkungan.
10
gejalagejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang.
11
sumberdaya dan aktivitas manusia serta pertumbuhan penduduk yang dimiliki
oleh masingmasing wilayah. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa
pembangunan ini hanya terkonsentrasi didaerah pusat saja dan kurang
memperhatikan daerah pendukung. Agar pembangunan dapat berjalan dengan
seimbang dan lancar maka pemerintah harus memperhatikan semua daerah tanpa
ada perlakuan khusus bagi masingmasing daerah. Pemerintah melalui undang-
undang No. 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
mengatakan bahwa, perencanaan pembangunan nasional maupun regional
merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti pola tertentu berdasarkan hasil telaah yang cermat terhadap situasi
dan kondisi yang bagus. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
merencanakan dan mengelola pembangunan melalui undang-undang No. 22
tahun 1999 revisi menjadi undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan undang-undang No. 25 tahun 1999 revisi menjadi
undang-undang No. 33 tahun 2001 tentang perimbangan Keuangan antara
pemerintah Pusat dan Daerah.
12
1. Fase Studi Idiografis, yaitu masa zaman penjajah pembangunan dan
keterbelakangan belum dibicarakan.
2. Fase Nemotetik, yaitu periode tahun 1950, pembangunan dengan
tekanan pada distribusi keruangan sudah muali dibicarakan.
3. Fase Struktural historis yaitu periode tahun 1960an, tentang
penekanan studi konteks keruangan keberbelakangan.
4. Fase Sintesa dan Fase Peninjauan Kembali yaitu fase yang dimulai
tahun 1980-an dengan meninjau kembali ide-ide geografi
pembangunan yang nomotetik dan studi tentang place pada tingkat
mikro.
13
d. Geografi sebagai ilmu yang membahas bidang fisik (Ilmu
Pengetahuan Alam/IPA) dan non fisik (Ilmu Pengetahuan
Sosial/IPS).
e. Geografi tidak hanya mengkhususkan diri mempelajari alam,
melainkan untuk mengungkapkan pentingnya alam bagi kehidupan
manusia, sehingga menjadi renungan manusia agar tidak
sembarangan mengolah alam yang pada akhirnya hanya akan
merugikan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geografi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aspek fisik dan non-fisik
suatu wilayah, menawarkan sebuah perangkat pembangunan yang cukup
holistik. Dengan penggunaan ilmu geografi, pembangunan menjadi terintegrasi antara
pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi
di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang
berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group).
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan penjelasan tentang
Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah. Demikian makalah yang kami buat,
semoga bermanfaat bagi pembaca . Meskipun penulisan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena kami hanya manusia yang adalah tempat dan dosa Kedepannya
kami lebih fokus dan detail menjelaskan dengan sumber-sumber yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-geografi.blogspot.co.id/2009/05/peranan-geografi-dalam-
pembangunan.html
DeBlij, H.J, Peter O. Muller, 1992, ”Gepgraphy. Regions and Concepts”. John Willey &
Sons, Inc, NY.
Yunus, Hadi Sabari 2005. Metode Penelitian Geografi Manusia: Pendekatan dan
Permasalahan Penelitian. Disampaikan dalam Forum Seminar Pendekatan
dan Metode Penelitian Geografi dalam Rangka Penyusunan Disertasi.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Abler, R.; J.S.Adams; P.Gould . 1971. Spatial Organization: The Geographers View of
the World. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Dangana, L and Tropp, C. 1995. “Human Ecology and and Environmental Ethics”. In
M.Archia and S.Tropp (eds.) Environmental Management: Issues and
Solution. Chichester: John Wiley and Sons.
Azzura, Siti Nur. Riyandi, Saugy, ed. "Kondisi geografis Indonesia jadi tantangan
ketahanan pangan". Merdeka.com. 11.
16