Oleh :
KELOMPOK 3
KELAS B 2019
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Nina Novira, Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi SD Lahan
dan Air yang telah memberikan kami kesempatan untuk bekerja sama dalam menyusun makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat tantangan untuk mencari sumber
informasi sesuai materi yang diberikan. Akan tetapi, atas kerja sama dari setiap anggota,
tantangan tersebut teratasi. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini sebaik mungkin. Kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun kepada para pembaca.
Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan atau penulisan
makalah ini. Kami senantiasa mengharapkan masukan, baik berupa saran atau kritik demi
penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan
memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.
Dalam usaha pertanian, untuk memanfaatkan sumber daya lahan untuk penggunaan lahan
tertentu, diperlukan pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan mengingat
tingginya persaingan dalam penggunaan lahan untuk kegiatan produksi pertanian. Oleh karena
itu perlu diklasifikasikan berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan pertanian
pada komoditas tertentu.
Kesesuaian lahan merupakan kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih
spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri
atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase yang sesuai untuk usaha tani atau
komoditas tertentu yang produktif.
1.2. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan mampu:
1. Mengetahui definisi Kesesuaian Lahan
2. Mengetahui konsep kesesuaian Lahan
3. Mengetahui Kesesuaian Lahan Pertanian
1.3. Manfaat
Manfaat penulisan makalah meliputi:
1. Memberikan wawasan kepada pembaca terkait dengan Kesesuaian Lahan
2. Memberikan informasi mengenai konsep kesesuaian Lahan, dan
3. Memberikan wawasan mengenai kesesuaian Lahan Pertanian
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah
atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukanmasukan yang diperlukan
untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang
berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial
menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.
Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau
lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk
dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
5
Pada intinya dalam penilaian kesesuaian lahan adalah mencocokkan antara kualitas lahan
dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Tingkat kesesuaian lahan akan
ditentukan oleh faktor pembatas/kualitas lahan yang bersifat sebagai faktor pembatas terberat.
Sebagai contoh dalam rating kualitas lahan hara tersedia tergolong ke dalam kelas S1 (sangat
sesuai), namun kualitas lahan media perakaran (kedalaman efektif tanahdengan simbul r)
tergolong dalam kelas S3 (sesuai marginal), maka Subkelas kesesuaian lahannya tergolong ke
dalam subkelas S3r, yang artinya lahan yang bersangkutan mempunyai tingkat kesesuaian yang
tergolong sesuai marginal dengan faktor pembatas media perakaran (kedalaman efektif tanah
yang dangkal).
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka kerja FAO 1976 dalam Rayes
(2007) adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:
3. Sub-Klas : menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis
pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.
6
Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo
Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO
(1976) dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
Ordo S atau Sesuai (Suitable) adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu
secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan
lahan tersebut akan memberi keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.
Ordo N atau tidak sesuai (not suitable) adalah lahan yang mempunyai pembatas demikian
rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang direncanakan.
Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk penggunaan tertentu karena beberapa alasan.
Hal ini dapat terjadi karena penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang curamyang berbatu, atau
karena dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang parah, seperti penanaman pada lereng
yang curam. Selain itu, sering pula didasarkan pada pertimbangan ekonomi yaitu nilai
keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan.
Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan
menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu Ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka
(nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan
kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo.
Jumlah kelas yang dianjurkan adalah sebanyak 3 (tiga) kelas dalam Ordo S, yaitu: S1, S2,
S3 dan 2 (dua) kelas dalam Ordo N, yaitu: N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi
dalam pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut:
Kelas S1
7
Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai
pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak
berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan
masukan yang diberikan pada umumnya.
Kelas S2
Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.
Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang
diperlukan.
Kelas S3
Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan
yang diperlukan.
Kelas N1
Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang
mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat
diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor
pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari
dalam jangka panjang.
Kelas N2
Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan
yang mempunyai pembatas yang sangat berat, tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan
yang lestari.
8
Kesesuaian Pada Tingkat Sub-Kelas
Sub-Kelas kesesuaian lahan menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang
diperlukan dalam suatu kelas kesesuaian.
Masing-masing kelas dapat dibagi menjadi satu atau lebih subkelas kesesuaian tergantung
pada jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas dicerminkan oleh symbol huruf kecil yang
diletakkan setelah symbol kelas. Misalnya, S2n, artinya lahan tersebut mempunyai kelas
kesesuaian S2 (cukup sesuai) dengan pembatas n (ketersediaan hara). Untuk kelas S1 tidak ada
pembagian subkelas.
Jika terdapat lebih dari satu faktor pembatas, maka pembatas yang paling utama
(dominan) ditempatkan lebih awal. Misalnya S2tn berarti lahan tersebut mempunyai kelas S2
dengan faktor pembatas yang dominan, yaitu t (lereng) dan faktor pembatas tambahan, yaitu n
(ketersediaan hara).
Kesesuaian pada tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari sub kelas kesesuaian
lahan yang didasarkan atas besarnya faktor pembatas. Dengan demikian, semua unit dari sub
kelas yang sama memiliki tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan memiliki jenis
pembatas yang sama pada tingkat sub kelas.
Perbedaan antara unit satu dengan yang lain merupakan perbedaan dalam sifat-sifat atau
gatra tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan seringkali merupakan perbedaan detail dari
pembatas-pembatasnya jumlah unit dalam sub kelas tidak dibatasi.
Pemberian symbol kesesuaian lahan pada tingkat unit dilakukan dengan angka setelah
symbol sub kelas yang dipisah oleh tanda penghubung, misalnya S2n-1, S2n-2.
Kesesuaian Bersyarat
Pada dasarnya sesuai bersyarat merupakan fase dari ordo sesuai yang ditandai dengan
huruf kecil c diantara symbol ordo dan kelas, misalnya Sc2.
9
Menurut FAO (1976), sedapat mungkin penggunaan fase bersyarat ini dihindari dalam survey
tanah, kecuali jika:
a. Tanpa adanya kondisi yang dipenuhi, maka lahan tersebut termasuk tidak sesuai.
b. Jika kondisi dipenuhi, (misalnya dengan melakukan perbaikan terhadap faktor pembatas)
maka kelas kesesuaian lahan menjadi nyata meningkat (biasanya paling sedikit
meningkat 2 kelas.
c. Jika dibandingkan dengan luas daerah survey secara keseluruhan, maka luas lahan yang
sesuai bersyarat tersebut sangat kecil.
10
2. Klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif
Kesesuaian lahan aktual disebut kesesuaian lahan saat ini (current suitability) atau
kesesuaian lahan alami. Kesesuaian ini menunjukkan kesesuaian lahan pada kondisi saat
dilakukan evaluasi lahan, tanpa ada perbaikan yang berarti dan tingkat pengolahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor pembatas yang ada dalam suatu lahan
(satuan peta lahan).
Faktor-faktor pembatas dalam evaluasi lahan dibedakan atas faktor pembatas yang
bersifat permanen dan non permanen (dapat diperbaiki). Faktor pembatas yang bersifat
permanen merupakan pembatas yang tidak memungkinkan untuk diperbaiki dan kalaupun
dapat diperbaiki, secara ekonomis sangat tidak menguntungkan. Faktor pembatas yang dapat
diperbaiki merupakan pembatas yang mudah diperbaiki dan secara ekonomis dapat
memberikan keuntungan dengan memasukkan teknologi yang tepat.
11
2.4.Contoh Kelas Kesesuaian Lahan
Tanaman Padi Sawah
Media S3
perakaran (r) Baik S3
Drainase tanah Lempung berdebu(SiL) S1
Tekstur 81 S1
Kedalam efektif (cm) - -
Gambut - -
Kematangan - -
Ketebalan (cm)
Retensi hara (f) S2
KTK tanah 12,25 (rendah) S2
pH tanah 6,05 S1
C-organik (%) 0,61 -
Kegaraman (c)
Salinitas (mmhos/cm) - -
Toksisitas (x)
Kejenuhan Al (%) - -
Kedalaman sulfidik (cm) - -
Hara S3
tersedia (n) 0,1( sangat rendah ) S3
Total N - -
P205 0,24( sangat rendah ) S3
K2O
Kemudahan - - -
pengolahan (p)
Potensi mekanisasi (s/m) S2
Lereng (%) 3 S2
Batuan permukaan (%) 0 S1
Singkapan batuan (%) 0 S1
Tingkat bahaya 0 -
erosi (e)
12
Bahaya 0 -
banjir (b)
Kesesuaian lahan aktual N2t, S3wrn
Kendala lain wfp
Kesesuaian lahan potensial N2t
Pembahasan: bahwa dalam data ini faktor temperatur lah yang menjadi kendala utama yg
mana adalah N2 ( tidak sesuai permanen ) dan yang dapat lagi diperbaiki adalah juga
ketersediaan air dengan system irigasi denagn penurunan 2 tingakat s3 menjadi s1 dan
media perakaran yang membutuhkan pengolahan yang sedang untuk perbaikan nya dalam
kedalamn efektif ( drainase tanah ) dapat diperbaiki dengan system irigasi kenaikan 2 tingkat s3
menjadi s1 .pada hara tersedia dengan pemupukan dengan kenaikan 3 tingkat s3 menjadi s1 ,
dan lereng dengan pembuatan teras adalah sedang dalam tingkat pengolahan nya
Ketersediaan S1
Air (w) 3 S1
Bulan kering (<75 mm) 1033 S1
Curah hujan tahunan (mm)
Media S1
perakaran (r) Baik S1
Drainase tanah Lempung berdebu(SiL) S1
Tekstur 81 S1
Kedalam efektif (cm) - -
Gambut -
Kematangan -
Ketebalan (cm)
Retensi hara (f) S2
KTK tanah 12,25 (rendah) S2
pH tanah 6,05 S1
C-organik (%) 0,61 S2
Kegaraman (c)
13
Salinitas (mmhos/cm) -
Toksisitas (x)
Kejenuhan Al (%) - -
Kedalaman sulfidik (cm) - -
Hara S2
tersedia (n) 0,1( sangat rendah ) S2
Total N -
P205 0,24( sangat rendah ) S2
K2O
Kemudahan - - -
pengolahan (p)
Potensi S2
mekanisasi (s/m) 3 S2
Lereng (%) 0 S1
Batuan permukaan (%) 0 S1
Singkapan batuan (%)
Tingkat bahaya 0
erosi (e)
Bahaya 0
banjir (b)
Kesesuaian lahan aktual S3t
Kendala lain fnm
Kesesuaian lahan potensial S3t
Pembahasan: bahwa dalam data ini faktor temperatur lah yang menjadi kendala utama yg
mana adalah S3 ( marjinal ) karena faktor cuaca tidak dapat diperbaiki lagi dan perbaikan KTK
tanah dan c organic dengan pengapuran dan penambahan bahan organic. Hara tersedia sangat
mudah dalam pengolahan tanah nya dengan pemupukan yaitu dengan kenaikan kelas tiga tingkat
S2 menjadi S1. Sedangkan untuk kelas kelerengan bias dinaikkan 1 tingkat dari s2 menjadi s1
dengan pengolahan sedang.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh untuk irigasi, tambak, usahatani tanaman tahunan dan musiman. Kesesuaian lahan
dilakukan agar penggunaan lahan dapat digunakan secara maksimal dan menuai hasil produksi
yang tinggi dan kualitas yang baik. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan sebelum
dilakukan perbaikan pada lahan. Sedangkan kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan
setelah dilakukan perbaikan. Perbaikan lahan dilakukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian
lahan agar cocok untuk komoditas yang akan di budidayakan.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233
halaman.
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Yogyakarta. 298 halaman
I Nyoman Dibia. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kayu Putih
(Malaleuca leucadendra) pada Kawasan Hutan Produksi Bali Barat (Kecamatan Grokgak)
Kabupaten Buleleng Bali. AGROTROP, 5 (2): 194 – 205.Universitas Udayana.Denpasar
Pradana, B., Sudarsono, B., & Subiyanto, S. (2013). Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian
Terhadap Komoditas Pertanian Kabupaten Cilacap. Jurnal Geodesi Undip, 2(2).
16