Oleh
No. BP : 1910211002
Kelas : Agro A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi
tugas akhir praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
Utama ini.
1. Ibu Prof. Dr. Ir Warnita, Mp. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfadly Syarif, MP.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman
Hortikultura Utama.
2. Ibu Winda Purnama Sari SP., MP., sebagai dosen penanggung jawab
praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan dan berkontribusi dalam kegiatan
praktikum ini.
3. Orang tua saya yang telah mendo’akan saya agar saya dalam keadaan
sehat dan kegiatan praktikum mandiri dapat berjalan dengan lancar
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, saya menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi.
Wahyu Anggoro
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
A. Tanaman Tomat............................................................................................4
C. Hidroponik..................................................................................................10
C. Langkah Kerja.............................................................................................13
A. Hasil............................................................................................................18
B. Pembahasan.................................................................................................23
BAB V PENUTUP................................................................................................27
A. Kesimpulan.................................................................................................27
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
LAMPIRAN..........................................................................................................30
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah
hidroponik. Dengan sistem hidroponik dapat diatur kondisi lingkungannya seperti
suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor curah hujan dapat
dihilangkan sama sekali dan serangan hama penyakit dapat diperkecil (Sagala,
2009).
2
Teknologi Hidroponik Sistem sumbu (wick) dan NFT adalah salah satu
sistem budidaya tanaman secara hidroponik yang dikembangkan dari water
culture. wick merupakan metode penanaman yang memanfaatkan kolam
berukuran besar dengan volume larutan hara yang besar pula, sehingga dapat
menekan fluktuasi konsentrasi larutan hara. Pada sistem ini tidak dilakukan
sirkulasi larutan hara, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
ketersediaan energi listrik. Kesederhanaan wick secara teknis inilah yang
menjadikan teknologi ini akan mudah diaplikasikan oleh petani.
Salah satu upaya mengatur pemberian nutrisi dan air yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman adalah dengan rancang bangun sistem hidroponik wick
pemberian air dan nutrisi secara otomatis dengan menggunakan alat berbasis
mikrokontroller Arduino MEGA untuk mengontrol sistem pemberian sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Pada saat ketika air mencapai titik kritis sistem akan
4 melakukan pemberian air yang sudah dicampur nutrisi otomatis dengan
membuka valve yang ada di tandon dan mengalir ke bak penampungan air dan
menutup valve ketika air sudah mencapai kapasitas.
B. Tujuan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Tomat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat.
Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan
batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama dibagian yang berwarna
hijau. Diantara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada
4
bagian buku-bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian
bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat
akan mempunyai banyak cabang yang menyebar rata (Trisnawati dan Setiawan,
2005)
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi daun bergerigi
dan membentuk celah-celah yang menyirip. Antara daun-daun yang menyirip
besar terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus).
Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna
hijau, dan berbulu (Redaksi Agromedia, 2007).
Daun tomat merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5-7 helai.
Pada daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil.
Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman (Tugiyono, 2005).
Buah tomat umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih, oval dengan
ukuran panjang 4-7 cm, diameter 3-8 cm bahkan buah tomat cherry ukurannya
kecil-kecil. Struktur buah tomat dan cherry berada diatas tangkai buah, kulitnya
tipis, halus, dan bila sudah masak berwarna merah muda, merah, dan juga
kuning.Buah tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak
karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2-9
kantung lendir. Ketika buahnya semakin matang, lycopersicin lambat laun hilang
sendiri sehingga baunya hilang dan rasanya pun jadi enak, asam-asam manis
(Trisnawati dan Setiawan, 2005)
5
Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Buah yang
masih muda berwarna hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna
merah muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Jumlah
ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat
cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang
delapan (Pitojo, 2005).
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan
atau coklat muda. Biji saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun
berkelompok dengan dibatasi daging buah. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4
mm. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan
lingkungan, maksimum 200 biji per buah. Biji biasanya digunakan untuk bahan
perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari (Redaksi
Agromedia, 2007).
6
kelembapan udara yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dan kualitas produksi buah menjadi rendah. Tanaman tomat
memerlukan penyinaran cahaya matahari sekitar 8 jam per hari dengan curah
hujan 750 mm -1.250 mm per tahunnya (Cahyono, 1998).
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Tanaman kacang panjang
(Vigna sinensis L.) bukan tanaman asli Indonesia. Plasma nutfah tanaman kacang
panjang berasal dari India dan Cina, tetapi ada juga yang menduga berasal dari
kawasan Afrika. Dugaan plasma nutfah kacang panjang berasal dari afrika karena
kacang uci (Vigna umbellata) ditemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India,
dan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli tanaman
dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat diduga
berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Kacang
panjang adalah sumber protein yang baik, vitamin A, thiamin, riboflavin, besi,
fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan (Haryanto dkk., 2007).
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : (Vigna sinensis L.)
7
pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna
hijau (Haryanto, 2009).
Tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang yang terdiri atas satu
akar besar yang merupakan kelanjutan batang. Akar kacang panjang memiliki
bintil akar yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Sistem perakaran
tanaman kacang panjang dapat menembus lapisan olah tanah pada kedalaman
hingga lebih dari 60 cm dan cabang akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium sp. untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara sehingga
bermanfaaat untuk menyuburkan tanah. Kacang panjang dapat menghasilkan 198
kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Mandiri, 2011).
Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin. Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau
tegakan yang didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Pitojo, 2006).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Ragam
waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah sebagai berikut : 1). Dua bunga
8
yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan terkadang mekar hampir
bersamaan, 2). Bunga berikutnya muncul dan mekar setelah satu atau dua polong
mencapai panjang 5 – 10 cm atau bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat
menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang pertama kali
muncul (Pitojo, 2006).
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada juga
yang pipih. Pada bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang menghubungkan
antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin tua akan mengering. Kulit biji tua
ada yang berwarna putih, merah keputih – putihan, cokelat dan hitam. Pada satu
polong biasanya terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung pada panjang
polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan varietas kacang panjang
tersebut (Rukmana, 2014).
Suhu rata-rata harian agar tanaman kacang panjang dapat beradaptasi baik
adalah 20 – 300C dengan suhu optimum 250C. Tanaman ini membutuhkan
banyak sinar matahari. Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan
pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus dan berbuah jarang atau
sedikit, sedangkan curah hujan yang dibutuhkan adalah antara 600 - 1500
mm/tahun (Rukmana, 2014).
9
yang baik adalah tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Derajat keasaman tanah (pH)
yang dibutuhkan adalah 5,5 - 6,5. Bila pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam
tanah (Haryanto, 2007). Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan
pecahnya nodula-nodula akar
C. Hidroponik
10
penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur.
Kangkung memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi cukup tinggi, vitamin A,
B dan vitamin C serta bahan mineral terutama zat besi yang berguna kesehatan
(Adrian, 2012).
11
Kangkung mempunyai perakaran tunggang dengan banyak akar samping.
Akar tunggang tumbuh dari batangnya yang berongga dan berbuku–buku. Daun
kangkung berbentuk daun tunggal dengan ujung runcing maupun tumpul mirip
dengan bentuk jantung hati, warnanya hijau kelam atau berwarna hijau keputih-
putihan dengan semburat ungu dibagian tengah. Bunganya berbentuk seperti
terompet berwarna putih dan ada juga yang putih keungu–unguan. Buah
kangkung berbentuk seperti telur dalam bentuk mini warnanya cokelat kehitaman,
tiap-tiap buah terdapat atau memiliki tiga butir biji. Umumnya banyak
dimanfaatkan sebagai bibit tanaman. Jenis dari kangkung ini terdiri dari dua jenis
yaitu kangkung air dan kangkung darat. Namun jenis tanaman yang paling umum
dibudidayakan oleh masyarakat kita yaitu tanaman kangkung darat atau yang
biasanya dikenal baik dengan sebutan kangkung cabut (Alpian, 2013).
12
BAB III METODOLOGI
Adapun alat yang digunakan untuk tanaman tomat dan kacang panjang
yaitu, polybag dengan ukuran 5 kg , sprayer, Cangkul, wadah persemaian benih,
tali, meteran, Pisau, alat-alat tulis. 9 botol aqua 1,5 L, sumbu kompor, pisau, paku
yang dipanaskan (sebagai pengganti solder).
C. Langkah Kerja
1. Tanaman Tomat
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman
tomat adalah:
a. Persiapan alat dan bahan
Di sediakan alat yang diperlukan yaitu cangkul, karung, polybag,
dan label kemudian bahan yang digunakan yang diperlukan adalah benih
tomat, tanah hitam dan sekam bakar.
b. Persiapan media tanam.
Di masukan tanah dan sekam bakar ke dalam baskom dengan
perbandingan 1:1, kemudian diaduk merata. Setelah campuran media
tanaman rata, masukan ke dalam polybag yang telah diberi label (A,B,C)
13
sebanyak 3 polybag. Setelah selesai diisi, di susun polybag ditempat yang
terkena cahaya matahari.
d. Penanaman tomat
Penanaman benih tomat dilakukan 7-15 hari setelah bibit tomat
disemai, dimana bibit tomat sudah memiliki 3-5 helai daun. Untuk
pemindahan bibit usahkan tanah sekitar bibit terbawa sedikit agar bibit
tidak terlalu stres. Kemudian bibit ditanam pada media tanam dengan
lubang tanam sedalam 4 cm, dan kemudian di timbun lagi dengan media
tanam sambil sedikit ditekan disekeliling batang tanaman. Setelah
penanaman selesai, media tanam disiram sampai basah, serta dilakukan
penambahan ajir untuk menompang batang tomat.
e. Perawatan tanaman
Tindakan perawatan yang perlu dilakukan adalah penyiraman
secara rutin tanaman jagung pada pagi atau sore hari dengan air, sampai
media tanam lembab. Kemudian lakukan pembersihan gulma yang
tumbuh pada sekitar tanaman, melalui pencabutan gulma dengan tangan.
f. Pemupukan tanaman
14
Pemupukan pada tanaman perlu dilakukan untuk mendukung
pertumbuhan dan produktifitas tanaman lebih maksimal, sehingga dapat
memperoleh panen maksimal dan sesuai harapan.
d. Perawatan tanaman
Tindakan perawatan yang perlu dilakukan adalah penyiraman
secara rutin tanaman kacang panjang pada pagi atau sore hari dengan
air, sampai media tanam lembab. Kemudian lakukan pembersihan gulma
yang tumbuh pada sekitar tanaman, dengan pencabutan gulma
menggunakan tangan.
e. Pemupukan tanaman
15
Pemupukan pada tanaman perlu dilakukan untuk mendukung
pertumbuhan dan produktifitas tanaman lebih maksimal, sehingga dapat
memperoleh panen maksimal dan sesuai harapan. Untuk pupuk yang bisa
dipakai adalah pupuk npk, dengan cara diberikan langsung atau dengan
cara dilarutkan dengan air atau ditaburkan langsung disekitar area
perakaran tanaman.
f. Panen
Panen dilakukan pada saat buah sudah masak secara fisologis,
Polongnya terisi penuh, warna polong berwarna hijau, dan polong mudah
untuk dipatahkan. Buah yang dipanen disortir mana yang layak untuk
dikonsumsi dan yang tidak.
16
dengan rasio 1:1 yang telah disiapkan selagi menunggu benih disemai.
Lalu ditutup tipis kembali dengan menggunakan media tanam.
e. Perawatan
Perawatan yang dilakukan dalam budidaya kangkung dengan sistem
hidroponik adalah, pertama pengaturan nutrisi air hidroponik selalu
stabil, sekitar 700ppm,kemudian pengendalian hama penyakit tanaman
jika ada tanaman kangkung yang terserang penyakit.
4. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati untuk tanaman tomat dan kacang panjang antara
lain : Tinggi Tanaman, Jumlah daun, Lebar daun , Panjang daun, Berat basah,
Panjang Akar, dan Volume akar. Sementara pada Hidroponik yang diamatai
adalah
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
III IV V
Tomat 1 A 5 helai 8 helai 10 helai
Tomat 2 A 7 helai 10 helai 13 helai
Tomat 3 A 7 helai 12 helai 15 helai
Tomat 1 B 7 helai 10 helai 17 helai
Tomat 2 B 6 helai 9 helai 12 helai
Tomat 3 B 6 helai 9 helai 13 helai
Tomat 1 C 7 helai 10 helai 16 helai
Tomat 2 C 8 helai 10 helai 15 helai
Tomat 3 C 6 helai 11 helai 16 helai
18
Total 59 helai 89 helai 127 helai
Nilai Rata-Rata 6,5 helai 9,8 helai 14,1 helai
II III IV
Tomat 1 A 1,8 cm 2,2 cm 2,4 cm
Tomat 2 A 2,1 cm 2,8 cm 3 cm
Tomat 3 A 1,6 cm 2,4 cm 2,7 cm
Tomat 1 B 1,6 cm 2,2 cm 2,5 cm
Tomat 2 B 1,9 cm 2,2 cm 2,3 cm
Tomat 3 B 1 ,5 cm 2,6 cm 2,7 cm
Tomat 1 C 1,7 cm 1,9 cm 2 cm
Tomat 2 C 1,6 cm 2,1 cm 2,7 cm
19
Tomat 3 C 1,9 cm 2,2 cm 2,5 cm
Total 15,7 cm 20,6 cm 22,8 cm
Nilai Rata-Rata 1,74 cm 2,28 cm 2,53 cm
II III
Kacang Panjang 1 A 4 helai 9 helai
Kacang Panjang 2 A 5 helai 12 helai
Kacang Panjang 3 A 6 helai 14 helai
Kacang Panjang 1 B 5 helai 11 helai
Kacang Panjang 2 B 5 helai 12 helai
Kacang Panjang 3 B 6 helai 11 helai
Kacang Panjang 1 C 5 helai 10 helai
Kacang Panjang 2 C 5 helai 10 helai
20
Kacang Panjang 3 C 6 helai 11 helai
Total 47 helai 100 helai
Nilai Rata-Rata 5,2 helai 11,1 helai
II III
Kacang Panjang 1 5,6 cm 6,4 cm
Kacang Panjang 2 4,3 cm 4,6 cm
Kacang Panjang 3 6,2 cm 6,3 cm
Kacang Panjang 1 5,1 cm 6,2 cm
Kacang Panjang 2 4,5 cm 5 cm
Kacang Panjang 3 5,4 cm 5,8 cm
Kacang Panjang 1 4,3 cm 4,6 cm
Kacang Panjang 2 3,3 cm 4,5 cm
21
Kacang Panjang 3 4,4 cm 5,1 cm
Total 34,2 cm 48,5 cm
Nilai Rata-Rata 3,8 cm 5,38 cm
3. Tanaman Hidroponik
22
Kangkung 4 12,4 5 2,1 3,5
Kangkung 5 6,4 4 1,6 3
Total 43,3 23 9,2 13
Rata – rata 9,26 4,6 1,84 2,6
B. Pembahasan
A. Tanaman Tomat
Tinggi tanaman tomat merupakan perubahan fisologis secara
vertikal pada tanaman tomat yang bersifat Irreversibel (tidak dapat balik)
dan berlangsung secara terus menerus selama daur hidupnya. Menururt
Salisbury dan Ross (1995) proses perkembangan sel terdiri dari tiga
tahapan yaitu pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel.
Perkembangan sel tanaman tomat untuk proses tinggi tanaman
berlangsung secara terus menerus sampai masa vegetatif berakhir,
tergantung hprmon, hasil asimilasi, faktor lingkungan yang mendukung
dan faktor pertumbuhan lainnya. Masa vegetatif berakhir dengan
munculnya bunga tanaman. hal ini dikarenakan perkembangan sel tanaman
untuk pertumbuhan vegetatif telah berhenti dan hanya fokus pada masa
pertumbuhan generatif.
Hasil pengamatan menunjukkan pengaruh populasi 3 tanaman
tomat dalam satu polybag berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
mulai minggu ke 4 sampai ke 5. Semakin banyak jumlah populasi pada
satu media tanam, maka semakin rendah pula tinggi tanaman tomat yang
diperoleh, dimana pada polybag 1 A, 2B, dan 1C menunjukkan hasil
pertumbuhan yang rendah pada setiap ulangannya. Pada minggu ke 3
tinggi tanaman memberikan hasil yang rendah, memasuk minggu ke 4 dan
ke 5 kecepatan tinggi tanaman tomat lebih cepat, walaupun pada setiap
ulangan terdapat satu tanaman yang mememiliki laju pertumbuhan yang
rendah karena populasi yang rapat dan pemberian NPK yang bertujuaan
membangtu pertumbuhan tomat tidak terlalu menghasilkan hasil yang
signifikan. Kemudian di minggu selanjutnya ketika muncul bunga pada
minggu ke 5 pertumbuhan tinnggi tanaman mulai melambat karena unsur
hara N telah banyak diserap untuk proses pertumbuhan vegetatif terutama
pada pembentukan batang dan jumlah cabang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa banyaknya jumlah populasi
berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman tomat dimana setiap tanamana
memiliki sedikit jumlah daun pertambahan setiap minggunya 2 sampai 4
23
helai saja dengan perkembangan yang tidak begitu pesat hal ini berbeda
dengan tanaman yang ditanam satu atau dua tanaman saja dalam satu
polybag karena unsur N,P, dan K dalam tanah terserap dengan optimal
dengan persaingan unsur hara yang sedikit. Semakin terkecukupinya unsur
N yang diserap oleh akar tanaman maka semakin banyak pula klorofil
yang terbentuk sehingga banyaknya kandungan klorofil didaunmembuat
proses fotosintesis menjadi lebih tinggi. Tingginya proses fotosintesis pada
tanaman tomat akan memberikan hasil jumlah helai daun yang lebih
tinggi.
Panjang daun tomat berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh
pada minggu minggu awal di minggu ke 3 memiliki panjang yang relatif
sama yaitu pada kisaran 3,3 – 4 ternyata pertumbuhan panjang daun juga
berpengaruh terhadap jumlah populasi yang ada , pertumbuhan terasa
ketika diminggu ke 4 dimana pertambahan panjang relatif meningkat dari
sebelumnya hingga ada yang memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu pada
ulangan ketiga mencapai angka 9,4, 9,3, dan 10,9 cm dimana hal ini terus
berlanjut diminggu ke 5 dan mulai menurun ketika memasuki masa
generatif.
Hasil pengamatan lebar daun atau luas daun tanaman tomat
memiliki pertumbuhan yang pasif dimana pada setiap minggu nya berada
pada ukuran yang sama dan hanya pada polyabg 2 A yang memiliki
pertumbuhan yang cukup tinggi terutama diminggu ke 4 yaitu sekitar 2,8
cm dengan terjadinya pertambahan sekitar 0,7 cm lebih baik dari pada
yang lainnya.Tinggi rendahnya lebar daun yang dihasilokan berkaitan
dengan intensitas cahaya matahari yang diserap tanaman. lebar daun juga
dipengaruhi oleh kandungan jumlah klorofil pada daun, kandungan unsur
makro seperti N, P, K pada tanaman merupakan faktor utama penyusun
utama klorofil. Jika kandungan klorofil rendah, maka proses fotosintesis
menjadi lambat sehingga cadangan makanan yang dihasilkan sedikit yang
menghambat proses pembelahan dan pemanjangan sel didala tanaman
yang menyebabkan pembentukan organ tanaman lebar daun menjadi
terhambat.
2. Kacang Panjang
24
lainnya, hasil ini tidak berbeda jauh dengan pertymbuhan tinggi tanaman
tomat dimana pada masing – masing polybag ulangan terdapat tanaman
dengan produktivitas tinggi lebih rendah dari yang lainnya. Di minggu
selanjutnya terjadi pertumbuhan yang nyata pada pertumbuhan tanaman
kacang panjang dengan rata – rata pertumbuhan tertinggi sekitar 100 cm
setelah diberi pupuk NPK. pertumbuha mulai melambat ketika bunga
muncul pada minggu ke 4 pada tanggal 27 – 31 maret 2021.
25
diperoleh panen dilakukan sebanyak dua kali dengan panen terbayak
terdapat pada pemanenan pertama dengan jumlah buah 14 buah dengan
bobot buah 210 g dan panen kedua mendapatkan hasil yang lebih sedikit
dari pada panen yang pertama yang hanya mengahasilkan 170 g saja denga
jumlah buah 12 buah. Hal ini wajar karna pembungan akan menurun
seiring bertambanhanya umur tanaman.
3. Hidroponik
26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, W., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Teknik Penanaman Sawi dan
Selada Secara Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Herwibowo, Kunto dan N.S Budiana. 2014. Hidroponik Sayuran Untuk Hobi dan
Bisnis. Jakarta. Penebar Swadaya.
29
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Yogyakarta.
Srinivasan, R., S. 2010. Teknik Produksi Tomat Ramah Lingkungan. The World
Vegetable Centre. Shanhua. Taiwan.
Tim Karya Tani Mandiri. 2011. Pedoman Bertanam Kacang Panjang. Bandung:
CV.Nuansa Aulia
Trisnawati, Y., dan setiawan, A.l. 2005. Tomat Budidaya Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta
Yusrinawati, A., dkk. 2006. Pengaruh Pemberian Beberapa Macam Pupuk Daun
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kangkung Darat (Ipomoea
reptans) di Lahan Pasir Pantai. Prosiding seminar skripsi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
30
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
1. Tanaman tomat
Tabel 11. Persiapan alat dan bahan
No Keterangan Gambar
1. Benin Tomat
No Keterangan Gambar
1. Media tanam sekam bakar dengan
tanah dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 didalam baskom.
31
2. Benih disemai ember selama 14
hari.
No Keterangan Gambar
1. .Kondisi benih tomat yang siap
dipindah tanamkan dari media
persemaian ke media tanama
No Keterangan Gambar
32
1. Kegiatan pengamatan di minggu
pertama dengan pengamatan
tinggi, lebar , jumlah dan panjang
daun.
No Keterangan Gambar
33
1. .Benih Kacang panjang
Tabel 16. Persiapan media tanam dan persemaian tanaman kacang panjang
No Keterangan Gambar
1. Media tanam sekam bakar dengan
tanah dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 di dalam
baskom.
34
3. Kondisi benih setelah 14 hari
disemaikan dan dengan
menambahkan pupuk kandang
guna memperkokoh batang
tanaman kacang panjang.
No Keterangan Gambar
1. Benin yang sudah siap dipindah
tanamkan setelah 14 hari disemai
No Keterangan Gambar
35
1. Kegiatan pengamatan minggu
ketiga dengam variabel
pengamatan tinggi, lebar daun ,
jumlah daun, dan panjang daun
3. Hidroponik
Tabel 19. Hidroponik sistem wick
No Keterangan Gambar
1. Persiapan alat dan bahan
pembuatan hodroponik dengan
sistem wick seperti benih
kangkung, sekam bakar, sabut
kelapa, botol 1,5 L, sumbu, pipet
dan nutrisi AB mix
36
2. Persiapan media tanam hidroponik,
botol , perendaman benih, dan
persemaian benih
37
3. Pengamatan Hidroponik
38