Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA UTAMA

Oleh

Nama : Wahyu Anggoro

No. BP : 1910211002

Kelas : Agro A

Dosen Penjab : Winda Purnama Sari, SP. MP.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi
tugas akhir praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
Utama ini.

Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Ibu Prof. Dr. Ir Warnita, Mp. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfadly Syarif, MP.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman
Hortikultura Utama.

2. Ibu Winda Purnama Sari SP., MP., sebagai dosen penanggung jawab
praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan dan berkontribusi dalam kegiatan
praktikum ini.

3. Orang tua saya yang telah mendo’akan saya agar saya dalam keadaan
sehat dan kegiatan praktikum mandiri dapat berjalan dengan lancar

4. Rekan-rekan praktikan Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama


Agro A yang telah mendukung penyusunan laporan ini

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, saya menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi.

Padang, 26 Mei 2021

Wahyu Anggoro

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

A. Tanaman Tomat............................................................................................4

B. Tanaman Kacang Panjang.............................................................................7

C. Hidroponik..................................................................................................10

BAB III METODOLOGI....................................................................................13

A. Waktu dan Tempat......................................................................................13

B. Alat dan Bahan............................................................................................13

C. Langkah Kerja.............................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................18

A. Hasil............................................................................................................18

B. Pembahasan.................................................................................................23

BAB V PENUTUP................................................................................................27

A. Kesimpulan.................................................................................................27

B. Saran............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

LAMPIRAN..........................................................................................................30

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Tomat .............................................18


Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Tomat ..................................18
Tabel 3. Hasil Pengamatan Panjang Daun Tanaman Tomat .................................19
Tabel 4. Hasil Pengamatan Lebar Daun Tanaman Tomat.....................................19
Tabel 5. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang..............................20
Tabel 6. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman kacang panjang....................20
Tabel 7. Hasil Pengamatan Panjang Daun Tanaman kacang panjang...................21
Tabel 8. Hasil Pengamatan Lebar Daun Tanaman kacang panjang.......................22
Tabel 9. Data Akar Tanaman kacang panjang.......................................................22
Tabel 10. Data Panen Tanaman Kacang Panjang.....……………………..……...11
Tabel 11. Persiapan Alat dan Bahan Tanaman Tomat…………………………...30
Tabel 12. Persiapan Media dan Persemaian Tomat…………………………...…30
Tabel 13. Penanaman Benin Tomat……………………………………………...31
Tabel 14. Pengamatan Mingguan Tanaman Tomat……………………………...31
Tabel 15. Persiapan Alat dan Bahan Tanaman kacang panjang…………………32
Tabel 16. Persiapan Media dan Persemaian Tanaman Kacang Panjang………...33
Tabel 17. Penanaman Tanaman Kacang Panjang……………………………..…34
Tabel 18. Pengamatan Mingguan Tanaman Kacang panjang……………………35
Tabel 19. Hidroponik Sistem Wick………………………………………………35

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hortikultura adalah ilmu dan seni memproduksi, memperbaiki, pemasaran,


dan menggunakan buah-buahan, sayuran, bunga, dan tanaman hias. Ini berbeda
dari botani dan ilmu tanaman lain, pada hortikultura yang menggabungkan ilmu
pengetahuan dan estetika. Produksi dan konsumsi buah-buahan dan sayuran
berkualitas tinggi memungkinkan kita untuk menjaga, makanan sehari-hari yang
sehat dan seimbang. Bunga dan tanaman hias memperkaya rumah dan masyarakat
kita, dan berkontribusi untuk rasa kita. Dampak hortikultura dalam kehidupan kita
sehari-hari dengan menyediakan buah-buahan dan sayuran bergizi, menawarkan
kenikmatan visual, dan mendorong kegiatan rekreasi.

Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai


ekonomis tinggi, serta permintaan pasar yang tinggi karena disukai oleh hampir
seluruh masyarakat Indonesia. Tingginya permintaan tomat bukan hanya karena
multifungsi dalam masakan, tetapi juga memiliki rasa yang manis dan segar.
Untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan dan dilakukan secara
intensif agar produksi optimal.

Untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya tanaman tomat, maka


diperlukan pemilihan media tumbuh yang baik karena media tumbuh merupakan
faktor yang berpengaruh pada keberadaan air, suhu, bantuan mekanisme unsur
hara. Kemampuan media tumbuh dalam menunjang pertumbuhan akar yang baik
tergantung pada distribusi ukuran pori-pori tanah dan aktivitas jasad mikro tanah.
sementara itu penambahan bahan organik berupa pupuk kandang, arang sekam
dan serbuk gergaji dapat menurunkan bobot jenis partikel, tetapi meningkatkan
porositas, air tersedia, pori-pori drainase cepat dan lambat (Hasanah, 2009).

Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada


interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain
yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum
optimal serta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala
tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya

1
tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah
hidroponik. Dengan sistem hidroponik dapat diatur kondisi lingkungannya seperti
suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor curah hujan dapat
dihilangkan sama sekali dan serangan hama penyakit dapat diperkecil (Sagala,
2009).

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas


sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang
panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Biji kacang panjang
mengandung karbohidrat (70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air
(12,20%), sehingga komoditi ini juga merupakan sumber protein nabati.
Peningkatan produksi benih merupakan salah satu upaya yang dapat
digunakan dalam mencapai target pemenuhan kebutuhan pasar, pemenuhan target
produksi benih dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya. Pengaturan
jarak tanam dan pemilihan bentuk ajir merupakan faktor penting dalam
meningkatkan produksi kacang panjang (Haryanto,2007). Pengaturan jarak tanam
pada kacang panjang dimaksudkan agar tanaman dapat memperoleh cahaya
maupun nutrisi secra optimal sehingga produksi optimal.
Hidroponik adalah salah satu media tanam yang dalam penanamannya
tidak lagi menggunakan tanah. Media hidroponik dapat diganti dengan air, gel,
serbuk kelapa, pasir dan lain-lain. Teknik hidroponik tidak di kembangkan dalam
sekala yang besar tetapi dengan skala yang kecil. Tanaman hidroponik ini berguna
untuk mengganti tanah yang tersedia di daerah tersebut dengan media tanam lain.
Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi pengembangan
tanaman buah dan sayur dengan berbagai kelebihan dibandingkan sistem
pertanian konvensional. Budidaya selada dengan hidroponik lebih efisien dalam
penggunaan air dan tanah daripada pertanian konvensional sehingga menghemat
biaya produksi. Selain itu hasil penelitian Suharto dkk, 2016 menunjukkan
tanaman kentang untuk kebutuhan konsumsi sudah dapat diproduksi melalui
sistem hidroponik.

2
Teknologi Hidroponik Sistem sumbu (wick) dan NFT adalah salah satu
sistem budidaya tanaman secara hidroponik yang dikembangkan dari water
culture. wick merupakan metode penanaman yang memanfaatkan kolam
berukuran besar dengan volume larutan hara yang besar pula, sehingga dapat
menekan fluktuasi konsentrasi larutan hara. Pada sistem ini tidak dilakukan
sirkulasi larutan hara, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
ketersediaan energi listrik. Kesederhanaan wick secara teknis inilah yang
menjadikan teknologi ini akan mudah diaplikasikan oleh petani.

Hidroponik wick sekarang masih menggunakan manual mulai dari


penyiraman dan memberi nutrisi dirasa belum dapat mengurangi waktu disaat
tanaman membutuhkan pupuk dan air pada sewaktu-waktu ketika tanaman
membutuhkan air dan nutrisi. Dengan adanya sistem hidroponik wick otomatis
yang menggunakan Arduino MEGA pada pemberian air dan pupuk ini diharapkan
semua tanaman bisa tepat waktu pada saat pemberian air dan nutrisi. Serta bisa
mengurangi kematian pada tanaman yang ditanam. Sehingga tanaman tetap segar
dan panen tepat waktu. Sistem ini hanya bisa digunakan dihidroponik sistem wick
dan metode hidroponik wick otomatis ini bisa membantu para petani.

Salah satu upaya mengatur pemberian nutrisi dan air yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman adalah dengan rancang bangun sistem hidroponik wick
pemberian air dan nutrisi secara otomatis dengan menggunakan alat berbasis
mikrokontroller Arduino MEGA untuk mengontrol sistem pemberian sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Pada saat ketika air mencapai titik kritis sistem akan
4 melakukan pemberian air yang sudah dicampur nutrisi otomatis dengan
membuka valve yang ada di tandon dan mengalir ke bak penampungan air dan
menutup valve ketika air sudah mencapai kapasitas.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah adalah untuk mengetahui


pengaruh dari masing – masing perlakuan dan populsi tanaman terhadap respon
dan pertumbuhan terhadap tanaman tomat dan kacang panjang serta pengaruh
terhadap tanaman hidroponik pada tanaman kangkung.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat


banyak dibudidayakan, baik di Indonesia maupun di dunia. Ada berbagai jenis
tanaman tomat yang dibudidayakan di dunia, dan setiap jenisnya memiliki
kekhasannya masing-masing. Menurut Redaksi Agromedia (2007), tanaman tomat
dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicum

Species : Solanum lycopersicum Mill.

Tomat mengandung vitamin yakni alkaloid solanin, asam malat, asam


sitrat, adenine, vitamin B1, B2, B6, C dan E yang berfungsi untuk mengobati
beberapa penyakit seperti sariawan, beri-beri, radang syaraf dan sebagainya
(Srinivasan, 2010).Tanaman tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang
berarti umur tanaman ini hanya satu kali periode panen. Setelah berproduksi,
kemudian mati. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa
mencapai 2 m (Trisnawati dan Setiawan, 2005)

Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat.
Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan
batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama dibagian yang berwarna
hijau. Diantara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada

4
bagian buku-bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian
bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat
akan mempunyai banyak cabang yang menyebar rata (Trisnawati dan Setiawan,
2005)

Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi daun bergerigi
dan membentuk celah-celah yang menyirip. Antara daun-daun yang menyirip
besar terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus).
Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna
hijau, dan berbulu (Redaksi Agromedia, 2007).

Daun tomat merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5-7 helai.
Pada daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil.
Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman (Tugiyono, 2005).

Rangkaian bunga (bunga majemuk) terdiri dari 4-14 bunga. Rangkaian


bunga terletak diantara buku, pada ruas, atau ujung batang atau cabang. Bunga
tomat merupakan bunga banci (hermaprodite) dengan garis tengah ± 2 cm.
Mahkota berjumlah 6, bagian pangkalnya membentuk tabung pendek sepanjang ±
1 cm, berwarna kuning. Benang sari berjumlah 6, bertangkai pendek dengan
kepala sepanjang ± 5 mm, dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi
putik bunga. Kelopak bunga berjumlah 6 dengan ujung kelopak runcing, dan
panjang ± 1 cm. letak bunga menggantung (Pracaya, 1998)

Buah tomat umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih, oval dengan
ukuran panjang 4-7 cm, diameter 3-8 cm bahkan buah tomat cherry ukurannya
kecil-kecil. Struktur buah tomat dan cherry berada diatas tangkai buah, kulitnya
tipis, halus, dan bila sudah masak berwarna merah muda, merah, dan juga
kuning.Buah tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak
karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2-9
kantung lendir. Ketika buahnya semakin matang, lycopersicin lambat laun hilang
sendiri sehingga baunya hilang dan rasanya pun jadi enak, asam-asam manis
(Trisnawati dan Setiawan, 2005)

5
Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Buah yang
masih muda berwarna hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna
merah muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Jumlah
ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat
cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang
delapan (Pitojo, 2005).

Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan
atau coklat muda. Biji saling melekat, diselimuti daging buah, dan tersusun
berkelompok dengan dibatasi daging buah. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4
mm. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan
lingkungan, maksimum 200 biji per buah. Biji biasanya digunakan untuk bahan
perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari (Redaksi
Agromedia, 2007).

Perakaran tanaman tomat tidak terlalu dalam, menyebar ke segala arah


hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai 60-70 cm. Tanaman
tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna
keputih-putihan dan berbau khas. Secara umum akar berfungsi untuk menopang
berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Batang
tanaman tomat berwarna hijau berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang
lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan di8 antara bulu-bulu itu
terdapat rambut kelenjar (Tugiyono, 2005)

Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran


tinggi sesuai dengan varietas yang digunakan (Jaya, 2008). Tanaman ini tidak
tahan hujan,sinar matahari terik, menyukai iklim yang sejuk dan kering, dan
tumbuh baik padapH tanah 5-6, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur.
Temperatur yangtinggi dan hujan berlebih menyebabkan penurunan hasil dan
kualitas tomat(Desmarina, 2009).

Suhu rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat


berkisar antara 18ºC - 25ºC pada siang hari, dan 10ºC – 20ºC pada malam
hari.Apabila suhu malam hari terlalu tinggi atau berada diatas 20ºC diikuti dengan

6
kelembapan udara yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dan kualitas produksi buah menjadi rendah. Tanaman tomat
memerlukan penyinaran cahaya matahari sekitar 8 jam per hari dengan curah
hujan 750 mm -1.250 mm per tahunnya (Cahyono, 1998).

B. Tanaman Kacang Panjang

Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Tanaman kacang panjang
(Vigna sinensis L.) bukan tanaman asli Indonesia. Plasma nutfah tanaman kacang
panjang berasal dari India dan Cina, tetapi ada juga yang menduga berasal dari
kawasan Afrika. Dugaan plasma nutfah kacang panjang berasal dari afrika karena
kacang uci (Vigna umbellata) ditemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India,
dan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli tanaman
dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat diduga
berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Kacang
panjang adalah sumber protein yang baik, vitamin A, thiamin, riboflavin, besi,
fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan (Haryanto dkk., 2007).

Menurut Haryanto (2009), tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : (Vigna sinensis L.)

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim


dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak,
berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling,
panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,

7
pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna
hijau (Haryanto, 2009).

Tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang yang terdiri atas satu
akar besar yang merupakan kelanjutan batang. Akar kacang panjang memiliki
bintil akar yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Sistem perakaran
tanaman kacang panjang dapat menembus lapisan olah tanah pada kedalaman
hingga lebih dari 60 cm dan cabang akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium sp. untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara sehingga
bermanfaaat untuk menyuburkan tanah. Kacang panjang dapat menghasilkan 198
kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Mandiri, 2011).

Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin. Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau
tegakan yang didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Pitojo, 2006).

Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, melekat pada


tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya 6 – 8 cm, lebar 3 – 4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai
silindris dengan panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau (Haryanto, 2009).

Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga


keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5 bunga. Warna
bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk
sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan
kemungkinan 10 % (Haryanto, 2009). Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak
daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau
keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan,
benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari
kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan
berwarna ungu (Anto, 2013).

Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Ragam
waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah sebagai berikut : 1). Dua bunga

8
yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan terkadang mekar hampir
bersamaan, 2). Bunga berikutnya muncul dan mekar setelah satu atau dua polong
mencapai panjang 5 – 10 cm atau bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat
menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang pertama kali
muncul (Pitojo, 2006).

Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong yang berukuran panjang,


serta berwarna hijau keputih-putihan atau putih (buah muda) atau kemerahan
namun setelah tua akan menjadi kuning-kekuningan. Panjang buah tanaman
kacang panjang 15 – 80 cm. Satu tangkai biasanya terdapat antara satu sampai tiga
buah, buah yang muncul pada tangkai pertama kali atau hampir muncul
bersamaan biasanya tumbuh awal. Buah kacang panjang tiap tangkai tidak selalu
sama kuat pertumbuhannya (Haryanto, 2009).

Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada juga
yang pipih. Pada bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang menghubungkan
antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin tua akan mengering. Kulit biji tua
ada yang berwarna putih, merah keputih – putihan, cokelat dan hitam. Pada satu
polong biasanya terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung pada panjang
polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan varietas kacang panjang
tersebut (Rukmana, 2014).

Suhu rata-rata harian agar tanaman kacang panjang dapat beradaptasi baik
adalah 20 – 300C dengan suhu optimum 250C. Tanaman ini membutuhkan
banyak sinar matahari. Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan
pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus dan berbuah jarang atau
sedikit, sedangkan curah hujan yang dibutuhkan adalah antara 600 - 1500
mm/tahun (Rukmana, 2014).

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman


antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang
dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah dan dataran tinggi dengan
ketinggian 0 - 1500 m diatas permukaan laut. Tanaman kacang panjang tumbuh
baik di dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian 600 - 700 meter di
atas permukaan laut. Tanaman kacang panjang dapat diusahakan hampir pada
semua jenis tanah. Namun, untuk memperoleh hasil optimal, akan lebih baik bila
ditanam pada tanah yang subur. Jenis tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan
tanaman kacang panjang adalah tanah berstruktur liat dan berpasir. Jenis tanah

9
yang baik adalah tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Derajat keasaman tanah (pH)
yang dibutuhkan adalah 5,5 - 6,5. Bila pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam
tanah (Haryanto, 2007). Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan
pecahnya nodula-nodula akar

C. Hidroponik

Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air


yang telah dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh
tanaman untuk menggantikan tanah. Konsentrasi larutan nutrisi harus
dipertahankan pada tingkat tertentu agar pertumbuhan dan produksi tanaman
optimal (Istiqomah, 2006).

Hidroponik dapat menjadi salah satu alternatif terbatasnya lahan pertanian


dan dapat dilakukan pada lahan yang kesuburannya rendah maupun wilayah padat
penduduk. Komoditas yang dapat dipilih dalam budidaya secara hidroponik
seperti endieve, selada keriting hijau, selada keriting merah, lollo rossa,
butterhead, christine, packcoy, monde dan selada Romain yang jarang
dibudidayakan petani konvensional (Herwibowo dan Budiana, 2014).

Teknik budidaya ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan


metode konvensional di tanah yaitu hasil tanaman lebih bersih, nutrisi yang
digunakan lebih efisien karena sesuai dengan kebutuhan tanaman, tanaman bebas
dari gulma, tanaman relatif jarang terserang hama dan penyakit karena terkontrol,
kualitas dan kuantitas produksi lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual tinggi,
dan dapat menggunakan lahan sempit (Said, 2007).

Budidaya secara hidroponik lebih ramah lingkungan karena tidak


menggunakan pestisida, tidak meninggalkan residu dan kebutuhan air lebih hemat
serta tanaman tumbuh lebih cepat (Herwibowo dan Budiana, 2014). Kelemahan
sistem budidaya hidroponik meliputi investasi awal cukup mahal, tenaga kerja
harus terlatih dan pemilihan pasar harus tepat (Haryanto dkk, 2007).

Kangkung darat (Ipomoea reptana Poir) tergolong sayur yang sangat


populer, karena banyak peminatnya. Bagian tanaman kangkung yang paling

10
penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur.
Kangkung memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi cukup tinggi, vitamin A,
B dan vitamin C serta bahan mineral terutama zat besi yang berguna kesehatan
(Adrian, 2012).

Menurut Anggara (2009), sistematiks tanaman kangkung (Ipomoea


reptans Poir) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir.

Kangkung dapat menenangkan saraf sehingga berfungsi sebagai obat tidur.


Akarnya digunakan untuk mengobati penyakit wasir dan zat besi yang terkandung
didalamnya berguna untuk pertumbuhan tubuh. Biji kangkung berfungsi sebagai
alat perbanyakan tanaman secara generatif. Tanaman kangkung dapat tumbuh
lebih dari satu bulan. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku,
banyak mengandung air (herbaceous) dan berlubang-lubang. Batang tanaman
kangkung tumbuh merambat atau menjalar dengan percabangan yang banyak.
Kangkung mempunyai sistem perakaran tunggang dan cabang–cabang akarnya
menjalar dan menembus tanah sampai kedalaman 60–100 cm serta melebar secara
mendatar pada radius 100–150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.
Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan pada ketiak daun terdapat mata
tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya
seperti jantung hati, ujung daunnya meruncing atau tumpul, permukaan daun
sebelah atas berwarna hijau tua dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau
muda (Rukmana, 2005).

11
Kangkung mempunyai perakaran tunggang dengan banyak akar samping.
Akar tunggang tumbuh dari batangnya yang berongga dan berbuku–buku. Daun
kangkung berbentuk daun tunggal dengan ujung runcing maupun tumpul mirip
dengan bentuk jantung hati, warnanya hijau kelam atau berwarna hijau keputih-
putihan dengan semburat ungu dibagian tengah. Bunganya berbentuk seperti
terompet berwarna putih dan ada juga yang putih keungu–unguan. Buah
kangkung berbentuk seperti telur dalam bentuk mini warnanya cokelat kehitaman,
tiap-tiap buah terdapat atau memiliki tiga butir biji. Umumnya banyak
dimanfaatkan sebagai bibit tanaman. Jenis dari kangkung ini terdiri dari dua jenis
yaitu kangkung air dan kangkung darat. Namun jenis tanaman yang paling umum
dibudidayakan oleh masyarakat kita yaitu tanaman kangkung darat atau yang
biasanya dikenal baik dengan sebutan kangkung cabut (Alpian, 2013).

Daun kangkung memiliki panjang 7 – 14 cm, berbentuk jantung pada


pangkalnya dan biasanya runcing pada ujungnya. Batang berongga dan
mengapung pada permukaan. Jika menyentuh tanah atau lengas, akar adventif
segera tebentuk pada buku batang. Pada kondisi hari pendek, tangkai bunga tegak
berkembang pada ketiak daun. Biasanya terbentuk satu atau dua kuntum bunga
berbentuk terompet dengan leher ungu. Warna mahkota putih, merah jambu muda
atau ungu, berbeda-beda menurut tipe tanaman. Biji mudah terbentuk dan
berkembang dalam bulir polong (Yusrinawati, 2006).

Kangkung dapat dipanen sekali dengan mencabut tanaman hingga ke


akarnya atau beberapa kali dengan memotong sepanjang 15 – 25 cm pada bagian
batang. Pemanenan yang sering dilakukan akan menghambat pembungaan dan
menstimulasi pertumbuhan tunas samping. Tanaman yang tidak dipanen
menyebabkan tunas samping berkembang menjadi daun yang panjang (Palada dan
Chang, 2003).

12
BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2021 sampai dengan


22 Mei 2021. Yang bertempat di Halaman rumah saya sendiri yang beralamat,
Desa Tualang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan untuk tanaman tomat dan kacang panjang
yaitu, polybag dengan ukuran 5 kg , sprayer, Cangkul, wadah persemaian benih,
tali, meteran, Pisau, alat-alat tulis. 9 botol aqua 1,5 L, sumbu kompor, pisau, paku
yang dipanaskan (sebagai pengganti solder).

Sedangkan bahan yang digunakan untuk tanaman tomat dan kacang


panjang yaitu benih tomat, benih kacang panjang, tanah, pupuk kandang, sekam
bakar, pupuk NPK Mutiara 16 16 16. Bahan yang digunakan untuk tanaman
kangkung hidroponik yaitu air cucian beras, gula pasir, EM4, sekam, sabut kelapa,
nutrisi AB Mix.

C. Langkah Kerja

1. Tanaman Tomat
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman
tomat adalah:
a. Persiapan alat dan bahan
Di sediakan alat yang diperlukan yaitu cangkul, karung, polybag,
dan label kemudian bahan yang digunakan yang diperlukan adalah benih
tomat, tanah hitam dan sekam bakar.
b. Persiapan media tanam.
Di masukan tanah dan sekam bakar ke dalam baskom dengan
perbandingan 1:1, kemudian diaduk merata. Setelah campuran media
tanaman rata, masukan ke dalam polybag yang telah diberi label (A,B,C)

13
sebanyak 3 polybag. Setelah selesai diisi, di susun polybag ditempat yang
terkena cahaya matahari.

c. Persemaian benih tomat


Persemaian benih tomat dilakukan setelah benih tomat sudah
disediakan, baik dari benih yang berasal dari toko pertanian yang sudah
bersertifikat, maupun dari benih yang diambil dari tomat yang dibeli
segar dipasar, dimana untuk benih ini memerlukan perlakuan khusus
untuk benih seperti pemisahan dari daging buah, pencucian dan
penjemuran. Untuk langkah persemaian yaitu disediakan polybag yang
sudah diisi media tanam dan arang sekam. Kemudian ditaburkan merata
benih tomat di atas tanah, lalu timbun dengan tanah lagi sedalam 1 cm,
lalu disiram sampai lembab dan ditempatkan ditempat yang teduh.
penyiraman dilakukan secara rutin sampai bibit siap dipindahkan.

d. Penanaman tomat
Penanaman benih tomat dilakukan 7-15 hari setelah bibit tomat
disemai, dimana bibit tomat sudah memiliki 3-5 helai daun. Untuk
pemindahan bibit usahkan tanah sekitar bibit terbawa sedikit agar bibit
tidak terlalu stres. Kemudian bibit ditanam pada media tanam dengan
lubang tanam sedalam 4 cm, dan kemudian di timbun lagi dengan media
tanam sambil sedikit ditekan disekeliling batang tanaman. Setelah
penanaman selesai, media tanam disiram sampai basah, serta dilakukan
penambahan ajir untuk menompang batang tomat.

e. Perawatan tanaman
Tindakan perawatan yang perlu dilakukan adalah penyiraman
secara rutin tanaman jagung pada pagi atau sore hari dengan air, sampai
media tanam lembab. Kemudian lakukan pembersihan gulma yang
tumbuh pada sekitar tanaman, melalui pencabutan gulma dengan tangan.

f. Pemupukan tanaman

14
Pemupukan pada tanaman perlu dilakukan untuk mendukung
pertumbuhan dan produktifitas tanaman lebih maksimal, sehingga dapat
memperoleh panen maksimal dan sesuai harapan.

2. Tanaman Kacang Panjang


a. Persiapan alat dan bahan
Disediakan Alat yang diperlukan dalam budidaya tanaman kacang
panjang adalah cangkul, polybag, baskom dan alat tulis. Sementara bahan
yang diperlukan yaitu benih Kacang panjang, sekam bakar dan tanah.

b. Persiapan media tanam.


Dimasukan tanah dan sekam bakar ke dalam baskom besar atau
wadah pengaduk lainya, dengan perbandingan satu banding satu,
kemudian diaduk merata. Setelah campuran media tanaman rata,
dimasukan ke dalam polybag yang telah diberi label (A,B,C) sebanyak 3
polybag. Setelah selesai diisi, susun polybag ditempat yang terkena
cahaya matahari.

c. Penanaman Kacang panjang


Penanaman kacang panjang dilakukan dengan membuat lubang
sedalam 3 cm di tengah polybag yang telah di isi media tanam, Benin
direndam semalam untuk membantu proses perkecambahan nantinya dan
benih yang tenggelamlah benih yang akan digunakan. Kemudian setiap
lubang tanam atau polybag ditanam 1 benih Buncis. Setelah benih Buncis
dimasukan, tutup kembali lubang tanam dengan tanah. Kemudian siram
semua polybag sampai kondisi media tanam lembab.

d. Perawatan tanaman
Tindakan perawatan yang perlu dilakukan adalah penyiraman
secara rutin tanaman kacang panjang pada pagi atau sore hari dengan
air, sampai media tanam lembab. Kemudian lakukan pembersihan gulma
yang tumbuh pada sekitar tanaman, dengan pencabutan gulma
menggunakan tangan.

e. Pemupukan tanaman

15
Pemupukan pada tanaman perlu dilakukan untuk mendukung
pertumbuhan dan produktifitas tanaman lebih maksimal, sehingga dapat
memperoleh panen maksimal dan sesuai harapan. Untuk pupuk yang bisa
dipakai adalah pupuk npk, dengan cara diberikan langsung atau dengan
cara dilarutkan dengan air atau ditaburkan langsung disekitar area
perakaran tanaman.

f. Panen
Panen dilakukan pada saat buah sudah masak secara fisologis,
Polongnya terisi penuh, warna polong berwarna hijau, dan polong mudah
untuk dipatahkan. Buah yang dipanen disortir mana yang layak untuk
dikonsumsi dan yang tidak.

3. Hidroponik Tanaman Kangkung dengan Wick System di Botol Aqua


a. Persiapan alat dan bahan
Disediakan Alat dan Bahan yang diperlukan terlebih dahulu yaitu
Botol Aqua 1,5 liter, pisau, gunting, paku, sumbu, sekam bakar, sabut,
pipet kelapa dan benih kangkung.

b. Persiapan media tanam hidroponik


Setelah alat dan bahan yang dibutuhkan lengkap, selanjutnya
botol aqua di potong dibagian tengah , lalu diberi lubang pada bagian
tutup botol dan pinggir botol dengan paku yang dipanaskan untuk
dimasukan sumbu dan sirkulasi udara, dipotong sumbu secukupnya.
Dimasukan sumbu kelubang yang telah dibuat pada leher botol, dimana
sumbu ini berfungsi sebagai penghubung tanaman dengan air nutrisi
tanaman. Lobang yang ada diletakkan pipet berfungsi untuk sirkulasi
udara.

c. Penanaman benih kangkung


Benin kangkung direndam terlebih dahulu untuk membantu
mempercepat proses perkecambahan, setelah itu benih disemai terlebih
dahulu selama sehari setelah muncul radikula benih di tanam dengan
media tanamnya berupa campuran sabut kelapa dan sekam bakar

16
dengan rasio 1:1 yang telah disiapkan selagi menunggu benih disemai.
Lalu ditutup tipis kembali dengan menggunakan media tanam.

d. Pembuatan larutan nutrisi dan pemindahan bibit.


Pembuatan nutrisi pada system tanam hidroponik yang digunakan
adalah dengan mencampurkan nutrisi A dan B atau dapat di sebut
dengan nutrisi AB Mix. Cara melarutkan Nutrisi A dan B yang
awalnya berbentuk serbuk atau cair dilarutkan dengan air, kemudian
kedua nutrisi tersebut di campurkan ke dalam air yang nantinya akan
menjadi sumber nutrisi bagi tanaman kangkung tersebut.

e. Perawatan
Perawatan yang dilakukan dalam budidaya kangkung dengan sistem
hidroponik adalah, pertama pengaturan nutrisi air hidroponik selalu
stabil, sekitar 700ppm,kemudian pengendalian hama penyakit tanaman
jika ada tanaman kangkung yang terserang penyakit.

4. Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati untuk tanaman tomat dan kacang panjang antara
lain : Tinggi Tanaman, Jumlah daun, Lebar daun , Panjang daun, Berat basah,
Panjang Akar, dan Volume akar. Sementara pada Hidroponik yang diamatai
adalah

17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Tomat

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu


III IV V
Tomat 1 A 16,1cm 26,2 cm 39,1 cm
Tomat 2 A 15,6 cm 44,9 cm 65 cm
Tomat 3 A 15,4cm 46,4 cm 67,2 cm
Tomat 1 B 15,2 cm 41,8 cm 76,6 cm
Tomat 2 B 15 cm 38,3 cm 52,6 cm
Tomat 3 B 15,8 cm 45,9 cm 72,5 cm
Tomat 1 C 18,4 cm 32,1 cm 39,4 cm
Tomat 2 C 18,1 cm 49,3 cm 75,6 cm
Tomat 3 C 16 cm 38,8 cm 72,5 cm
Total 146,6 cm 367,7 cm 551,2 cm
Nilai Rata-Rata 16,17cm 40,41 cm 61,24 cm

Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Tomat

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu

III IV V
Tomat 1 A 5 helai 8 helai 10 helai
Tomat 2 A 7 helai 10 helai 13 helai
Tomat 3 A 7 helai 12 helai 15 helai
Tomat 1 B 7 helai 10 helai 17 helai
Tomat 2 B 6 helai 9 helai 12 helai
Tomat 3 B 6 helai 9 helai 13 helai
Tomat 1 C 7 helai 10 helai 16 helai
Tomat 2 C 8 helai 10 helai 15 helai
Tomat 3 C 6 helai 11 helai 16 helai

18
Total 59 helai 89 helai 127 helai
Nilai Rata-Rata 6,5 helai 9,8 helai 14,1 helai

Tabel 3. Hasil Pengamatan Panjang Daun Tanaman Tomat

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu


III IV V
Tomat 1 A 3,4 cm 4,7 cm 4,8 cm
Tomat 2 A 4,5 cm 5,9 cm 6,8 cm
Tomat 3 A 3,3 cm 4,6 cm 6,5 cm
Tomat 1 B 3,8 cm 5,4 cm 6 cm
Tomat 2 B 3,9 cm 5 cm 5,2 cm
Tomat 3 B 3 cm 5,4 cm 5,8 cm
Tomat 1 C 4 cm 9,4 cm 10 cm
Tomat 2 C 4,1 cm 9,3 cm 9,7 cm
Tomat 3 C 3,9 cm 10,9 cm 11,3 cm
Total 33,9 cm 60,6 cm 66,1 cm
Nilai Rata-Rata 3,76 cm 6,73 cm 7,34 cm

Tabel 4. Hasil Pengamatan Lebar Daun Tanaman Tomat

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu

II III IV
Tomat 1 A 1,8 cm 2,2 cm 2,4 cm
Tomat 2 A 2,1 cm 2,8 cm 3 cm
Tomat 3 A 1,6 cm 2,4 cm 2,7 cm
Tomat 1 B 1,6 cm 2,2 cm 2,5 cm
Tomat 2 B 1,9 cm 2,2 cm 2,3 cm
Tomat 3 B 1 ,5 cm 2,6 cm 2,7 cm
Tomat 1 C 1,7 cm 1,9 cm 2 cm
Tomat 2 C 1,6 cm 2,1 cm 2,7 cm

19
Tomat 3 C 1,9 cm 2,2 cm 2,5 cm
Total 15,7 cm 20,6 cm 22,8 cm
Nilai Rata-Rata 1,74 cm 2,28 cm 2,53 cm

Tabel 5. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu


III IV
Kacang Panjang 1 A 75,9 cm 189,4 cm
Kacang Panjang 2 A 102,5 cm 193,4 cm
Kacang Panjang 3 A 90,3 cm 218,7 cm
Kacang Panjang 1 B 103,6 cm 225,5 cm
Kacang Panjang 2 B 93,8 cm 147,7 cm
Kacang Panjang 3 B 101,5 cm 201,7 cm
Kacang Panjang 1 C 89,2 cm 176,1 cm
Kacang Panjang 2 C 84 cm 175,8 cm
Kacang Panjang 3 C 102,5 cm 190,4 cm
Total 843,3 cm 1.718,2 cm
Nilai Rata-Rata 93,7 cm 190,96 cm

Tabel 6. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu

II III
Kacang Panjang 1 A 4 helai 9 helai
Kacang Panjang 2 A 5 helai 12 helai
Kacang Panjang 3 A 6 helai 14 helai
Kacang Panjang 1 B 5 helai 11 helai
Kacang Panjang 2 B 5 helai 12 helai
Kacang Panjang 3 B 6 helai 11 helai
Kacang Panjang 1 C 5 helai 10 helai
Kacang Panjang 2 C 5 helai 10 helai

20
Kacang Panjang 3 C 6 helai 11 helai
Total 47 helai 100 helai
Nilai Rata-Rata 5,2 helai 11,1 helai

Tabel 7. Hasil Pengamatan Panjang Daun Tanaman Kacang Panjang

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu


II III
Kacang Panjang 1 A 10,1 cm 12 cm
Kacang Panjang 2 A 8 cm 12,2 cm
Kacang Panjang 3 A 12,3 cm 13,4 cm
Kacang Panjang 1 B 9,7 cm 12,8 cm
Kacang Panjang 2 B 9 cm 10,3 cm
Kacang Panjang 3 B 11,1 cm 11,1 cm
Kacang Panjang 1 C 8,5 cm 9,4 cm
Kacang Panjang 2 C 7,6 cm 9,3 cm
Kacang Panjang 3 C 8,2 cm 10,9 cm
Total 84,5 cm 101,4 cm
Nilai Rata-Rata 9,38 cm 11,26 cm

Tabel 8. Hasil Pengamatan Lebar Daun Tanaman Kacang Panjang

Sampel Tanaman Pengamatan Minggu

II III
Kacang Panjang 1 5,6 cm 6,4 cm
Kacang Panjang 2 4,3 cm 4,6 cm
Kacang Panjang 3 6,2 cm 6,3 cm
Kacang Panjang 1 5,1 cm 6,2 cm
Kacang Panjang 2 4,5 cm 5 cm
Kacang Panjang 3 5,4 cm 5,8 cm
Kacang Panjang 1 4,3 cm 4,6 cm
Kacang Panjang 2 3,3 cm 4,5 cm

21
Kacang Panjang 3 4,4 cm 5,1 cm
Total 34,2 cm 48,5 cm
Nilai Rata-Rata 3,8 cm 5,38 cm

Tabel 9. Data Akar Tanaman Kacang Panjang

Sampel Tanaman Panjang Akar Volume Akar


Kacang Panjang 1 11,7 cm 410 mL
Kacang Panjang 2 18,2 cm 700 mL
Kacang Panjang 3 18,9 cm 760 mL
Kacang Panjang 1 22,5 cm 650 mL
Kacang Panjang 2 13,1 cm 450 mL
Kacang Panjang 3 24,4 cm 900 mL
Kacang Panjang 1 21,3 cm 600 mL
Kacang Panjang 2 14,6 cm 510 mL
Kacang Panjang 3 16,7 cm 550 mL
Total 161,4 cm 5.530 mL
Nilai Rata-Rata 17,93 cm 614,4 mL

Tabel 10. Data Panen Tanaman Kacang Panjang

Waktu Panen Tanggal Panen Bobot Buah Jumlah Buah Panen


Panen Pertama 08 April 2021 210 g 14 Buah
Panen Kedua 03 Mei 2021 170 g 12 Buah
Total 380 g 26 Buah

3. Tanaman Hidroponik

Sampel Tanaman Tinggi Jumlah daun Lebar Panjang


Daun Daun
Kangkung 1 3,9 4 1,3 2,8
Kangkung 2 14,7 6 2,2 3,7
Kangkung 3 8,9 4 2 3

22
Kangkung 4 12,4 5 2,1 3,5
Kangkung 5 6,4 4 1,6 3
Total 43,3 23 9,2 13
Rata – rata 9,26 4,6 1,84 2,6

B. Pembahasan

A. Tanaman Tomat
Tinggi tanaman tomat merupakan perubahan fisologis secara
vertikal pada tanaman tomat yang bersifat Irreversibel (tidak dapat balik)
dan berlangsung secara terus menerus selama daur hidupnya. Menururt
Salisbury dan Ross (1995) proses perkembangan sel terdiri dari tiga
tahapan yaitu pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel.
Perkembangan sel tanaman tomat untuk proses tinggi tanaman
berlangsung secara terus menerus sampai masa vegetatif berakhir,
tergantung hprmon, hasil asimilasi, faktor lingkungan yang mendukung
dan faktor pertumbuhan lainnya. Masa vegetatif berakhir dengan
munculnya bunga tanaman. hal ini dikarenakan perkembangan sel tanaman
untuk pertumbuhan vegetatif telah berhenti dan hanya fokus pada masa
pertumbuhan generatif.
Hasil pengamatan menunjukkan pengaruh populasi 3 tanaman
tomat dalam satu polybag berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
mulai minggu ke 4 sampai ke 5. Semakin banyak jumlah populasi pada
satu media tanam, maka semakin rendah pula tinggi tanaman tomat yang
diperoleh, dimana pada polybag 1 A, 2B, dan 1C menunjukkan hasil
pertumbuhan yang rendah pada setiap ulangannya. Pada minggu ke 3
tinggi tanaman memberikan hasil yang rendah, memasuk minggu ke 4 dan
ke 5 kecepatan tinggi tanaman tomat lebih cepat, walaupun pada setiap
ulangan terdapat satu tanaman yang mememiliki laju pertumbuhan yang
rendah karena populasi yang rapat dan pemberian NPK yang bertujuaan
membangtu pertumbuhan tomat tidak terlalu menghasilkan hasil yang
signifikan. Kemudian di minggu selanjutnya ketika muncul bunga pada
minggu ke 5 pertumbuhan tinnggi tanaman mulai melambat karena unsur
hara N telah banyak diserap untuk proses pertumbuhan vegetatif terutama
pada pembentukan batang dan jumlah cabang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa banyaknya jumlah populasi
berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman tomat dimana setiap tanamana
memiliki sedikit jumlah daun pertambahan setiap minggunya 2 sampai 4

23
helai saja dengan perkembangan yang tidak begitu pesat hal ini berbeda
dengan tanaman yang ditanam satu atau dua tanaman saja dalam satu
polybag karena unsur N,P, dan K dalam tanah terserap dengan optimal
dengan persaingan unsur hara yang sedikit. Semakin terkecukupinya unsur
N yang diserap oleh akar tanaman maka semakin banyak pula klorofil
yang terbentuk sehingga banyaknya kandungan klorofil didaunmembuat
proses fotosintesis menjadi lebih tinggi. Tingginya proses fotosintesis pada
tanaman tomat akan memberikan hasil jumlah helai daun yang lebih
tinggi.
Panjang daun tomat berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh
pada minggu minggu awal di minggu ke 3 memiliki panjang yang relatif
sama yaitu pada kisaran 3,3 – 4 ternyata pertumbuhan panjang daun juga
berpengaruh terhadap jumlah populasi yang ada , pertumbuhan terasa
ketika diminggu ke 4 dimana pertambahan panjang relatif meningkat dari
sebelumnya hingga ada yang memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu pada
ulangan ketiga mencapai angka 9,4, 9,3, dan 10,9 cm dimana hal ini terus
berlanjut diminggu ke 5 dan mulai menurun ketika memasuki masa
generatif.
Hasil pengamatan lebar daun atau luas daun tanaman tomat
memiliki pertumbuhan yang pasif dimana pada setiap minggu nya berada
pada ukuran yang sama dan hanya pada polyabg 2 A yang memiliki
pertumbuhan yang cukup tinggi terutama diminggu ke 4 yaitu sekitar 2,8
cm dengan terjadinya pertambahan sekitar 0,7 cm lebih baik dari pada
yang lainnya.Tinggi rendahnya lebar daun yang dihasilokan berkaitan
dengan intensitas cahaya matahari yang diserap tanaman. lebar daun juga
dipengaruhi oleh kandungan jumlah klorofil pada daun, kandungan unsur
makro seperti N, P, K pada tanaman merupakan faktor utama penyusun
utama klorofil. Jika kandungan klorofil rendah, maka proses fotosintesis
menjadi lambat sehingga cadangan makanan yang dihasilkan sedikit yang
menghambat proses pembelahan dan pemanjangan sel didala tanaman
yang menyebabkan pembentukan organ tanaman lebar daun menjadi
terhambat.

2. Kacang Panjang

Bertambah tingginya dipengaruhi oleh populasi dan jarak tanam


pada media tanam, penggunaaan jarak tanam yangsesuai dapat
memberikan semua faktor tumbuh yang dibutukan oleh tanaman kacang
panjang . Berdasarkan hasil pengamatan dan analisi pada perlakuan jumlah
populas tanaman kacang panjang tidak berpengaruh diawal pertanaman
selepas masa persemaiaan hal ini dikarenakan masih dalam awal
pertumbuhan, persaingan antar tanaman dalam mrnyerap unsur hara dan
cahaya pada polybag 2 B lebih kecil dibandingkan dengan polybag

24
lainnya, hasil ini tidak berbeda jauh dengan pertymbuhan tinggi tanaman
tomat dimana pada masing – masing polybag ulangan terdapat tanaman
dengan produktivitas tinggi lebih rendah dari yang lainnya. Di minggu
selanjutnya terjadi pertumbuhan yang nyata pada pertumbuhan tanaman
kacang panjang dengan rata – rata pertumbuhan tertinggi sekitar 100 cm
setelah diberi pupuk NPK. pertumbuha mulai melambat ketika bunga
muncul pada minggu ke 4 pada tanggal 27 – 31 maret 2021.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasi tanaman tidak


berbeda nyata paad umur minggu ketiga dan begitu pula ketika mendekati
masa generatif hasil populasi tanaman kacang panjang berpengaruh pada
pertumbuhan daun dan cabang tanaman kacang panjang dengan rata – rata
julah kacang panjang adalah 11,1 helai saja, ini lebih sedikit dibandingkan
dengan yang populasinya tidak banhyak dalam satu media tanam, karena
perebutan unsur hara yang tidak begitu ketat.

Pada panjang daun tanaman kacang panjang menunujukkan


pertumbuhan cukup lambat pada polybag 2A,2B,dan 2C dengan laju
perpanjangan daun adalah 8,9,dan7,6 cm dan pada polybag 2C lah yang
memiliki pertumbuhan paling lambat dan paling tinggi pada polybag 3A di
minggu pertama HST . kemudia diminggu selanjutnya perpanjangan tetap
berlangsung dan tetap pada polybag 2C lah yang memiliki pertumbuahn
yang lamabat sementara polybag 2A dan 2B mengalami kemajuan
perrtumbuhan. Rata – rata pertumbuhan luas daun juga sejalan dengan
perpanjangan daun semakin panjang maka luas daun juga akan semakin
luas, hasil berbanding lurus dengan panjang daun dimana pada polybag 2C
lah lebar daun terkecil diperoleh. Pertrumbuhan tiap minggunya tidak
terlalu berlebihan dan hanya sekian cm saja perluasan setiap minggunya.

Panjang akar berdasarkan hasil yang diperoleh akar terpendek


diperoleh Pada polybag 1A dengan panjang 11,7 cm dengan volume akar
410 mL dan terpanjang pada polybag 2A dengan panjang 24,4 cm dengan
volume akar 900 mL. berdasarkan hasil pengamatan panjang akar tidak
mempengaruhi volume akar itu sendiri dimana pada panjang 18,9 cm
mampu mengasilkan volume akar yang lebih besar dibandingkan panjang
akar 22,5 cm yng hanya 650 mL. Akan tatapi pada data yang lainnya tetap
menunujukkan bahwa akar yang panjang memiliki volume akar yang lebih
besar dari pada yang memiliki panjang akar yang pendek.

Panen dapat dilakukan ketika buah tanaman kacang panjang telah


memiliki ciri seperti masak secara fisiologis, isi polong yang sudah penuh,
warna polong berwarna hijau, dan polong mudah untuk dipatahkan atau
dapat dipanen ketika sudah berumur 45 – 50 HST. Berdasarkan hasil yang

25
diperoleh panen dilakukan sebanyak dua kali dengan panen terbayak
terdapat pada pemanenan pertama dengan jumlah buah 14 buah dengan
bobot buah 210 g dan panen kedua mendapatkan hasil yang lebih sedikit
dari pada panen yang pertama yang hanya mengahasilkan 170 g saja denga
jumlah buah 12 buah. Hal ini wajar karna pembungan akan menurun
seiring bertambanhanya umur tanaman.

3. Hidroponik

Pengamatan tanaman hifroponik yaitu dengan menggunakan


tanaman kangkung, dimana pengamatan dilakukan beberapa kali saja .
berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil yang berbeda tiap botolnya.
Pertumbuhan tanaman kangkung menggunkan sistem hidroponik
tergantung dari pemberian nutrisi yang diberikan bisa menggunkan AB
mix atau air beras yang sudah difermentasi dengan EM4, lambatnya
pertumbuhan yang dihasilkan juga dipengaruhi penggunaan media tanam
sekam dan sabut kelapa yang dirasa kurang mempuni dibandingkan
menggunakan rockwool dan netpot. Pemberian nutrisi juga perlu
diperhatikan karna air nutrisi adalah sumber unsur hara bagi tanaman.
Apabula nutris yang diberikan terlambat atau bermasalh akan
menyebabkan sulit berkembangnya tanaman hidroponik dengan Ph nutrisi
dan ppm nutridi yang digunakan sesuai standar penggunaaannya atau
dapat mengikuti panduang yang diberikan oleh perusahaan penjual nutrisi
AB mix.

26
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh adalah bahwasannya


pengaruh populasi dan jarak tanam dalam satu polybag itu mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat dan kacang panjang,, baik tinggi,
jumlah daun, lebar daun, panjang daun, umur berbuanga, bobot buah, dan waktu
panen. Adapun penambahan pupuk NPK Mutiara guna mendorong pertumbuhan
dari tanaman tersebut dengan memperhatikan perawatan pemangkasan dan
pemiliharaan yang baik maka mampu menekan pertumbuhan yang lambat menjadi
lebih cepat

Sementara pada tanaman hidroponik hal yang perlu diperhatikan dan


menjadi sorotan adalah pemeberian nutrisi apakah tepat sasaran atau tidak,
pemeberian yang tepat waktu akan mampu mendorong pertumbuhan dari tanaman
hidroponik yang dibududayakan.

B. Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan pelaksanaan praktikum ini


sebaiknya dilaksanakan langsung turun dilahan Universitas Andalas, dikarenakan
pelaksanaan praktikum secara daring bisa dikatakan cukup membuat mahasiswa
kesulitan dan juga tidak semua praktikan mempunyai lahan yang luas yang bisa
untuk ditanam. Semoga kedepannya jumlah tanaman dapat dikurangi karena ada
sebagian mahasiswa yang tidak memiliki lahan yang cukup, terkecuali kita
melaksankan secara tatap muka dan untuk praktikum selanjutnya agar praktikan
lebih serius dan bersemangat lagi dalam menjalani praktikum dan semoga
praktikum kedepannya tidak terkendala lagi masalah wabah apapun itu sehingga
nantinya praktikan bisa mengikuti praktikum sampai selesai dan bisa menikmati
hasil taninya.

27
28
DAFTAR PUSTAKA

Adrian. 2012. Deskripsi Mikroskopis dan Kandungan Mineral Tanaman


Kangkung. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.

AgroMedia, Redaksi. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia


Pustaka. Jakarta Selatan.

Alpian, Arham. 2013. Ciri-Ciri Tanaman Kangkung.


http://100budidayatanaman.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-tanaman-
kangkung.html. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2018.

Anggara, B. 2009. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.)


Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C. [Skripsi]. Semarang. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro. 41 hal.

Anto, Astri. 2013. Teknologi Budidaya Kacang Panjang. Penyuluhan Pertanian


BPTP. Kalimantan Tengah.

Cahyono, B. 1998. Tomat Bididaya dan analisis Usaha Tani. Yogyakarta:


Kanisius. 99p.

Desmarina, R. 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Frekuensi dan Taraf


Pemberian Air. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Haryanto, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2009. Budidaya Kacang Panjang. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Haryanto, W., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Teknik Penanaman Sawi dan
Selada Secara Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Herwibowo, Kunto dan N.S Budiana. 2014. Hidroponik Sayuran Untuk Hobi dan
Bisnis. Jakarta. Penebar Swadaya.

Hasanah, U. 2009. Respon Tanaman Tomat (Lycopercium esculentum Mill) pada


Awal Pertumbuhan terhadap Ukuran Agregat Tanah Entisol. J.Agroland.
16(2): 103-109.

Istiqomah, Siti. 2006. Menanam Hidroponik. Azka Press. Jakarta.

Palada, M. C. dan Chang, L. C. 2003. Suggested Cultural Practices for Vegetable


Amaranth. Vegetable Reseach and Development Center.

29
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Pitojo S. 2006. Penangkaran Benih Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.

Pracarya, 1998, Bertanam Tomat,Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana. 2014. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya, Bogor.

Rukmana, R. 2005. Seri Budidaya Kangkung. Kanisus. Yogyakarta.

Sagala, A. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum


licopersicum Mill.) dengan Pemberian Unsur Hara Makro-Mikro dan
Blotong. Unuversitas Sumatra Utara: Medan.

Said, Ahmad. 2007. Budidaya Mentimun dan Tanaman Musim Secara


Hidroponik. Azka Press. Jakarta.

Srinivasan, R., S. 2010. Teknik Produksi Tomat Ramah Lingkungan. The World
Vegetable Centre. Shanhua. Taiwan.

Tim Karya Tani Mandiri. 2011. Pedoman Bertanam Kacang Panjang. Bandung:
CV.Nuansa Aulia

Trisnawati, Y., dan setiawan, A.l. 2005. Tomat Budidaya Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta

Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta: 250 halaman.

Yusrinawati, A., dkk. 2006. Pengaruh Pemberian Beberapa Macam Pupuk Daun
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kangkung Darat (Ipomoea
reptans) di Lahan Pasir Pantai. Prosiding seminar skripsi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.

30
LAMPIRAN

A. Dokumentasi
1. Tanaman tomat
Tabel 11. Persiapan alat dan bahan

No Keterangan Gambar
1. Benin Tomat

2. Persiapan bahan polybag, sekam


bakar dan tanah hitam

3. Pupuk NPK Mutiara 16 16 16

Tabel 12. Persiapan media tanam dan persemaian benih tomat

No Keterangan Gambar
1. Media tanam sekam bakar dengan
tanah dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 didalam baskom.

31
2. Benih disemai ember selama 14
hari.

3. Kondisi benih setelah persemain


selama 14 hari dengan
menambahkan pupuk kandang
untuk memperkuat atau
memperkokoh tanaman tomat.

Tabel 13. Penanaman benih tomat

No Keterangan Gambar
1. .Kondisi benih tomat yang siap
dipindah tanamkan dari media
persemaian ke media tanama

2. Benin yang sudah dipindah


tanamkan dari media persemaian
ke media tanam polybag A, B, C
dimana masing - masing polybag
diisi tiga tanaman

Tabel 14. Pengamatan minggua tanaman tomat

No Keterangan Gambar

32
1. Kegiatan pengamatan di minggu
pertama dengan pengamatan
tinggi, lebar , jumlah dan panjang
daun.

2. Kegiatan pengamatan di minggu


kedua dengan pengamatan tinggi,
lebar , jumlah dan panjang daun.

3. Kegiatan pengamatan di minggu


kedua dengan pengamatan tinggi,
lebar , jumlah dan panjang daun,
umur berbunga tanaman tomat.

4. Kondisi buah tomat yang masih


kecil atau belum cukup umur untuk
dilakukannya kegiatan pemanenan.

5. Pemberian Pupuk NPK Mutiara


1616 sebagai perawatan,
pemliharaan tanaman, dan
membantu menyuburkan tanaman
tomat.

2. Tanaman Kacang Panjang

Tabel 15. Persiapan alat dan bahan

No Keterangan Gambar

33
1. .Benih Kacang panjang

2. Persiapan alat dan bahan yang


akan digunakan yaitu polybag,
sekam bakar, dan tanah.

3. Pupuk NPK Mutiara 16 16 16

Tabel 16. Persiapan media tanam dan persemaian tanaman kacang panjang

No Keterangan Gambar
1. Media tanam sekam bakar dengan
tanah dicampurkan dengan
perbandingan 1:1 di dalam
baskom.

2. Benin disemaikan selama 14 hari

34
3. Kondisi benih setelah 14 hari
disemaikan dan dengan
menambahkan pupuk kandang
guna memperkokoh batang
tanaman kacang panjang.

Tabel 17. Penanaman tanaman kacang panjang

No Keterangan Gambar
1. Benin yang sudah siap dipindah
tanamkan setelah 14 hari disemai

2. Benin kacang panjang yang sudah


dipindahkan ke dalam polybag

Tabel 18. Pengamatan mingguan kacang panjang

No Keterangan Gambar

35
1. Kegiatan pengamatan minggu
ketiga dengam variabel
pengamatan tinggi, lebar daun ,
jumlah daun, dan panjang daun

2. Kegiatan pengamatan minggu ke


empat dengan variabel pengamatan
tinggi, lebar daun , jumlah daun,
panjang daun dan muncul bunga

3. Pengukuran Panjang akar tanaman


kacang panjang

3. Hidroponik
Tabel 19. Hidroponik sistem wick

No Keterangan Gambar
1. Persiapan alat dan bahan
pembuatan hodroponik dengan
sistem wick seperti benih
kangkung, sekam bakar, sabut
kelapa, botol 1,5 L, sumbu, pipet
dan nutrisi AB mix

36
2. Persiapan media tanam hidroponik,
botol , perendaman benih, dan
persemaian benih

37
3. Pengamatan Hidroponik

38

Anda mungkin juga menyukai