1906113346
JURUSAN AGRIBISNIS
PEKANBARU
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Teknologi Budidaya ini meskipun dengan
sangat sederhana.
Harapan penulis semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Tujuan.................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1. Perbanyakan Tanaman Secara Generatif............................................3
2.2. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif............................................4
2.3. Tanah Inceptisol..................................................................................5
2.4. Pupuk Organik....................................................................................8
2.5. Pupuk Kimia / Anorganik (Khusus N, P, K)....................................10
2.6. Pestisida Nabati................................................................................10
2.7. Pestisida Kimia.................................................................................13
2.8. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)............................................................16
2.9. Persemaian Tanaman Buah-Buahan.................................................17
III. METODOLOGI..............................................................................24
3.1. Tempat dan Waktu............................................................................24
3.2. Alat dan Bahan.................................................................................24
3.2.1. Budidaya Tanaman (Kacang Panjang).............................................24
3.2.2. Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melalui Penyetekan (Setek) Pada
Tanaman Hias...................................................................................25
3.2.3. Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melalui Pencangkokan Pada
Tanaman Buah..................................................................................25
3.2.4. Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melaui Sambung Pucuk Pada
Tanaman Hias...................................................................................26
3.3. Cara Kerja.........................................................................................26
3.3.1. Budidaya Tanaman (Kacang Panjang).............................................26
3.3.2. Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melalui Penyetekan (Stek) Pada
Tanaman Hias...................................................................................28
iii
I. PENDAHULUAN
tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan
lebih cepat berbunga serta berbuah. Sedangkan kekurangannya yaitu
membutuhkan pohon induk yang lebih banyak sehingga membutuhkan
biaya yang banyak serta memiliki akar yang kurang kokoh.
Tanah merupakan tubuh alam hasil dari berbagai proses dan faktor
pembentuk tanah yang berbeda. Oleh karena itu, tanah mempunyai
karakteristik yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga
dapat dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan atas
kesamaan sifat yang dimilikinya. Salah satu ordo (jenis) tanah yang
tersebar secara luas di Indonesia adalah Inceptisols. Jenis tanah ini
diperkirakan memiliki luasan sebesar 70,52 juta ha atau menempati 40
persen dari luas total daratan di Indonesia (Puslittanak, 2003). Melihat
penyebaran Inceptisols yang cukup luas, maka pengembangan tanah ini di
masa yang akan datang memiliki nilai ekonomi yang cukup prospektif.
Oleh karena itu, pengenalan awal tentang tanah Inceptisols akan sangat
menunjang input teknologi dalam meningkatkan output hasil (produksi).
kesuburan dan sifat kimia Inceptisols relatif rendah, akan tetapi masih
dapat diupayakan untuk ditingkatkan dengan penanganan dan teknologi
yang tepat (Sudirja, 2007).
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat
pengatur tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman
10
penggangu lainnya. Dilain pihak pestisida kimia ini secara nyata banyak
menimbulkan keracunan pada orang (Runia Y, 2008).
A. Formulasi Padat
16
e. Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus diencerkan
dengan air terlebih dahulu digunakan dengan cara disemprotkan.
Bedanya, jika dicampur dengan air SG akan membentuk larutan
sempurna.
B. Formulasi Cair
a. Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC),
merupakan sediaan berbentuk pekat (konsentrat) cair dengan
kandungan bahan aktif yang cukup tinggi. Jika dicampur dengan air
akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam
media cair lainnya). Bersama formulasi WP, formulasi EC merupakan
formulasi klasik paling banyak digunakan saat ini.
Dengan unsur hara yang komplit dan media yang diberikan baik, menjadikan bayi
tanaman sangat terdukung oleh persemaian, dan tentu risiko untuk tidak tumbuh
semakin sedikit
Biasanya persemaian lebih rapi dan mudah dalam perawatan, dari sedemikian
banyaknya tanaman yang membutuhkan persemaian sangat penting kita rawat.
20
Dari itu tujuan persemaian bisa memudahkan kita mengontrol serta merawat
tanaman.
Tanaman yang masih kecil tentu akan merasa kaget apabila langsung berada pada
lingkuungan yang ekstrim. Dengan adanya persemaian, tanaman akan mudah
beradaptasi dengan lingkungan eksternal yang ekstrim.
Tanaman yang mungkin mati atau layu di lapangan, bisa diganti dengan tanamna
yang ada di persemaian sebagai gantinya atau disebut dengan penyulaman.
kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian
harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari
areal tanam biasa.
Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas
(top soil). Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm.
Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di
bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik,
terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai
perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan
porositas yang baik.
Wadah semai (tempat untuk penyemaian) antara lain nampan, tray, polibag, pot,
kaleng bekas, dsb. 57 Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai
adalah bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran
sirkulasi air (agar kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media
semainya tidak becek atau kelebihan air). Bisa juga bagian samping dari wadah
tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.
2. Media Semai
22
Media semai dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan kompos
atau pupuk kandang dengan perbandingan 1-2 : 1 : 1. Di pasaran sudah banyak
tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa
digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut. Sebelum menggunakan
media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya media tanam tersebut dibuka
terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar
matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang
ada di dalam kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.
Yang terpenting, pada saat benih atau bibit dimasukkan ke media semai, media
semainya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga akar bibit/benih yang
akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tersebut.
Yang dimaksud benih belum bertunas adalah benih yang tidak melalui proses
germinasi (perkecambahan). Jadi benar-benar masih berbentuk biji
tanaman/tumbuhan. 58 Sehari sebelum menebar benih, masukkan media tanam ke
wadah semai (tray/pot/polibag). Kemudian basahi terlebih dulu media tanam, dan
upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat). • Untuk benih yang
halus seperti butiran pasir, menyemainya cukup ditaburkan secara merata di
permukaan media tanam dengan diberi jarak antar benih (maksudnya jangan
menumpuk) dan jangan ditutupi lagi dengan media tanam (tanah). • Untuk benih
berukuran kecil, menyemainya/menanamnya ditaburkan secara merata di
permukaan media tanam dengan diberi jarak antar benih (maksudnya jangan
menumpuk), lalu tutup benih dengan media tanam tipistipis, sehingga posisi benih
sedikit terbenam di media tanam tsb. • Untuk benih berukuran sedang/besar,
masukkan benih dengan kedalaman 0,2 - 4,5 cm (tergantung ukuran benihnya,
untuk melihat kedalaman dari masing2 benih, silakan klik nama tanaman pada
tabel di bawah sendiri). Kedalaman yang dimaksud adalah ketebalan tanah yang
menutupi benih/biji tersebut. Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil
terlebih dulu sedalam 0,2 - 4,5 cm ditambah ketebalan benih. Selanjutnya benih
diletakkan di dalam lubang tsb, kemudian tutupi dengan media semai/tanam
23
(tanah) di sekitar benih tsb. Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya
setiap kotak cukup diisi 1 benih (untuk benih ukuran besar). Jika benihnya ukuran
sedang, maka isilah dengan 1-2 benih. 59 Setelah itu, siram dengan semprotan air
yang halus (sebaiknya menggunakan alat sprayer). Tutup wadah semai
menggunakan plastik bening yang diberi beberapa lubang kecil, sehingga
kelembaban media semai/tanam lebih terjaga. Jika media semainya (tanahnya)
kering dan akan disiram, buka terlebih dulu plastiknya baru disiram dan tutup
kembali. Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka buka tutup
plastik tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan plastik.
Yang dimaksud benih bertunas adalah benih yang sudah mengeluarkan tunasnya
atau berkecambah, berarti benih tersebut sudah melalui proses germinasi
(perkecambahan). Sehari sebelum menebar benih bertunas, masukkan media
tanam ke wadah semai (tray / pot / polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu
media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Kemudian masukkan benih bertunas ke media tanam dengan kedalaman 0,4 - 11
cm (tergantung ukuran benihnya, untuk melihat kedalaman dari masing2 benih
bertunas, silakan klik nama tanaman pada tabel di bawah sendiri). Cara
memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0,4 - 11 cm,
selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang tsb dengan posisi akar di
bawah dan tunasnya di atas. Kemudian tutupi benihnya dengan media tanam
(tanah) di sekitar benih bertunas tsb, dimana sebagian tunasnya harus muncul di
permukaan tanah. Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap
kotak cukup diisi 1 benih bertunas. Jika sulit melepaskan benih bertunas dari
media germinasi (kapas/tisu/kain) akibat akarnya melilit kapas/tisu/kain atau
kawatir akarnya patah saat dilepaskan dari kapas/tisu/kain. Maka sobek atau
gunting saja kapas/tisu/kain 60 di sekitar benih yang bertunas, dan letakkan benih
tsb di dalam lubang bersama kapas/tisu/kainnya. Nanti kapas/tisu/kain tsb akan
hancur menjadi tanah. Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus
(sebaiknya menggunakan alat sprayer).
24
5. Lokasi Persemaian
6. Merawat Persemaian
III. METODOLOGI
Adapun bahan yang digunakan pada saat kegiatan buddaya tanaman kacang
panjang ini berlangsung sebagai berikut:
Adapun alat yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui penyetekan ini berlangsung sebagai berikut:
- Cutter
- Polybag
27
Adapun bahan yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui penyetekan ini berlangsung sebagai berikut:
- Bunga kertas
- Bunga pucuk merah
- Tanah bercampur pupuk
III.2.3.Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melalui Pencangkokan Pada
Tanaman Buah
Adapun alat yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui pencangkokan ini berlangsung sebagai berikut:
- Cutter
- Plastik transparan
- Tali rapia
Adapun bahan yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui pencangkokan ini berlangsung sebagai berikut:
- Tanah
- Pohon mangga
- Air
- Bawang merah
III.2.4.Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melaui Sambung Pucuk Pada
Tanaman Hias
Adapun alat yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui sambung pucuk ini berlangsung sebagai berikut:
- Cutter
- Tali rafia
- Plastik es
Adapun bahan yang digunakan pada saat kegiatan perbanyakan tanaman vegetatif
melalui sambung pucuk ini berlangsung sebagai berikut:
28
Adapun cara kerja dalam praktikum stek tanaman hias adalah sebagai
berikut.
3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup
mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu
berarti batang sudah siap di stek.
4. Potong dengan menggunakan cutter yang sudah dibersihkan.
5. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan
sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di
jaga selama proses stek.
6. Lapisan atas gunakan campuran tanah dengan pupuk kompos hingga
penuh. Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
7. Siram media tanam
8. Tempatkan ditempat teduh.
III.3.3.Perbanyakan Tanaman Vegetatif Melalui Pencangkokan Pada
Tanaman Buah
1. Cuci tangan agar steril, kemudian kita siapkan dulu entris bagian atas yang
akan kita iris miring di sebelah kiri dan sebelah kanan yang menyerupai
sebuah mata kapak, usahakan panjangnya sama antara kiri dan kanan kira-
kira panjang irisan 2 cm atau 3 cm. Untuk entres ini usahkan cari entres
dari tanaman yang berkualitas unggul. Pada saat pengirisan diusahakan
satu kali irisan agar kambium tidak terluka, maksud satu kali irisan adalah
dipotong dari sisi atas sampe bawah dalam sekali iris, supaya nantinya
proses penyatuan dapat berhasil sempurna potongan harus lurus dan tidak
bergelombang supaya sambungan kita nantinya dapat rapat dan udara
32
berhasil buka dan singkirkan balutan plastik yang ada pada entres. Hanya
cungkup atau balutan dibagian atas yang di buka karena dapat menganggu
tunas-tunas baru yang akan tumbuh dan berkembang untuk ikatan di
bagian bawah bisa nunggu kira-kira sambungan sudah kuat dan menyatu
sempurna yang di tandai dengan tanaman sudah membesar, pada
sambungan muncul lekukan-lekukan dan ikatan tadi mulai menganggu
atau menyekik tanam barulah di buka agar tidak patah nantinya.
Dari hasil penelitian pertumbuhan, stek batang pada tanaman hias Bunga Kertas
(Bougenville) dan Bunga Pucuk Merah yang dilakukan dapat saya hasilkan data
sebagai berikut:
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Budidaya Tanaman (Kacang Panjang)
Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan
polikultur. Pola tanamyang kami gunakan adalah sistem monokultur.
Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih
darisatu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Monokultur
adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu
jenistanaman pada satu areal. Kelebihan sistem ini yaitu teknis
budidayanya relatif mudah karenatanaman yang ditanam maupun yang
dipelihara hanya satu jenis. Kelemahan utamanya adalah keseragaman
kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT,
sepertihama dan penyakit tanaman).
1. Faktor Lingkungan
Stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari pada yang
berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila umur tanaman semakin tua
maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan penurunan
39
senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang mendukung inisiasi
akar pada stek.
b. Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan dengan
cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada jenis
yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan
kehadiran cincin sklerenkim yang kontinyu merupakan penghambat anatomi pada
jenis-jenis sulit berakar, dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif.
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh
tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi
sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin yang
berperan dalam mendorong pembentukan akar yang dinamakan Rhizokalin.
batang. Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama
kemudian diikat dengan plastik. Cara pengikatan hasil sambungan dimulai
dari bawah keatas. Agar sambungan ini tetap terjaga suhu dan keamanan
sambungan maka sambungan ditutupi dengan sungkup plastik.
1. Cara Budidaya tanaman kacang panjang yang baik merupakan sebuah konsep
bagaimana menanam kacang panjang, agar kacang panjang yang kita tanam
nantinya memiliki kualitas yang baik dan meningkatkan daya saing produk,
yaitu bebas kontaminasi bahan kimia maupun biologi dan aman untuk
dikonsumsi. Di samping itu konsep budidaya kacang panjang yang baik juga
menolong kita agar dalam proses pemeliharaan kedelai menjadi lebih efektif,
efisien, memperkecil resiko kegagalan, meningkatkan kepercayaan
pelangggan, menjamin kesempatan ekspor dan ramah lingkungan.
2. Perbanyakan secara generatif biasa disebut dengna perbanyakan secara kawin
atau seksual. Artinya, tanaman diperbanyak melalui benih atau biji yang
merupakan hasil perkawinan atau penyatuan sel jantan dan sel betina dari
tanaman induk. Sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan
perbanyakan tak kawin atau aseksual yang terjadi terjadi tanpa adanya
penyatuan sel jantan dan sel betina tanaman induk melalui penyerbukan.
45
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-budidaya-tanaman/.
Diakses tanggal 28 April 2020.
LAMPIRAN
Sambung Pucuk
Tanaman Hias