Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat penyertaan dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah budidaya tanaman pangan
mengenai “Teknik Budidaya Porang (Amorphophallus muelleri Blume)” ini tepat
waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana teknik budidaya tanaman
porang tersebut. Kami juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah ini untuk masa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai sarana perluasan ilmu serta
wawasan bagi pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
I.1. Latar Belakang............................................................................. 1
I.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2
I.3. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
I.4. Manfaat Penulisan........................................................................ 3
II. PEMBAHASAN................................................................................. 4
II.1....................................................................................................... Pengert
ian Tanaman Porang...................................................................... 4
II.2....................................................................................................... Pengert
ian Teknik Budidaya Tanaman Porang
(Amorphophallus muelleri Blume)................................................ 5
II.3....................................................................................................... Tujuan
dan Manfaat dari Teknik Budidaya Tanaman Porang.................. 6
II.4....................................................................................................... Syarat
Tumbuh Tanaman Porang............................................................. 7
II.5....................................................................................................... Teknik
Budidaya Tanaman Porang........................................................... 7
II.6....................................................................................................... Pemanf
aatan Tanaman Porang.................................................................. 12
II.7....................................................................................................... Kekura
ngan dari Teknik Budidaya Tanaman Porang............................... 14
III. PENUTUP........................................................................................... 15
III.1...................................................................................................... Kesimp
ulan................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1................................................................................................................. Latar
Belakang
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, tanaman porang (Amorphophaus
muelleri) telah populer menjadi salah satu komoditas perkebunan yang
bernilai ekonomis karena permintaan pasar terus meningkat (Santosa, 2014).
Prospek dari komoditas ini bisa dikatakan memang sangat potensial karena
memiliki nilai ekonomi terutama untuk industri dan kesehatan (Faridah, et
al.,2012). Dilihat dari segi ekonomi, tanaman ini lebih menguntungkan dengan
hasil yang didapat lebih cepat dan besar dibanding komoditas pertanian lainnya
seperti padi, jagung, karet, kopi, tebu, dan lain-lain.
Tanaman porang memiliki nilai ekonomi yang perlu dikembangkan karena
menawarkan peluang ekspor yang cukup besar (Sulistiyoet, et al.,2015). Sebagai
gambaran, untuk pemenuhan industri glukomanan (karbohidrat porang),
Indonesia masih mengimpor tepung glukomanan rata-rata 20 ton/tahun setara
dengan devisa lebih dari US$3 juta (Santosa, 2014). Dengan demikian maka
potensi dan peluang untuk mengembangkan porang sebagai tanaman budidaya
untuk meningkatkan sumber pendapatan dan kesejahteraan petani dapat menjadi
pilihan khususnya pada kawasan agroforestry.
Di Indonesia, budidaya porang secara intensif masih terbatas dilakukan petani
di beberapa daerah di Pulau Jawa, sementara secara agroekologi, tanaman porang
sangat berpeluang untuk dikembangkan di berbagai daerah di luar Jawa.
Tanaman porang sendiri biasanya tumbuh pada tempat pada iklim B dan C
(tropika basah). Curah hujan tahunan adalah 2500 mm/tahun. Menurut Suwardji
(2020), porang juga banyak ditemukan di daerah beriklim kering (iklim D dan
E) seperti di Nusa Tenggara Timur. Ketinggian tempat yang sesuai dengan
pertumbuhan porang adalah di dataran rendah <100 mdpl sampai dengan 600
mdpl. Panen porang dapat dilakukan setelah umur 2 tahun dengan berat umbi
yang dipilih pada umumnya adalah lebih dari 1 kg/umbi. Potensi porang
2
yang tinggi untuk budidaya dengan pendapatan tinggi, serta tahan terhadap
naungan sangat cocok ditanam dengan pola agroforestry.
Porang dapat tumbuh dengan baik di bawah naungan tanaman kayu atau
pepohonan. Budidaya porang dengan sistem agroforestry dapat meningkatkan
diversifikasi bahan pangan dan bahan baku industri. Budidaya porang berbasis
agroforestry dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas dan
keberlanjutan usaha budidaya porang. Sistem penggunaan lahan yang
diterapkan memadukan tanaman porang atau tanaman pertanian lainnya yang
berdampingan dengan pohon atau semak-semak pada satu areal yang
sama sehingga diharapkan mampu menjaga kelangsungan ekosistem dan
mengurangi tekanan akan penggunaan lahan hutan (Sari, 2015).
Untuk itu, perlu adanya pengetahuan lebih jauh mengenai teknik budidaya
tanaman porang tersebut. Dengan adanya pembuatan makalah ini, penulis akan
memaparkan lebih jauh mengenai tanaman porang maupun teknik budidaya
porang itu sendiri, baik pengertian tanaman porang, pengertian teknik budidaya
tanaman porang, tujuan dan manfaat dari tekik budidaya porang, teknik budidaya
tanaman porang, pemanfaatan tanaman porang, maupun kekurangan dari teknik
budidaya tanaman porang itu sendiri.
1.2................................................................................................................. Rumus
an Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan tanaman porang?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik budidaya tanaman porang?
3. Apa tujuan dan manfaat dari teknik budidaya tanaman porang?
4. Apa saja syarat tumbuh tanaman porang?
5. Bagaimana teknik budidaya tanaman porang tersebut?
6. Bagaimana pemanfaatan dari tanaman porang tersebut?
7. Apa saja kekurangan dari teknik budidaya tanaman porang?
3
1.3................................................................................................................. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan makalah ini,
yaitu:
1. Mengetahui secara lebih luas mengenai maksud dari tanaman porang tersebut.
2. Mengetahui secara lebih mendalam apa yang dimaksud dengan teknik
budidaya tanaman porang tersebut.
3. Mengetahui apa saja tujuan dan manfaat yang diperoleh dari teknik budidaya
tanaman porang.
4. Mengetahui apa saja syarat tumbuh dari tanaman porang tersebut.
5. Mengetahui bagaimana langkah-langkah atau teknik dari budidaya tanaman
porang tersebut,
6. Mengetahui dimanfaatkan sebagai apa saja tanaman porang tersebut.
7. Mengetahui apa saja kekurangan dari teknik budidaya tanaman porang
tersebut.
1.4................................................................................................................. Manfa
at Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat berguna dan memberi manfaat bagi beberapa
pihak, yaitu:
1. Bagi petani porang, hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi sebuah
informasi tambahan terkait teknik budidaya porang yang baik dan benar.
2. Bagi pemerintah, hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi
bagaimana upaya pemerintah dalam memberikan kebijakan, seperti sosialisasi
mengenai teknik budidaya porang tersebut.
3. Bagi penulis lain, hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
tambahan informasi dalam penyusunan makalah selanjutnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1................................................................................................................. Penger
tian Tanaman Porang
Tanaman Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian berupa
semak (herba), yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Belum banyak dibudidayakan dan ditemukan tumbuh liar didalam hutan, dibawah
rumpun bambo, ditepi sungai dan lereng gunung (pada tempat yang lembab).
Porang dapat tumbuh di bawah naungan, sehingga cocok di kembangkan sebagai
tanaman sela diantara jenis tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan
sistem agroforestry. Porang juga dapat dibudidayakan pada kondisi lahan datar
dan juga di lahan kering. Porang dapat tumbuh baik pada tanah kering dan
berhumus dengan pH 6-7, umbi batangnya berada di dalam tanah dan umbi inilah
yang diambil hasilnya. Budidaya porang merupakan upaya diversifikasi bahan
pangan serta penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai
komoditi ekspor di Indonesia. Komposisi umbi porang bersifat rendah kalori,
sehingga dapat berguna sebagai makanan diet yang menyehatkan (Sari et al.,
2015).
Porang (Amorphophallus Oncophyllus P.) mengandung karbohidrat berbentuk
polisakarida. Turunan karbohidrat ini dinamakan glukomanan dimana
glukomanan memiliki sifat dapat difermentasi dan dapat larut dalam air
(Purwanto, 2014). Glukomanan disini mempunyai berbagai macam sifat istimewa,
yaitu dapat mengembang serta dapat mencair seperti agar sehingga dapat
digunakan untuk media pertumbuhan mikroba (Koswara, 2013). Umbi porang
(Amorphophallus Oncophyllus P.) didalamnya terdapat glukomanan yang terdiri
dari 15 % - 64 % dalam porang kering, digunakan untuk kesehatan, bahan baku
industri pangan (Faridah, et al., 2012). Umbi porang banyak mengandung
glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut
dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan
pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah
lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.
6
Umbi porang mempunyai potensi yang sangat besar dalam bidang produksi,
namun hal ini belum dikelola secara benar dan maksimal, padahal umbi porang
adalah bahan baku dalam pembuatan tepung glukomannan yang mempunyai nilai
ekonomi yang sangat tinggi dan kegunaan yang luas dalam bidang pangan.
Tepung glukomannan tersebut apabila diproduksi secara besar-besaran dapat
meningkatkan ekspor non migas, devisa negara, kesejahteraan masyarakat, dan
menciptakan lapangan kerja. Zat glukomannan ini dapat digunakan untuk bahan
perekat, bahan seluloid, kosmetik, bahan makanan, industri tekstil dan kertas.
2.2................................................................................................................. Penger
tian Teknik Budidaya Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume)
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik,
budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian
membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil.
Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan
manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. Teknik budidaya
tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk
agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Selain itu, teknik
budidaya tanaman porang juga dapat diartikan sebagai serangkaian metode yang
digunakan untuk menanam, merawat, dan memanen tanaman porang secara
optimal agar menghasilkan produksi yang maksimal.
Perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
secara secara vegetatif dengan memanfaatkan bulbil dan umbinya, serta secara
generatif melalui biji. Secara umum bibit yang digunakan berasal dari umbi dan
bulbil yang sehat. Namun saat ini salah satu kendala dari budiadaya porang adalah
sulitnya memperoleh bibit berupa umbi dan bulbil. Maka salah satu upaya
penyediaan bibit Porang adalah dengan penyediaan bibit melalui biji karena
jumlahnya yang lebih banyak dengan cara mengecambahkannya. Adanya lebih
dari satu embrio pada bijinya, maka biji Porang disebut memiliki sifat poliembrio.
Sifat poliembrio tersebut menjadi kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk upaya
perkembangbiakan Porang (Hidayat et al., 2012).
7
2.3................................................................................................................. Tujuan
dan Manfaat dari Teknik Budidaya Tanaman Porang
Budidaya porang bukan hanya tentang menghasilkan umbi, tetapi juga tentang
memanfaatkan potensi ekonomi, menjaga lingkungan, dan mengelola lahan
dengan baik Tujuan dan manfaat dari teknik budidaya porang adalah untuk
menghasilkan umbi porang yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang optimal.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti pengelolaan
lahan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemeliharaan yang baik agar
produksi porang dapat maksimal. Selain itu, budidaya porang juga bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperluas pasar bagi komoditas
ini.
a. Produksi Umbi Porang: Tanaman porang ditanam terutama untuk
menghasilkan umbi porang. Umbi ini mengandung karbohidrat, lemak,
protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Karbohidrat pada umbi porang
terdiri dari pati, glukomanan, serat kasar, dan gula reduksi. Dalam 1 hektar
lahan, bisa ditanam sekitar 6.000 batang porang yang menghasilkan sekitar 24
ton umbi porang. Dengan harga jual umbi sekitar Rp 2.500 per umbi,
pendapatan petani dapat mencapai Rp 60 juta per hektar per tahun.
Umbi ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kosmetik, lem, dan jelly. Selain itu, umbi porang
juga dapat diolah menjadi makanan rendah kalori yang memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
b. Bahan Baku Industri: Umbi porang memiliki berbagai kegunaan industri.
Beberapa di antaranya adalah sebagai bahan campuran untuk membuat
kertas yang kuat dan tahan lama, serta sebagai pengganti gelatin karena
memiliki serat tidak berwarna yang mudah larut dalam air dan
konsistensi mirip agar-agar.
8
2.4................................................................................................................. Syarat
Tumbuh Tanaman Porang
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia (2013),
Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu
perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:
a. Keadaan iklim
Intensitas cahaya 60 – 70%.
Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan
ketinggian 100 – 600 m dpl.
b. Keadaan tanah
Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek.
Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang.
Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.
c. Kondisi lingkungan
Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.
9
2.5................................................................................................................. Teknik
Budidaya Tanaman Porang
Tahapan kegiatan budidaya tanaman porang secara intensif dapat digolongkan
menjadi 5 tahapan kegiatan. Lima tahapan kegiatan tersebut secara detail dan
tahapan prosenya diuraikan sebagai berikut ini:
a. Persiapan Lahan
Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan
itensitas cahaya 60-70%. Kegiatan persiapan lahan:
lebih besar daripada jarak tanaman awal dirubah. Di sisi lain, jarak tanam
yang tidak berubah menyebabkan permudaan tidak berjalan, panen hanya
sekali, dan biaya lebih besar untuk membeli umbi dan bubil untuk
ditanam pertama kali.
d. Pemeliharaan Tanaman
Tanaman porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan
secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang
maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara:
1) Penyiangan
Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang
dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur
hara. Hal ini sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam.
Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang
terkumpul dapat ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan
menjadi kompos. Dalam proses penyiangan ini, sebaiknya juga dilakukan
penggemburan tanah dengan alat cangkul, sekop dan alat pertanian
lainnya.
2) Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk
pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim
hujan). Untuk mendapatkan hasil panen tanaman porang yang optimal,
maka wajib melakukan pemupukan yang tepat dan berimbang. Unsur hara
Nitrogen (N), Phospate (P) dan Kalium (K) merupakan unsur hara
essensial yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman.
Unsur Nitrogen berperan penting dalam proses pembentukan zat klorofil
(zat hijau daun) dan merangsang pembentukan daun, tunas dan batang
porang. Phospate berperan penting sebagai pembentuk energi dalam proses
metabolisme tanaman. Sedangkan unsur Kalium berperan penting untuk
meningkatkan mutu hasil tanaman. Kegiatan pempupukan harus dilakukan
setelah kegiatan penyiangan dengan manual atau kimia. Agar pupuk dapat
digunakan oleh tanaman porang secara keseluruhan dan tidak bersaing
13
2.6................................................................................................................. Pemanf
aatan Tanaman Porang
a. Produk Olahan Porang
Pengolahan porang terutama dilakukan untuk mendapatkan komponen
glukomannannya. Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi
14
segar adalah chips, tepung porang (konjac flour) dan tepung glukomannan (konjac
glucomannan). Pengolahan umbi porang menjadi produk kering, seperti chips dan
tepung merupakan upaya untuk menginaktivasi enzim yang dapat merusak
glukomannan bila disimpan dalam bentuk segar. Selain itu, bentuk kering juga
lebih ringkas dan lebih tahan lama disimpan dan praktis untuk diolah lebih lanjut.
Pada pembuatan chips, umbi segar disortasi lebih dahulu, dengan memisahkan
umbi yang tidak rusak/cacat, kemudian dikupas, dicuci dan direndam dalam air
bila menunggu proses berikutnya untuk mencegah terjadinya pencoklatan. Umbi
selanjutnya diris tipis dengan ketebalan 0,5-1,0 cm, lalu direndam dalam larutan
garam 5% (b/b) dengan perbandingan 1 kg umbi dengan 3 liter air selama 24 jam.
Untuk melarutkan kristal oksalat dan menetralkan senyawa alkaloid (konisin)
yang berasa pahit. Irisan umbi kemudian dibilas dengan air sampai bersih, lalu
dijemur selama dua hingga tiga hari (30 jam) atau dikeringkan dalam oven pada
suhu 70 °C selama 16 jam sampai kadar air <12%. Namun pengeringan chips
dengan sinar matahari dilaporkan memberikan kandungan glukomannan yang
lebih tinggi (22,07%) dibandingkan dengan pengeringan oven (18,15%)
(Koswara, 2013). Chips kering selanjutnya dapat digiling menjadi tepung porang
yang diharapkan memiliki kandungan glukomanan tinggi, kalsium oksalat rendah
dan warna putih/ cerah. Tingkat kehalusan tepung porang ini sekitar 40-60 mesh
dan merupakan tepung porang kasar.
Untuk memisahkan glukomannan dari komponen lain yang terdapat pada
tepung (pati, serat, kalsium oksalat, dan lain-lain), proses pemurnian (purifikasi)
dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimia. Tepung hasil pemurnian ini
disebut tepung glukomannan. Cara pemurnian mekanis, meliputi
penggerusan/penggilingan dengan peniupan dan penggerusan dengan pengayakan
dan penyosohan. Prinsip pemisahan dengan peniupan (hembusan) adalah
berdasarkan bobot jenis dan ukuran molekul glukomannan yang lebih besar serta
tekstur lebih keras dibandingkan dengan komponen tepung lainnya, sehingga akan
jatuh dekat dengan pusat kipas (blower) dan mudah untuk dipisahkan.
b. Pemanfaatan tepung porang/Tepung Glukomannan
15
2.7................................................................................................................. Kekura
ngan dari Teknik Budidaya Tanaman Porang
Tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) telah menjadi perhatian
yang meningkat di kalangan petani dan peneliti karena potensi ekonominya yang
tinggi. Meskipun demikian, seperti halnya budidaya tanaman lainnya, budidaya
porang juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh para
pelaku budidaya.
16
3.1................................................................................................................. Kesimp
ulan
Tanaman Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian berupa
semak (herba), yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Tanaman porang ini memiliki nilai ekonomi yang perlu dikembangkan karena
memiliki peluang ekspor yang cukup besar sehingga perlu dilakukan budidaya
tanaman porang secara intensif dengan teknik yang benar dan maksimal. Tujuan
dan manfaat dari teknik budidaya tanaman porang ini adalah untuk menghasilkan
umbi porang yang berkualitas tinggi dengan jumlah yang optimal. Untuk
menghasilkan umbi porang yang berkualitas tinggi, dalam budidayanya kita perlu
memperhatikan syarat tumbuh tanaman porang dari keadaan tanah, keadaan iklim,
dan kondisi lingkungan.
Tahapan kegiatan budidaya tanaman porang secara intensif dapat digolongkan
menjadi 5 tahapan kegiatan, yaitu persiapan lahan, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan tanaman, dan pemanenaan. Tanaman porang itu sendiri
dimanfaatkan sebagai produk olahan porang yang berasal dari umbinya yang
segar yang nantinya diolah dan dipasarkan berupa chips, tepung porang (konjac
flour), dan tepung glukomannan (konjac glucomannan). Adanya beberapa
pemanfaatan porang terutama sebagai bahan industri dan makanan tidak
menjadikan tanaman porang terhindar dari adanya kekurangan dari segi
budidayanya, seperti rentan terhadap serangan hama dan penyakit, memerlukan
perawatan intensif, pertumbuhan lambat, ketergantungan pada faktor lingkungan,
keterbatasan Pasar, dan pengelolaan limbahnya.
18
DAFTAR PUSTAKA