Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PEMBERIAN AIR CUCIAN BERAS TERHADAP

PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN KACANG HIJAU


(VIGNA RADIATA L.)

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktikum Perancangan Percobaan

Semester Ganjil Tahun Akademik 2022-20212

Dosen Pengampu : Marizsa Herlina, S.Stat., M. Sc.

Penyusun :
Kelompok 4

Aniqa Rabi Athaya (10060120007)


Rifqi Naufaldi Putra Pratama (10060120089)
Didis Dwiputri Sundara (10060120091)
Muhammad Rifqi Naufal (10060120096)

PROGRAM STUDI STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Perancangan Percobaan yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna Radiata L.)” .
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Perancangan
Percobaan yang diampu oleh Ibu Marizsa Herlina, S.Stat., M.Sc. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan yang dibuat ini terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca agar kami bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bandung, 15 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3


2.1 Landasan Teori Terdahulu.........................................................................3
2.2 Landasan Teori..........................................................................................3
2.2.1 Tanaman Kacang Hijau......................................................................3
2.2.2 Air......................................................................................................5
2.2.3 Tanah..................................................................................................6
2.2.4 Air Cucian Beras................................................................................6
2.2.5 Perkecambahan..................................................................................6
2.2.6 Perancangan Percobaan......................................................................6
2.2.7 Rancangan Acak Kelompok...............................................................7

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................11


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................11
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................11
3.2.1......................................................................................................Alat
11
3.2.2 Bahan...............................................................................................11
3.3 Jenis Penelitian........................................................................................11
3.4 Jenis dan Sumber Data............................................................................12
3.4.1 Jenis Data.........................................................................................12

ii
3.4.2 Sumber Data.....................................................................................12
3.5 Rancangan Penelitian..............................................................................12
3.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................................12
3.7 Metode Analisis Data..............................................................................13
3.8 Pelaksanaan Penelitian............................................................................13

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

v
BAB I
PENDAHULUAN

2.2.1 Latar Belakang


Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan
ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat
dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah
satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang hijau
(Purwono dan Hartono, 2012). Rukmana (1997) mengungkapkan kacang hijau
memiliki ukuran batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklat-coklatan
atau kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm – 110
cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau adalah daun
majemuk, dengan tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval
dengan ujung lancip dan berwarna hijau. Perbanyakan kacang hijau dilakukan
secara generatif yaitu menggunakan biji kacang hijau sebagai benih.
Tanaman kacang hijau tidak memerlukan persyaratan yang khusus dalam
pertumbuhannya, karena tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam
media. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperi air,
kelembaban, suhu, dan cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Salah satu syarat penting bagi proses pertumbuhan kacang hijau adalah air,
seperti air yang berasal dari alam yaitu air hujan atau air sungai dan sejenisnya
bahkan air yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Beberapa jenis
benih dapat juga diberi perlakuan menggunakan air cucian beras. Limbah
tersebut mengandung unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman,
sehingga dapat menjadi pupuk organik alternatif untuk digunakan pada tanaman
dan dapat lebih ekonomis. Selain itu, pemberian air cucian beras pada tanaman
kacang hijau dapat menghambat pertumbuhan patogen atau bakteri jahat
sehingga tidak mengganggu bakteri baik yang ada di tanaman kacang hijau serta
batang tanaman menjadi lebih kuat dan kokoh.
Melihat adanya peluang dalam memanfaatkan limbah cucian beras sebagai
pupuk organik maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Pemberian Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang

1
Hijau (Vigna Radiata L.)” yang bermanfaat sebagai salah satu langkah dalam
mewujudkan budidaya tanaman kacang hijau yang berkelanjutan.
Metode yang digunakan adalah metode rancangan percobaan dengan
menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Parameter
pertumbuhan yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman. Data
pertumbuhan parameter yang diperoleh dianlisis secara statistik dengan taraf
5%.

2.2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian ait air cucian beras terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau?
2. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau
pada pemberian taraf air cucian beras yang berbeda?

2.2.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian air cucian
beras terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi
tanaman kacang hijau pada pemberian taraf air cucian beras yang
berbeda

2.2.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan
pertimbangan dalam penanaman kacang hijau yang lebih mudah dan
efisien.

2
2. Menjadi pembelajaran dikemudian hari mengenai manfaat limbah air
cucian beras bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau untuk peneliti,
mahasiswa, pembaca, maupun masyarakat umum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Terdahulu


Penelitian terdahulu terkait dengan pertumbuhan kacang hijau sudah
banyak dilakukan oleh banyak peneliti sebelum nya. Pada penelitian ini peneliti
akan mengambil referensi dari hasil penelitian oleh Wardiah, Linda dan Hafinati
Rahmatan (2014) dalam penelitian nya yang berjudul “Potensi Limbah Air
Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Pakchoy”.
Peneliti tersebut menggunakan metode pendekatan penelitian kuantitatif
dan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial, lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan
yaitu P0 = 0% air cucian beras (kontrol), P1 = 25% air cucian beras, P2 = 50%
air cucian beras, P3 = 75% air cucian beras, P4 = 100% air cucian beras..
Terlihat dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berbagai
konsentrasi air cucian beras berpengaruh nyata dalam meningkatkan tinggi
tanaman pada 10 dan 20 hari setelah tanam dan berat kering. Sebaliknya, cucian
beras tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah daun.
Selanjutnya, konsentrasi terbaik air leri pada semua parameter adalah 100%.
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu oleh Wardiah, Linda dan Hafinati
Rahmatan (2014) sebagai referensi karena dengan beberapa variabel yang sama
namun ada perbedaan sedikit, dan juga dengan menggunakan penelitian ini
sebagai referensi peneliti berharap akan menjadi lebih baik dari peneliti
terdahulu sebelumnya.

2.2 Landasan Teori

3
Pada landasan teori ini terdapat sebuah konsep dengan pernyataan yang
tertata rapi dan sistematis. Memiliki variabel dalam penelitian karena landasan
teori menjadi landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.

2.2.5 Tanaman Kacang Hijau


Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean,
green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama
daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang
candi (Makassar) (Astawan, 2009). Kacang hijau termasuk dalam keluarga
leguminoseae. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Purwono dan Hartono
(2005) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Klasis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Leguminoseae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L.
Morfologi kacang hijau terdiri dari akar, batang, daun, bunga, polong dan
biji. Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi
menjadi dua, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak
cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke
arah bawah (Purwono dan Hartono, 2005).
Daun kacang hijau termasuk daun majemuk, terdiri dari tiga helai anak
daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih
panjang daripada daunnya sendiri (Purwono dan Hartono, 2005).Batang
tanaman kacang hijau berbentuk bulat, dan berbuku, setiap buku batang
menghasilkan satu tangkai daun. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna
hijau kecoklat-coklatan, atau kemerah-merahan, tumbuh tegak mencapai 4

4
ketinggian 30 cm – 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah (Rukmana,
2006).
Bunga tanaman kacang hijau termasuk bunga sempurna (hermaprodite),
dapat menyerbuk sendiri, berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Tanaman
kacang hijau berbunga 30 – 70 hari, dan polongnya menjadi tua 60 – 120 hari
setelah tanam. Perontokan bunga banyak terjadi, mencapai 90 %. Bunga
diserbuki sebelum mekar, karena pada waktu itu putik dan benang sari terjadi
pemasakan secara bersamaan, sehingga bunga kacang hijau termasuk
cleistogamy. Polong berbentuk silindris dengan panjang antara 6 – 15 cm dan
berbulu pendek. Pada waktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua
berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 6 – 15 biji (Suprapto, 2007).
Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot tiap butir 0,5 mg –
0,8 mg atau berat 1000 butir antara 36 - 78 g, berwarna hijau sampai hijau
mengkilat Biji berbentuk bulat dan umumnya lebih kecil dibandingkan dengan
biji kacang- kacangan lain, berwarna hijau, coklat, kuning atau hitam, sedangkan
hilumnyaada yang cekung atau tidak cekung (Zuhro, 2015).
Tanaman kacang hijau dapat beradaptasi di berbagai daerah yang beriklim
tropis (panas). Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada setiap jenis tanah,
terutama pada tanah-tanah yang gembur, memiliki drainase yang baik,
mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi dan memiliki pH sekitar 5,8
sampai 6,5. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol dan lahan sawah
setelah panen padi pada musim kemarau (Rukmana, 2006). Kacang hijau dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik didataran rendah sampai ketinggian 500 m
dpl. Di daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl produksi kacang hijau
menurun. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada suhu udara optimal 25 – 27 ºC
dengan kelembaban udara 50 – 89 % dan memerlukan cahaya matahari lebih
dari 10 jam/hari. Daerah yang memiliki curah hujan 50 – 200 mm/bulan
merupakan daerah yang baik untuk budidaya tanaman ini. Curah hujan yang
tinggi menyebabkan tanaman mudah rebah dan terserang penyakit (Purwono
dan Purnamawati, 2007).

2.2.6 Air

5
Air merupakan salah satu komponen fisik yang dibutuhkan dalam jumlah
besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85%-90% dari
bobot segar sel-sel dan jaringam tanaman air. Adapun fungsi dan manfaat 7
keberadaan air bagi tanaman dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
1. Air bagi tanaman merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma
2. Air merupakan reagen dalam tubu tanaman, yaitu pada proses
fotosintesis
3. Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah
4. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Sebagai pendorong
proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini
digunakan untuk pertumbuhan
5. Air merupakan pelarut subtansi (bahan-bahan) pada berbagai hal
dalam reaksi-reaksi kimia.
Apabila tanaman kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, dan perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus
menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tersebut menderita
dan kemudian mati.

2.2.7 Tanah
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan suatu tubuh alam yang
mempunyai arti kedalaman dan daerah permukaan, hasil pembentukannya oleh
gaya destruktif (pelapukan dan perombakan oleh mikrobia) serta gaya sintetik
(terbentuknya mineral tertentu dan berkembangnya lapisan-lapisan tanah yang
khas) dan berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman (Soepardi, 1983).

2.2.8 Air Cucian Beras


Air Cucian Beras mengandung nutrisi berupa unsur hara makro dan mikro
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi alternatif bagi tanaman. Sumber
hara alternatif ini dapat juga sebagai air siraman. Air cucian beras berpotensi
dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi antara lain: 80% vitamin
B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi
selain itu mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B
0,043% (Wulandari et al., 2012).

6
2.2.9 Perkecambahan
Perkecambahan merupakan awal dari pertumbuhan pada tanaman. Hal ini
terjadi setelah biji mengalami masa dormansi. Masa dormansi merupakan
peristiwa istirahat atau biji tidak aktif untuk melakukan aktivitas pertumbuhan.

2.2.10 Perancangan Percobaan


Perancangan percobaan merupakan suatu metode yang sistematik yang di
dalamnya terdapat uji atau sederetan uji dimana suatu proses atau system
mengakibatkan terjadinya perubahan yang cukup berarti dari variabel input,
yang dapat diamati melalui respon yang muncul.
1. Prinsip Dasar
Perancangan percobaan dikatakan valid jika memenuhi prisip berikut:
a. Pengulangan
Pengulangan merupakan suatu perlakuan terhadap lebih dari satu unit
eksperimen. Adapun fungsi dari pengulangan yaitu :
1) Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen
2) Mengeluarkan taksiran yang lebih akurat
3) Mempermudah taksiran yang lebih baik mengenai efek rata- rata
suatu faktor
b. Pengacakan
Pengacakan adalah unit eksperimen yang akan dikenai perlakuan harus
dipiliih secara acak atau sebaliknya. Fungsi dari pengacakan yaitu:
1) Menghindari adanya kekeliruan sistematik
2) Memenuhi asumsi independent
3) Menghindari bias
c. Kontrol Lokal
Kontrol lokal merupakan langkah-langkah atau usaha yang berbentuk
penyeimbagan, pelapisan dan pemblokan.
2. Tujuan
Tujuan umum dari suatu perancangan percobaan adalah:
1) Memilih peubah terkendali (X) yang paling berpengaruh terhadap
respon (Y).

7
2) Memilih peubah X yang menyebabkan keragaman respon paling
kecil.
3) Memilih gugus peubah X yang mengakibatkan pengaruh peubah
tak terkendali paling kecil.

2.2.11 Rancangan Acak Kelompok


Rancangan acak kelompok (RAK) sangat baik digunakan jika satuan
percobaan heterogen dan berasal dari satu sumber keragaman, seperti percobaan
yang melibatkan umur tanaman atau hewan yang berbeda, percobaan yang
dilakukan pada lahan miring, percobaan yang di lakukan pada hari yang berbeda
dan lain sebagainya (Mattjik dan Sumertajaya, 2000). RAK merupakan
klasifikasi rancangan percobaan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2000) dibagi
menjadi dua yaitu:

1. Rancangan perlakuan meliputi: rancangan satu faktor, rancangan dua


faktor, dan rancangan tiga faktor.

2. Rancangan lingkungan meliputi: RAL (rancangan acak lengkap),


RAK (rancangan acak kelompok), Rancangan Bujur Sangkar Latin,
dan Rancangan Lattice.

RAK digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam mempersiapkan satuan


percobaan yang relatif homogen dalam jumlah besar. Komponen keragaman
diluar perlakuan yang ikut mempengaruhi respon dari satuan percobaan
merupakan komponen keragaman satuan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan pembentukan kelompok atau blok (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).
Kelompok yang dibentuk hendaknya menghindari terjadinya interaksi dengan
perlakuan yang dicobakan. Dalam setiap kelompok atau blok semua perlakuan
yang dicobakan harus muncul satu kali. Penempatan masing-masing perlakuan
dilakukan dengan pengacakan dalam kelompok tersebut (pengacakan yang
terbatas pada satu kelompok). Banyaknya unit percobaan dalam setiap
kelompok minimal sama dengan jumlah perlakuan yang akan diteliti (Widiharih,
2007). Kelompok yang terbentuk seharusnya merupakan kumpulan dari satuan-
satuan percobaan yang relatif homogen, sehingga keragaman dalam kelompok
kecil sedangkan keragaman antar kelompok besar. Melalui pengelompokan yang

8
tepat, maka rancangan ini akan memperkecil galat (Widiharih, 2007).

Bentuk umum model linier aditif dari Rancangan Acak Kelompok (RAK)
sebagai berikut:

Y ij =μ+ τ i+ β j +ε ij

Keterangan:

i = 1,2, … , t dan j = 1,2, … , r

Y ij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

μ = Rataan umum

τ i = Pengaruh perlakuan ke-i

β j = Pengaruh kelompok ke-j

ε ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

a. Hipotesis yang dapat diambil:

1. Dengan bentuk hipotesis yang diuji untuk pengaruh perlakuan yaitu:

H0: τ1= ... = τi = 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang


diamati)

H1: paling sedikit ada satu i dimana τi ≠ 0

2. Dengan bentuk hipotesis yang diuji untuk pengaruh kelompok yaitu:

H0: β1= ... = βj = 0 (kelompok tidak berpengaruh terhadap respon yang


diamati)

H1: paling sedikit ada satu j dimana βj ≠ 0

b. Pengacakan
Tabel 2.2. 1 Tabel Pengamatan untuk Rancangan Acak Kelompok

Perlakuan Total
Kelompok Kelompok
(Y..k)
P1 P2 … P3
1 Y11 Y21 … Yi1 Y..1
2 Y12 Y22 … Yi2 Y..2

9
… … … … … …
k Y1k Y2k … Yik Y..k
Total
Perlakuan Y1.. Y2.. … Yi.. Y…
(Yi..)

Tabel 2.2. 2 Tabel Analisis of Variance untuk Rancangan Acak


Kelompok

Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat
Keragama F-Hitung
Bebas Kuadrat Tengah
n
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG
Galat (t-1)(r-1) JKG KTG  
Total tr-1 JKT    
c. Pengambilan Keputusan

Statistik uji Fhitung = KTP/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat


bebas pembilang sebesar t-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t-1)(r-1).
Jika nilai Fhitung lebih besar dari F α,db1,db2 maka hipotesis nol ditolak dan
berlaku sebaliknya.

Nilai Fhitung = KTK/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas


pembilang sebesar r-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t-1)(r-1).
Dengan demikian jika nilai Fhitung lebih besar dari F α,db1,db2 maka
hipotesis nol ditolak dan berlaku sebaliknya.

2.2.12 Uji Perbandingan Ganda


Uji perbandingan ganda adalah metode statistik yang digunakan untuk
membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok secara bersamaan. Uji
perbandingan ganda dapat digunakan untuk menentukan apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok tersebut atau tidak.

Uji perbandingan ganda biasanya digunakan setelah melakukan uji


normalitas dan homogenitas terhadap data. Uji normalitas dan homogenitas
digunakan untuk memastikan bahwa data yang akan digunakan memenuhi
kondisi yang diperlukan untuk melakukan uji perbandingan ganda.

10
Untuk melakukan uji perbandingan ganda, kita dapat menggunakan salah
satu metode uji perbandingan ganda, seperti LSD, uji Tukey dan uji Duncan.
Masing-masing metode memiliki cara yang berbeda dalam melakukan
perhitungan, tetapi tujuan dari semua metode tersebut adalah sama, yaitu untuk
membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok secara bersamaan.

2.2.8.1 Uji Fisher Least Significant Difference (LSD)


Uji Fisher Least Significant Difference (LSD) adalah sebuah teknik
statistik yang digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara dua atau lebih rata-rata sampel. Uji ini sering digunakan
dalam penelitian untuk menguji hipotesis tentang perbedaan rata-rata dari dua
kelompok yang berbeda.
Cara kerja uji Fisher LSD adalah dengan menghitung selisih antara rata-
rata kelompok yang diuji dan mengalikan hasilnya dengan sebuah nilai t tabel.
Jika hasilnya lebih besar dari nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok tersebut. Namun, jika
hasilnya kurang dari nilai t tabel, maka tidak dapat disimpulkan adanya
perbedaan yang signifikan antara dua kelompok.
Uji Fisher LSD biasanya digunakan setelah melakukan uji-uji lain
seperti uji t-tes atau uji ANOVA untuk memastikan bahwa perbedaan yang
teramati antara kelompok-kelompok tersebut tidak terjadi secara kebetulan.
Uji ini sangat cocok digunakan apabila pengujian nilai tengah perlakuan
yang akan dibandingkan sebelumnya telah direncanakan. Tingkat ketepatan uji
BNT akan berkurang jika digunakan untuk menguji semua kemungkinan
pasangan nilai tengah perlakuan (melakukan pembanding yang tidak
terencana). Beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan agar uji ini dapat
digunakan secara efektif antara lain: gunakan uji BNT hanya apabila F Hitung
> F Tabel, tidak menggunakan uji BNT untuk membandingkan semua
kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan karena hanya cocok untuk
membandingkan dengan kontrol atau tidak lebih dari lima perlakuan. Apabila
setiap perlakuan mempunyai ulangan yang sama yaitu r, maka formula untuk
perhitungan nilai pembanding (NP) BNT pada taraf nyata α adalah:

11
Nilai tα dilihat pada tabel t dengan menggunakan derajat bebas galat
dan α yang digunakan. Untuk menilai apakah dua nilai tengah perlakuan
berbeda secara statistika, maka bandingkan dengan selisih (beda) dua nilai
tengah perlakuan tersebut dengan nilai BNT. Jika beda dua nilai tengah > nilai
BNT, maka dua nilai tengah dikatakan berbeda secara nyata pada taraf α,
sebaliknya jika beda dua nilai tengah ≤ nilai NP BNT, maka dua nilai tengah
dikatakan tidak berbeda nyata.
2.2.8.2 Uji Tukey
Uji Tukey adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk
menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata dari
beberapa kelompok yang berbeda. Uji ini juga dikenal dengan nama uji Tukey-
Kramer atau uji Tukey's Honestly Significant Difference (HSD). Uji ini
biasanya digunakan setelah melakukan uji ANOVA (Analisis Variasi) untuk
menentukan di mana perbedaan tersebut terjadi.
Cara kerja uji Tukey adalah dengan menentukan interval kepercayaan
(confidence interval) untuk perbedaan antara dua rata-rata kelompok yang
berbeda. Jika interval kepercayaan ini tidak mencakup nol, maka perbedaan
tersebut dianggap signifikan secara statistik. Uji Tukey juga menentukan
tingkat signifikansi (alpha level) yang digunakan untuk menentukan apakah
perbedaan tersebut signifikan atau tidak.
Uji Tukey banyak digunakan dalam penelitian karena mudah digunakan
dan dapat memberikan hasil yang akurat. Namun, uji ini hanya cocok untuk
digunakan pada data yang telah dipre-proses dengan baik dan memenuhi
asumsi-asumsi dasar uji ANOVA. Jika data tidak memenuhi asumsi ini, maka
hasil uji Tukey mungkin tidak akurat dan perlu dilakukan uji lainnya. Uji
Tukey juga tidak dapat digunakan pada data dengan jumlah kelompok yang
banyak, karena tidak dapat menentukan perbedaan antara lebih dari dua
kelompok.

12
Keterangan :
K : jumlah kelompok
V : derajat bebas galat
n : Banyaknya sampel

KTG : Kuadrat tengah galat


2.2.8.3 Uji Duncan
Uji Duncan adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk
menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata dari
beberapa kelompok yang berbeda. Uji ini biasanya digunakan setelah
melakukan uji ANOVA (Analisis Variasi) untuk menentukan di mana
perbedaan tersebut terjadi.
Cara kerja uji Duncan adalah dengan menentukan interval kepercayaan
(confidence interval) untuk perbedaan antara dua rata-rata kelompok yang
berbeda. Jika interval kepercayaan ini tidak mencakup nol, maka perbedaan
tersebut dianggap signifikan secara statistik. Uji Duncan juga menentukan
tingkat signifikansi (alpha level) yang digunakan untuk menentukan apakah
perbedaan tersebut signifikan atau tidak.
Uji Duncan banyak digunakan dalam penelitian karena mudah
digunakan dan dapat memberikan hasil yang akurat. Namun, uji ini tidak dapat
digunakan pada data yang tidak memenuhi asumsi-asumsi dasar uji ANOVA,
seperti data yang tidak normal atau tidak homogen. Selain itu, uji ini hanya
cocok untuk digunakan pada data dengan jumlah kelompok yang sedikit,
karena tidak dapat menentukan perbedaan antara lebih dari dua kelompok.

Keterangan :
P = jarak peringkat dua perlakuan p
V = darajat bebas galat
a = taraf nyata

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di kost peneliti yang beralamat di Jl. Tamansari
Bawah No 84/59, RT 03 RW 20 Desa Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan,
Kota Bandung pada bulan Desember 2022.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas :

14
1. 5 cup gelas berukuran 14 oz
2. Kertas
3. Pulpen
4. Penggaris

3.2.2 Bahan
1. Tanah
2. Biji kacang hijau
3. Air
4. Air cucian beras

3.3 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
penjelasan kausal (causal explanation research) melalui pendekatan kuantitatif
karena tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hubungan kausal antar variabel
melalui suatu pengujian hipotesis (Cooper dan Emory, 1995 : 124 ). Pada
penelitian ini peneliti menjelaskan hubungan sebab-akibat antara air cucian
beras dengan pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau melalui pengujian
hipotesis berdasarkan teori – teori yang kemudian data hasil penelitian yang
telah diperoleh dihitung dan dianalisis melalui pendekatan kualitatif.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data


Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data
Kuantitatif merupakan data yang berupa angka - angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah
yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan (Sugiyono, 2018).

3.4.2 Sumber Data


Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172), Sumber data yang dimaksud
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Pada penelitian
ini kami menggunakan sumber data data primer. sumber data primer adalah

15
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara mengumpulkan data
(Sugiyono, 2017).

3.5 Rancangan Penelitian


1. Nama Rancangan : Rancangan Acak Kelompok (RAK)
2. Faktor atau kelompok beserta taraf :
P1 = 0% air cucian beras (50 ml air biasa)
P2 = 25% air cucian beras (12.5 ml air cucian beras dan 37.5 ml air
biasa)
P3 = 50% air cucian beras (25 ml air cucian beras dan 25 ml air biasa)
P4 = 75% air cucian beras (37.5 ml air cucian beras dan 12.5 ml air
biasa)
P5 = 100% air cucian beras (50 ml air cucian beras)
3. Respon : Pertumbuahn tinggi tanaman
4. Kelompok : Hari ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
5. Unit percobaan/pengamatan : 5 x 10 = 50 unit

3.6 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dan dokumentasi. Metode eksperimen digunakan untuk
mengetahui pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman kacang hijau. Hasil dari metode eksperimen kemudian dikumpulkan,
dicatat, diukur, diambil gambar dan disimpan oleh peneliti dengan metode
dokumentasi.

3.7 Metode Analisis Data


Rancangan Acak Kelompok (RAK) merupakan salah satu bentuk
rancangan yang telah digunakan secara meluas dalam berbagai bidang
penyelidikan pertanian, industri dan sebagainya. Rancangan ini dicirikan oleh

16
adanya kelompok dalam jumlah yang sama, dimana setiap kelompok dikenakan
perlakuan-perlakuan. Melalui pengelompokan yang tepat atau efektif, maka
rancangan ini dapat mengurangi galat percobaan. Disamping itu rancangan ini
juga fleksibel dan sederhana. Jika pada RAL yang dipelajari adalah satu
keragaman yang menyebabkan nilai-nilai pengamatan beragam yaitu keragaman
karena perlakuan yang dicobakan, maka pada RAK yang diperhatikan adalah
disamping perlakuan dan pengaruh galat masih dilihat juga adanya kelompok
yang berbeda. Kalau digunakan RAL maka satuan percobaan harus homogen
sedangkan yang berlainan adalah perlakuan, apabila menggunakan RAK satuan
percobaan tidak perlu homogen, dimana satuan-satuan percobaan tersebut dapat
dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tertentu sehingga satuan
percobaan dalam kelompok tersebut menjadi relatif homogen. Dengan demikian
proses pengelompokan adalah membuat keragaman dalam kelompok menjadi
sekecil mungkin dan keragaman antar kelompok menjadi sebesar mungkin.

3.8 Pelaksanaan Penelitian


Sebelum percobaan dilakukan, pilihlah benih dari kacang hijau
berkualitas baik, lalu cuci bersih dengan air mengalir. Rendam benih selama 6
jam untuk memecah dormansi dan untuk menjaga kualitas benih. Tiriskan benih
yang sudah direndam lalu angin-anginkan hingga kering. Untuk pembuatan
media tanam, siapkan alat dan bahan seperti gelas plastik, kompos, dan air.
Masukkan tanah kedalam gelas plastik sampai hampir penuh. Setelah benih dan
media tanam siap digunakan, letakkan benih diatas media tanam. 5 unit
percobaan disimpan di tamansari. Perawatan setelah penanaman adalah dengan
melakukan penyiraman media tanam sebanyak 1 hari sekali. Pengamatan
dilakukan selama 10 hari dengan variabel yang diamati yaitu pertumbuhan
tinggi tanaman setiap hari. Selanjutnya dilakukan analisis varians dan apabila
terdapat pengaruh dilanjutkan uji lanjut melalui uji perbandingan ganda yaitu uji
fisher, LSD, uji tukey, dan uji Duncan.

3.9 Pengacakan
Langkah Pengerjaan menggunakan Excel :
1. Buat tabel setiap kelompok dengan kolom perlakuan dan angka acak

17
2. Bangkitkan bilangan acak pada kolom angka acak dengan fungsi
RAND()
3. Urutkan kedua kolom tersebut berdasarkan angka acak dan perlakuan
Tabel 3.9 Tabel Pengacakan

Kelompok 1
Perlakua Angka
n Acak
0.16248160
P4
3
0.45433733
P5
1
0.53278688
P3
4
0.17011676
P2
5
0.91103713
P1
8

Kelompok 2
Perlaku Angka
an Acak
0.0134955
P1
1
0.6488590
P3
59
0.7561338
P5
6
0.3578473
P2
77
0.9619607
P4
67

Kelompok 3
Perlaku Angka
an Acak
0.5831331
P2
79
0.4184325
P4
55
0.4196299
P5
67
0.0125610
P3
88
0.2033018
P1
45

18
Kelompok 4
Perlakua Angka
n Acak
0.22487752
P3
2
0.84589217
P4
3
0.55348005
P2
4
0.18490074
P5
2
0.46014479
P1
8

Kelompok 5
Perlaku Angka
an Acak
0.8308755
P5
21
0.5872335
P1
14
0.7161295
P2
53
0.3002048
P3
1
0.0022815
P4
95

Kelompok 6
Perlaku Angka
an Acak
0.8885214
P2
7
0.5248249
P3
02
0.9996525
P5
21
0.7522625
P4
59
0.2928819
P1
57

Kelompok 7
Perlakua Angka
n Acak
0.05493212
P4
7
P1 0.85437222

19
2
P2 0.41792974
0.80808758
P5
9
P3 0.58108089

Kelompok 8
Perlaku Angka
an Acak
0.3579464
P4
44
0.7934424
P2
75
0.8289660
P5
85
0.9494878
P1
96
0.8235850
P3
91

Kelompok 9
Perlaku Angka
an Acak
0.9226225
P2
22
0.0019415
P5
34
0.3337903
P3
42
0.4021751
P4
06
0.7934871
P1
67

Kelompok 10
Perlakua Angka
n Acak
0.80449521
P3
1
0.83222329
P2
6
0.55692796
P5
2
0.44782494
P4
8
0.23959178
P1
1

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data


Berdasarkan hasil percobaan didapat hasil percobaan dari pertumbuhan
tinggi tanaman per-cup. Penelitia ingin menguji pengaruh pemberian air
cucian beras terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau. Sehingga
diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut :
Table 4.1 Data Hasil Pengamatan

Konsentrasi Air Hari Ke - (cm)


Cucian Beras 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.
0% 0.0 1.4 3.0 7.0 8.0 8.9 9.5 11.0 12.4
3
0.
25% 0.0 1.5 4.0 8.0 8.5 9.0 10.4 11.5 12.9
4
0.
50% 0.0 1.8 5.0 9.8 10.6 11.5 13.4 14.1 14.6
6
75% 0.0 0. 3.0 6.0 12.5 14.1 15.0 15.4 16.2 16.9

21
7
0.
100% 0.0 3.0 5.2 10.0 12.0 12.8 13.4 14.2 14.7
6

4.2 Hasil pengujian

4.2.1 Output SAS

Tabel 4.2 Hasil Taraf Setiap Faktor

Class Level Information

Class Levels Values

blok 10 b1 b10 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9

konsentrasi 5 k1 k10 k2 k3 k4 k5

Dapat dilihat dari hasil output di atas terdapat blok (Kelompok cucian
beras) dengan 5 taraf (0% cucian beras, 25% cucian beras, 50% cucian beras,
75% cucian beras, 100% cucian beras) dan faktor (hari) dengan 10 taraf (10
hari).

Tabel 6. Hasil Unit Percobaan

Number of Observations 50
Read

Number of Observations Used 50

Dapat dilihat dari hasil output di atas terdapat 50 unit percobaan yang
terbaca dan 19 unit percobaan yang terpakai dari untuk hasil yang diberikan
dalam penelitian.

Tabel 7. Hasil Angka R-Square

22
R- Root
Square Coeff Var MSE tinggi Mean

0.975501 12.82315 1.012516 7.896000

Berdasarkan hasil output pada tabel di atas menunjukkan angka R


square adalah 0.975501 hal ini berarti bahwa 97.55% keragaman pertumbuhan
tinggi pada tanaman kacang hijau bisa dijelaskan oleh variabel air cucian beras.
Sedangkan, sisanya (100% - 97.55% = 2.45 %) dijelaskan oleh variabel lain di
luar model.

Gambar 2. Hasil Boxplot Faktor

4.2.2 Uji Analisis Varians

 Hipotesis

H 0 : Model tidak valid.

H 1 : Model valid

 Taraf Nyata :

α =5 % = 0,05

 Statistik Uji

23
Tabel 8. Uji ANOVA

Source DF Sum of Squares Mean F Value Pr > F


Square

Model 13 1469.572400 113.044031 110.27 <.0001

Error 36 36.906800 1.025189    

Corrected Total 49 1506.479200    

 Kriteria Uji

Tolak H 0 jika Pr < α

Didapatkan nilai P-value = 0.0001 yang lebih kecil dari α =0.05 , maka
H 0 ditolak .

 Kesimpulan

Dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan bahwa model valid.

4.2.3 Uji Efek Perlakuan dan Kelompok

 Hipotesis

H 0 :τ 1=τ 2=τ 3=τ 4=τ 5 (Air cucian beras tidak mempengaruhi pertumbuhan
tinggi tanaman).

H 1 : paling sedikit ada satu τi ≠0 (Air cucian beras mempengaruhi


pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau).

24
H 0 : β 1=β 2=β 3=β 4= β5 =β6 =β 7=β 8=β 9= β10 (hari tidak mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau).

H 1 : paling sedikit ada satu βj≠ 0 (hari mempengaruhi pertumbuhan tinggi


tanaman kacang hijau).

 Taraf Nyata :

α =5 % = 0,05

 Statistik Uji

Tabel 9. Uji Efek Perlakuan dan Kelompok

Source DF Anova SS Mean Square F Pr > F


Value

blok 9 1373.963200 152.662578 148.91 <.0001

konsentras 4 95.609200 23.902300 23.32 <.0001


i

 Kriteria Uji

Tolak H 0 jika Pr < α

Didapatkan nilai P-value untuk perlakuan (air cucian beras) = 0.0001 yang
lebih kecil dari α =0.05 ,maka H 0 ditolak .

Didapatkan nilai P-value untuk kelompok (hari) = 0.0001 yang lebih kecil
dari α =0.05 , maka H 0 diterima .

 Kesimpulan

Dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan bahwa air cucian beras


mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau dan hari
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.

25
4.2.4 Uji Perbandingan Ganda

Hasil pengujian sebelumnya menunjukan bahwa menolak Ho atau ada


pengaruh maka dilakukan uji perbandingan ganda. Uji perbandingan ganda pada
penelitian ini adalah Uji Tukey.

 Hipotesis
H 0 : μ1=μ2=μ 3=μ4 =μ4 =0 ; Tidak terdapat perbedaan rata-rata air cucian
beras 1,2,3, 4, dan 5
H 1 : minimal ada satu μi ≠ 0 ; Terdapat perbedaan rata-rata air cucian beras
1,2,3, 4 dan 5
 Taraf Signifikansi
α =5 %=0.05
 Statistik Uji

26
Berdasarkan hasil diatas, uji perbandingan ganda untuk Faktor (Air Cucian
Beras) dengan menggunakan uji Tukey diperoleh bahwa :

 Rata-rata air cucian beras 5 tidak memiliki perbedaan dengan


rata-rata air cucian beras 3.
 Rata-rata air cucian beras 2 tidak memiliki perbedaan dengan
rata-rata air cucian beras 1.
Hasil Uji Perbandingan Ganda :
t5 = t3
t2 = t1
t5 ≠ t4
t5 ≠ t2
t5 ≠ t1
t4 ≠ t1
t4 ≠ t2
t4 ≠ t3
t3 ≠ t1
t3 ≠ t2
Dimana K4 (Air cucian beras 75%) merupakan yang terbaik karena memiliki nilai
rata-rata yang paling tinggi yaitu 9,98 dalam memberikan hasil pada
pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.

27

Anda mungkin juga menyukai