DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
DEWI TRI ANANDA ( 12011320079 )
ADELIA HAYATUL FITRI ( 1201132373 )
ADELLA FITRIANI (12011322730 )
BUNGA SEPTIANI MAHADIKA ( 12011326838)
DENI SERPITA ( 12011320060 )
KELAS 6A
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
T.A 2023 M
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun agar penulis dan pembaca dapat memperluas ilmu dan
dapat memahami materi tentang”kesesuaian dan kemampuan lahan”, yang kami sajikan
dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan,
baik itu yang datang dari diri sendiri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
11 Maret 2023
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
2. Untuk mengetahui Metode Analisis kesesuaian dan kemampuan lahan serta
data /peta yang dibutuhkan
3. Untuk mengetahui Contoh Kasus Langkah-langkah analisis kesesuaian dan
kemampuan lahan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kesesuaian lahan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan
tertentu. Sebagai contoh lahan sangat sesuai untuk sawah irigasi, lahan cukup
sesuai untuk pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim.
Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (present) atau
setelah diadakan perbaikan (improvement). Secara spesifik, kesesuaian lahan
adalah kesesuaian sifat-sifat fisik lingkungan, yaitu iklim, tanah, topografi,
hidrologi atau drainase untuk usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif
(Ritung).
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan
perkalian parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum yaitu
mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai
parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan
persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas
lainnya yang dievaluasi.
klasifikasi kesesuaian lahan adalah perbandingan (matching) antara
kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Struktur
klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka kerja FAO 1976 adalah terdiri
dari 4 kategori sebagai berikut:
a. Ordo (Order): menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.
b. Klas (Class): menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.
c. Sub-Klas: menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan
pda jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.
d. Satuan (Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-kelas didasarkan pada
perbedaanperbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaannya.
Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi
lahan FAO (1976) dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Ordo S: Sesuai (Suitable)
6
Ordo S atau Sesuai (Suitable) adalah lahan yang dapat digunakan untuk
penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan
terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan lahan tersebut akan memberi
keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.
b. Ordo N: Tidak Sesuai (Not Suitable)
Ordo N atau tidak sesuai (not suitable) adalah lahan yang mempunyai
pembatas demikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk
suatu tujuan yang direncanakan. Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk
penggunaan tertentu karena beberapa alasan. Hal ini dapat terjadi karena
penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang curamyang
berbatu, atau karena dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang parah,
seperti penanaman pada lereng yang curam. Selain itu, sering pula didasarkan
pada pertimbangan ekonomi yaitu nilai keuntungan yang diharapkan lebih
kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Kelas kesesuaian lahan merupakan
pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian
dari suatu Ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut)
yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan
tingkatan kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo.
Dalam pengklasifikasian kesesuaian lahan,kerangka kerja FAO 1976
membagi strukturklasifikasi ke dalam empat kategori ordo, kelas, sub kelas
dan unit. Dalam penelitian digunakan strukturklasifikasi berdasarkan kelas
yang terbagi seperti berikut.
1) Kelas S1
Kelas S1 atau sangat sesuai (highly suitable) merupakan lahan yang tidak
mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya
mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap
produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yangdiberikan pada
umumnya.
2) Kelas S2
Kelas S2 atau cukup sesuai (moderatelysuitable) merupakan lahan yang
mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan
7
yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan
keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan. Ritung dkk
(2007) dalam “Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Contoh Peta Arahan
Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat” meneybutkan bahwa pembatas
tersebut biasanya dapat ditangani oleh petani sendiri
3) Kelas S3
Kelas S3 atau sesuai marginal (marginal suitable) merupakan lahan yang
mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat
pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas
dan keuntungan sehingga perlu memerlukan tambahan masukan yang lebih
banyak daripada lahan yang tergolong S2.Untuk mengatasi faktor pembatas
pada S3, diperlukan modal tinggi sehingga perlu adanya bantuan atau campur
tangan (intervensi) pemerintah atau pihak swasta (Ritung dkk, 2007).
4) Kelas N
Kelas N atau tidak sesuai (not suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak
dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang
rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi
keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dikenal empat macam
klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu:
1) Kesesuaian lahan kualitatif adalah kesesuaian lahan yang hanya dinyatakan
dalam istilah kualitatif, tanpa penghitungan yang tepat baik biaya atau modal
maupun keuntungan. Klasifikasi ini didasarkan hanya pada potensi fisik
lahan. Kesesuaian lahan kuantitatif adalah kesesuaian lahanyang didasarkan
tidak hanya padaaspek lahan, tetapi juga mempertimbangkan aspek
ekonomi,seperti input output atau cost benefit.
2) Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan yang dilakukan pada
kondisi penggunaan lahan sekarang tanpa masukan perbaikan. Kesesuaian
lahan potensial adalah kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi setelah
diberikan masukan perbaikan, seperti penambahan pupuk, pengairan atau
terasiring tergantung dari jenis faktor pembatasnya.
8
3) kesesuian lahan aktual juga kesesuaian lahan saat ini (current suitability)
atau kesesuaian lahan alami. Kesesuaian ini menunjukkan kesesuaian lahan
pada kondisi saat dilakukan evaluasi lahan, tanpa ada perbaikan yang berarti
dan pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor
pembatas yang ada dalam suatu lahan (satuan peta lahan) Faktor-faktor
pembatas dalam evaluasi lahan dibedakan atas faktor pembatas yang bersifat
permanen dan dan non permanen (dapat diperbaiki). Faktor pembatas yang
bersifat permanen merupakan pembatas yang tidak memungkinkan untuk
diperbaiki dan kalaupun dapat diperbaiki, secara ekonomis sangat tidak
menguntungkan. Faktor pembatas yang dapat di perbaiki merupakan
pembatas yang mudah diperbaiki dan secara ekonomis masih dapat
memberikan keuntungan dengan masukan teknologi yang tepat
4) Kesesuaian lahan potensial menunjukan kesesuaian terhadap penggunaan
lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan dicapai,
setelah diadakan usaha-usaha tertentu yang diperlukan, terhadap ekonomis.
Dalam ini karakteristik disertakan dalam menduga biaya yang diperlukan
kualitas lahan Jenis dengan tingkat yang akan dilakukan disesuaikan
pengelolaan
2. Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan merupakan pencerminan kapasitas fisik lingkungan yang
dicerminkan oleh keadaan topografi, tanah, hidrologi, dan iklim, serta dinamika
yang terjadi khususnya erosi, banjir dan lainnya. Selain itu kemampuan lahan
menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2009
tentang pedoman penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam penataan
ruang wilayah adalah karakteristik lahan yang mencakup sifat-sifat tanah,
topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain untuk mendukung
kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan.
a. Klasifikasi kemampuanlahan
Klasifikasi kemampuan lahan (LandCapability Classification)
adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik
dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas
9
sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam
penggunaannya secara lestari.
Salah satu sistem klasifikasi kemampuan lahan dikembangkan
oleh Hockensmith dan Steele (1943), Klingebiel dan Montgomery
(1973) dengan menerapkan sistem kategori dimana dilakukan dengan
cara menguji nilai dari sifat tanah terhadap seperangkat kriteria untuk
masing – masing kategori dengan proses penyaringan. Nilai dari sifat
tanah diuji terhadap kriteria kelas lahan terbaik, jika tidak semua kriteria
terpenuhi maka akan jatuh dalam kedalam kelas yang lebih rendah.Untuk
mempermudah penilaian sifat – sifat tanah maka lahan dibagi kedalam
unit lahan yang lebih kecil. Menurut sifat yang telah ditentukan, unit
lahan adalah area yang berbeda dari lingkungan lahan dan dapat
diasumsikan memiliki karakteristik lahan yang sama seperti iklim, tanah,
dan tutupan lahan.
b. Satuan kemampuan lahan
Berdasarkan Peraturan Mentri Penataan Ruang No 20. Tahun 2007
tentang Pedoman Analisis Aspek Fisik & Lingkungan,Ekonomi Serta
Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan
bahwa Satuan Kemampuan Lahan (SKL)terdiri dari beberapa SKL
diantaranya: SKLmorfologi, SKL kemudahan di kerjakan,
SKLKestabilan Lereng, SKL kestabilan pondasi,SKL ketersediaan air,
SKL untuk drainase,SKL terhadap erosi, SKL pembuangan limbah,SKL
terhadap bencana alam.
B. Metode Analisis kesesuaian dan kemampuan lahan serta data /peta yang
dibutuhkan
10
•Gradasi kesesuaian lahan bagi peruntukan tertentu (misal
pertanian,permukiman) :
11
Contoh tumpang tindih Boolean:
Bukan tanah subur untuk pertanian
Lereng kurang dari lima persen
Dekat jalan raya,maksimal 1km
Jauh dari badan air/sungai,minimal 150 m
Guna lahan eksisting
Bukan pemukiman hutan lindung
12
Teknik pemerian :deskripsi = tubalaris
Teknik pengharkatan :penjumlahan dan pengurangan(yang
menguntunkan dikurangi yang merugikan)
Teknik pembandingan: tubalaris
13
14
15
16
17
18
C. Contoh Kasus Langkah-langkah analisis kesesuaian dan kemampuan lahan
Contoh kasusnya yaitu dapat dilihat pada penelitian Rizkyanto dkk (2019)
dengan judul :
19
yang terjadi tahun 2013. Perumahan dan korban jiwa tercatat sebagai dampak dari
bencana yang menerjang permukiman di pinggiran sungai palaos (BNPB, 2013).
(Kemampuan Lahan)
20
6. Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase
Tujuan analisis SKL untuk Drainase adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
lahan dalam mengalirkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan
baik bersifat lokal maupun meluas dapat dihindari.
Tujuan analisis SKL Terhadap Erosi adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang
mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan
terhadap erosi serta antispasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir.
Tujuan analisis SKL terhadap bencana alam adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi,
untuk menghindari/mengurangi kerugian dari korban akibat bencana tersebut.
(Kesesuaian Lahan)
21
Analisis ini berguna untuk mengetahui gambaran daerah-daerah yang sesuai untuk
dikembangkan dengan bangunan berat/tinggi pada pengembangan kawasan.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kesesuaian lahan adalah
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Sebagai contoh lahan sangat
sesuai untuk sawah irigasi, lahan cukup sesuai untuk pertanian tanaman tahunan
atau pertanian tanaman semusim. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk
kondisi saat ini (present) atau setelah diadakan perbaikan (improvement). Secara
spesifik, kesesuaian lahan adalah kesesuaian sifat-sifat fisik lingkungan, yaitu
iklim, tanah, topografi, hidrologi atau drainase untuk usaha tani atau komoditas
tertentu yang produktif (Ritung). Kemampuan lahan merupakan pencerminan
kapasitas fisik lingkungan yang dicerminkan oleh keadaan topografi, tanah,
hidrologi, dan iklim, serta dinamika yang terjadi khususnya erosi, banjir dan
lainnya. Dengan mengetahui kesesuaian dan kemampuan lahan dapat membantu
kita dalam memanfaatkan suatu wilayah untuk keperluan tertentu.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, hendaknya dapat menambah pengetahuan
dan bisa melakukan hal mengenai kesesuaian dan kemampuan lahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24