OLEH:
REZTIANA
NIM. 2006124688
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena rahmat dan
Laporan akhir praktikum ini merupakan salah satu syarat untuk memperole nilai
akhir praktikum ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir praktikum ini.
Reztiana
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
2.1 Tanaman Cabai.................................................................................. 3
2.2 Hidroponik......................................................................................... 6
2.3 Budidaya Jamur................................................................................. 9
2.4 Sambung Pucuk............................................................................... 11
III METODOLOGI..................................................................................... 14
3.1 Tempat dan Waktu............................................................................. 14
3.2 Bahan dan Alat.................................................................................. 14
3.3 Cara Kerja.......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 33
LAMPIRAN................................................................................................ 35
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 1.............................................. 15
2. Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 2.............................................. 17
3. Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 3.............................................. 15
4. Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 4.............................................. 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tanaman Cabai...................................................................................... 3
2. Hidroponik............................................................................................... 7
3. Budidaya Jamur........................................................................................ 9
4. Sambung Pucuk...................................................................................... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Perhitungan............................................................................................ 35
2. Dokumentasi.......................................................................................... 36
I PENDAHULUAN
yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan (terutama sekali
tanaman sayuran, buah-buahan, bunga- bungaan dan tanaman hias serta tanaman
hias dan wangi- wangian, tanaman bumbu masak, tanaman obat- obatan, dan
hortikultura sudah merupakan suatu usaha tani yang berpola komersial. Yaitu
sumber vitamin dan mineral disamping sebagai bahan baku produk olahan,
sangat luas dan beragam, namun tanaman hortikultura memiliki banyak kesamaan
pokok. Diantaranya mudah rusak; mutu produk ditentukan oleh kandungan air;
oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit; sebagai sumber vitamin dan mineral serta
hortikultura dapat dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor medium tumbuh.
tanaman cabai, cara sambung pucuk pada tanaman, teknik hidroponik dan juga
2
II TINJAUAN PUSTAKA
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam
tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin,
kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi,
kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai
mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin,
cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk memperlancar sekresi asam
lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain di dalam cabai
1. Akar
perdu dengan perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak
menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini berfungsi antara lain
menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman. Sedangkan menurut (Tjahjadi, 1991) akar tanaman cabai tumbuh
tegak lurus ke dalam tanah, berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki
kedalaman ± 200 cm serta berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar-
akar cabang, akar cabang tumbuh horisontal didalam tanah, dari akar cabang
tumbuh akar serabut yang berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa yang
rapat.
2. Batang
percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang
4
percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna
hijau. Menurut (Tjahjadi, 1991) tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya
bulat. Tanaman cabai dapat tumbuh setinggi 50-150 cm, merupakan tanaman
perdu yang warna batangnya hijau dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku-
buku yang panjang tiap ruas 5-10 cm dengan diameter data 5-2 cm.
3. Daun
Daun cabai menurut (Dermawan, 2010) berbentuk hati , lonjong, atau agak
2006), daun cabai berbentuk memanjang oval dengan ujung meruncing atau
urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan
bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang. Panjang daun
berkisar 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm. Selain itu daun cabai merupakan Daun
bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata,
petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.
4. Bunga
kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna ungu.
Cabai berbunga sempurna dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan.
Disebut berbunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin
jantan dan betina dalam satu bunga. Sedangkan menurut (Anonima , 2007) bunga
5
cabai merupakan bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari
panjangnya 1- 1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning.
menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm,
bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak
menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinya biji yang masih muda berwarna
kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm.
Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya,
2.2 Hidroponik
yang telah dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh
terbatasnya lahan pertanian dan dapat dilakukan pada lahan yang kesuburannya
rendah maupun wilayah padat penduduk. Komoditas yang dapat dipilih dalam
budidaya secara hidroponik seperti endieve, selada keriting hijau, selada keriting
merah, lollo rossa, butterhead, christine, packcoy, monde dan selada Romain yang
6
Teknik budidaya ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
metode konvensional di tanah yaitu hasil tanaman lebih bersih, nutrisi yang
digunakan lebih efisien karena sesuai dengan kebutuhan tanaman, tanaman bebas
dari gulma, tanaman relatif jarang terserang hama dan penyakit karena terkontrol,
kualitas dan kuantitas produksi lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual tinggi,
dan dapat menggunakan lahan sempit. Budidaya secara hidroponik lebih ramah
kebutuhan air lebih hemat serta tanaman tumbuh lebih cepat (Herwibowo dan
cukup mahal, tenaga kerja harus terlatih dan pemilihan pasar harus tepat.
Gambar 2 Hidroponik
media tanam selain tanah dan pemberian nutrisi sebagai penunjang pertumbuhan
sebagai medium tanamnya yang mengandung nutrisi dan oksigen dalam kadar
7
alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemenuhan kebutuhan
Hidroponik adalah salah satu cara bercocok tanam tanpa menggunakan media
tanah melainkan dapat menggunakan air atau bahan porous lainnya seperti krikil,
pecahan genteng, arang sekam, pasir, dan batu bata sebagai media nutrisi yang
akan diserap tanaman untuk pertumbuhannya (A. Nur dan Aini, 2018). Kelebihan
tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, pengendalian
hama dan penyakit lebih mudah. Sistem hidroponik memiliki kekurangan yaitu,
tanaman sayur. Pertumbuhan tanaman apabila tidak di pantau secara rutin dan
berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang
hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih
efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim,
dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Susila, 2013).Pada dasarnya ada 6
jenis sistem hidroponik, yaitu sumbu (wick), budidaya Air, pasang surut dan
aliran, tetes, film teknik hara, dan aeroponik. Diantara berbagai jenis sistem
8
hidroponik, cara bertanam hidroponik sistem Wick adalah jenis yang paling
sederhana.
Jamur tiram adalah satu jenis jamur kayu yang banyak tumbuh di media
kayu, baik kayu gelondongan atau serbuk kayu. Jamur dapat tumbuh secara luas
pada media di hampir semua kayu kertas produk samping kayu, tongkol, jagung
dll. Karena bentuk yang membulat, lonjong, dan agak melengkung serupa cakra
tiram maka jamur tiram ini disebut dengan jamur tiram. (Setyowati,2013).
Genus : Pleurotus Species : Pleurotus ostreatus Jamur tiram atau yang dikenal
juga dengan jamur mutiara memiliki bagian tubuh yang terdiri dari akar semu
(rhizoid), tangkai (stipe), insang (lamella), dan tudung (pileus/cap). Jamur tiram
Beberapa spesies jamur tiram yang dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi
diantaranya dari Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain Pleurotus
9
ostreatus, P. flabellatus, P. fissilis, P.anas, P.cystidiosus, dan P. cystidius. Jamur
tiram yang banyak dikenal oleh petani jamur Indonesia adalah Tiram putih
lunak yang telah melapuk seperti pohon karet, damar, kapuk, atau sengon yang
berada pada lokasi sangat lembab dan terlindungi dari cahaya matahari (Parjimo
& Agus, 2007). Jamur tiram adalaah jamur kayu yang tumbuh berderet
menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tangkai bercabang dan
tubuh buah yang tumbuh menyerupai kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur ini
cangkang tiram berukuran 5-15 cm. Jamur tiram putih tumbuh membentuk
Jamur tiram putih memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, jamur tiram
mengandung lemak 1,7-2,2% dan protein rata-rata 3,5-4% dari berat basah atau
19- 35% berat keringnya. Kandungan ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan
sayuran seperti asparagus dan kubis yang hanya memiliki kandungan protein
antara 1,6-2% berat basah. Selain itu, kandungan protein jamur tiram juga masih
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti beras
7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Protein dalam jamur
tiram mengandung sembilan asamasam amino esensial yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin,
kandungan gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan
10
bagi masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut
menjadikan permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya
dari dalam Negeri tetapi juga permintaan dari luar Negeri yang masih sangat besar
peluangnya. Selain itu, cara budidaya jamur tiram ini mudah dan dapat dilakukan
sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. (Wiardani, 2010).
batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa
tanaman baru (Hidayat et al., 2002). Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan
atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang
sudah lama dikenal dan banyak variasinya (Hidayat et al., 2002). Wudianto
(2002) menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang
lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya
ragam dari seni grafting ini, ada 119 bentuk grafting dari sekian banyak grafting
ini digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu : 1) Bud-grafting atau budding
yang kita kenal dengan istilah okulasi, 2) Scion grafting, lebih populer dengan
grafting saja, yaitu sambung pucuk, atau enten dan 3) Grafting by approach atau
inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga batang atas dan batang
11
Gambar 4 Sambung Pucuk
1. Batang bawah
itu kompatibel dengan berbagai varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel
dengan berbagai jenis dalam satu genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah
dengan baik dan sambungan dua tanaman ini mampu tumbuh dengan baik,
mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit
yang ada didalam tanah, kecepatan tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang
digunakan, dengan demikian diharapkan batang bawah ini mampu hidup bersama
dengan batang atas, tidak mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam
2. Batang atas
Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari
12
dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah.
Diameter paling besar ± 1 cm, cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar
seperti yang dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk
cepat (jika jenis tanaman kehutanan), bisa menyesuaikan diri dengan batang
batang atas Pengumpulan sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat,
yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, pilih cabang muda yang
hindari cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan, pilih cabang
yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan hama,
usahakan pengambilan batang atas pada pagi hari sebelum tengah hari (Syah et
al., 2011).
13
III METODOLOGI
Universitas Riau, Kampus Bina Widya Kelurahan Simpang Baru km 12,5 Panam,
2023 .
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pupuk kandang ayam,
bibit cabai, pupuk NPK, furadan, air, air cucian beras, benih pakcoy, rockwool,
larutan AB mix, kain flannel, kentang, jagung, gula pasir, bekatul, agar-agar
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, parang, meteran,
tali rafia, pancang, mulsa, tusuk sate/bambu, pelubang mulsa, cutter, gunting, rak
menggunakan meteran dan diberi pancang di setiap sudut lahan sebagai batas
bedengan. Bedengan dibuat dengan cara mengukur terlebih dahulu lebar bedengan
dan drainase, setelah itu diberi pancang dan tali sebagai penanda, lalu di naikan
bedengan, lalu ratakan bedengan, setelah itu pasang mulsa pada pinggiran mulsa
beri tanda, kemudian bolong mulsa yang telah diberi tanda dengan menggunakan
3.3.1.4 Penanaman
membuat lubang tanam, tiap lubang tanam diisi dengan 1 benih cabai. Benih
3.3.1.5 Perawatan
15
Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.
dadu dengan ukuran 2 cm x 2 cm. Setiap potongan dadu dilubangi dan benih
dna diberi air agar tetap lembab. Letakkan rockwool ditempat yang tidak terkena
Ukur air di gelas ukur sebanyak 900 ml, kemudian masukkan bubuk
larutan stok A dan di aduk hingga homogen. Larutan dicukupkan hingga 1250 ml
dengan ditambahkan air dan diaduk. Larutan dimasukkan ke dalam botol aqua,
Ukur air di gelas ukur sebanyak 900 ml, kemudian masukkan bubuk
larutan stok b dan di aduk hingga homogen. Larutan dicukupkan hingga 1250 ml
dengan ditambahkan air dan diaduk. Larutan dimasukkan ke dalam botol aqua,
16
3.3.2.4 Pindah Tanam Hiroponik
dengan rockwool ke dalam netpot dan pasang disetiap lubang tanam, ditentukan
20 tanaman sampel dari 40 tanaman dan beri tanda. Apabila tanaman sampel mati
3.3.3.1 Pembuatan F0
Disiapkan alat dan bahan, disiapkan jamur tiram, kemudian cuci hingga
bersih, dipotong bagian batang bawah atau bonggol jamur yang berbentuk tabung
Bibit f1 didapat dari f0, siapkan alat dan bahan, siapkan kentang 2 buah,
lalu dipotong dadu, rebus selama 10 menit, dengan perbandingan 2 kentang untuk
1 lt air, saring untuk mendapatkan air, tambahkan gula pasir sebanyak 3 sendok
makan, setelah itu tambahkan 2 bungkus agar powder, siapkan botol sebagai
pengganti cawan petri, masukan campuran tadi ke dalam botol yang sudah bersih,
dimasukkan sampai tidak keluar, tutup menggunakan busa atau kapas, disumbat
menggunakan kapas, ditutup dengan plastik lalu diikat dengan karet gelang, kukus
menggunakan presto, kukus selama 15 menit dengan suhu 120°c, lalu ambil jamur
untuk diambil spora nya dengan pinset di lfc menggunakan bunsen, masukan ke
17
dalam media agar, diletakkan di suhu ruang/kamar dan jangan terkena cahaya
matahari.
Siapkan f1, setelah itu siapkan jagung, jagung di rendam dengan larutan
dolomit, dolomit yang dipakai 2% dari jagung yang dipakai, direndam semalaman
bilas jagung yang tadi lalu di rebus selama 30 menit, setelah itu tiriskan, diamkan
dan kering anginkan selama 2 jam di atas nampan, setelah dingin masukan jagung
ke dalam botol kaca, lalu tutup dengan kapas lapisi dengan plastik dan ikat dengan
karet, kukus dengan presto selama 1 jam, dinginkan setelah itu lakukan proses
inokulasi lakukan di meja steril dan pakai bunsen, setelah itu diambil tanaman
yang di f1 tadi dengan spatula dimasukkan ke dalam lalu tutup dengan kapas
lapisi dengan kertas koran/hvs, diikat simpan di tempat inkubasi selama 1 bulan.
secukupnya, diamkan selama 2-7 hari di dalam suhu ruang. Siapkan plastik kaca,
masukan campuran tadi ke dalam plastik, lalu di padatkan sampai padat diikat
masukan ke dalam baglog secukupnya, dimasukkan cincin nya lalu tutup dengan
kertas koran lalu diikat dengan karet, didiamkan selama 7-15 hari di ruang
nya disemprot pagi dan sore apabila dalam keadaan kering menggunakan sprayer.
18
3.3.4 Sambung Pucuk
dipotong sekitar 20-30cm dari permukaan tanah, kemudian dibelah sedalam 2-3
cm, lalu batang atas dipotong verbentuk huruf V dan disesuaikan potongannya 2-3
cm. Tutup menggunakan plastik lilin tetapi jangan terlalu ketat, alu tutup mulai
dari batang atas hingga sambungan tadi menggunakan plastik lilin juga.
19
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
yang termasuk dalam famili Solanaceae. Cabai merah memiliki nilai ekonomi
serta nutrisi yang tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada tanaman cabai merah
(Rindani, 2015).
yang lebih baik dari pada bahan pembenah buatan, walaupun pada umumnya
pupuk organik mempunyai kandungan hara makro N, P dan K yang rendah tetapi
mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan dalam
kandang kotoran ayam memberikan hasil yang baik terhadap jumlah buah cabai.
Hal ini karena pupuk kandang kotoran ayam pada perlakuan tersebut dapat
Tanpa Pupuk kandang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, hal
ini membuktikan unsur hara pada tanah yang digunakan tidak dapat memenuhi
kebutuhan unsur hara untuk tanaman. Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Lingga dan Marsono (2003) bahwa pupuk organik dan anorganik dapat
tanaman secara optimal. Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1988) bahwa laju
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam dapat menyediakan unsur hara yang
hasil fotosintesis dapat ditimbun pada organ tanaman dan menambah bahan kering
dari tanaman itu sendiri. Oleh karena itu pemberian pupuk kandang kotoran ayam
lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang kotoran ayam.
21
Tabel 2 Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 2
Tanaman Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Diameter Batang
(cm) (cm)
1 11 5 0,6
2 9 4 0,3
3 11 5 0,4
4 10 2 0,4
5 10 4 0,3
6 9,5 4 0,4
7 9,5 5 0,3
8 12 4 0,5
9 7 3 0,3
10 9,2 4 0,3
11 7,6 4 0,3
12 11,3 6 0,7
13 10,5 5 0,5
14 11 4 0,4
15 11,8 5 0,6
22
Tabel 4 Hasil Budidaya Hidroponik Minggu ke 4
Tanaman Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Diameter Batang
(cm) (cm)
1 21,5 18 3,2
2 22 18 2,9
3 20,2 17 2,7
4 19 19 2,7
5 19,5 13 2,9
6 19 17 3
7 18 16 2,8
8 21 16 2,9
9 19 14 2,4
10 20 13 3
11 20,8 15 2,6
12 19 14 2,8
13 17 12 2,5
14 18 13 2,7
15 16 10 2,9
tanam tanah dan menggunakan larutan nutrisi yang mengandung garam organik
wilayah penduduk.
kebersihan lahan mudah terjaga, penggunaan nutrisi yang efisien karena sesuai
dengan kebutuhakn tanaman, tanaman bebas gulma serta relatif jarang terserang
hama penyakit karena terkontrol kualitas dna kuantitas hasil produksi lebih tinggi
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi, serta dapat menggunakan lahan yang
air yang digunakan lebih hemat serta pertumbuhan tanaman lebih cepat
23
(Herwibowo dan Budiana, 2014). Kelemahan dari sistem hidroponik yaitu
investasi atau modal awal yang digunakan cukup mahal. membutuhkan tenaga
kerja yang terlatih dan pemilihan pasar yang tepat (Haryanto et al., 2007).
digunakan. Media tanam yang baik akan memberikan pertumbuhan terbaik pada
tanaman. Karakteristik media tanam yang baik memiliki ciri yaitu membuat unsur
hara tetap tersedia kelembaban terjamin, dan drainase baik. Media yang
digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen, serta tidak
sebagai berikut :
1. Arang sekam
Media ini bersifat mudah menyerap air karena bersifat porous dengan
rongga udara yang tinggi dan memiliki drainase yang baik yaitu mampu
menyimpan air, dan tidak mudah lapuk. Arang sekam mengandung N 0,32 % , P
2. Rockwool
granula yang berguna untuk menyerap dan meneruskan air sehingga mempunyai
mudah didapat. Cocopeat memerlukan sterilisasi yang lebih lama dan lebih susah
24
4. Hidroton
Hidroton merupakan agregat tanah liat yang dibuat menjadi pelet. Pelet
tanah liat dipanaskan hingga 2000 derajat hingga mengeras dengan pori-pori kecil
5. Perlit
Media ini terbuat dari batu silica yang dipanaskan dengan suhu tinggi.
Kelebihannya dapat menampung unsur hara atau nutrisi yang dibutuhkan dalam
6. Pasir
mempunyai rongga udara yang tinggi, drainase tinggi sehingga mudah kering dan
perlu disterilkan.
7. Spons
tanaman herbal dan sayuran. Tanaman secara berkala akan dialiri air yang
mengandung pupuk dan nutrisi dengan pipa dibagian bawah tanaman. Akar
25
tanaman tidak terendam hanya dialiri saja, sehingga akar jangan sampai menutupi
Metode ini akar tanaman diletakkan 4-6 cm, menggunakan listrik untuk
terus tersedia karena sistem nutrisi diatur sampai 6 cm, namun boros akan
penggunaan nutrisi.
3. Aeroponik
diposisi yang tinggi hingga akar tanaman menggantung. Prinsip kerjanya dengan
memberi air dan nutrisi pada tanaman dengan sistem penguapan atau kabut, yang
berasal dari pompa air dirak penampung dan di semprot dengan nozzie sehingga
dengan waktu yang telah ditentukan, ketika cukup nutrisi dialirkan ke wadah
penampung pupuk.
5. Aquaponik
Metode ini suplay nutrisi berasal dari kotoran ikan yang dipelihara. Kolam
ikan hasilkan amoniak tinggi, pompa alirakan amoniak dan bakteri mengubah
26
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti glukosa, selulosa, protein, dan
senyawa pati pada organisme lain atau biasa disebut inang (Parsimo, 2007 dan
Nunung, 2001).
Jamur dapat tumbuh diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik)
organisme lain) dan saprofit (organisme yang hidup pada zat organik yang tidak di
perlukan lagi atau sampah) (Pasaribu, 2002). Ada banyak jenis jamur, namun
banyak jenis jamur tropika dan subtropika terutama oleh masyarakat Asia
Tenggara. Tubuh buah jamur merang dapat dipanen ketika berusia 13-14 hari atau
pada saat tubuh buah berbentuk bundar lonjong menyerupai telur (Irawati,2017).
Jamur tiram adalah jamur yang mudah dibudidayakan. Jamur ini tumbuh
secara alami pada pohon atau cabang yang sudag mati, oleh sebab itu jamur tiram
dikenal sebagai jamur kayu. Menurut Satriyanto (2009), jamur tiram putih
memiliki dua varietas yaitu jamur tiram varietas florida dan jamur tiram putih
varietas oystern.
1. Jerami
Jamur tumbuh baik pada media ini karena sifat media banyak mengandung
bahan organik dan nutrisi sehingga kadar air pada media tumbuh lebih tinggi.
27
Selain itu, jerami memiliki rongga dan bersifat spon yang mampu menjaga
2. Serbuk kayu/gergaji
jamur tumbuh baik pada media ini. Kadar air serbuk gergaji 15% - 20% agar
tahan lama untuk disimpan. Jenis kayu yang tidak dapat digunakan untuk media
3. Sekam padi
jumlah yang cukup besar dan berperan sebagai penyusun utamanya. Untuk itu
dipersiapkan dalam budidaya jamur adalah media dan bibit yang akan digunakan,
karena keberhasilan budidaya jamur tiram ditentukan oleh kualitas media tanam,
proses budidaya dan kualitas. bibit yang digunakan (Gandjar et al., 2006). Adapun
gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah
satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain yang
28
keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan rasa/khasiat serta
adalah penyatuan antara batang dengan batang yang terpisah atau dengan bagian
pangkal akar yang terpisah untuk tumbuh bersamasama membentuk satu individu
baru. Sedangkan budding adalah bentuk grafting yang khas (okulasi) karena
hanya satu tunas digunakan sebagai batang atas dan disisipkan di bawah kulit dari
batang bawah.
Pada umunya semakin dekat famili antar dua tanaman yang disambung
keberhasilan lebih tinggi. Pertautan akan ditentukan oleh proses pembelahan sel
pada bagian yang akan bertautan. Dalam penyambungan, tanaman yang akan
disambungkan, harus diketahui sifat batang bawah dan batang atas. Batang bawah
berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, anatara
lain: tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah
serta keadaan air tanah tertentu yang buruk, dan sebagainya. Sedang batang atas
diambil dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat hasil dan produktivitas yang
diantaranya adalah cara penyambungan antara batang atas dan bawah harus tepat,
penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar tidak ada bakteri yang
masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini bertujuan agar tidak terjadi
benar baik agar air dan bakteri tidak dapat masuk, dan suhu karena suhu yang
29
tidak menentu dapat menjadi kegagalan penyambungan.Selain itu penyambungan
sehingga tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di
batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai
makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas.
(Tambing, 2008).
dengan tujuan agar bagian yang disambung tidak terkena cahaya matahari
pembusukan pada batang dan Kalus yang berperan dalam penyambungan tidak
rusak akibat pembusukan yang disebabkan oleh air yang masuk kedalam baik
melalui embun meupun hujan. Selain itu penutupan pada batang yang disambung
juga dapat melindungi sambungan dari faktor luar misal angin dan guncangan
30
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kotoran ayam memberikan hasil yang baik terhadap jumlah buah cabai. Hal ini
karena pupuk kandang kotoran ayam pada perlakuan dapat mencukupi kebutuhan
menggunakan air yang telah diberi larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti glukosa, selulosa, protein, dan
senyawa pati pada organisme lain atau biasa disebut inang. Untuk itu jamur perlu
vegetatif menyambungkan batang bawah (rootstock) dan batang atas (scion) dari
tanaman yang berbeda. Batang atas atau Scion yang digunakan untuk Grafting
dipilih dari induk yang mempunyai berbagai keunggulan seperti hasil produksi
buah yang tinggi dengan rasa dan aroma yang digemari serta tahan terhadap hama
dan penyakit.
5.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul dan Nur Azizah. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran secara
Hidroponik. UB Press. Jakarta
Haryanto. E.,Suhartini, T., Rahayu.E dan Sunarjono. H. H. 2007. Sawi dan selada.
Penebar swadaya. Jakarta.
Herwibowo Kunto dan Budiana, N. S. 2014. Hidoponik Sayuran untuk Hobi dan
Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta Timur. 132 ha.
Herwibowo, Kunto dan N. S. Budiana. 2015. Hidroponik Sayuran untuk hobi dan
bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rosliani, Rini dan Nani Sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran Dengan
Sistem Hidroponik. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Said, Ahmad. 2007. Khasiat dan manfaat kunyit. Sinar Wadja Lestari.
Sutedjo, Mulyani Mul dan A.G Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
Jakarta : PT. Bina Aksara.
34
LAMPIRAN
1. Perhitungan
35
2. Dokumentasi
36
Gambar 13. Pembuatan larutan stok a Gambar 14. Pembuatan larotan stok b
Gambar 17. Pemberian air pada media Gambar 18. Pemberian stok b
37
Gambar 25 Pemotongan batang induk Gambar 26 Pemotongan daun-daun
38