Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GEOGRAFI PEMBANGUNAN
“Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah”

DOSEN PENGAMPU:
Novela Juliana S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
Ovi Nursela (12011320082)
Thasya Putri (12011323083)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarokatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pembangunan. Adapun yang kami bahas
dalam makalah sederhana ini mengenai “Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah


membantu penulis dalam menyelesikan makalah ini. Khususnya kepada Orang tua
kami yang telah memberikan do’a dan dukungan, kepada teman-teman yang telah
ikut serta dalam pembuatan makalah ini, serta kepada Ibu “Novela Juliana S.Pd,
M.Pd” . sebagai dosen.

Kami sebagai penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam


makalah ini. Baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu, penulis berharap
makalah ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis maupun pembaca, masyarakat
dan juga ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 24 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A...Latar Belakang.................................................................................. 1

B...Rumusan Masalah............................................................................. 3

C...Tujuan Penulisan............................................................................... 3

D...Manfaat Penulisan............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4

A...Defenisi Geografi Pembangunan...................................................... 4

B...Sasaran Geografi Pembangunan........................................................ 5

C...Manfaat Perencanaan Wilayah Dalam Pembangunan....................... 12

D...Fungsi Perencanaan Wilayah Dalam Pembangunan......................... 14

BAB III PENUTUP...................................................................................... 15

A...Kesimpulan......................................................................................... 15

B...Saran................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari 13.667 pulau. Luas daratan di Indonesia mencapai
1.922.570 Km2, luas perairannya 3.257.483 Km2. Jadi, luas keseluruhannya
mencapai 5.180.053 Km2, jika ditambah dengan ZEE maka luas Indonesia mencapai
7.900.000 km2, secara administrasi Negara Indonesia terbagi menjadi 33 provinsi,
menurut kecermatan yang tinggi dalam melaksanakan strategi pembangunan nasional
dan regional. Wilayah yang luas yang terdiri dari lautan juga luas, serta di beberapa
bagian daratan dan laut berbatasan langsung dengan Negara tetangga, dalam
melaksanakan pembangunan diperlukan koordinasi serta komunikasi yang
meyakinkan agar asas adil dan merata benar-benar dapat dilaksanakan. Ditinjau dari
aspek kependudukan, sifat demografi Indonesia menunjukan pemerataan yang tidak
seimbang. Perbedaan demografi secara regional baik yang berkenaan dengan unsur
fisis maupun unsur non fisis, memberikan dasar yang berbeda dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan di kawasan masing-masing.

Landasan-landasan geografi yang perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi


regional setempat, yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, potensi
sumber daya, sosial budaya setempat, kesuburan tanah, hidrologi dan topografi region
masing-masing. Memperhatikan lokasinya, Aspek potensi sumber daya yang ada di
suatu region, terkait dengan kebutuhan pembangunan yang wajib diadakan,
memperhatikan jenis sumber daya yang ada di kawasan nantinya mampu menompang
pembangunan.

Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang


dimaksudkan untuk melakukan perubahanmenuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya
dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan

1
berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat
menyeluruh,lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi dan
Bratakusumah,2003).Pelaksanaan perencanaan ruang wilayah ini disinonimkan
dengan hasil akhir yang hendak dicapai, yaitu tata ruang. Penyelenggaraan
penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Selain itu, penataan ruang diharapkan
dapat mengefisiensikan pembangunan dan meminimalisasi konflik kepentingan
dalam pemanfaatan ruangserta meminimalisasi dampak bencana yang akan
muncul seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan kualitas lingkungan
penduduk terutama di perkotaan akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan
dengan rencana tata ruang (Pemendagri No. 28,2008).

Pembangunan suatu wilayah/kota berdampak pada perubahan sosial,


ekonomi, geografi, lingkungan dan budaya sehingga diperlukan fasilitaspenunjang
untuk melayani kebutuhan tersebut dan mendukung laju pertumbuhan di berbagai
sektor. Indikator peningkatan pembangunan suatu wilayah/kota terlihat dari sistem
fasilitasprafasilitasnya yang terpadu (integrated). Sistem fasilitas yang sistematis dan
terpadu menjadi bagian struktur ruang yang berfungsi sebagai jaringan penghubung
dan roda kegiatan dalam penataan ruang. Kemampuan fasilitas social melayani
0penduduk terlihat dari segi kuantitas dan kualitas dengan parameter
jumlah fasilitasnya, kemudahan pencapaian, waktu tempuh dan jarak wilayah layanan
menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu wilayah/kota.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dari geografi pembangunan ?
2. Bagaimana tujuan atau sasaran dari geografi pembangunan?
3. Bagaimana manfaat perencanaan wilayah dalam pembangunan?
4. Bgaimana Fungsi perencanaan wilayah dalam pembangunan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari geografi pembangunan.
2. Untuk mengetahui tujuan atau sasaran geografi pembangunan.
3. Untuk mengetahui mandaat perencanaan wilayah dalam pembangunan.
4. Untuk mengetahui fungsi perencanaan wilayah dalam pembangunan.
D. Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana defenisi,tujuan, manfaat dan fungsi
perencanaan wilayah dalam pembangunan, sehingga pembaca dan pemakalah lebih
memahami materi .

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Geografi Pembangunan

Pembangunan adalah cabang disiplin ilmu geografi yang mempelajari ataupun


mengkaji keterkaitan antara proses pembangunan suatu wilayah dengan kondisi alam
serta penduduk wilayah tersebut. Geografi pembangunan mempelajari aspek
keruangan geografi (alam semesta dengan segala isinya). Geografi pembangunan
diperlukan untuk menyusun rancangan atau perencanaan pembangunan suatu wilayah.
Memperhatikan aspek geografi dalam pembangunan berarti memperhatikan
keselarasan kebijakan mengelola alam dan hubungannya dengan manusia sehingga
tidak terjadi kerusakan alam yang justru merugikan manusia.

Cabang geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada
dekade 1980-an oleh para ilmuwan Eropa, khususnya dari Belanda. Beberapa dekade
kemudian disiplin ilmu ini berkembang di Indonesia. Geografi pembangunan dapat
menjelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah saling berkaitan dengan
ilmu-ilmu sosial terutama hal-hal yang berhubungan dengan fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep, dan
teori-teori sosial yang ada.

Peranan geografi dimanfaatkan dalam aspek keruangan dalam suatu wilayah


dalam menyusun rancangan dan perencanaan pembangunan wilayah yang
bersangkutan seperti dalam tata guna lahan, geografi dapat melakukan organisasi
keruangan (spatial organization). Data geografi membantu perencanaan dalam
menganalisis persentasi pembagian ruang dalam suatu wilayah seperti berapa persen
untuk pemukiman, industri, perkantoran, lahan konservasi, perkebunan, menganalisis
daerah rawan bencana, dan lain-lain. Selain dapat menganalisis persentasi pembagian
ruang dalam suatu wilayah, data geografi juga dapat digunakan untuk menentukan
lokasi ideal untuk pembagian ruang tersebut.

Lingkup Geografi dalam Pembangunan adalah usaha untuk memperbaiki


kondisi kehidupan masyarakat yang dilakukan oleh suatu wilayah tertentu yang

4
memperhatikan segala aspek kehidupan masyarakat.Ada tiga unsur dalam setiap
usaha pembangunan yang saling terkait dan saling mendukung terlaksananya
pembangunan, yaitu:

1. Manusia,

2. Sumberdaya alam dan energi,


3. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan lingkungan.

Setiap tahap pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup dan


kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tahapan tersebut, pembangunan
memiliki prinsip-prinsip berupa keterkaitan ekologi, keterkaitan budaya,
memperhatikan sumberdaya (potensi) daerah atau wilayah, partisipasi masyarakat,
pemerataan (equity), keterpaduan (interdependency), keseimbangan, keserasian, dan
efisiensi. Selain itu, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan
yaitu:

1. Pengaruh lingkungan. setiap lingkungan memiliki karakteristik masing-


masing khususnya mengenai potensi dan kelemahannya. Karena itu,
memperhatikan lingkungan sangat memiliki andil besar dalam pembangunan.

2. Orientasi Pembangunan. Idealnya, pembangunan harus berorientasi ke masa


depan, sebab pada dasarnya pembangunan atau pengembangan wilayah adalah
proses dimana lingkungan sebagai sumberdaya dipersiapkan untuk lebih
ditingkatkan pemanfaatannya untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang.

3. Cita-cita masayarakat. Pembangunan atau pengembangan wilayah tidak


terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakat. Karena itu, setiap upaya
pembangunan wilayah idealnya selaras dengan cita-cita masyarakat dan
seimbang dengan keadaan atau kondisi lingkungan.

Ruang lingkup disiplin ilmu geografi dalam pembangunan mencakup kegiatan


penelitian perencanaan, analisis dan evaluasi. Disiplin ilmu geografi berusaha

5
meneliti dan mendeskripsikan seluruh fenomena geografi, menganalisis dampak, dan
mengevaluasi hasil pembangunan. Ruang lingkup geografi terbagi tiga yaitu:

1. Distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia dengan aspek-aspek


keruangan permukiman penduduk.

2. Studi perbedaan area (wilayah), berupa hubungan timbal balik antara


masyarakat dengan lingkungan fisiknya.
3. Analisis wilayah secara spesifik dan kerangka kerja regional.

Pendekatan Pembangunan dalam Kajian Geografi Dalam menelaah


persoalan keruangan, geografi memiliki tiga pendekatan utama yaitu:

1. Pendekatan Analisis Spasial (keruangan), yaitu pendekatan yang mengkaji


persebaran dan penggunaan ruang.
2. Pendekatan Analisis Ekologis yaitu pendekatan yang mengkaji konsep
ekosistem dan mempelajari organisme hidup (manusia, hewan dan tumbuhan)
serta lingkungan (litosfer, hidrosfer, dan atmosfer).
3. Pendekatan Analisis Komplek Regional yaitu pendekatan ini adalah gabungan
dari pendekatan 1 dan 2. Pendekatan Analisis Komplek Regional digunakan
untuk menelaah fenomena geografis yang memiliki tingkat kerumitan tinggi
karena banyaknya variable multidimensi yang harus diperhatikan seperti
ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan.
4. Pendekatan Keruangan merupakan suatu cara pandang yang menekankan
eksistensi ruang sebagai wadah untuk mengakomodasi kegiatan manusia
dalam menjelaskan fenomena geosfer. Pelaksanaan pendekatan keruangan
mengacu pada prinsip-prinsip geografi berupa prinsip persebaran, interelasi
dan deskripsi. Pendekatan keruangan mencakup pendekatan topik,
pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional.
5. Pendekatan topik merupakan pendekatan yang menekankan berbagai topik
terhadap gejala dan masalah pada studi geografi seperti topik-topik bencana
alam dan topik-topik kondisi sosial. Pendekatan aktivitas manusia merupakan

6
pendekatan yang menekankan kegiatan manusia atau kegiatan penduduk di
suatu daerah atau di suatu wilayah yang bersangkutan. Hal-hal yang
berkenaan dengan aktivitas manusia atau penduduk tersebut menjadi sorotan.
Pendekatan regional merupakan pendekatan antara lingkungan dengan
aktivitas manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan tentunya
berdampak pada aspek ruang tertentu seperti perubahan lingkungan.
Pendekatan regional menekankan dampak tersebut terhadap keruangan.

6. Pendekatan Ekologis Ekologi adalah studi mengenai interaksi antara


organisme hidup dengan lingkungannya. Mempelajari ekologi berarti
mempelajari organisme hidup (manusia, hewan, tumbuhan, dan lain-lain)
serta lingkungannya seperti (litosfer, hidrosfer, dan atmosfer). Geografi dan
ekologi merupakan dua ilmu yang berbeda. Prinsip dan konsep yang berlaku
pada kedua bidang ilmu tersebut tentu berbeda satu sama lain. Namun ada
kesamaan objek yang saling terkait pada kedua disiplin ilmu ini sehingga
keduanya dapat saling membantu. Karena itu, pendekatan ekologi dapat
membantu geografi pembangunan. Kajian ekologi dalam geografi diarahkan
kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan
alamnya. Kajian ini disebut pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi dapat
mengungkapkan masalah hubungan persebaran dan aktivitas manusia dengan
lingkungannya, misalnya pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman,
daerah pertanian, daerah konservasi lahan, daerah perindustrian, dan
sebagainya

7. Pendekatan Kompleks Wilayah. Dalam menghadapi permasalahan keruangan


di suatu wilayah yang rumit, geografi menggunakan pendekatan kompleks
wilayah. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang terjadi sering kali
melibatkan wilayah lain sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat
dihindarkan. Adapun penyebab wilayah ini memiliki keterkaitan karena
adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Perbedaan tersebut menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit

7
wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang sifatnya kompleks dan
pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang bervariasi juga. Selain itu,
setiap masalah disebabkan lebih dari satu faktor dan biasanya bersifat
kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis yang kompleks untuk mencari
solusi secara lebih luas dan kompleks pula. Pendekatan itu merupakan
kombinasi antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Begitu pula
dengan analisisnya, tentu menggabungkan analisis keruangan dan analisis
lingkungan

B. Sasaran Geografi Pembangunan


Geografi pembangunan bertujuan untuk menyusun rancangan atau
perencanaan pembangunan suatu wilayah. Memperhatikan aspek geografi dalam
pembangunan berarti memperhatikan keselarasan kebijakan mengelola alam dan
hubungannya dengan manusia sehingga tidak terjadi kerusakan alam yang justru
merugikan manusia.
Tujuan pembangunan berkelanjutan geografi bahwa suatu pembangunan
berkelanjutan memiliki tujuan utama kemajuan dan keberlanjutan. Mulai dari
keberlanjutan ekologis (seperti jaminan sumber daya alam), berkelanjutan
ekonomi (efisiensi ekonomi), dan berkelanjutan sosial (keanekaragaman budaya).
Kalau dilihat secara spesifik lagi contohnya untuk membangun suatu negara tanpa
kemiskinan dan kelaparan, adanya kesetaraan gender, tingkat kesehatan dan
kesejahteraan yang tinggi, pendidikan berkualitas, terjaganya ekosistem laut dan
darat, dan berkurangnya kesenjangan.
Peranan geografi dimanfaatkan dalam aspek keruangan dalam suatu wilayah
dalam menyusun rancangan dan perencanaan pembangunan wilayah yang
bersangkutan seperti dalam tata guna lahan, geografi dapat melakukan organisasi
keruangan (spatial organization). Data geografi membantu perencanaan dalam
menganalisis persentasi pembagian ruang dalam suatu wilayah seperti berapa
persen untuk pemukiman, industri, perkantoran, lahan konservasi, perkebunan,
menganalisis daerah rawan bencana, dan lain-lain. Selain dapat menganalisis

8
persentasi pembagian ruang dalam suatu wilayah, data geografi juga dapat
digunakan untuk menentukan lokasi ideal untuk pembagian ruang tersebut.
Geografi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aspek fisik dan non-fisik
suatu wilayah, menawarkan sebuah perangkat pembangunan yang cukup holistik.
Dengan penggunaan ilmu geografi, pembangunan menjadi terintegrasi antara
pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.
Hasil kajian geografis seperti karakteristik batuan, karakteristik tumbuhan,
karakteristik iklim, dan perilaku masyarakat di suatu wilayah, dengan
menggunakan metode analisis geografis, dapat dijadikan acuan pembuatan
kebijakan regulasi pemerintah dalam hal pembanguan, Ilmu Geografi berperan
dalam membentuk konsep pembangunan holistik yang mengedepankan integrasi
semua aspek, baik fisik maupun non-fisik.
Dengan meningkatnya kesadaran akan penggunaan ilmu geografi dalam
proses pembangunan, diharapkan pembangunan di Indonesia tidak hanya
memperhatikan sisi pembangunan ekonomi semata, namun juga memikirkan
dampak lingkungan serta sosial dari suatu proses pembangunan.
Ada tiga unsur dalam setiap usaha pembangunan yang saling terkait dan
saling mendukung terlaksananya pembangunan, yaitu:
1. Manusia,
2. Sumberdaya alam dan energi,
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan lingkungan.
Setiap tahap pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tahapan tersebut, pembangunan
memiliki prinsip-prinsip berupa keterkaitan ekologi, keterkaitan budaya,
memperhatikan sumberdaya (potensi) daerah atau wilayah, partisipasi masyarakat,
pemerataan (equity), keterpaduan (interdependency), keseimbangan, keserasian,
dan efisiensi. Selain itu, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
pembangunan yaitu:

9
1. Pengaruh lingkungan. setiap lingkungan memiliki karakteristik masing-
masing khususnya mengenai potensi dan kelemahannya. Karena itu,
memperhatikan lingkungan sangat memiliki andil besar dalam pembangunan.
2. Orientasi Pembangunan. Idealnya, pembangunan harus berorientasi ke masa
depan, sebab pada dasarnya pembangunan atau pengembangan wilayah
adalah proses dimana lingkungan sebagai sumberdaya dipersiapkan untuk
lebih ditingkatkan pemanfaatannya untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang.
3. Cita-cita masayarakat. Pembangunan atau pengembangan wilayah tidak
terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakat. Karena itu, setiap upaya
pembangunan wilayah idealnya selaras dengan cita-cita masyarakat dan
seimbang dengan keadaan atau kondisi lingkungan.

Menurut (Bintarto, 1981), geografi mempelajari hubungan kausal


gejalagejala di permukaan bumi, baik secara fisik maupun menyangkut makhluk
hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan (spastial
approach), pendekatan ekologi (ecological approach), dan pendekatan regional
(region complex approach), untuk kepentingan program, proses, dan
keberhasilan pembangunan. Secara umum Geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan
atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

Konteks geografi dengan pendekatan kompleks wilayah (geography


analysis) dan spasial menjadi bagian analisis untuk melihat perkembangan suatu
wilayah dan selanjutnya akan dijadikan sebagai analisis pertumbuhan dalam
konteks (regional approach). Sehingga muncul analisis baru dalam konteks
geografi ekonomi yang akan menjelaskannya sebagaimana dimaksudkan
(Tarigan, 2003) yang menjelaskan bahwa dalam konteks ilmu geografi ekonomi
(economic geography) pola terjadinya adalah dengan adanya aktivitas ekonomi
yang dapat menunjukkan keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan 2
bagaimana wilayah sekitarnya berinteraksi atas kegiatan tersebut dan

10
gejalagejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang.

Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah dilihat secara


keseluruhan sebagai unit ekonomi (economic entity) yang didalamnya terdapat
unsur-unsur yang berinteraksi satu sama lain, maka pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang berkelanjutan dan tidak
memusnahkan sumberdaya asli, manakala teori dan model pertumbuhan yang
dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Teori pertumbuhan ekonomi bisa
didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai
bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi
proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu
kriteria yang logis mengenai bagaimana proses pertumbuhan terjadi (Boediono,
1992).

Pembangunan daerah yang terjadi pada era orde baru mengunakan


sistem administrasi sentralisasi yaitu sebuah pembangunan yang diatur oleh
pusat langsung, artinya pemerintah pusat mempunyai kewenangan penuh dalam
mengatur dan mengelola potensi sumberdaya alam. Berbeda dengan era
reformasi yang terjadi saat ini yang menggunakan sistem otonomi daerah atau
desentralisasi yaitu pemerintah daerah diberi kewajiban penuh dalam menggatur
dan menggolah sumberdaya yang dimiliki baik sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia. 3 Kebijakan otonomi daerah ini dimaksud untuk
mendorong Pemerintah Daerah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan antar wilayah sesuai dengan keadaan wilayah masing-
masing (Fajar, 2010).

Adanya kondisi tiap-tiap daerah yang berbeda menyebabkan strategi


kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah daerah juga berbeda-beda.
Perbedaan tersebut diakibatkan antara lain adanya perbedaan potensi

11
sumberdaya dan aktivitas manusia serta pertumbuhan penduduk yang dimiliki
oleh masingmasing wilayah. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa
pembangunan ini hanya terkonsentrasi didaerah pusat saja dan kurang
memperhatikan daerah pendukung. Agar pembangunan dapat berjalan dengan
seimbang dan lancar maka pemerintah harus memperhatikan semua daerah tanpa
ada perlakuan khusus bagi masingmasing daerah. Pemerintah melalui undang-
undang No. 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
mengatakan bahwa, perencanaan pembangunan nasional maupun regional
merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti pola tertentu berdasarkan hasil telaah yang cermat terhadap situasi
dan kondisi yang bagus. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
merencanakan dan mengelola pembangunan melalui undang-undang No. 22
tahun 1999 revisi menjadi undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan undang-undang No. 25 tahun 1999 revisi menjadi
undang-undang No. 33 tahun 2001 tentang perimbangan Keuangan antara
pemerintah Pusat dan Daerah.

C. Manfaat Perencanaan Wilayah Dalam Pembangunan

Manfaat Geografi Pembangunan

Geografi adalah studi tentang gejala atau fenomena di permukaan bumi


secara menyeluruh dalam hubungan antara keruangan dan interaksi yang
tanpa harus mengabaikan setiap gejala atau fenomena yang merupakan bagian
dari keseluruhan itu. Geografi Pembangunan adalah cabang dari disiplin
geografi yang menkaji/mempelajari mengenai keterkaitan antara proses
pembangunan yang dilakukan sesuatu region dengan keadaan alam serta
penduduk region tersebut.

Fase-fase Keterlibatan Geografi dalam Pembangunan, yaitu

12
1. Fase Studi Idiografis, yaitu masa zaman penjajah pembangunan dan
keterbelakangan belum dibicarakan.
2. Fase Nemotetik, yaitu periode tahun 1950, pembangunan dengan
tekanan pada distribusi keruangan sudah muali dibicarakan.
3. Fase Struktural historis yaitu periode tahun 1960an, tentang
penekanan studi konteks keruangan keberbelakangan.
4. Fase Sintesa dan Fase Peninjauan Kembali yaitu fase yang dimulai
tahun 1980-an dengan meninjau kembali ide-ide geografi
pembangunan yang nomotetik dan studi tentang place pada tingkat
mikro.

Contoh dari sumbangan ilmu Geografi dalam pertimbangan


pembangunan adalah :

a. Geografi sebagai ilmu penelitian yang meneliti segala aspek


keruangan dalam munyusun rancangan atau perencanaan
pembangunan.
b. Geografi sebagai bidang inkuiri, ilmu yang merangsang untuk
berpikir saja tetapi dapat mempertajam penghayatan terhadap apa
yang terjadi di permukaan bumi. Pada akhirnya akan
meningkatkan SDM pelaksana pembangunan.
c. Geografi adalah sebagai ilmu tata guna tanah yang diperlukan
dalam menata ruang permukaan bumi. Geografi tidak hanya
menunjang secara pasif saja tetapi juga berperan aktif memberikan
data dan informasi tentang aspek-aspek atau faktor-faktor geografi
yang menjadi landasan pembangunan. Geografi dapat melakukan
organisasi keruangan (spatial organization) dan juga membantu
planologi dalam analisis faktor-faktor geografi untuk menata ruang,
misalnya untuk menentukan berapa persen untuk pemukiman,
untuk industri, perkantoran, dan lain lain dengan bantuan data
geografi.

13
d. Geografi sebagai ilmu yang membahas bidang fisik (Ilmu
Pengetahuan Alam/IPA) dan non fisik (Ilmu Pengetahuan
Sosial/IPS).
e. Geografi tidak hanya mengkhususkan diri mempelajari alam,
melainkan untuk mengungkapkan pentingnya alam bagi kehidupan
manusia, sehingga menjadi renungan manusia agar tidak
sembarangan mengolah alam yang pada akhirnya hanya akan
merugikan.

Manfaat geografi pembangunan dalam pembangunan wilayah adalah

1. Ilmu penelitian aspek keruangan dalam dalam menyusun atau perencanaan


pembangunan
2. Sebagai bidang inkuiri
3. Ilmu tata guna tanah.
4. Ilmu yang membahas tentang bidang fisik (ilmu Pegetahuan Alam) dan non
fisik (Ilmu pengetahuan Sosial)
5. Geografi mengungkapkan pentingnya alam bagi kehidupan manusia

D. Fungsi Perencanaan Wilayah Dalam Pembangunan

Geografi pembangunan diperlukan untuk menyusun rancangan atau


perencanaan pembangunan suatu wilayah. Memperhatikan aspek geografi dalam
pembangunan berarti memperhatikan keselarasan kebijakan mengelola alam dan
hubungannya dengan manusia sehingga tidak terjadi kerusakan alam yang justru
merugikan manusia.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geografi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aspek fisik dan non-fisik
suatu wilayah, menawarkan sebuah perangkat pembangunan yang cukup
holistik. Dengan penggunaan ilmu geografi, pembangunan menjadi terintegrasi antara
pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi
di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang
berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group).
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan penjelasan tentang
Manfaat dan Fungsi Perencanaan Wilayah. Demikian makalah yang kami buat,
semoga bermanfaat bagi pembaca . Meskipun penulisan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena kami hanya manusia yang adalah tempat dan dosa Kedepannya
kami lebih fokus dan detail menjelaskan dengan sumber-sumber yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-geografi.blogspot.co.id/2009/05/peranan-geografi-dalam-
pembangunan.html

DeBlij, H.J, Peter O. Muller, 1992, ”Gepgraphy. Regions and Concepts”. John Willey &
Sons, Inc, NY.

Muhammad, Janu. "GEOGRAFI UNTUK PEMBANGUNAN" (dalam bahasa Inggris).

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media. Malang

Yunus, Hadi Sabari 2005. Metode Penelitian Geografi Manusia: Pendekatan dan
Permasalahan Penelitian. Disampaikan dalam Forum Seminar Pendekatan
dan Metode Penelitian Geografi dalam Rangka Penyusunan Disertasi.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Abler, R.; J.S.Adams; P.Gould . 1971. Spatial Organization: The Geographers View of
the World. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Dangana, L and Tropp, C. 1995. “Human Ecology and and Environmental Ethics”. In
M.Archia and S.Tropp (eds.) Environmental Management: Issues and
Solution. Chichester: John Wiley and Sons.

Azzura, Siti Nur. Riyandi, Saugy, ed. "Kondisi geografis Indonesia jadi tantangan
ketahanan pangan". Merdeka.com. 11.

16

Anda mungkin juga menyukai