Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVALUASI SD LAHAN & AIR

KONSEP ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DAN KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN


Dosen pengampu : Nina Novira, Ph.D.

Oleh :

KELOMPOK 3

Grace Patricia Solihin (3193131006)

Jason Hutabarat (3193331016)

Siti Nurjalila (3193131018)

Haryanti Sinaga (3191131014)

KELAS B 2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Nina Novira, Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi SD Lahan
dan Air yang telah memberikan kami kesempatan untuk bekerja sama dalam menyusun makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat tantangan untuk mencari sumber
informasi sesuai materi yang diberikan. Akan tetapi, atas kerja sama dari setiap anggota,
tantangan tersebut teratasi. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini sebaik mungkin. Kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun kepada para pembaca.
Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan atau penulisan
makalah ini. Kami senantiasa mengharapkan masukan, baik berupa saran atau kritik demi
penyempurnaan makalah ini.

Medan, 27 Februari 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5

2.1. Pengertian Kesesuaian Lahan........................................................................................... 5

2.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan .............................................................................................. 6

2.3. 4 (Empat) Macam Klasifikasi Kesesuaian Lahan .............................................................. 10

2.4. Contoh Kelas Kesesuaian Lahan .................................................................................... 12

BAB III ......................................................................................................................................... 15

PENUTUP..................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan
memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.

Dalam usaha pertanian, untuk memanfaatkan sumber daya lahan untuk penggunaan lahan
tertentu, diperlukan pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan mengingat
tingginya persaingan dalam penggunaan lahan untuk kegiatan produksi pertanian. Oleh karena
itu perlu diklasifikasikan berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan pertanian
pada komoditas tertentu.

Kesesuaian lahan merupakan kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih
spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri
atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase yang sesuai untuk usaha tani atau
komoditas tertentu yang produktif.

1.2. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan mampu:
1. Mengetahui definisi Kesesuaian Lahan
2. Mengetahui konsep kesesuaian Lahan
3. Mengetahui Kesesuaian Lahan Pertanian

1.3. Manfaat
Manfaat penulisan makalah meliputi:
1. Memberikan wawasan kepada pembaca terkait dengan Kesesuaian Lahan
2. Memberikan informasi mengenai konsep kesesuaian Lahan, dan
3. Memberikan wawasan mengenai kesesuaian Lahan Pertanian

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesesuaian Lahan


Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.
Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau
setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah
kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan
tersebut diberikan masukanmasukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik
tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh
tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang
akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa
hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya
kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya
diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.

Menurut Pusat Penelitian tanah dan Agroklimat(2000) Kesesuaian lahan adalah


kecocokan daripada sebidang lahan untuk penggunaan yang spesifik, yang dalam bidang
pertanian adalah kecocokannya untuk jenis tanaman tertentu yang ingin dikembangkan (Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat, 2000). Sedangkan menurut Sitorus (1995:45) Kesesuaian
lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan lahan
tertentu.

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah
atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukanmasukan yang diperlukan
untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang
berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial
menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.
Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau
lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk
dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.

5
Pada intinya dalam penilaian kesesuaian lahan adalah mencocokkan antara kualitas lahan
dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Tingkat kesesuaian lahan akan
ditentukan oleh faktor pembatas/kualitas lahan yang bersifat sebagai faktor pembatas terberat.
Sebagai contoh dalam rating kualitas lahan hara tersedia tergolong ke dalam kelas S1 (sangat
sesuai), namun kualitas lahan media perakaran (kedalaman efektif tanahdengan simbul r)
tergolong dalam kelas S3 (sesuai marginal), maka Subkelas kesesuaian lahannya tergolong ke
dalam subkelas S3r, yang artinya lahan yang bersangkutan mempunyai tingkat kesesuaian yang
tergolong sesuai marginal dengan faktor pembatas media perakaran (kedalaman efektif tanah
yang dangkal).

2.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan


Klasifikasi kesesuaian lahan adalah perbandingan (matching) antara kualitas lahan
dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan.

Struktur Klasifikasi Keseuaian Lahan

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka kerja FAO 1976 dalam Rayes
(2007) adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:

1. Ordo (Order): menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.

2. Klas (Class) : menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

3. Sub-Klas : menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis
pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.

4. Satuan (Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-kelas didasarkan pada perbedaan-


perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

6
Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo

Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO
(1976) dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

(1) Ordo S : Sesuai (Suitable)

Ordo S atau Sesuai (Suitable) adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu
secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan
lahan tersebut akan memberi keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.

(2) Ordo N: Tidak Sesuai (Not Suitable)

Ordo N atau tidak sesuai (not suitable) adalah lahan yang mempunyai pembatas demikian
rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang direncanakan.

Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk penggunaan tertentu karena beberapa alasan.
Hal ini dapat terjadi karena penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang curamyang berbatu, atau
karena dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang parah, seperti penanaman pada lereng
yang curam. Selain itu, sering pula didasarkan pada pertimbangan ekonomi yaitu nilai
keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan.

Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas

Pengertian Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan
menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu Ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka
(nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan
kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo.

Jumlah kelas yang dianjurkan adalah sebanyak 3 (tiga) kelas dalam Ordo S, yaitu: S1, S2,
S3 dan 2 (dua) kelas dalam Ordo N, yaitu: N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi
dalam pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut:

Kelas S1

7
Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai
pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak
berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan
masukan yang diberikan pada umumnya.

Kelas S2

Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.
Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang
diperlukan.

Kelas S3

Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan
yang diperlukan.

Kelas N1

Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang
mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat
diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor
pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari
dalam jangka panjang.

Kelas N2

Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan
yang mempunyai pembatas yang sangat berat, tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan
yang lestari.

8
Kesesuaian Pada Tingkat Sub-Kelas

Sub-Kelas kesesuaian lahan menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang
diperlukan dalam suatu kelas kesesuaian.

Masing-masing kelas dapat dibagi menjadi satu atau lebih subkelas kesesuaian tergantung
pada jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas dicerminkan oleh symbol huruf kecil yang
diletakkan setelah symbol kelas. Misalnya, S2n, artinya lahan tersebut mempunyai kelas
kesesuaian S2 (cukup sesuai) dengan pembatas n (ketersediaan hara). Untuk kelas S1 tidak ada
pembagian subkelas.

Jika terdapat lebih dari satu faktor pembatas, maka pembatas yang paling utama
(dominan) ditempatkan lebih awal. Misalnya S2tn berarti lahan tersebut mempunyai kelas S2
dengan faktor pembatas yang dominan, yaitu t (lereng) dan faktor pembatas tambahan, yaitu n
(ketersediaan hara).

Kesesuaian pada tingkat unit

Kesesuaian pada tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari sub kelas kesesuaian
lahan yang didasarkan atas besarnya faktor pembatas. Dengan demikian, semua unit dari sub
kelas yang sama memiliki tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan memiliki jenis
pembatas yang sama pada tingkat sub kelas.

Perbedaan antara unit satu dengan yang lain merupakan perbedaan dalam sifat-sifat atau
gatra tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan seringkali merupakan perbedaan detail dari
pembatas-pembatasnya jumlah unit dalam sub kelas tidak dibatasi.

Pemberian symbol kesesuaian lahan pada tingkat unit dilakukan dengan angka setelah
symbol sub kelas yang dipisah oleh tanda penghubung, misalnya S2n-1, S2n-2.

Kesesuaian Bersyarat

Pada dasarnya sesuai bersyarat merupakan fase dari ordo sesuai yang ditandai dengan
huruf kecil c diantara symbol ordo dan kelas, misalnya Sc2.

9
Menurut FAO (1976), sedapat mungkin penggunaan fase bersyarat ini dihindari dalam survey
tanah, kecuali jika:

a. Tanpa adanya kondisi yang dipenuhi, maka lahan tersebut termasuk tidak sesuai.

b. Jika kondisi dipenuhi, (misalnya dengan melakukan perbaikan terhadap faktor pembatas)
maka kelas kesesuaian lahan menjadi nyata meningkat (biasanya paling sedikit
meningkat 2 kelas.

c. Jika dibandingkan dengan luas daerah survey secara keseluruhan, maka luas lahan yang
sesuai bersyarat tersebut sangat kecil.

2.3. 4 (Empat) Macam Klasifikasi Kesesuaian Lahan


Berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dikenal empat macam klasifikasi
kesesuaian lahan, yaitu:

(1) Kesesuaian lahan yang bersifat kualitatif.

(2) Kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif.

(3) Kesesuaian lahan aktual.

(4) Kesesuaian lahan potensial.

Klasifikasi kualitatif dan kuantitatif

1. Klasifikasi kesesuaian kualitatif

Klasifikasi kesesuaian lahan kualitatif merupakan kesesuaian lahan untuk suatu


penggunaan tertentu yang dinyatakan dalam istilah kualitatif tanpa perhitungan yang teliti
dari biaya dan pendapatan. Klasifikasi kualitatif terutama didasarkan pada potensi produksi
fisik lahan, dengan gatra ekonomi hanya sebagai latar belakang saja. Klasifikasi kualitatif
biasanya diterapkan dalam survey skala tinjau (1:250.000) yang dimaksudkan sebagai
penilaian umum dari suatu daerah yang luas.

10
2. Klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif

Klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif merupakan kesesuaian untuk penggunaan


tertentu yang didasarkan atas faktor faktor fisik dan pertimbangan ekonomi (biaya produksi
dan keuntungan yang diperoleh).

Klasifikasi kuantitatif umumnya diterapkan dalam proyek pembangunan tertentu,


seperti studi yang berkaitan dengan proyek yang memerlukan penananam modal yang besar.

Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial

1. Kesesuaian lahan aktual

Kesesuaian lahan aktual disebut kesesuaian lahan saat ini (current suitability) atau
kesesuaian lahan alami. Kesesuaian ini menunjukkan kesesuaian lahan pada kondisi saat
dilakukan evaluasi lahan, tanpa ada perbaikan yang berarti dan tingkat pengolahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor pembatas yang ada dalam suatu lahan
(satuan peta lahan).

Faktor-faktor pembatas dalam evaluasi lahan dibedakan atas faktor pembatas yang
bersifat permanen dan non permanen (dapat diperbaiki). Faktor pembatas yang bersifat
permanen merupakan pembatas yang tidak memungkinkan untuk diperbaiki dan kalaupun
dapat diperbaiki, secara ekonomis sangat tidak menguntungkan. Faktor pembatas yang dapat
diperbaiki merupakan pembatas yang mudah diperbaiki dan secara ekonomis dapat
memberikan keuntungan dengan memasukkan teknologi yang tepat.

2. Kesesuaian Lahan Potensial

Kesesuaian lahan potensial menunjukkan kesesuaian terhadap penggunaan lahan yang


ditentukan dari suatu lahan dalam keadaan yang akan dicapai, setelah diadakan usaha-usaha
perbaikan tertentu yang diperlukan, terhadap faktor-faktor pembatasnya. Dalam hal ini
hendaklah diperinci faktor ekonomis yang disertakan dalam menduga biaya yang diperlukan
untuk perbaikan tersebut. Jenis usaha perbaikan karakteristik kualitas lahan yang akan
dilakukan disesuaikan dengan tingkat pengolahan yang akan diterapkan.

11
2.4.Contoh Kelas Kesesuaian Lahan
Tanaman Padi Sawah

Tabel 1. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah

Kualitas dan Karakteristik lahan Nilai data Rating Kelas


Temperatur (t) N2
 Rata- rata tahunan (0C) 13 N2

Ketersediaan Air (w) S3


 Bulan kering (<75 mm) 3 S2
 Curah hujan tahunan (mm) 1033 S3

Media S3
perakaran (r) Baik S3
 Drainase tanah Lempung berdebu(SiL) S1
 Tekstur 81 S1
 Kedalam efektif (cm) - -
 Gambut - -
 Kematangan - -
 Ketebalan (cm)
Retensi hara (f) S2
 KTK tanah 12,25 (rendah) S2
 pH tanah 6,05 S1
 C-organik (%) 0,61 -
Kegaraman (c)
 Salinitas (mmhos/cm) - -
Toksisitas (x)
 Kejenuhan Al (%) - -
 Kedalaman sulfidik (cm) - -
Hara S3
tersedia (n) 0,1( sangat rendah ) S3
 Total N - -
 P205 0,24( sangat rendah ) S3
 K2O
Kemudahan - - -
pengolahan (p)
Potensi mekanisasi (s/m) S2
 Lereng (%) 3 S2
 Batuan permukaan (%) 0 S1
 Singkapan batuan (%) 0 S1
Tingkat bahaya 0 -
erosi (e)

12
Bahaya 0 -
banjir (b)
Kesesuaian lahan aktual N2t, S3wrn
Kendala lain wfp
Kesesuaian lahan potensial N2t

Pembahasan: bahwa dalam data ini faktor temperatur lah yang menjadi kendala utama yg
mana adalah N2 ( tidak sesuai permanen ) dan yang dapat lagi diperbaiki adalah juga
ketersediaan air dengan system irigasi denagn penurunan 2 tingakat s3 menjadi s1 dan
media perakaran yang membutuhkan pengolahan yang sedang untuk perbaikan nya dalam
kedalamn efektif ( drainase tanah ) dapat diperbaiki dengan system irigasi kenaikan 2 tingkat s3
menjadi s1 .pada hara tersedia dengan pemupukan dengan kenaikan 3 tingkat s3 menjadi s1 ,
dan lereng dengan pembuatan teras adalah sedang dalam tingkat pengolahan nya

Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kentang ( White Potato )

Kualitas dan Karakteristik lahan Nilai data Rating Kelas


Temperatur (t) S3
 Rata- rata tahunan 0
( C) 13 S3

Ketersediaan S1
Air (w) 3 S1
 Bulan kering (<75 mm) 1033 S1
 Curah hujan tahunan (mm)

Media S1
perakaran (r) Baik S1
 Drainase tanah Lempung berdebu(SiL) S1
 Tekstur 81 S1
 Kedalam efektif (cm) - -
 Gambut -
 Kematangan -
 Ketebalan (cm)
Retensi hara (f) S2
 KTK tanah 12,25 (rendah) S2
 pH tanah 6,05 S1
 C-organik (%) 0,61 S2
Kegaraman (c)

13
 Salinitas (mmhos/cm) -
Toksisitas (x)
 Kejenuhan Al (%) - -
 Kedalaman sulfidik (cm) - -
Hara S2
tersedia (n) 0,1( sangat rendah ) S2
 Total N -
 P205 0,24( sangat rendah ) S2
 K2O
Kemudahan - - -
pengolahan (p)
Potensi S2
mekanisasi (s/m) 3 S2
 Lereng (%) 0 S1
 Batuan permukaan (%) 0 S1
 Singkapan batuan (%)
Tingkat bahaya 0
erosi (e)
Bahaya 0
banjir (b)
Kesesuaian lahan aktual S3t
Kendala lain fnm
Kesesuaian lahan potensial S3t

Pembahasan: bahwa dalam data ini faktor temperatur lah yang menjadi kendala utama yg
mana adalah S3 ( marjinal ) karena faktor cuaca tidak dapat diperbaiki lagi dan perbaikan KTK
tanah dan c organic dengan pengapuran dan penambahan bahan organic. Hara tersedia sangat
mudah dalam pengolahan tanah nya dengan pemupukan yaitu dengan kenaikan kelas tiga tingkat
S2 menjadi S1. Sedangkan untuk kelas kelerengan bias dinaikkan 1 tingkat dari s2 menjadi s1
dengan pengolahan sedang.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh untuk irigasi, tambak, usahatani tanaman tahunan dan musiman. Kesesuaian lahan
dilakukan agar penggunaan lahan dapat digunakan secara maksimal dan menuai hasil produksi
yang tinggi dan kualitas yang baik. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan sebelum
dilakukan perbaikan pada lahan. Sedangkan kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan
setelah dilakukan perbaikan. Perbaikan lahan dilakukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian
lahan agar cocok untuk komoditas yang akan di budidayakan.

B. Saran

Meskipun kami sebagai penulis menginginkan kesempurnaan dalam menyusun makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233
halaman.

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online.


http://dasar2ilmutanah.blogspot.com

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Yogyakarta. 298 halaman

I Nyoman Dibia. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kayu Putih
(Malaleuca leucadendra) pada Kawasan Hutan Produksi Bali Barat (Kecamatan Grokgak)
Kabupaten Buleleng Bali. AGROTROP, 5 (2): 194 – 205.Universitas Udayana.Denpasar

Pradana, B., Sudarsono, B., & Subiyanto, S. (2013). Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian
Terhadap Komoditas Pertanian Kabupaten Cilacap. Jurnal Geodesi Undip, 2(2).

16

Anda mungkin juga menyukai