OUTLINE SKRIPSI
OLEH
NOVIANDA RINALDI
NIM.170200305421
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UIVERSITAS KAPUAS SINTANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulisan Outline Skripsi ini dapat
Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)” sebagai salah satu
banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang terlibat dalam Proses pelaksanaan
1. Ibu Nining Sri Sukasih, S.P., M.MA selaku dosen pembimbing utama yang
dapat di selesaikan.
2. Bapak Markus Sinaga, S.P., M.MA selaku dosen pembimbing pembantu yang
juga telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan Outline Skripsi
ini.
3. Bapak Syarif Nizar Kartana, S.P,.M.P selaku dosen penguji yang telah
i
Penulis menyadari bahwa isi dari Outline Skripsi ini belum seluruhnya
sempurna. Semoga Outline Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Masalah Penelitian...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
D. Kegunaan Penelitian................................................................................7
E. Hipotesis Penelitian.................................................................................8
C. Hidroponik.............................................................................................10
D. Media Tanam.........................................................................................12
E. Nutrisi Tanaman....................................................................................13
G. Penelitian Terdahulu..............................................................................16
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18
A. Metode Penelitian..................................................................................18
D. Pelaksanaan Penelitian..........................................................................19
E. Pengumpulan Data.................................................................................21
F. Analisis Data.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................27
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.Denah Penelitian...........................................................................................27
2.Jadwal Kegiatan............................................................................................28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanaman sayur yang tergolong dalam Famili Convolvulaceae dan banyak digemari
oleh seluruh lapisan masyarakat (Wijaya et al., 2014). Sayuran ini memiliki rasa
yang renyah dan kaya akan sumber gizi yakni protein, lemak, karbohidrat, p, Fe,
setahun. Tanaman yang diduga berasal dari kawasan Asia dan Afrika ini meliputi
dua jenis yang biasa di budidayakan petani, yakni kangkung darat dan kangkung
produksi sayuran kangkung pada tahun 2019 mencapai 346,4 ton dengan luas
cukup. Pemenuhan kebutuhan pangan seperti sayuran dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga. Salah satu upaya memenuhi kebutuhan pangan dirumah tangga
merupakan sistem yang terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia,
tanaman, dan hewan. Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari
1
2
lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-
umbian, sayuran, buah-buahan, bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan
tangan serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun
ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat:
pekarangan dapat memiliki manfaat : (1) Kemandirian pangan rumah tangga pada
suatu kawasan, (2) Diversifikasi pangan yang berbasis sumber daya lokal, (3)
hortikultura untuk masa yang akan datang, (4) Kesejahteraan petani dan
Pemanfaatan kebun bibit desa agar menjamin kebutuhan masyarakat akan bibit
Saat ini menanam dengan sistem hidroponik adalah alternatif yang tepat
untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan di lahan yang sempit atau terbatas.
antaranya adalah tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang
terbatas misalnya di atap, dapur atau garasi, selain itu perawatan tanaman pada
sistem hidroponik lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol. Pemanfaatan
sebagai upaya mengatasi permasalahan sempitnya luas lahan yang dimiliki oleh
3
pasar. Oleh karena itu, apabila sayuran tidak tersedia di pasar, maka tingkat
tidak ada resiko pengelolahan lahan untuk penanaman terus menerus sepanjang
tahun, kualititas lebih tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih
efisien, tidak ada gulma, periode tanam lebih pendek, pengendalian hama dan
penyakit lebih mudah. Kelemahan sistem hidroponik adalah modalnya besar, jika
tanaman terserang patogen maka dalam waktu singkat tanaman akan terinfeksi,
pada kultur substrat jika kapasitas menahan air media substrat lebih kecil
dibanding media tanah akan menyebabkan media cepat kering. Sedangkan pada
kultur air, volume air dan jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga akan
menyebabkan titik layu sementara sampai titik layu permanen pada tanaman
Salah satu sistem hidroponik yang sederhana ialah wick system (sumbu).
Dalam sistem hidroponik ini, wick untuk alat penyaluran nutrisi untuk tanaman
pada media tanaman. Larutan nutrisi ditarik ke media tanam dari bak/tangka
penampungan melalui sumbu. Air dan nutrisi akan dapat mencapat akar tanaman
dikarenakan tidak adanya bagian yang bergerak pada media ini. Hidroponik ini
4
adalah tidak memerlukan sumber daya listrik, jumlah pupuk dan pengairannya
mudah dikontrol.
memiliki tingkat kesulitan yang sangat rendah. Selain itu semua bahan untuk
mineral, botol-botol plastik air mineral, pipa paralon, baki bekas dan beberapa
bahan organik seperti pelepah pisang, batang-batang bambu, dan tumbuhan eceng
satu hal yang sangat diperhatikan yaitu larutan dalam nutrisi. Larutan nutrisi
adalah faktor yang penting untuk pertumbuhan dan kalitas hasil panen tanaman
hidroponik, jadi harus benar dari segi jumlah kandungan ion nutrisi dan suhu.
Kelebihan system hidroponik adalah, tanaman mendapatkan suplai air dan nutrisi
secara terus menerus, biaya alat yang mudah, mempermudah perawatan karena
diberikan dalam bentuk cairan larutan yang terkandung unsur mikro dan makro di
seperti rockwool, cocopeat, serbuk gergaji, dan arang sekam. Media tanam
rockwool ini menyimpan keunggulan yang tidak banyak dimiliki oleh media
tanam lainnya, terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang
mampu disimpan oleh media tanam rockwool. Rockwool memiliki sifat ramah
lingkungan karena terbuat dari kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu
bara, dan batu kapur yang dipanaskan pada suhu 1.600oC hingga meleleh
tanam. Rockwool memiliki ketahanan suhu sampai 650oC dan tahan kelembaban
sabut kelapa. Media tanam ini bersifat organik sehingga bisa dikatakan cocopeat
adalah media tanam yang ramah lingkungan. Cocopeat merupakan media tanam
yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0 –
6,8 dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran. Dalam
adalah untuk mempertinggi aerasi pada media taman, karena daya serap air
cocopeat sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat aerasi ini berfungsi
agar akar dapat bernafas (menyerap oksigen) lebih baik (Permanasari dkk., 2012).
6
Sabut kelapa dan sabut pinang dinilai sesuai digunakan sebagai media
tanam pada sistem hidroponik karena kapasitas simpan airnya yang tinggi. Media
tanam dan suhu larutan nutrisi memberikan pengaruh terhadap nilai EC (electrical
5,5 sampai 6,5 dengan cara pengontrolan yaitu dengan mengganti larutan nutrisi
dilakukan karena media tanam dan suhu dapat berpengaruh terhadap pH larutan
berwarna hitam, yang di hasilkan dari pembakaran tidak sempurna, dan telah
banyak di gunakan sebagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
lain harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan
yang umum tersedia hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja, dan hanya dapat
Serbuk gergaji sebagai media tanam dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
media tanam yang baik. Media tanam ini dibuat dengan menggunakan serbuk
penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan
air dan juga unsur hara oleh tanaman, maka kondisi kesuburan dari tanaman
B. Masalah Penelitian
satunya adalah jenis media tanam, oleh sebab itu maka permasalahan pada
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dengan dosis nutrisi
yang sama?
C. Tujuan Penelitian
2. Menentukan media tanam yang tepat pada Hidroponik sistem wick terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dari hasil pemberian dosis
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :
1. Aspek Teoritis, Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber ilmu
berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam budidaya pertanian dengan
sistem Hidroponik.
2. Aspek Praktis, Diharapkan hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan sebagai
E. Hipotesis Penelitian
H1 : Diduga setiap jenis media tanam memiliki pengaruh yang baik terhadap
yang sama.
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Adapun kedua variabel tersebut sebagai berikut :
KAJIAN PUSTAKA
diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convulvulace
Genus : Ipomoea
Ipomoea reptans Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari
satu tahun. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar
tunggang. Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai
9
10
Daun melekat pada buku-buku batang dan pada ketiak daun terdapat mata
tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Daun kangkung merupakan
daun tunggal dengan dan ujung daunnya runcing. Permukaan daun bagian atas
dan bebiji. Bunga kangkung darat berwarna putih bersih. Buah muda berwarna
hijau keputih-putihan dan berubah menjadi cokelat tua setelah tua dan kering.
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya terdapat 3 biji yang
C. Hidroponik
Hidroponik atau Hydrophonics berasal dari bahasa latin yaitu hydro yang
berarti air dan kata Phonos yang berarti kerja (Istiqomah, 2007). Sistem bercocok
tanam yang lebih banyak menggunakan air sebagai sumber nutrisi utama ini
ekosistem bisa lebih mudah dikendalikan sehingga resiko karena pengaruh cuaca
bisa diperkecil. Selain itu, dengan bercocok tanam hidroponik dapat menyiasati
medium lain yang bisa digunakan dalam sistem bertanam hidroponik ini adalah
kerikil, pasir, spon, atau gel, sedangkan tanaman yang bisa tumbuh dengan sistem
dan tanaman hias. Berkebun hidroponik memiliki banyak manfaat yang bisa
diperoleh, yang antara lain meliputi produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin
dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan penggunaan pupuk lebih
hemat, tanaman lebih mudah disulam, dan tanaman memberikan hasil yang
berkelanjutan. Kualitas daun, bunga, atau buah juga lebih sempurna dan tidak
Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik terdapat dua hal yang perlu
lingkungan tempat tumbuh yang sehat. Sistem irigasi tetes merupakan salah satu
teknik hidroponik yang dapat memberikan air untuk tanaman secara terus-
menerus atau tidak terputus dengan laju pemberian air sesuai dengan kebutuhan
tanaman di tiap fase pertumbuhannya. Irigasi tetes memberikan air dengan cara
efisiensi penggunaan air bisa mencapai 75% sampai 85%. Jika sistem irigasi tetes
dirancang dengan tepat dan jumlah kebutuhan air serta waktu pemberiannya
dioperasikan dengan teratur, maka akan lebih berhasil (Sapriyanto dan Nora, 1999).
12
D. Media Tanam
Media tanam adalah tempat melekatnya akar tanaman juga sebagai tempat
akar tanaman menyerap unsur –unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Silvina dan
Syafrinal (2008) mengemukakan bahwa media tanam yang baik adalah yang dapat
berikut: dapat menjadi tempat berpijak tanaman, mampu mengikat air dan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman, mempunyai aerasi dan drainasi yang baik, dapat
bagi tanaman, tidak mudah lapuk, mudah diperoleh dan harganya murah, selain
itu media tumbuh yang baik adalah tanaman dalam wadah (pot) umumnya harus
mengandung ruang pori total sebanyak 85%, ruang yang dapat ditempati udara 25
sampai 35% dan air yang mudah tersedia bagi tanaman sikitar 20 sampai 30%.
pada penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penompang
kultur air yang tidak menggunakan media pendukung lain untuk perakaran
tanaman dan kultur subtrat atau agregat yang menggunakan media padat untuk
persyaratan terpenting untuk hidroponik harus ringan dan porus serta media
mempunyai porositas yang baik. Media yang dapat digunakan yaitu sekam bakar,
pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss) dan sabut kelapa (Said, 2007).
budidaya tanaman sistem hidroponik, baik unsur hara esensial makro maupun
digunakan dan yang biasa petani gunakan untuk pemupukan tanaman. Larutan
nutrisi yang diberikan terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat
E. Nutrisi Tanaman
hidroponik perlu mendapatkan nutrisi lengkap, yakni yang terdiri dari unsur-unsur
makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro (Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo) (Chekli et
al., 2017). Selain itu, jenis media tanam juga berpengaruh pada tingkat produksi
(yield) tanaman, kandungan biomassa kering (dry matter), serta kualitas tanaman
yang mencakup tekstur, warna, dan rasa (Putra & Yuliando, 2015). Media tanam
hara berupa larutan hidroponik standar (AB mix), (Nugraha & Susila, 2015).
Nutrisi yang digunakan pada budidaya hidroponik diberikan dalam bentuk larutan
yang harus mengandung unsur makro dan mikro. Nutrisi hidroponik yang umum
dipakai merupakan hasil formulasi dari unsur-unsur hara makro dan mikro yang
dipisahkan antara yang makro dan mikro, biasanya secara umum diberi simbol
unsur makro diberi simbol A dan yang mikro diberi simbol B yang nantinya akan
14
dilarutkan dalam bentuk stok nutrisi dan dilarutkan air dengan tempat yang
Nutrisi AB mix adalah nutrisi yang digunakan dibagi menjadi dua stok
yaitu stok A dan stok B. Stok A berisi senyawa yang kalsium hidroksisda di Ca,
sedangkan Stok B berisi senyawa yang mengandung sulfat dan fosfat. Pembagian
tersebut dimaksudkan agar dalam kondisi pekat tidak terjadi endapan, karena Ca
jika bertemu dengan sulfat atau fosfat dalam keadaan pekat menjadi kalsium sulfat
atau kalsium fosfat dan membentuk endapan (Sutiyoso, 2004). Nutrisi AB Mix
Mg , S, dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah sedikit (Mikro) yaitu Fe, Mn, Bo,
Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na dan Co ( Sesanti dan Sismanto, 2016).
Sistem sumbu atau Wick System merupakan sistem hidroponik statis atau
pasif yang mengandalkan prinsip kapilaritas air melalui penggunaan kain sebagai
perantara. Teknik statis ini bisa dibilang sebagai teknik tertua dalam dunia
untuk mengalirkan air nutrisi dari wadah penampung nutrisi ke akar tanaman.
Sumbu yang digunakan dalam sistem ini biasanya berupa kain flanel yang biasa
Sistem sumbu atau Wick System bisa digunakan untuk pemula atau hanya
untuk sekedar hobi. Keunggulan dari sistem wick ini yaitu tidak membutuhkan
perawatan khusus. Air dan nutrisi tanaman tidak mengalami sirkulasi sehingga
Penggunaan wadah yang tidak terlalu besar dan tidak menggunakan pompa air
ketersediaan listrik (Putera, 2015, ha1. 3-5). Kelemahan dari sistem wink dalam
penelitian ini adalah kurang bisa dihandalkan untuk produksi skala besar karena
membutuhkan banyak wadah dan rumit dalam proses penambahan nutrisi untuk
setiap wadah yang ada. Terutama ketika tanaman sudah mulai cukup besar dan
7. Nilai seni yang tidak kalah elegan dengan instalasi hidroponik lainnya. Bisa
1. Air dan nutrisi yang diberikan tidak dapat kembali ke bak penampungan
2. Peroses penambahan nutrisi yang bersifat manual, harus rajin mengontrol bak
nutrisi untuk memastikan apakah nutrisinya masih bnyak atau sudah surut.
3. Berpotensi menyimpan endapan karena air nutrisi tidak bergerak, hal ini tidak
signifikan karena pada umumnya tanaman yang ditanam dengan teknik ini
4. Tidak semua tanaman tumbuh dengan baik dengan pasokan air konstan. Selain
itu, bagian dari larutan nutrisi ke akar tanaman melalui sumbu mungkin tidak
memadai untuk tanaman lebih besar dan lebih cepat tumbuh. Akhirnya, media
5. Instalasi hidroponik sistem sumbu ini menjadi jelek atau kalah saing dengan
G. Penetilian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Vertissa Widya Kirani pada tahun 2011 dengan
judul “Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bayam (Amaranthus sp.) Pada
lain yaitu : media pasir, sekam padi dan pakis. Hal ini dapat dilihat dari
panjang akar, volume akar, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman.
Penelitian yang dilakukan Sylva Lestari pada tahun 2014 dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, dan Arang Sekam Sebagai Media
bahwa pemberian limbah teh, sekam padi, dan arang sekam sebagai media tumbuh
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk, bobot kering
akar, pajang akar, indeks mutu bibit dibandingkan dengan perlakuan tanah 100%
yang tidak memberikan pengaruh terhadap parameter tinggi dan diameter batang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri atas 5
dibawah ini :
M1 = Rockwool
M2 = Cocopeat
M3 = Arang Sekam
M4 = Serbuk Gergaji
Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 tanaman. Satuan pengamatan terdiri dari 2
tanaman diambil dari 5 tanaman tiap petak percobaan. Jumlah seluruh satuan pengamatan
C.1. Alat
air nutrisi.
18
19
C.2. Bahan
2. Nutrisi AB MIX.
3. Air bersih.
4. Rockwool.
5. Cocopeat.
7. Serbuk gergaji.
D. Pelaksanaan penelitian
D.1.Pembuatan alat
b. kemudian membuat rak panjang sesuai blok sebagai tempat menyimpan bak
plastik.
20
c. Media tanam rockwool, cocopeat, arang sekam, dan serbuk gergaji dibuat
plastik bening.
D.2.Persemaian Benih
yang teduh kemudian dipindahkan ke tempat terbuka yang terlindungi oleh plastik
UV dan penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah umur 15 hari atau sudah
berdaun 4 terdiri dari 2 daun lembaga dan 2 daun sejati, benih dipindahkan ke
netpot dengan media tanam sesuai perlakuan. Penyemaian dilakukan agar dapat
menyeleksi bibit dan memperoleh bibit yang seragam serta berkualitas baik dan
b. Untuk satu bak plastik dibutuhkan 2 liter air nutrisi utk 5-10 hari pertama.
D.5.Penanaman
D.6.Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada kangkung darat dengan umur 3-6 minggu atau
E. Pengumpulan data
berikut :
batang sampai ujung daun tertinggi, pengukuran dilakukan setelah tanam hingga
F. Analisi data
Yijk= μ + Ti + βj + Ʃij
Keterangan:
Sumber F. Tabel
Derajat Jumlah Kuadrat
Keragama F-Hitung
Bebas (DB) Kuadrat Tengah
n 0.05 0.01
KTK/
Jujur (BNJ). Menurut Gaspers (1989), uji BNJ dihitung dengan rumus:
Keterangan:
P = Jumlah perlakuan
SE =
Kabupaten Sintang. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai bulan
Juni 2022.
DAFTAR PUSTAKA
Ainina, A. N. & Aini, N. (2018). ‘Konsentrasi nutrisi AB Mix dan media tanam
terhadap pertumbuhan danhasil tanaman selada merah (Lactuca sativa L.
var. crispa) dengan sistem hidroponik substrat’, Jurnal Produksi Tanaman,
6(8), pp.1684-1693.
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. [Skripsi] Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
BPS Kabupaten Sintang. 2020. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2020. Sintang
Guntoro. 2011. Budidaya Sayur Hidroponik. Pos Daya edisi 128/ Tahun XII/
Agustus.
Hasirani, D.K., Kalsim. dan Kusendro, A., 2013. Kajian Serbuk Sabut Kelapa
(Cocopeat) Sebagai Media Tanam (Study Of Cocopeat As Planting
Media). Jurnal Teknologi Pertanian. IPB. 8 hlm.
Nugraha, R.U, dan A.D Susila. 2015. Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix
pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik. Jurnal Hort. Indonesia,
6(1): 11-19.
24
25
Nurdiana., Lubis, Z. And Vonnisa, M., 2013. Penentuan Kekuatan Tarik Material
Komposit Epoxy dengan Pengisi Serat Rockwool Secara Eksperimen.
Jurnal Dinamis. Institut Teknologi Medan. Vol. 1, No. 13.
Permanasari I., B. Solfan., dan A.R Annisava. 2012. Dasar- Dasar Agronomi.
Suska Press. Pekanbaru. 146 hal.
Putera, T., Dwi (2015). Hidroponik wick system cara paling praktis pasti pane.
Jakarta Selatan : PT Agro Media Pustaka
Putra, P. A. & Yuliando, H. (2015). ‘Soilless culture system to support water use
efficiency and product quality: a review’, Agriculture and Agricultural
Science Procedia, 3, pp.283-288. doi: 10.1016/j.aaspro.2015.01.054.
Rosliani, R. dan Sumarni, N., 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem
Hidroponik. (monografi no.27) Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Bandung.
Said, A., 2007. Budidaya Mentimun dan Tanaman Semusim Secara Hidroponik.
Azka Press. Jakarta.
Sapriyanto, Nora, H. T., 1999. Efisiensi Penggunaan Air pada Sistem Irigasi
Tetes dan Curah untuk Tanaman Krisan. Buletin Keteknikan Pertanian.
Vol. 13 No. 7.
Sari dkk. 2016. Akibat Jenis Media Tanam Organik dan Nilai EC (Electrical
Conductivity) pada Hidroponik Sistem Wick”. Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang,
Kab. Karawang,2017. 225 hlm
Sesanti, R.N, Sismanto. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Pakchoy (Brasicca rapa
L.) pada Dua Sistem Hidroponik dan Empat Jenis Nutrisi. Jurnal
Kelitbangan, 4(1): 1-9
26
M4 M2 M5 M1 M3
M3 M1 M2 M4 M5
M1 M4 M3 M5 M2
M2 M5 M1 M3 M4
M5 M3 M4 M2 M1
Keterangan :
M1 : Rockwool
M2 : Cocopeat
M3 : Arang Sekam
M4 : Serbuk Gergaji
M5 : Arang Sekam + Serbuk Gergaji
27
28
Agustus September
No Kegiatan Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
I Tahapan Persiapan
1 Persiapan Alat X
2 Persiapan Bahan X
3 Penyemaian X
II Tahapan Pelaksanaan
1 Pemasangan Wadah X
2 Pemberian Nutrisi X
3 Pemberian Media Tanam X
4 Penanaman X
5 Perawatan X X X
6 Pemanenan X
III Tahap Pelaporan
1 Analisis Data X
2 Pembuatan Laporan X