PROPOSAL PENELITIAN
RAMAYADI R.G
193030403060
TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
PALANGKARAYA 2022
FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT DENGAN
PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN SUJI (Pleomele angustifolia)
SEBAGAI ANTISEPTIK ALAMI
RAMAYADI R.G
193030403060
Program Studi Teknologi Industri
Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Pembahas I Pembahas II
NIP. NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Segala hormat, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Formulasi
Sediaan Sabun Padat Dengan Penambahan Ekstrak Daun Suji (Pleomele
angustifolia) Sebagai Antiseptik Alami”. Proposal ini disusun untuk melengkapi
salah satu syarat mengikuti ujian sarjana di Program Studi Teknologi Industri
Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka
Raya.
Dalam proses penyelesaikan proposal ini, tidak sedikit kesulitan yang
dihadapi oleh penulis, namun berkat dukungan, bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Selvie Mahrita, SP., MP dan bapak Ir. Suparno, M.Si . Selaku dosen
pembimbing I dan pembimbing II saya dalam menyelesaikan proposal penelitian
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini, ada banyak
kekurangan sehingga kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan
demi kesempurnaan proposal penelitian ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. 3
1.4. Hipotesis Penelitian .......................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daun Suji (Pleomele angustifolia) .................................... 4
2.2. Sabun Padat....................................................................... 5
2.3. Antiseptik ......................................................................... 6
2.4. Komposisi Sabun Padat ..................................................... 7
2.4.1 NaOH (Natrium Hidroksida) ................................... 8
2.4.2 Aquadest (Aqua destilata) ........................................ 9
2.4.3 Ekstrak Daun Suji .................................................... 9
BAB III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu ............................................................ 10
3.2. Alat dan Bahan.................................................................. 10
3.3. Rancangan Penelitian ........................................................ 10
3.4. Tahap - Tahap Penelitian................................................... 11
3.4.1. Pembuatan Ekstrak Daun Suji .................................. 11
3.4.2. Pembuatan Sabun .................................................... 14
3.5. Analisis Penelitian............................................................. 16
3.5.1. Uji Homogenitas ..................................................... 16
3.5.2. Uji pH .................................................................... 16
3.5.2. Uji Organoleptik ...................................................... 16
3.5.3. Uji Ketinggian Busa ............................................... 17
3.5.3. Uji Kadar Air ........................................................... 17
3.5.4. Uji Alkali Bebas ...................................................... 17
3.6. Analisis Data .................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persyaratan Mutu Sabun Mandi Padat Dalam SNI 3532:2016..... 6
Tabel 2. Jenis Asam Lemak Terhadap Sifat Sabun Padat.......................... 8
Tabel 3. Komposisi Perlakuan Ekstrak Daun Suji .................................... 11
Tabel 4. Formulasi Sabun Padat Ekstra Daun Suji ................................... 11
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Suji ............................................................................... 4
i
I. PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh formulasi kosentrasi ekstrak daun suji terhadap sabun
padat antiseptik alami?
2. Apa perlakuan formulasi kosentrasi ekstrak daun suji yang terbaik terhadap
mutu sabun padat antiseptik alami?
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku saat ini adalah SNI Sabun
mandi padat 3532:2016 dengan persyaratan mutu seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan mutu sabun mandi padat dalam SNI 3532:2016 (Badan
Standarisasi Nasional, 2016).
No Parameter Satuan Persyaratan
mutu
1 Kadar air % fraksi massa Maks. 15,0
2 Total lemak % fraksi massa Min. 65,0
3 Bahan tak larut dalam etanol % fraksi massa Maks. 5,0
4 Alkali bebas (dihitung sebagai % fraksi massa Maks. 0,1
NaOH)
5 Asam lemak bebas (dihitung % fraksi massa Maks. 2,5
sebagai asam oleat)
6 Kadar klorida (Cl-) % fraksi massa Maks. 1,0
7 Lemak tidak tersabunkan % fraksi massa Maks. 0,5
Sabun memiiki dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai
karbon C16 dan sodium atau potasium. Sabun merupakan senyawa garam dari
asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Sabun dibuat
dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak
nabati atau lemak hewani. Sabun padat (keras) dibuat dengan cara menambahan
NaOH, sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun lunak
(soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses
netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk
sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh
gliserol. Proses sponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan
alkali (Simanjuntak, R. (2018).
2.3 Antiseptik
Antiseptik merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang hidup dipermukaan tubuh
pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Kandungan yang terdapat pada daun suji mengandung antiseptik alami seperti zat
6
flavonoid, saponin dan terpenoid. Dalam hal ini maka esktrak daun suji dapat
menjadi alternatif sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun padat antiseptik.
7
(moisturizing). Asam palmitat dan stearat memberikan sifat mengeraskan/
memadatkan sabun dan menghasilkan busa yang stabil dan lembut (Pangestika,
2021).
Tabel 2. Jenis Asam Lemak Terhadap Sifat Sabun Padat
Asam Lemak Sifat yang Dihasilkan Sabun
Asam Laurat Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa, lembut
Asam Linoleat Melembabkan
Asam Miristat Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa, lembut
Asam Oleat Melembabkan
Asam Palmitat Mengeras, menstabilkan busa
Asam Ricinoleat Melembabkan, menghasilkan busa yang stabil, lembut
Asam Stearat Mengeras, menstabilkan busa
Berikut bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun padat, antara
lain:
2.4.1 NaOH (Natrium Hidroksida)
NaOH adalah singkatan dari natrium hidroksida atau sodium hidroksida atau
dikenal sebagai soda kaustik atau soda api di industri. NaOH merupakan suatu
senyawa alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun padat, berbentuk butiran,
hablur atau keping, kering, keras dan rapuh, mudah meleleh dan basah. NaOH
bersifat sangat alkalis dan sangat mudah larut dalam air (Departemen Kesehatan,
1986). NaOH dalam penelitian ini digunakan untuk pembuatan sabun cair dengan
minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH mengubah minyak atau lemak
menjadi sabun padat. NaOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun padat
karena sifatnya yang tidak mudah larut dalam air (Aznury, 2021).
NaOH merupakan salah satu jenis alkali, NaOH harus dilakukan dengan
takaran yang tepat. Apabila terlalu pekat atau lebih, maka alkali bebas tidak
berikatan dengan trigliserida atau asam lemak akan terlalu tinggi sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada kulit. Sebaiknya apabila terlalu encer atau jumlahnya
terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas
yang tinggi, asam lemak bebas pada sabun dapat mengganggu proses emulsi
sabun dan kotoran pada saat sabun digunakan.
8
2.4.2 Aquades (Aqua destilata)
Aquadest merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau yang biasa digunakan sebagai pelarut (Departemen Kesehatan,
1986). Memiliki berat molekul 18 merupakan air penyulingan. Aquades tidak
memiliki rasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Aquades menghasilkan rendemen
terbaik dibandingkan dengan pengekstrak asam pada gel agar-agar dari rumput
laut (Sari, et al., 2010). Pada penelitian ini aquadest digunakan untuk perlakuan
formulasi dalam pembuatan sabun padat antiseptik alami.
2.4.3 Ekstrak Daun Suji
Adapun ektrak daun suji dimanfaatkan untuk penambahan bahan antiseptik
dan pewarna alami pada sabun yang memiliki kandungan vitamin C dan
mengandung senyawa fitokimia seperti falavonoid, alkoloid, terpenoid, saponin,
dan flofonol. Berdasarkan komponennya daun suji dapat membunuh dan
menghambat pertumbuhan pada bakteri. Dalam hal ini maka esktrak daun suji
dapat menjadi alternatif sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun padat
antiseptik (Zulfa, 2018).
Pembuatan ekstrak daun suji (Pleomele angustifolia) daun suji yang di
gunakan berwarna hijau tua karena semakin hijau pada daun suji semakin banyak
mengandung zat fitokimia yang terkandung, dan daun suji yang digunakan kurang
lebih 500 g. Perlakuan yang dilakukan terhadap daun suji yang pertama yaitu
sortasi daun suji kemudian menimbang daun suji 500 g. Selanjutnya mencuci daun
suji dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran pada daun suji
dan tiriskan pada sebuah wadah sampai benar – benar tiris.
Selanjutnya daun suji dikeringkan menggunakan metode oven dengan suhu
40oC selama 6 jam. Setelah daun suji kering, daun suji di belender hingga halus
dan diayak dengan menggunakan ayakan 60 mesh sehingga menghasilkan 20 g
serbuk daun suji, selanjutnya bubuk daun suji dimasukan kedalam sebuah wadah
lalu di larutkan dengan etanol 70% dengan metode maserasi selama 24 jam,
kemudian dilakukan penyaringan hasil maserasi menggunakan penyaring dengan
kertas saring whatman no.1 sehingga menghasikan ekstrak cair daun suji.
9
III. METODE PENELITIAN
1
3.4.1 Pembuatan Ekstrak Daun Suji (Pleomele angustifolia)
Daun suji segar yang diperoleh dari Kota Palangka Raya, Kalimantan
Tengah. Pembuatan ekstrak daun suji (Pleomele angustifolia) daun suji yang di
gunakan berwarna hijau tua karena semakin hijau pada daun suji semakin banyak
mengandung zat fitokimia yang terkandung, dan daun suji yang digunakan kurang
lebih 500 g.
Perlakuan yang dilakukan terhadap daun suji yang pertama yaitu sortasi
daun suji kemudian menimbang daun suji 500 g. Selanjutnya mencuci daun suji
dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran pada daun suji dan
tiriskan pada sebuah wadah sampai benar – benar tiris. Selanjutnya daun suji
dikeringkan menggunakan metode oven dengan suhu 40oC selama 6 jam. Setelah
daun suji kering, daun suji di belender hingga halus dan diayak dengan
menggunakan ayakan 60 mesh sehingga menghasilkan 20 g serbuk daun suji.
Selanjutnya bubuk daun suji dimasukan kedalam sebuah wadah lalu di
larutkan dengan etanol 70% dengan metode maserasi selama 24 jam, kemudian
dilakukan penyaringan hasil maserasi menggunakan penyaring dengan kertas
saring whatman no.1 sehingga menghasikan ekstrak cair daun suji. Berikut adalah
proses pembuatan ekstrak cair daun suji dapat dilihat pada gambar 2.
1
Diagram alir pembuatan ekstrak cair daun suji
Penimbangan
Penghalusan bahan
dengan blender
Ekstrak cair daun suji
Pengayakan 60 mesh
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Cair Daun Suji
Serbuk daun suji (20 g)
1
3.4.2 Pembuatan Sabun
Adapun langkah – langkah dalam formulasi sedian sabun padat antiseptik
alami ekstrak daun suji sebagai berikut. Langkah pembuatan sabun dilakukan
dengan cara perlakuan yang dilakukan terhadap daun suji yang pertama yaitu
sortasi daun suji kemudian menimbang daun suji 500 g. Selanjutnya mencuci daun
suji dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran pada daun suji
dan tiriskan pada sebuah wadah sampai benar – benar tiris.
Menimbang NaCl sebanyak 10g kemudian masukkan kedalam mangkuk,
setelah itu menimbang aquadest sebanyak 10 g kedalam beaker glass kemudian
tuangkan ke mangkuk. Kemudian menimbang NaOH sebanyak 10, 30, 50,70g
masukkan kedalam mangkuk yang berbeda- beda. Kemudian mencampurkan
NaOH kedalam mangkuk yang berisi Aquadest secara perlahan. Setelah
dicampurkan kemudian NaOH diaduk menggunakan sendok hingga larut ke
dalam aquadest kemudian diamkan dua sampai tiga jam. Langkah kedua
menimbang minyak kelapa sawit sebanyak 20 g, kemudian dicampurkan kedalam
larutan NaOH yang sudah larut, setelah itu dimixer selama tiga menit hingga
campuran tercampur merata.
Langkah ketiga mencampurkan NaCl 10g dan ekstrak daun suji (4,6 dan 8
%) dengan cara sambil di aduk menggunakan mixer sampai tercampur merata.
Kemudian sabun dicetak kedalam cetakan sabun, setelah itu didiamkan selama 24
jam sampai sabun benar - benar padat (mengeras), setelah itu cetakan baru dilepas
dari cetakan sabun. Perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali dengan 5 kali
pengulangan sehingga dihasilkan 20 unit percobaan. Setelah itu sabun padat siap
digunakan, selanjutnya akan dilakukan analisis data berupa, Uji Homogenitas, Uji
pH, Uji Organoleptik dan uji lainnya agar mengetahui kandungan yang ada pada
sabun padat dapat berpengaruh nyata atau tidak. Berikut adalah diagram alir
proses pembuatan sabun padat antiseptik alami ekstrak daun suji dapat dilihat pada
gambar 3.
1
Diagram alir pelaksanan penelitian
Aquadest 10 g
Minyak kelapa sawit dan larutan NaOH dicampurkan dan dimixer selama 3 menit
Gambar 3. Diagram alir proses formulasi sabun padat antiseptik alami ekstrak
daun suji.
1
3.5 Analisis Penelitian
Pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap sabun mandi padat yang
meliputi, analisa pH (derajat keasaman), uji homogenitas, uji organoleptik, uji
hedonik dan uji daya bersih sabun.
3.5.1 Uji Homogenitas
Potongan sabun dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquadest
dengan perbandingan sabun dan akuades 1 : 10, dikocok dengan vortex selama
satu menit. Kemudian, dengan menggunakan penggaris busa yang terbentuk
diukur tingginya. Ukuran tersebut menjadi ukuran tinggi busa awal. Untuk
mengetahui stabilitas busa dilakukan dengan mengukur tinggi busa satu jam
setelah busa tersebut terbentuk, dan dimasukkan ke dalam Persamaan 2 untuk
menghitung persentase busa yang hilang.
Persentase Busa yang hilang = (𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)/
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙) × 100%
1
Pengujian dilakukan dengan parameter yang dinilai adalah bentuk, warna,
tekstur, dan aroma untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen. Pengujian ini
melibatkan 30 orang panelis tidak terlatih. Skala hedonik yang digunakan pada uji
ini adalah skala 1-9, dimana skala 9: amat sangat suka; skala 8: sangat suka; skala
7: suka; skala 6: agak suka; skala 5: netral; skala 4: agak tidak suka; skala 3: tidak
suka; skala 2: sangat tidak suka; dan skala 1: amat sangat tidak suka (Fasseden,
1992).
3.5.4 Uji Ketinggian Busa
Uji tinggi busa dilakukan dengan cara yaitu diambil 1 gram sabun kemudian
dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml dan ditambahkan 10 ml aquadest lalu
ditambahkan air suling, kocok dengan membolak-balikkan gelas ukur.
Selanjutnya diamati tinggi busa yang dihasilkan dan 5 menit kemudian amati
kembali tinggi busanya. Kriteria stabilitas busa yang baik yaitu, apabila dalam
waktu tersebut diperoleh kisaran stabilitas busa dengan tinggi lebih dari 9,5 cm
(Hambali, et al, 2005).
3.5.5 Uji Kadar Air
Analisa uji kadar air dari sabun, dilakukan dengan metode gravimetri.
Ditimbang 4 g sabun yang telah disiapkan menggunakan botol timbang yang telah
ditimbang. Dipanaskan dalam oven pada suhu 105º C selama 2 jam dan
didinginkan sampai berat tetap. Berdasarkan SNI 3532:2016, kadar air dalam
sediaan sabun padat maksimal 15% (Badan Standarisasi Nasional, 2016).
3.5.6 Uji Alkali Bebas (Asam Lemak Bebas)
Disiapkan alkohol netral dengan mendidihkan 100 mL alkohol dalam labu
erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 0,5 mL indikator pp dan didinginkan sampai
suhu 70ºC kemudian dinetralkan dengan KOH 0,1 N dalam alkohol. Ditimbang 5
g sabun dan dimasukkan ke dalam alkohol netral di atas, dan dipanaskan agar
cepat larut di atas penangas air, dididihkan selama 30 menit. Apabila larutan tidak
berwarna merah, didinginkan sampai suhu 70ºC dan titrasi dengan larutan KOH
0,1 N dalam alkohol, sampai timbul warna yang tetap selama 15 detik.
1
Apabila larutan tersebut di atas ternyata berwarna merah maka diperiksa
bukan asam lemak bebas tetapi alkali bebas dengan dititrasi menggunakan HCl
0,1 N dalam alkohol dari mikro buret, sampai warna merah cepat hilang.
Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas minyak bahan baku dan
sabun padat pada kadar asam lemak bebas (Free Faty Acid) sebagai berikut, untuk
mengukur asam lemak dari minyak kelapa sawit, dilakukan penimbangan minyak
sebanyak 3 gram kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan
menambahkan 50 ml alkohol 96% dan dipanaskan selama ± 5 menit. Selanjutnya
menambahkan indikator Phenolptalein (pp) sebanyak 3 tetes. Dan melakukan
tiitrasi dengan NaOH standar. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya
perubahan warna merah muda yang tetap (tidak berubah warna selama 15 detik)
(Badan Standarisasi Nasional, 2016). Kadar asam lemak bebas dihitung dengan
menggunakan persamaan:
1
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Hariana. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri 2. Jakarta. Penebar
Swadana, 163-165.
Andila, Putri Sri, Tri Warseno. 2019. Studi Potensi Daun Suji (Pleomele
angustifolia) Sebagai Bahan Obat: Sebuah Kajian. Jurnal Widya Biologi, 10
(02), 148-158.
Andriani, Risma, et al. 2021. Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol
Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc) Dengan Kombinasi Virgin Coconut
Oil (VCO) Dan Palm Oil.
Aznury, Martha, Ayu Serlina. 2021. Optimasi Formula Pembuatan Sabun Padat
Antiseptik Alami Dengan Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau (piper
betle l)." Kinetika 12.1 : 51-59.
Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI 3532: 2016: Sabun Mandi Padat. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Sediaan Galenik. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Desmanova. 2020. Pembuatan Sabun Dari Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper
Crocratum) dengan Penambahan Tea (Tri Etil Amin). Proceeding IAIN
Batusangkar, 1(3), 63-68.
Fani, D, 2019. Pengaruh Penambahan Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L) Pada
Formula Sabun Transparan dan Sumbangsihnya Pada Materi Plantae
Dikelas X SMA/MA (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).
Faridah, et al., 2014. Isolation, Identification, and Antibacterial Activity of
Chemical Compounds from Ethanolic Extract of Suji Leaf (Pleomele
angustifolia NE. Brown)”, AIP Conference Proceedings 1589(1), pp. 431-
435.
Fesseden. J. Ralph, 1992. Analisa dan Pembuatan Sabun Mandi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Fitri et al., 2017. Analisis Fisik dan Kimia Ekstrak Daun Suji (Pleomele
angustifolia) Sebagai Pewarna Alami Dengan Berbagai Jenis Bahan
Pengekstrak (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau).
Fitriati. 2013. Formula Sabun Transparan Antijamur Dengan Bahan Aktif Ekstrak
Lengkuas. Jurnal litbang pertanian, 192-205.
Gusviputri, Arwinda. et al., 2017. Pembuatan Sabun Dengan Lidah Buaya (Aloe
vera) Sebagai Antiseptik Alami. Widya Teknik 12. (1) : 11-21.
Hambali, et al., 2005, Sabun Transparan untuk Gift &Kecantikan, Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hartati, Rizka Utami Ayu. Et al., 2018. Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun
Tin (Ficus carica L) pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi karagenin.
Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Heinrich, M, et al., 2012. Fundamentals of Pharmacognosy And Phytotherapy.
Edisi II. Elsevier Health Sciences. Churcill Livingstone. London.
Islamiati, Hania. et al., 2022. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Suji
(Pleomale angustifolia) Hasil Metode Maserasi dan Microwave Assisted
Extraction (MAE) Terhadap Streptocuccus Mutans. Diss. Universitas
Pakuan.
Josika, E, 2020. Standarisasi Parameter Spesifik Dan Non Spesifik Ekstrak Etanol
Tumbuhan Anting-Anting (Acalypha Indica L) (Doctoral dissertation,
STIKES Muhammadiyah Klaten).
Khino, J. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid II. Manado:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan.
Maakh, Yorida Febry, Maria Y. Lenggu. 2018. Formulation And Antioxidant
Activity Solid Bath Soap Ethanol Extract Of Bidara Leaves (Ziziphus
mauritianaLamk). Proceeding 1st. International Conference Health
Polytechnic of Kupang.
Mihra, M. et al. 2018. Analisis Kadar Tanin dalam Ekstrak Daun Mimba
(Azadirachta indica a. Juss) dengan Pelarut Air Dan Etanol. Jurnal
Akademika Kimia, 7(4), 179-184.
Nurmilatina, Prabawa, 2017. Pemanfaatan Ekstrak Etanol Daun Gulinggang
(Cassia alata Linn) sebagai Bahan Antijamur pada Produk Sabun Mandi
(Utilization of Ethanol Extract of Gulinggang (Cassia alata Linn) Leaves as
Antifungal in Body Soap Bar). Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, 9(2), 57-
64.
Pangestika, Abrian, Adauwiyah, R, 2021. Pembuatan Sabun Mandi Padat dengan
Penambahan Ekstrak Daun Avicennia marina. Jurnal Teknologi Agro-
Industri, 8(2), 135-153.
Poucher, William Arthur. 2012. Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps:
Volume 3: Cosmetics. Springer Science & Business Media.
Prangdimurti, Endang. et al., 2008. Pengembangan Produk Minuman Klorofil
Daun Suji (Pleomele angustifolia NE Brown) dan Evaluasi Mutunya Selama
Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PATPI 2008:
Penerapan Ilmu dan Teknologi untuk Meningkatkan Kualitas dan Ketahanan
Pangan dalam Memperluas Akses Pasar. Palembang, 14-16 Oktober 2008.
2
Putri, Anjani Rizkia. et al. 2019. Uji Antibakteri daun Stevia Dalam Formulasi
Sabun Padat Jeruk Nipis. Edusaintek 3.
Ratnani, R. D. 2009. Bahaya bahan tambahan makanan bagi kesehatan.
Momentum. 5(1): 16-22.
Rohadi, Didi, et al., 2021. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Suji (Pleomele
angustifolia NE Brown) Terhadap Pertumbuhan Bakteri (Staphylococcus
aureus). Medical Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian 5.2 : 99-106.
Rosdiyawati, R, 2014. Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Sabun Mandi Cair
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. Var.
microcarpa) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 1(1).
Sari, Tuti Indah, et al., 2010. Pembuatan Sabun Padat dan Sabun Cair Dari
Minyak Jarak. Jurnal Teknik Kimia 17.1.
Setiawati, Ira, Auliyah Ariani. 2020. Kajian pH dan Kadar Air Dalam SNI Sabun
Mandi Padat di Jabedebog. Prosiding, Pertemuan dan Presentasi Ilmiah
Standardisasi 293-300.
Simanjuntak, R. 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi
Cair Merek “Lx” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi,
2(4).
Spitz, L et al., 1996. Soaps and Detergents. A Theoretical and Practical Review.
AOCS Press.
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi. Edisi I. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Wasitaatmadja, Sjarif M, et al., 2018. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana
Melasma di Indonesia. Universitas Indonesia Publishing.
Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Zulfa, Elya, Rima Andriani. 2018. Aktivitas Antibakteri Daun Suji (Pleomele
angustifolia NE Brown) Pada Bakteri Streptococcus Mutans. Cendekia
Eksakta 3.1.