PROPOSAL
Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha ESA atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.)
Sebagai Sumber Antioksidan Pada Formulasi Minuman Suplemen”.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa proposal ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo , M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Drs. Dr. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Helvetia.
5. apt. Adek Chan, S.Si., M.Si., selaku Ketua Prodi S1 Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
6. apt. Evi Ekayanti Ginting, S.Farm., M.Si., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide, dan
motivasi selama penyusunan skripsi ini.
7. Andi Josep Nicolas H, S.Farm., M.Si., selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan skripsi ini.
8. apt. Loura Novilia, S.Farm., M.Si., selaku Penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi S1 Farmasi yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Teristimewa kepada Ayahanda Lalaziduhu Zebua dan Ibunda Firmina
Sarumaha yang selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril
maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan proposal
ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala
kebaikan yang telah diberikan.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 32
3.1 Jenis Penelitian ............................................................... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 32
3.2.1 Lokasi .................................................................. 32
3.2.2 Waktu .................................................................. 32
3.3 Sampel Penelitian ........................................................... 32
3.4 Alat dan Bahan ............................................................... 32
3.4.1 Alat ...................................................................... 32
3.4.2 Bahan .................................................................. 33
3.5 Prosedur Kerja ................................................................ 33
3.5.1 Penyiapan Simplisia ............................................ 33
3.5.2 Pembuatan Ekstrak Bunga Telang ...................... 33
3.5.3 Penyiapan Larutan Sampel ................................. 34
3.5.4 Analisa Kuantitatif .............................................. 34
3.6. Rancangan Formulasi Minuman Suplemen Ekstrak
Bunga Telang .................................................................. 36
3.7. Pembuatan Minuman Suplemen Ekstrak Bunga Telang 36
3.8. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan .......................................... 37
3.8.1. Uji Derajat Keasaman (pH Meter) ...................... 37
3.8.2. Uji Organoleptik ................................................. 37
3.9. Analisis Data ................................................................... 38
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kandungan Senyawa Aktif Pada Bunga Telang (15) ............ 10
Tabel 2.2. Mekanisme Aktivitas Antioksidan (22) ................................. 15
Tabel 2.3. Antioksidan-antioksidan yang diizinkan untuk pangan (23) . 15
Tabel 2.4. Tingkat Kekuatan Antioksidan (29) ...................................... 27
Tabel 3.1. Rancangan Formulasi Minuman Suplemen Ekstrak Bunga
Telang .................................................................................... 36
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
dalam melindungi tubuh terhadap radikal bebas. Antioksidan adalah senyawa yang
dapat mendonorkan elektron dengan molekul stabil, kepada radikal bebas yang
melindungi sel dari bahaya radikal bebas oksigen aktif. Dalam melindungi sel dari
reaksi yang disebabkan oleh radikal bebas, antioksidan berperan penting karena
antioksidan akan menangkap radikal bebas. Radikal bebas bersifat sangat reaktif
species (ROS) merupakan salah satu radikal bebas. Keadaan yang tidak seimbang
kerusakan yang disebabkan oleh senyawa oksigen reaktif dan mampu mencegah
terkena paparan radikal bebas yang berlebih karena tubuh manusia tidak
1
2
memiliki efek samping bagi manusia. Salah satu alternatif antioksidan alami adalah
Bunga telang atau dalam bahasa latin disebut Clitoria ternatea Linn
bawah sinar matahari dan mudah untuk ditanam. Bunga telang (Clitoria ternatea
L), sering disebut juga sebagai butterfly pea merupakan bunga yang khas dengan
Selain warna ungu, bunga telang juga dapat ditemui dengan warna pink, biru muda
pengukuran antioksidan yang sering digunakan. DPPH adalah radikal bebas yang
dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonasikan atom hidrogen dan dapat
adanya elektron yang tidak berpasangan. Senyawa peredam radikal bebas yang
telah bereaksi dengan DPPH akan menjadi radikal baru yang stabil atau senyawa
dinyatakan sebagai nilai IC50. IC50 adalah bilangan yang menunjukan konsentrasi
ekstrak (𝜇g/ml) yang mampu menghambat proses oksidasi sebesar 50%. Semakin
Pada masa sekarang, telah banyak industri makanan dan minuman dalam
bentuk suplemen yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, namun masih sedikit
tradisional yaitu bunga telang. Manfaat farmakologi bunga telang antara lain
dalam susunan saraf pusat. Dalam penelitian ini potensi farmakologis yang akan
(4,7).
gizi makanan, mengandung beberapa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain
yang mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.
minuman multivitamin dari minuman herbal dapat dikonsumsi sebagai bagian dari
diet. Sebagian besar glukosa, vitamin B, vitamin C, dan zat non-gizi lainnya (seperti
suplemen. Salah satu kelebihan minuman suplemen sari bunga telang ini yaitu
Komponen utama pada bunga telang yang berperan sebagai pewarna disebabkan
memiliki sifat mudah larut dalam air. Semakin lama perendaman dan banyak
pelarut yang digunakan, maka semakin banyak senyawa antioksidan yang tertarik
dalam pembuatan minuman suplemen sari bunga telang (Clitoria ternatea L.).
Penambahan sukrosa bertujuan agar minuman suplemen sari bunga telang dapat
limonene pada minuman ini bertujuan untuk mengurangi bau yang tidak sedap atau
bau langu dari bunga telang. Limonene juga dapat meningkatkan cita rasa dan
minuman suplemen.
5
b. Berapakah nilai IC50 yang tedapat dalam ekstrak bunga telang (Clitoria
ternatea L.)?
1.3 Hipotesis
berikut:
b. Nilai IC50 dari ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) memiliki kisaran
b. Untuk mengetahui berapa nilai IC50 dalam ekstrak bunga telang (Clitoria
tentang pemanfaatan ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) yang diformulasi
industri, sebagai bahan evaluasi dalam penggunaan ekstrak bunga telang (Clitoria
Formulasi minuman
suplemen ekstrak bunga
⁻ Uji organoleptis
telang
pada volunter
F1 Ekstrak =3g Uji evaluasi sediaan
(rasa, warna,
Gula =3g minuman suplemen ekstrak
aroma)
Limonene = 5 tetes bunga telang.
⁻ Derajat Keasaman
F2 Ekstrak =6g
(pH meter)
Gula = 3,5 g
Limonene = 7 tetes
TINJAUAN PUSTAKA
ternatea berasal dari daerah Ternate, Maluku. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah
Afrika, Brazil, Pasifik Utara, dan Amerika Utara. Bunga telang juga dikenal dengan
berbagai nama seperti Butterfly Pea (Inggris), bunga teleng (Jawa), Mazerion Hidi
(Arab) (15).
Bunga telang merupakan bunga majemuk yang identik dengan warna ungu
pada kelopaknya. Bunga telang termasuk tanaman merambat yang dapat ditemukan
yang identik dengan warna ungu, tanaman ini menghasilkan kacang yang berwarna
bunga telang juga dapat ditemui dengan warna pink, biru muda dan putih (7,15).
(a) (b)
Gambar 2.1. (a) Bunga Telang dan (b) Bagian-bagian Bunga Telang
(Dokumen Pribadi)
8
9
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneaea
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Clitoria
steroid. Komposisi asam lemak pada bunga telang yaitu asam palmitat, stearat, oleat
Warna pada bunga telang selain ungu juga berupa biru dan merah yang
antosianin pada bunga telang memiliki kestabilan yang baik sehingga dapat
digunakan sebagai pewarna alami lokal pada industri pangan. Kandungan fitokimia
lain yang terdapat pada bunga telang seperti flavanoid. Kandungan flavanoid pada
meningkatkan atribut mutu terhadap warna juga dapat memberikan efek terhadap
kesehatan (15).
10
Kandungan senyawa aktif yang terdapat pada bunga telang dapat dilihat
tegak. Daun menyirip 5-7 helai, berbentuk menjorong, lonjong sampai lanset atau
permukaan bawahnya berbulu. Panjang daunnya berkisar 3-5 cm, lebar 2-3 cm, dan
panjang tangkai daun 5-10 cm. Bunga berwarna putih atau putih kehijauan dengan
pinggiran biru dan bagian dasar tengah berwarna kuning atau kehijauan, berbulu
tebal. Bunga telang memiliki lebar hingga 3,5 cm. Polong berbentuk memita sampai
lonjong, gundul atau dengan campuran rambut panjang dan rambut yang sangat
berwarna hijau zaitun, cokelat muda atau cokelat kemerahan tua dengan loreng
gelap atau hampir gelap. Biji bunga telang memiliki panjang 6 mm (17,18).
Selain sebagai tanaman hias, tanaman bunga telang (Clitoria ternatea L.)
Manfaat lain dari bunga telang (Clitoria ternatea L.) yaitu dalam bidang
pangan, seperti pemanfaatan antosianin dari bunga telang sebagai pewarna alami
telah digunakan dalam penelitian (Hartono, 2013), antosianin yang terdapat pada
bunga telang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pigmen alami yaitu sebagai
pewarna alami. Misalnya dalam pembuatan es lilin dimana warna yang dihasilkan
hampir sama dengan warna dari pewarna sintetis food grade biru berlian Cl 42090,
Penggunaan antosianin dari bunga telang (Clitoria ternatea L.) juga sudah
ekstrak antosianin dari bunga telang yang menghasilkan warna biru sampai biru
keunguan yang digunakan sebagai pewarna alami untuk produk tape ketan. Produk
pangan lainnya yang memanfaatkan antosianin bunga telang sebagai pewarna alami
yaitu pada produk permen jelly, sirup bunga telang dan pada produk-produk
Masyarakat Arab Saudi memanfaatkan daun, biji dan bunga telang untuk
mengobati penyakit liver atau hati. Di Madagaskar, daun telang digunakan untuk
meredakan nyeri sendi. Di Myanmar campuran jus bunga telang dan susu
masyarakat Betawi, bunga telang digunakan untuk membuat jernih mata bayi (3).
12
2.2. Ekstraksi
memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-senyawa (analit)
dari suatu sampel dengan menggunankan pelarut teretentu yang sesuai (20).
polar dapat mengekstraksi analit yang bersifat polar. Bila analit yang akan
diekstraksi bersifat nonpolar, maka pelarut yang lebih sesuai bersifat nonpolar
a. Pelarut polar
kepolaran lebih rendah. Contoh pelarut polar adalah air, metanol, etanol dan
b. Pelarut semipolar
semipolar. Contoh pelarut semipolar adalah aseton, etil asetat, dan kloroform
(21).
c. Pelarut nonpolar
tidak larut dalam pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mengekstraksi berbagai
jenis minyak dan lemak. Contoh pelarut nonpolar adalah heksana dan eter (21).
13
2.3. Antioksidan
Flavanoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa fenolik yang ditemukan
dalam buah dan sayur. Beberapa tahun belakangan ini, telah dibuktikan bahwa
flavanoid memiliki potensi yang besar melawan penyakit yang disebabkan oleh
syarat-syarat sebagai berikut: dapat larut dalam lemak; tidak memberikan bau, rasa,
14
maupun warna pada makanan; harus efektif paling tidak satu tahun pada suhu kamar
(25-30 oC); harus stabil terhadap suhu pengolahan dan melindungi produk (carry-
through effect); harus mudah bercampur; harus efektif pada konsentrasi rendah;
Suatu antioksidan dapat dianggap aman bila jika memenuhi dua syarat, yaitu
mempunyai LD50 tidak kurang dari 1000 mg/kg berat badan dan antioksidan harus
tidak memberikan efek yang signifikan pada pertumbuhan hewan percobaan dalam
studi jangka lama pada level 100 kali level yang akan digunakan untuk konsumsi
manusia (23).
pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan
yang disebabkan oleh terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang sehingga
bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik. Menurut Wildman, antioksidan
merupakan agen yang dapat membatasi efek dari reaksi oksidasi dalam tubuh.
Secara langsung efek yang diberikan oleh antioksidan dalam tubuh, yaitu dengan
mereduksi radikal bebas dalam tubuh, dan secara tidak langsung, yaitu dengan
lipid, konsentrasi antioksidan, suhu, tekanan oksigen, dan komponen kimia dari
makanan secara umum seperti protein dan air. Proses penghambatan antioksidan
mekanisme ini yang paling penting adalah reaksi dengan radikal bebas lipid, yang
15
darah, pemuaan dini, dan lain-lain. Antioksidan juga mampu menghambat reaksi
oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif
sehingga kerusakan sel dapat dicegah. Reaksi oksidasi dengan radikal bebas sering
terjadi pada molekul protein, asam nukleat, lipid dan polisakarida. (22)
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lainnya. Antioksidan sangat
merupakan reaksi kimia yang sering terjadi pada bahan pangan yang memproduksi
asam, aroma tak sedap dan toksik selama proses pengolahan dan penyimpanan
oksidasi baik dalam makanan maupun dalam tubuh. Dalam makanan, antioksidan
makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Peroksidasi lipid
adalah salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam
antioksidan juga digunakan secara luas dalam industri makanan, industri petroleum,
industri karet dan sebagainya. Dalam tubuh antioksidan diharapkan juga mampu
menghambat proses oksidasi. Proses oksidasi yang terjadi secara terus menerus
yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya, bersifat tidak stabil dan sangat
kestabilan. Radikal dengan kereaktifan yang tinggi ini dapat memulai sebuah reaksi
normal dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam
tubuh (24).
Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu molekul, atom atau beberapa grup
atom yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital
sangat tinggi, mampu beraksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau asam
deoksiribonukleat (DNA) sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel (24).
18
menyebabkan radikal bebas berantai. Reaksi ini dapat berakhir jika ada molekul
yang memberikan elektron yang dibutuhkan oleh radikal bebas tersebut atau dua
buah gugus radikal bebas yang membentuk ikatan non-radikal (24). Akibat
1. Reaksi rantai akan dimulai, dimana radikal bebas yang lain juga akan dibentuk.
Peristiwa akhir yang umum terjadi adalah kerusakan asam lemak tidak jenuh
2. Radikal bebas akan dicari oleh antiksidan endogen atau eksogen, misalnya
3. Radikal superoksida akan dibuat tidak aktif oleh enzim yang mengandung
Pada proses oksidasi biologis yang terjadi pada sel (jaringan) tubuh manusia
yang normal, dapat terbentuk oksigen reaktif (oksidan). Oksidan, disebut juga
radikal bebas, pada proses oksidasi (metabolisme sel) terutama dihasilkan dari
proses yang dilakukan oleh enzim oksidase yaitu hidrogen peroksida (H2O2), ion
superoksida (O2), radikal peroksil (OOH), radikal peroksil (OH) dan oksigen singlet
(26).
terhadap serangan radikal bebas, telah ada didalam tubuh. Ada dua macam
19
merupakan antioksidan yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Secara alami tubuh
mampu menghasilkan antioksidan sendiri, akan tetapi kemampuan ini ada batasnya.
tersier (22)
anion superoksida (O2), radikal hidroksil (OH) dan hidrogen peroksida (H-
2O2).
reduktase.
golongan zat gizi dan non gizi. Fungsi antioksidan alami adalah sebagai
antioksidan alami yang tergolong zat gizi adalah vitamin A dan karotenoid,
vitamin E, vitamin C, vitamin B2, seng (Zn), tembaga (Cu), Selenium (Se),
(2) Antioksidan sintetik yang lebih populer digunakan adalah senyawa fenolik
minyak. (22)
2.4. Antosianin
biru. Antosianin terdapat pada semua tumbuhan tingkat tinggi, terutama di bunga
dan buah-buahan, tetapi juga di daun, batang dan akar. Dalam bagian ini, mereka
ditemukan terutama di lapisan luar sel. Warna antosianin tergantung pada struktur
dan juga pada keasaman buah. Lebih dari 500 antosianin yang berbeda telah
diisolasi dari tanaman. Mereka semua didasarkan pada struktur inti tunggal dasar,
tanaman. Pigmen ini berada pada sebagian besar tanaman tingkat tinggi dan
terdapat pada seluruh bagian tanaman. Pigmen antosianin sebagian besar terdapat
pada tanaman yang berbunga dan menghasilkan warna dari merah tua sampai biru
cincin aromatik yang berisi komponen polar dan residu glikosil sehingga
menghasilkan molekul polar. Antosianin akan lebih mudah terlarut dalam air
dibandingkan dengan pelarut non-polar, karena air memiliki sifat polar. Antosianin
stabil pada suhu 50˚C, memiliki berat molekul 207,08 gram/mol, rumus molekul
C15H11O, rentan terhadap cahaya dan terdegradasi pada suhu diatas 70˚C” (28).
flavanoid diketahui banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan, serta lebih
reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan
antioksidan.
lemak yaitu sebagai berikut: oksigen bebas di udara akan mengoksidasi ikatan
rangkap pada asam lemak yang tidak jenuh. Kemudian radikal bebas yang terbentuk
Apabila dalam suatu asam lemak yang terdapat dalam minyak tidak
rangkap lemak. Apabila ditambah suatu antioksidan, maka peroksida aktif akan
Reaksi (1) sampai (3) menunjukan perubahan prinsip yang terjadi selama
reaksi oksidasi. Radikal bebas yang terbentuk dari asam lemak tidak jenuh sebagai
akibat pengaruh panas, cahaya, dan logam berat (1). Radikal bebas bereaksi dengan
oksigen membentuk radikal peroksida (2). Radikal peroksida mengikat semua atom
hidrogen dari molekul asam lemak membentuk radikal asam lemak yang baru dan
hidroperoksida (3). Zat antioksidan bereaksi dengan radikal asam lemak dan radikal
peroksida (4) dan (5). Radikal bebas menjadi kurang aktif dan radikal antioksidan
yang terbentuk tidak mampu melanjutkan rantai oksidasi lebih lanjut (22).
Transfer methods (ET), misalnya Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) dan
Golongan ketiga adalah metode lain seperti Total Oxidant Scavenging Capacity
Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menguji aktivitas
sederhana, cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen seperti halnya metode lain.
suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi
kuat pada λmaks 517 nm dan berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa
antioksidan, DPPH tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi
berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila
adanya penangkapan satu elektron oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya
Peredaman warna DPPH terjadi disebabkan oleh adanya senyawa yang bisa
DPPH-H (1,1-difenil-2-pikrihidrazin).
persamaan linear. Hasil dari substitusi persen (%) inhibisi tersebut kemudian
Nilai IC50 diperoleh dengan menghitung konsentrasi larutan uji yang bisa
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
dengan harga y = 50 dan x = konsentrasi larutan uji (K), maka:
50 − 𝑏
𝑥=
𝑎
Keterangan: a = intercept (perpotongan garis di sumbu y); b = slope (kemiringan)
27
DPPH kontrol dan DPPH setelah direaksikan dengan larutan uji sampel dan
sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan
(9,24). Tingkat kekuatan antioksidan dengan metode DPPH dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar ultraviolet
berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada pada
untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrofotometri
UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
deudeterium dan lampu tungsen atau sering disebut lampu wolfram untuk
lensa prima dan filter optik. Sel sampel berupa kuvet yang terbuat dari kuarsa atau
gelas dengan lebar yang bervariasi. Detektor berupa detector foto atau deterctor
panas atau detector dioda foto, berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari
sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Konsentrasi dari analit di dalam
dengan:
A = E.b.C
A = Absorban (serapan)
gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam
amino atau bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis dalam
Sukrosa adalah suatu karbohidrat (gula). Bubuk kristal berwarna putih, tidak
berbau, dengan rasa manis, terkenal karena perannya dalam makanan. Gula pasir
(sukrosa) secara kimia disusun oleh glukosa dan fruktosa. Tingkat kemanisan
gula yang lain. Gula dapat dibuat dari tebu dan air nira (32).
yang relatif tinggi ini merupakan parameter penting untuk efek bulkingnya di
banyak makanan dan minuman. Gula terlarut meningkatkan viskositas larutan atau
campuran berbahan dasar air, menghasilkan rasa di mulut yang lebih baik. Secara
kandungan gizi, gula pasir memiliki kandungan energi paling tinggi dibandingkan
gula kelapa, gula aren dan madu. Ini sejalan dengan tingginya kadar karbohidrat
2.9.2. Limonene
Limonene merupakan cairan bening sampai kuning muda pada suhu ruang
dengan bau jeruk yang kuat. Limonene pada umumnya ditemui pada beberapa jenis
30
buah, utamanya adalah jeruk. Limonene pada umumnya digunakan sebagai pelarut
pada industri, perasa dan wangi-wangian pada makanan. Limonen juga berfungsi
untuk aditif bahan makanan, kosmetik, bahan tambahan perasa dan aroma
tambahan (14).
Limonene didapatkan dengan mengekstrak minyak jeruk dari buah dan kulit
Limonene adalah senyawa yang tahan terhadap hidrolisis, akan tetapi limonene
dapat mengalami proses biodegredasi pada kondisi aerob. Limonene memiliki dua
isomer opstis yaitu d-limonene dan l-limonene serta campuran dipentene (33).
2.10. Destilasi
campurannya yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari campuran senyawa
tersebut. Perbedaan titik didih senyawa tersebut merupakan titik didih dari masing-
masing senyawa yang akan dipisahkan. Titik didih pada proses destilasi berkisar
antara 40 ˚C sampai 150 ˚C. Prinsip metode destilasi didasarkan pada perbedaan
titik didih antara senyawa yang diinginkan dengan campuran senyawa (sampel),
dimana senyawa yang mempunyai titik didih terendah akan teruapkan terlebih
dahulu. Kemudian uap akan masuk ke dalam kondensor (pendingin balik) sehingga
terjadi proses kondensasi dimana terjadi perubahan wujud uap menjadi cair. Hasil
dari destilasi disebut sebagai destilat. Ada berbagai jenis destilasi yaitu destilasi
dan destilasi azetrop. Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan destilasi uap
(34).
31
temperatur titik didih 200 ˚C atau lebih. Bahan/senyawa yang dapat digunakan pada
destilasi ini adalah campuran senyawa dimana pada berbagai temperatur bersifat
tidak larut dalam air, akan tetapi campuran tersebut dapat didestilasi dengan air.
Prinsip destilasi ini adalah mengalirkan uap air ke dalam campuran senyawa,
langsung maka senyawa yang dapat menguap akan berubah menjadi uap. Destilasi
ini dapat diaplikasikan pada beberapa bahan alam, seperti destilasi minyak
limonene dari lemon. Prosedur awal adalah melakukan persiapan sampel yaitu
dalam labu alas bulat 250 ml. Labu diisi dengan aquades hingga setengah volume
total labu, ditambahkan batu didih. Dipasang kembali labu pada alat destilasi.
air untuk pendingin pada kondensor. Dibiarkan destilat beberapa saat hingga
METODE PENELITIAN
membuat sediaan minuman suplemen dan pengujian kadar antioksidan dari sari
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu
sampling yaitu tanpa membandingkan dengan tanaman di daerah lain. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah bunga telang (Clitoria ternatea L.) dengan
warna bunga biru, yang diperoleh dari Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang.
3.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain glass jar, botol,
batang pengaduk, kertas perkamen, kertas saring, aluminium foil, lemari pengering,
32
33
3.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain air demineral,
bunga telang (Clitoria ternatea L.), gula pasir (food grade), limonene, air suling
dilakukan sortasi basah terhadap kotoran dan bahan-bahan asing. Bunga telang
yang sudah disortasi basah kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, lalu
tertinggal pada saat sortasi basah. Kemudian simplisia disimpan pada wadah yang
tertutup (36,37).
Bunga telang kering ditimbang 50 gram, setelah itu direndam dengan air
suling sebanyak 500 ml dengan rasio perbandingan sampel dan pelarut 1:10 selama
24 jam pada suhu ruangan (25˚C). Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan dan
dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 40˚C sampai didapatkan
Dibuat larutan stok ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 1000 ppm
labu ukur 100 ml kemudian dilarutkan dengan etanol 96% sampai tanda
Pembuatan larutan ekstrak bunga telang konsentrasi 40, 50, 60, 70, dan 80
ppm. Dari larutan stok ekstrak bunga telang dipipet sebanyak 0,4 ml, 0,5
ml, 0,6 ml, 0,7 ml, 0,8 ml masing-masing dimasukan dalam labu ukur 10
ml, ditambahkan etanol 96% sampai tanda batas, kemudian dikocok sampai
homogen (38).
100 ml, ditambahkan etanol 96% sampai tanda batas, dikocok hingga
homogen (38).
Dari larutan baku induk DPPH 100 ppm dipipet sebanyak 40 ml, kemudian
dimasukan dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan etanol 96% sampai
gelombang (λ) max yang didapat pada pengukuran absorbansi max (39).
ml dan ditambahkan etanol 96% sampai tanda batas (larutan stok) sehingga
bertingkat dengan vitamin C masing-masing 0,4 ml, 0,5 ml, 0,6 ml, 0,7 ml,
0,8 ml dari larutan stok vitamin C dan dilarutkan dalam labu ukur 5 ml dan
Spektrofotometer UV-Vis
Larutan sampel uji dengan konsentrasi 40, 50, 60, 70, dan 80 ppm masing-
reaksi dikocok hingga homogen dan didiamkan selama 30 menit. Setelah itu
Formula 1:
dengan air demineral. Tambahkan gula pasir sebanyak 3 gram dan 5 tetes
37
limonene, aduk hingga homogen. Kemudian letakan pada wadah gelas yang
tertutup.
Formula 2:
dengan air demineral. Tambahkan gula pasir sebanyak 3,5 gram dan 7 tetes
limonene, aduk hingga homogen. Kemudian letakan pada wadah gelas yang
tertutup (13).
Uji pH dari suatu produk pangan merupakan salah satu faktor penting yang
bentuk, warna, rasa dan bau dari minuman suplemen sari bunga telang.
konsentrasi (ppm) sebagai absis (sumbu x) dan nilai persentase inhibisi sebagai
Berdasarkan persamaan regresi linear akan diperoleh nilai IC50, dimana semakin
rendah nilai IC50 menunjukan aktivitas antioksidan yang semakin tinggi. Penentuan
50 − b
IC50 =
a
pembanding dikatakan sangat kuat apabila memiliki nilai IC50 kurang dari 50, kuat
apabila nilai IC50 berada pada kisaran 50 sampai 100, sedang apabila nilai IC50
berada pada kisaran 100 sampai 150, dan lemah apabila nilai IC50 berada pada
39
40
39. Moilati VO, Yamlean PV., Rundengan G. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Dan Uji Aktivitas
Antioksidan Menggunakan Metode DPPH (1.1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
2020;9:372–380.
40. Batubara siti C, Pratiwi NA. Pengembangan Minuman Berbasis Teh Dan
Rempah Sebagai Minuman Fungsional. 2018;1(2):109–123.
41. Mutiarahma S, Pramono YB, Nurwantoro. Evaluasi Kadar Gula, Kadar Air,
Kadar Asam dan pH pada Pembuatan Tablet Effervescent Buah Nangka. J
Teknol Pangan [Internet]. 2019;3(1):36–41.
42. Hutahean E, Abadi H. Formulasi Pulvis Effervescent Serbuk Sari Daun
Pucuk Merah ( Syzygium myrtifolium Walp .) Dengan Penambahan Pemanis
Stevia Sebagai Minuman Kesehatan. 2020;4.
42
Tingkat Kesukaan
Aspek
Formulasi Sangat Tidak Keterangan
Penilaian Suka
Suka Suka
Rasa
Formula I Warna
Aroma
Rasa
Formula II Warna
Aroma