Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN DI PERSEMAIAN


PERMANEN BPDASHL PALU POSO

REFLI GIOVALNO NELLOH

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN DI PERSEMAIAN
PERMANEN BPDASHL PALU POSO

Oleh :

REFLI GIOVALNO NELLOH


E321 19 190

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Magang dengan judu l“Laporan Kegiatan Magang Budidaya Tanaman

Menggunakan Sistem Hidroponik Pada Sayuran Selada (Lactuca Sativa L)

Di Screenhouse Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako” ini denganbaik.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan

Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr.Ir.Arifuddin Lamusa,MP,IPMselaku Koordinator Program

Studi Agribisnis

2. Bapak Ir. Muh.AlfitA. Laihi, SP. M.Agr.,IMP selaku dosen pembimbing

anggota mata kuliah Magang

3. Israjuddin E32117195 selaku asisten dosen dalam Kegiatan Magang

yangsudahbanyakmembantumembimbingdan mengarahkan kami.

Laporan ini mungkin banyak terdapat kekuarangan, untuk itu dengan senang hati

penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

membantu dalam penulisan laporan selanjutnya..

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN SAMPUL DALAM

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................
1.2. Tujuan Kegiatan Praktek .............................................................
1.3. Manfaat Kegiatan Magang Dalam Program MBKM.................. .

II. METODE DAN WAKTU PELAKSANAAN MAGANG


2.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan.................................... .
2.2 Jenis Data Hasil Praktek................................................................ .
2.3 Metode Analisis Data.................................................................... .
2.4 Metode Pelaksanaan...................................................................... .

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................


III.1..............................................................................Penggunaan Sarana
....................................................................................................... .
III.2.......................................................................Proses Budidaya Tanaman Hidroponik
III.2.1 Penyemaian Benih..............................................................
III.2.2 Pemindahan Tanaman........................................................
III.2.3 Pemeliharaan dan Perawatan.............................................
III.2.4 Panendan Pasca Panen.......................................................
III.3..........................................................................................Biaya Produksi
........................................................................................................
III.3.1 Biaya Tetap........................................................................ .
III.3.2 Biaya Variabel.................................................................... .
III.4........................................................................Jumlah Produksi Sayuran
....................................................................................................... .
III.5.......................................................................Pemasaran Produk Sayuran
....................................................................................................... .
3.6.1 Saluran Pemasaran Hasil Praktek....................................... .

iv
3.6.2 Promosi Pemasaran Produk................................................ .
III.6......................................................................Jumlah Penerimaan Sayuran Hidroponik

IV. PENUTUP
IV.1Kesan Dan Pengalaman yang diperoleh selama kegiatan
Magang MBKM............................................................................. .
IV.2............................................................Kegiatan Dan Kekurangan Kegiatan
Program MBKM............................................................................
IV.3......................................................................Saran Magang Dalam Program MBKM
....................................................................................................... .

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN /DOKUMENTASI
SURAT TUGAS
SURAT PENARIKAN

v
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Biaya Tetap Hidroponik KebunAkademikScreenhouse


Fakultas Pertanian Universitas Tadulako...........................................
2. Tabel 2 Biaya Variabel Hidroponik Kebun Akademik
Screenhouse Fakultas Pertanian Universitas Tadulako......................
3. Tabel 3. Biaya Variabel Hidroponik Kebun Akademik
Screenhouse Fakultas Pertanian Universitas Tadulako......................
4. Tabel 4. Biaya Variabel Hidroponik Kebun Akademik
Screenhouse Fakultas Pertanian Universitas Tadulako....................B

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem budidaya hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa

menggunakan tanah sebagai media tanaman dengan penambahan nutrisi hara

untuk pertumbuhan. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan

penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak

menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem

hidroponik. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal

musim. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat

budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan

hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan

produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang diambil daunnya

untuk digunakan sebagai lalapan maupun salad. Permintaan tanaman selada

tergolong cukup tinggi. Permintaan selada di pasar dunia menurut data ekspor

selada pada tahun 2012 sebesar 2.792 ton sedangkan impor selada sebesar 145 ton

(BPS, 2012) dalam (Marada, 2016). Selada bukanlah tanaman asli Indonesia,

tetapi dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman ini cenderung untuk dibudidayakan di

dataran tinggi dengan suhu optimal 15-25 oC dan membutuhkan cahaya sedang.

Apabila selada dibudidayakan di dataran rendah disarankan menggunakan

naungan agar kondisi iklim mikro (suhu, kelembaban dan intensitas cahaya)

menjadi lebih optimal. Pemilihan varietas juga menentukan hasil produksi

vii
tanama. Sifat genetik yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi tanaman terhadap

lingkungan menjadi penentu produksi, baik kualitas maupun kuantitas. Varietas

yang unggul umumnya memiliki produksi yang tinggi, tahan terhadap organisme

pengganggu tanaman, dan toleran terhadap kondisi ekologis tertentu, sehingga

dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Salah satu metode dalam budidaya tanaman selada yaitu hidroponik.

Hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang

dilarutkan nutrisi didalamnya sebagai media tumbuh tanaman untuk

menggantikan tanah (Istiqomah, 2006). Salah satu metode dalam hidroponik yaitu

hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Teknik ini merupakan model

budidaya hidroponik dengan meletakkan akar pada lapisan air yang dangkal

menggunakan talang. Air tersebut mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman

dan disirkulasikan secara terus-menerus (Roidah, 2014). Alasan budidaya

tanaman secara hidroponik adalah alih fungsi lahan dan degradasi kesuburan

tanah. Penanaman secara hidroponik dapat dilakukan di perkotaan yang lahannya

tidak terlalu luas. Penanaman di perkotaan dapat mengurangi biaya distribusi ke

konsumen karena pasar dari sayuran hidroponik adalah supermarket, restoran, dan

hotel yang mayoritas berada di perkotaan.

Prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu DFT (Deep Flow

Technique) dan NFT (Nutrient Film Technique). Salah satu media tanam yang

digunakan pada Hidroponik yaitu rockwool. Rockwool merupakan media

anorganik dengan komponen media berbentuk granula yang berguna untuk

menyerap dan meneruskan air sehingga mempunyai kapasitas memegang air

viii
tinggi sehingga memungkinkannya menyimpan nutrisi hidropnik yang dibutuhkan

oleh tanaman untuk tumbuh.

Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan tidak

memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk

menghasilkan satuan produktivitas yang sama (Mas’ud, 2009). Budidaya dengan

sistem hidroponik berpusat pada pemberian air, unsur hara yang optimal sesuai

kebutuhan tanaman, kondisi lingkungan, umur tanaman sehingga tercapai hasil

yang baik (Saroh, 2016).

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya

melakukan magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya dan

melakukan kegiatan kewirausahaan.Kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan

bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan

pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi

mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru

1.2 Tujuan Magang

Tujuan dilakukannya Magang tersebut antara lain guna untuk mengetahui

sistem cara tanam dengan Hidroponik serta mengetahui pertumbuhan tanaman

hidroponik Seladadan mengetahui alat-alat dan bahan yang digunakan dalam

pembudidayaan tanaman melalui sistem hidroponik.

1.3 Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh selama magang:

1. Sebagai sarana untuk menyelaraskan kurikulum program studi.

ix
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugas.

3. Menambah pengetahuan baru yang belum didapatkan sebelumnya saat

4. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dengan terlibat

langsung pada beberapa kegiatan.

5. Sarana mempelajari proses industri dan praktik dunia kerja mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program kreatif

daninovatif.

x
II. METODE DAN WAKTU PELAKSANAAN MAGANG

2.1 TempatdanWaktuPelaksanaanMagang

Lokasi magang ini dilakukan diKebun Akademik Screenhouse Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Penentuan lokasi magang dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa hidroponik yang di screehouse

Fakultas Pertanian menjadi tempat magang mahasiswa dalam meningkatkan skill

dan pengetahuan tentang budidaya hidroponik. Pelaksanaan magang dimulai Pada

Bulan September sampai dengan januari 2022/2023.

2.2 Jenis dan Data HasilPraktek

Dokumentasi adalah pengumpulan dokumen-dokumen serta data yang dapat

memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan

dan pengelolaan dokumentasi secara sistematis.

2.3Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif, dimana data yang dimuat

kedalam laporan berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan menjawab

pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.

2.4 Metode Pelaksanaan

Beberapa langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan magang adalah

sebagai berikut:

11
1. Melakukan koordinasi serta diskusi antara mahasiswa dan pendamping magang

untuk memastikan waktu pelaksanaan magang dimulai.

2. Melakukan kegiatan dalam proses perakitan intalasi hidroponik, dan budidaya

selada hidroponik yang di bimbing oleh pendamping magang.

3. Mengumpulkan berbagai data-data yang diperlukan dalam proses pembuatan

intalasi hidroponik dan kegiatan magang.

4. Selanjutnya Melakukan persiapan, dimulai dari perakitan instalasi hidroponik,

melakukan persiapan media tanam, proses persemaian, proses pemeliharaan

hinggapanen.

12
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Penggunaan Sarana Budidaya

Sarana produksi pada budidaya sayuran hidroponik terdiri dari meja

Instalasi hidropnik, media tanam, serta input lain seperti benih dan nutrisi.

Produksi sayuran hidropnik tersebut dilakukan didalam yaitu ;

1. Screenhuose

Screenhuose adalah struktur bangunan permanen yang digunakan untuk

melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit. Luas screenhaouse

memilki ukuran 40x30 (300m2).dan terbuat dari kerangka besi sebagai tiang, dan

paranet sebagai atap dan dinding. Paranet tujuanya adalah untuk pelindungi

hama tanaman disekitar lingkungan.

2. Peralatan

Peralatan adalah alat yang digunakan dalam menunjang proses budiya

hidroponik yang terdiri dari mesin bor, Scrool saw, gergaji besi, meter, gunting,

selang, Ec meter, dan kabel.

3. Instalasi hidroponik

Sistem yang digunakan adalah sistem Deef Flow Techniqie (DFT) adalah

sistem hidroponik yang menggunakan genangan pada instalasi dan sirkulasi

dengan aliran pelang. Bentuk sistem dengan metode DFT yaitu datar, sehingga

dapat mempertahangkan air nutrisi untuk menggenang didalam pipa dengan

ketinggian sekitar 3-4 cm.Instalasi hidroponik sistem DFT dirakit dari pipa dan

baja ringan, sebanyak dua unit mejaproduksi. Meja produksi pertama memiliki

6
9pipa, dengan ukuran panjang 3,70 m, lebar 2 m, dan tinggi kaki 80 cm. batang

Kemudian Meja produksi kedua memiliki 12 batang pipa dengan ukuran panjang

3,70 m lebar 1,80 m tinggi 80 cm.Masing-masing pipa memilki jarak 20 cm antar

lubang. Jumlahseluruh lubang tanam yaitu 171.Hal ini karena, satu pipa memilki

19 lubang tanam.Instalasi meja peremajaan memiliki 4 buah talang air dengan

ukuran panjang 2 m, lebar 1 m, tinggi 80 cm.

4. Media tanam

Penggunaan media tanam yang digunakan untuk sayuran hidroponik yaitu

media tanam rockwool. Rockwool dipilih karena dapat manahan air dengan baik

dan dapat menyangga tanaman.dan rokwool memiliki serapan air yang cukup kuat

sehingga tanaman tetap lembab. Media tanam rokwool digunakan pada penelitian

sayuran selada yaitu satu slab memiliki panjang satu meter. Kemudian dipotong

dengan ukuran 2 cm menghasilkan 50 lembar potongan.potongan tersebut diiris

dan meghasilkan 900 kotak

5. Nutrisi

Nutrisi adalah pupuk cair yang sering digunakan dalam hidroponik nutrisi

umumnya yang mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan, nutrisi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah nutrisi AB mix berupa serbuk kasar

yang terdiri dari 2 kemasan. Kemasan A dan kemasan B. dan memilki takaran 5

liter. Nutrisi tersebut sebelum digunakan dilarutkan terlebih dahulu ke dalam

jirigen 5 liter bercampur air baku kemudian dipisahkan antara larutan A dan

larutan B.

7
6. Listrik

Listrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah listrik dari aliran

bangunan B05 Fakultas pertanian. Guna untuk menghidupkan pompa air selama

24 jam untuk 35 hari.Tujuannya agar dapat mensirkulasi air yang bercampur

dengan nutrisi dan masuk kedalam pipa paralong. Mesinpompa water pum yang

digunakan adalah merek Amira yang betekanan 1,5 m dengan daya 29 watt.

Jumlah pompaair yang digunakan adalah 3 unit.

7. Benih

Benih yang digunakan dalam usaha hidroponik adalah benih selada merek

junction Ketersediaan benih kemasan sangat mudah didapatkan, kerena tersedia di

toko-toko pertanian. Merek tersebut memiliki kualitas yang baik, dan dari isi

produk tersebut juga sangat banyak kerena satu kemasan berisi 1000 biji benih

yang siap semai.

3.4 Proses Budidaya Tanaman Hidroponik

3.4.1 Penyemaian Benih

Tahap awal penyemaian benih adalah persiapan media semai

hidroponik mengunakan rockwool. Selanjutnya melakukan pemotongan

rockwool mengunakan gergaji besi dengan berbentuk dadu yang berukuran 1

cm, setelah tahap pemotongan selesai kemudiam pindahkan rockwool

kenampan dan melubangi rockwool mengunakan lidi sedalam 0,75 cm.

Masukan benih benih selada satu persatu kedalam lubang, kemudian

mebasahi rockwool sampe lembab. Nampan yang bersih rockwool di

8
pindahkan ke green house agar mendapat cahaya sinar matahari langsung.

Selama proses penyemain kondisi media tanam selalu dikontrol agar tetap

terjaga kelembapannya dan tidak kering.

3.4.2 Pemindahan Tanaman

Sebelum melakukan penmindahan bibit Pertama melakukan pencuci

net pot mengunakan sikat dan sunlight sampai bersih. Kemudian melakukan

pengisian air di tando intalasi peremajaan dan pemberian nutrisi AB Mix

sampai di tingkat ppm 900. Memasukan bibit ke net pot setelah bibit yang

disemai berumur 9 HSS lalu di pindahkan ke intalasi peremajaan. Selama di

intalasi peremajaan benih di control tingkat ppm air nutrisi agar tetap terjaga

di 900 ppm. Setelah tanaman berumur 14 HSS Tanaman di pindahkan ke

intalasi hidroponik. Mengisi setiap lubang dengan tanaman secara hati-hati.

3.4.3 Pemeliharaan Dan Perawatan

Perawatan tanaman dilakukan dengan mengamati kondisi dan

pertumbuhan tanaman Selada. Setiap harinya melakuan pengecekan dan

pemantuan tingkat ppm air nutrisi dan volume air serta kondisi pertumbuhan

tanaman. Melakukam penambahan air ketika volume air berkurang dalam

tandon, kemudian ppm air nutrisi berada dibawah standar dan tanaman

menguning perlu melakukan penambahan nutrisi AB Mix agar mencapai

tingkat ppm yang diingikan dan mengamati serta menghilangkan penyakit

yang menyerang tanaman. Selain itu melakukan pembersihan di sekitar area

intalasi agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit.Air nutrisi

sangat mudah habis saat tanaman selada setelah berumur 20 HST, sehingga

9
selalu melakukan penambahan air nutrisi.

3.4.4 Panen Dan Pasca Panen

Panen dilakukan sesuai dengan kriteria panen selada yaitu setelah tanaman

berumur 45 hari setelah pindah tanam (HSPT). Ciri-cirinya adalah daun

selada dewasa berbentuk oval melebar, tangkai daun berwarna hijau cerah.,

bentuknya yang relatif pendek, jauh berbeda debgan sawi yang berukuran

panjang. Panen dapat dilakukan dengan kondoisi cuaca yang cerah atau tidak

sedang hujan agar tanaman selada yang di panen dapat langsung dikemas di

kebun akademik. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman

selada dari net pot beserta akarnya dan rockwol yang melekat pada akar dapat

dilepaskan dari perakaran tanaman selada.

3.5 Biaya Produksi

3.5.1 Biaya Tetap

Biaya Tetap adalah pengeluaran yang tidak mengalami perubahan pada

jumlahnya, walaupun volume produksi barang meningkat atau menurun. Biaya

Tetap memiliki sifat yang pasti sehingga dapat diangarkan dengan tetap.

Untuk biaya yang digunakan dalam pembuatan instalasi hidroponik.

10
Tabel 1. Biaya Tetap Hidroponik Kebun Akademik Screenhouse Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako
Jumla Harga Jumlah Harga
No Nama Peralatan
h Unit satuan (Rp)
1 Pipa 2,5" 9 75.000 675.000
2 Baja ringan 8 97.000 776.000
3 Ring Baja 3 50.000 150.000
4 Baut Roofing 4 15.000 60.000
5 Dop Ukuran 2,5" 18 8.000 144.000
6 Pipa PVC 1/2" 1 45.000 45.000
7 Bak Air (80) 1 75.000 75.000
8 Dop Ukuran 1/2 2 5.000 10.000
110.00
9 Pompa Air 1 110.000
0
10 Net pot 171 800 136.800
11 Cokrol 1 15.000 15.000
12 Talang semai 6 5.000 30.000
13 Kabel 50 5.000 250.000
14 Gunting baja 1 80.000 80.000
15 Whater pas 1 20.000 20.000
16 Gergaji besi 4 5.000 20.000
17 Timbangan 1 50.000 50.000
Total Biaya 2.646.800
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2023

Pada tabel 1. menjelaskan bahwa biaya yang dialokasikan sebesar Rp.

2.646.800 Biaya ini terhitung untuk satu kali produksi dan dapat berubah

sesuai jumlah yang akan di produksi.

3.5.2 Biaya Variabel

Biaya Variabel adalah biaya dalam perusahaan yang dapat berubah

secara proposional karna bergantung pada produksi yang dihasilkan. Naik dan

turunnya biaya variabel tergantung pada volume produksi dalam perubahan.

Biaya variabel yang naik artinya produksi meningkat, begitu juga ketika biaya

variabel menurun. Untuk biaya yang digunakan dalam pemberdayaan selada

11
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Biaya Variabel Hidroponik Sayuran Selada

Harga Satuan
No Jenis Biaya Jumlah Jumlah ( Rp)
(Rp/)
1 Benih Selada 1 Shaset 350.000 350.000
2 Rockwool 1 Slab 90.000 90.000
3 Nutrisi AB Mix 2 Paket 125.000 250.000
4 Kemasan Plastik 2 Pack 10.000 20.000
5 Selotip 3 Buah 10.000 30.000
Total Biaya 740.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022

Pada tabel 2. Total biaya yang di hasilkan pada biaya variabel sebesar Rp.

740.000 yang dimana termasuk di dalamnya benih selada, rookwool, nutrisi,

kemasan plastik dan selotip.

3.6 Jumlah Produksi Sayuran Hidroponik

Jumlah produksi merupakan jumlah keseluruhan sayuran yang dihasilkan

dari budidaya hidroponik, yaitu prosesnnya dimulai dari penyemaian, peremajaan,

pembesaran dan pemanenan dalam satu kali masa tanam. Jumlah produksi dalam

satu kali masa tanam dapat dilihat pada tabel.3

Tabel 3.Jumlah Produksi Sayuran Selada


Jumlah Jumlah lubang Jumlah
No Uraian
pipa tanam produksi/Kg

Jumlah Produsksi
1 9 171 27
Sayuran Selada

Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan hasil praktek budidaya tanaman hidroponik selada pada tabel

2.Menunjukkan bahwa meja instalasi memiliki jumlah 9 batang pipa dengan

12
jumlah lubang tanam sebanyak 171,sehingga menghasilkan produksi sayuran

selada hidroponiksebanyak 27 kg.

3.7 Pemasaran Produk Sayuran Hidroponik

Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan penyaluran hasil produksi dari

tingkat produsen ke tingkat konsumen. Pemasaran sayuran hidroponik yaitu

dengan menjual hasil sayuran langsung ke konsumen. Konsumen yang datang

lansung ketempat produksi dengan membeli dengan harga yang telah di tetapkan

yaitu patokan harga rata-rata Rp.35.000/kg. Adapun, pemasaran dilakukan

penjualan sebagian besar melalui secara online. Pengelolah hidroponik

mengedepankan kemajuan teknologi lebih mempermudah cara pemasaran kerena

hanya, cukup mengandalkan media social.

3.8 Penerimaan Hidroponik Sayuran Selada

Penerimaan adalah semua penerimaan dari hasil perkalian antara jumlah

produksi dengan harga jual yang telah disepakati bersama antara produsen dan

pembeli.Besarnya penerimaan tergantung dari produksi net pot atau lubang tanam

hidroponik yang dimiliki dan harga jual. Semakin banyak lubang tanam yang

dimiliki maka penerimaan semakin besar. Penerimaan kewirausahaan hidorponik

dalam satu kali masa tanam dapat dilihat pada tabel 4.

13
Tabel 4. Penerimaan Kewirausahaan Hidroponik
Jumlah Produksi Jumlah
Nama
dua kali masa Harga/Kg (Rp) Penerimaan
Sayuran
tanam (Rp)

1 Sayuran selada 47 35.000 1.645.000

Total Penerimaan 1.645.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan table 4. Menjelaskan bahwa penerimaan yang diterima

kewirausahaan hidroponik dengan jumlah lubang tanam sebanyak 171

menghasilkan 47/ kg dalam dua kali masa tanam.Diketahui dijual dengan harga

sebesar Rp.35.000/kg. Sehingga total penerimaan kewirausahaan hidroponik

sayuran selada yang jumlah produksinya dikalikan dengan harga jual,(Rp/Kg)

maka hasil didapatkan sebesar Rp.1.645.000.

14
VI. PENUTUP

4.1 Kesan Dan Pengalaman yang diperoleh selama kegiatan Magang MBKM

Banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari Merdeka Belajar

Kampus Merdeka di Screen Housekebun akademik fakultas pertanian universitas

tadulako dimana kami mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini diberikan ilmu

yang begitu luar biasa dalam pembudidayan sayuran dengan sistem hidroponik.

Dari program kegiatan ini kami dapat pengalam kerja yang luar biasa.

4.2 Kegiatan Dan Kekurangan Dalam Program Magang MBKM

Selama melaksanakan magang di Screen House Kebun AkademikFakultas

Pertanian Universitas Tadulako yang dimulai dari tahap pembukaansampai

dengan pemanenan, kendala paling besar yang dihadapi olehmahasiswa peserta

magang adalah fasilitas yang kurang memadai dan tidaksesuai dengan standar

pembudidayaan tanaman hidroponik,seperti kondisilokasi yang yang tidak rata,

ketersediaan cahaya matahari yang kurang, airbaku yang tidak memenuhi standar

oprasional.

4.3 Saran Magang Dalam Program MBKM

Saran yang dapat diberikan pada kegiatan magang tersebut yaitu usaha

budidaya tanaman dengan sistem hidroponik membutuhkan investasiyang

besar, sehingga pemasaran produk pertanian dengan sistem hidroponik yang

didapatkan dari kegiatan magang tersebut sebaiknyamenghindaripasar-

pasartradisional seta dalam perawatan dan pemeliharaan pada tanaman

15
hiidroponik selada pembuatan nutrisi sebaiknya diperhatikan karena pada

tanaman tersebut membutuhkannutrisi yangcukup. Dan Satu lagi informasi

terkait kegiatan ini lebih diperluas lagi, karna banyak mahasiswa yang belum

tahu dan belum paham tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, dan

untuk mahasiswa selanjutnya yang ingin mengikuti kegiatan ini lebih

memperhatikan dan menjaga atittudenya.

16
DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2012. Data Badan Pusat Statistik Produksi Tanaman Selada. Provinsi
Sulawesi Tengah

Gardner, at., all., 2005 Fsiologi Tanaman Budidaya. UI-Pres. Jakarta

Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah Edisi IX. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka.

Istiqomah, Siti. 2006. Menanam Hidroponik. Jakarta : Azka Press.

Marada, R., H. Gubali, dan N. Musa. 2016. Respon tanaman selada (Lactuca
sativa) berdasarkan naungan dan varietas. Jurnal Ilmiah Agrosains Tropis,
97 (2)

Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Sulteng : Media Litbang.

Roidah, Ida Syamsu. 2014. ”Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem


Hidroponik”. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROMO.
Volume 1, No 2.

17

Anda mungkin juga menyukai