Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
dengan lancar dan tepat pada waktunya.Dalam Makalah ini, penulis menjelaskan tentang “
sereh wangi”.
Dalam menulis dan menyusun makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusan makalah ini baik secara
lansung maupun tidak secara lansung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan
yang dimilki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Banda Aceh, 8 Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik fauna maupun flora
merupakan bagian yang menjadi kebanggaan Negara Indonesia. ini disebabkan oleh kondisi
alam yang strategis dalam penyebaran flora dan fauna seperti kondisi iklim yang tropis yang
menjadikan kondisi tanah di Indonesia cenderung, intensitas sinar matahari yang cukup serta
curah hujan yang relative tinggi menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam.
Salah satu kebanggan Indonesia ialah tersedianya berbagai macam tanaman yang memiliki
khasiat tertentu bahkan disetiap bagian tanaman tersebut. Dengan kandungan bahan aktif yang
terdapat pada tanaman dapat di jadikan sebagai bahan pembuatan berbagai produk. Salah satu
tanaman yang memiliki potensi penyebaran yang besar adalah tanaman sereh wangi.
Sereh wangi yang biasanya dijadikan sebagai rempah-rempah penyedap aroma pada
makanan maupun minuman ini mengandung bahan aktif yaknisitronelal, sitronelol dan
geraniol dimana bahan aktif ini memiliki potensi dalam pembuatan minyak atsiri. Dalam
pengaplikasiannya minyak atsiri dari tanaman sereh wangi ini telah dijadikan sebagai bahan
dalam pembuatan parfum, kosmetik, makanan, obat-obatan serta aroma terapi. Sehingga tidak
heran jika sereh wangi menjadi komoditas ekspor Indonesia.
Meskipun ketersediaannya yang cukup melimpah dan mudah dijumpai serta potensi dari bahan
aktifnya yang sangat berguna, tanaman sereh wangi dalam pengolahnnya masih sangat jarang
ditemui. Oleh karena itu pada penulisan makalah ini ditujukan dalam pengolahan serta
pemanfaatan minyak sereh wangi yang berpotensi sebagai minyak atsiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu tanaman sereh wangi?


2. Bagaimana cara budidaya tanaman sereh wangi ?
3. Bagaimana proses pengolahan minyak atsiri dari tanaman sereh wangi?
4. Apa saja pemanfaatan minyak atsiri sereh wangi?
5. Apa kandungan minyak atsiri sereh wangi?
6. Apa potensi yang dimiliki minyak atsiri sereh wangi?
7. Apa mamfaat sereh wangi untuk kesehatan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses budidaya tanaman sereh wangi


2. Mengetahui proses pengolahan minyak atsiri dari tanaman sereh wangi
3. Mengetahui pemanfaatan minyak atsiri sereh wangi
4. Mengetahui kandungan minyak atsiri sereh wangi
5. Mengetahui potensi yang dimiliki minyak atsiri sereh wangi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tanaman Sereh wangi

Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri,
yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai
wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi
Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java”. Volume ekspor
minyak serai wangi beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, Pada tahun 2002 mencapai
142 ton dengan nilai 1.066.000 US $ dan pada tahun 2004 sebesar 114 ton dengan nilai ekspor
sebesar 700.000 US $ (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).

Tanaman serai wangi berasal dari kelompok jenis rumput-rumputan. Klasifikasi tanaman ini
sebagai berikut:

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Angiospermae

Subkelas Monocotyledonae

Ordo Graminales

Famili Panicodiae

Subfamili Panicodiae

Tribe Andropoginae

Genus Cymbopogon

Spesies Cymbopogon nardus L.

Secara umum tanaman serai wangi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tumbuh berumpun.

2. Akar serabut dengan jumlah yang cukup banyak. Akarnya mampumenyerap unsur hara di
dalam tanah cukup baik sehingga pertumbuhannya lebih cepat.

3. Daun pipih memanjang menyerupai daun alang-alang. Panjang daun dapat mencapai
1meter. Melengkung antara pertengahan daun hingga ujung. Bile pertumbuhan normal, lebar
daun berkisar 1-2 cm.
4. Bila daunnya diremas tercium aroma khas serai wangi.

5. Warna daun hijau muda sampai hijau kebiru-biruan.

6. Batang berwarna hijau dan merah keunguan.

Di Indonesia, tanaman serai memiliki nama daerah yang berbeda-beda,

Sumatra : Aceh: sere mangat2, Gayo: sere, Toba: sange-sange, Minangkabau: serai, Lampung:
sorai.

Jawa: Sunda: sereh, Jawa dan Madura: sere

Nusa Tenggara: Bali: see, Bima: pataha’mpori, Sumba: kendoung witu, Roti: nau sina, Timor:
bu muke, Leti: tenian nalai

Kalimantan: Sampit: serai, Kenya: belangkak, Tidung: salai

Sulawesi: Bantam: tonti, Gorontalo: timbuala, Buol: langilo, Baree: tiwo embane, Makasar dan
Bugis: sare

Maluku: Kai: rimanil, Goram: dirangga, Seram: tapisa-pisa, Ambon: hisa-hisa, Ulias: hisa,
Nusalaut: isalo, Buru: bisa, Halmahera: hewuwu, Ternate: garama kusu, Tidore: baramakusu

Sedangkan di mancanegara, tanaman serai wangi dikenal dengan nama Citronella Gross.

Para petani penanam serai sitronella di Jawa Barat, masih membedakan “Java Type” kedalam
4 subvarietas, yaitu:

1) Wangi : garis warna tepi daun tidak jelas, warna daun hijau muda, lemas, pendek
(kurang dari 1 m), rendemen minyak tinggi (1-
1,5%),kadar citronellol dan geranioltinggi;
2) Rose : garis tepi daun merah muda, daun lebar, rendemen minyak sedang (0,8-
1%), kadar tinggi.
3) Tembaga : garis tepi daun ungu, daun kaku, rendemen minyak rendah, kadar di
batas mutu persyaratan ekspor.
4) Balon : daun kaku, warna hijau keabuan, aroma tercium, rendemen minyak
rendah, tahan pada cuaca kering, kadar tidak memenuhi kualitas ekspor.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Serai Wangi

a. Ketinggian Tempat

 Tanaman serai wangi dapat hidup pada ketinggian 200 – 1.000 m dpl.
 Ketinggian yang ideal 350 – 600 m dpl dimana serai wangi dapat menghasilkan
rendemen dan mutu minyak atsiri yang baik.

b. Iklim

 Tanaman serai wangi menghendaki suhu panas dan lembab serta curah hujan merata
sepanjang tahun. oSuhu yang cocok 180 – 250 C.
 Tanaman serai wangi menyukai sinar matahari yang jatuh langsung karena mampu
meningkatkan kadar minyaknya.
 Bila daun serai wangi berwarna kekuningan dan mengecil, berarti tingkat
transpirasinya lebih tinggi dari absorbsi air oleh akar tanaman serai wangi.
 Curah hujan yang ideal untuk tanaman serai wangi 1.800 – 2.500 mm/tahun.
 Curah hujan bermanfaat bagi tanaman serai wangi sebagai pelarut zat nutrisi,
pembentukan saripati dan gula serta membantu pembentukan sel dan enzim , juga
menjaga stabilitas suhu tanaman.

c. Jenis Tanah

 Tanaman serai wangi cocok tumbuh di tanah subur, gembur dan banyak mengandung
bahan organic.
 Untuk mendapatkan kondisi tanah yang diinginkan dapat dilakukan pemupukan
dengan pupuk kandang.
 Pada kondisi tanah berat (tanah liat) dengan tekstur ringan tidak baik untuk budidaya
tanaman serai wangi.
 Tanaman serai wangi dapat ditanam pada berbagai kontur tanah (datar, miring atau
berbukit-bukit).
 Tanah mediteran kuning coklat atau coklai berpasir sangat cocok untuk media tumbuh
serai wangi. opH tanah yang cocok untuk budidaya tanaman serai wangi 6 – 7,5.

2.3 Kandungan kimia

Daun : daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang
terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,β-felandren, p-simen,
limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol, geraniol, farnesol,
metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil
asetat, sitronelil asetat, geranil asetat,β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans-
metilisoeugenol, β-kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15)

Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+)
sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil butirat,
sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.)

2.4 Kandungan Minyak

Minyak serai wangi jenis mahapengiri memiliki komponen sebagai berikut ; Sitronelal
32-45%, Geraniol 12-18%, Sitronelol 11-15%, Geranil asetat 3-8%, Sitronelil asetat 2-4%,
Sitral, Khavikol, Eugenol, Elemol, Kadinol, Kadinen, Vanilin, Limonen dan Kamfen4.
Minyak serai wangi memiliki 3 komponen utama yaitu sitronelal, geraniol dan sitronelol
serta senyawa ester dari geraniol dan sitronelol. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan dasar
pembuatan minyak wangi/parfum dan juga produk-produk farmasi. Abu dari daun dan
tangkainya mengandung 49% silica yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan
tubuh secara terus-menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan.

Sitronelal (C10H16O)bila direaksikan dengan sejumlah senyawa yang bersifat asam


seperti silica gel, anhidra asetat, dan sebagainya akan mengalami siklisasi menjadi
isopulegol dan sejumlah isomer (isopulegol sebagai produk utama). Bila isopulegol
dihidrogenasi dengan Raney Ni akan menghasilkan menthol. Salah satu pabrik di Prancis
mengkonsumsi menthol sintetik sekitar 10% dari produk total minyak serai wangi dunia, tipe
mahapengiri. Penggunaan yang penting dari sitronelal adalah untuk pembuatan hidroksi
sitronelal melalui hidrasi. Senyawa hidroksi sitronelal tidak diperoleh secara alami tetapi
senyawa tersebut merupakan salah satu senyawa sintetik yang berperan penting dalam
pewangian. Senyawa tersebut memiliki bau yang harum seperti floral-lily dan digunakan secara
luas dalam produk pewangi misalnya sabun dan kosmetika. Beberapa orang menyebut dengan
julukan king of the perfumes.

Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang
terpenting adalah sitronellal, sitronellol dan geraniol. Ketiga komponen tersebut menentukan
intensitas bau harum, serta nilai dan harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia
penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor.
Biasanya jika kadar geraniol tinggi, maka kadar sitronellal juga tinggi.
Berikut adalah hasil analisa minyak atsiri dibandingkan dengan standar SNI :

Kecenderungan kenaikan % rendemen minyak serai wangi seiring kenaikan waktu


distilasi dan mengenai pengaruh kondisi dan perlakuan bahan baku yaitu pada daun dan batang
serai wangi, kondisi bahan yang menghasilkan % rendemen besar adalah saat kondisi bahan
layu dibandingkan kondisi bahan segar sedangkan untuk perlakuan bahan pada daun dan batang
% rendemen besar adalah saat perlakuan bahan dicacah dibanding perlakuan bahan utuh. Proses
pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga proses ekstraksi
lebih mudah dilakukan dan pencacahan merupakan usaha untuk memperluas area penguapan
dan kontak dengan air sehingga atsiri lebih mudah terekstraksi. Metode ini menggunakan
pemanasan microwave sehingga distribusi dari panas lebih merata ke semua bagian dari labu
dibandingkan dengan heater yang distribusi panasnya hanya mengenai bagian terluar dari labu,
sehingga lebih efektif dalam pemanfaatan panas untuk ekstraksi minyak atsiri. Waktu yan
dibutuhkan untuk penelitian ini ± 2 jam untuk menghasilkan rendemen yang tinggi dan ini
adalah waktu yang efisien.bagian yang menghasilkan % rendemen besar pada berbagai suhu
yaitu pada bagian dau dibanding pada bagian batang. Rendemen meningkat seiring kenaikan
suhu operasi distilasi dan hal ini karena semakin tinggi suhu maka pergerakan air lebih besar
karena energi kinetik antar molekul meningkat dan kenaikan suhu dalam ketel penyuling dapat
mempercepat proses difusi, sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang
terdapat dalam jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi.
Komponen terbesar yang terdapat pada minyak serai wangi dari identifikasi
melalui Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC - MS) terdapat 3 komponen yang
memiliki % area terbesar adalah Citronellal,Citronellol dan Geraniol. Dari semua komponen
tersebut yang menjadi standar kualitas minyak serai wangi adalah Citronellal dan %
Citronellaluntuk daun segar sebesar 67,36 %, daun layu sebesar 44,92 %, batang segar sebesar
75,16 % dan batang layu sebesar 85,73 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa untuk
variabel daun yang mempunyai kualitas bagus adalah saat kondisi daun segar, hal jaringan tidak
begitu mempengaruhi dalam proses ekstraksi karena kecilnya ketebalan jaringan sedangkan
untuk kondisi daun layu mempunyai kualitas yang rendah karena pada daun ketebalan jaringan
sangat kecil sehingga saat terjadi proses pelayuan akan mengurangi lagi ketebalan jaringan dan
atsiri banyak yang ikut teruapkan seiring waktu pelayuan. Pada batang kualitas bagus adalah
saat kondisi batang layu, hal ini disebabkan karena ketebalan jaringan pada batang adalah besar
sehingga saat proses pelayuan sangat membantu mengurangi ketebalan dan mengurangi kadar
air yang terdapat pada kelenjar bahan sehingga saat proses ekstraksi dilakukan banyak atsiri
yang terekstrak.
Sitronelal mempunyai rumus molekul C10H18O dan massa molekul 154,24. Sitronelal
adalah konstituen utama minyak sereh wangi dan dijumpai pula pada minyak atsiri lain, seperti
minyak lemon, lemon grass dan melissa. Sitronelal berwujud cair, mempunyai titik didih 47○C
pada tekanan 1 mmHg, larut dalam alkohol, sangat sedikit larut dalam air. Kegunaan sitronelal
adalah sebagai penolak serangga dan pewangi sabun.
2.5 Persiapan lahan
Bila lokasi lahannya berupa semak belukar cukup dibabat, dibakar dan langsung
dibajak. Setelah pembukaan lahan dilakukan pengajiran lubang tanam. Jarak tanam ditanah
yang subur 100 x 100 cm, sedangkan di tanah yang kurang subur 75 x 75 cm. Ukuran lubang
tanaman adalah 30 x 30 x 30 cm. Penanaman serai wangi dapat juga dilakukan dengan sisitem
parit, ukuran lebar dan dalam parit sama seperti sistem lubang. Pada lahan yang topografinya
lereng, sebaiknya barisan lubang atau parit tanam searah kountour. Penanaman serai wangi
pada kemiringan lahan 25 - 30º dengan curah hujan 3.500 mm/th, sebaiknya menggunakan
terasering dan pertanaman secara pagar.
Tanaman sereh Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan cukup.
Tanah jenis geluh pasiran pada ketinggian 180-450 m di atas permukaan laut, iklim lembab
dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak yang berkualitas tinggi. Hasil minyak sereh
yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada tanah geluh pasiran dengan pH
6,00 hingga 6,50, Sedangkan tanah dengan pH lebih rendah tidak cocok untuk tanaman sereh.
Tanaman sereh tumbuh paling baik pada ketinggian 180 hingga 450 m di atas
permukaan laut. Pada ketinggian yang lebih tinggi daripada 450 m, pertumbuhan tanaman
lambat hingga minyak sereh yang dihasilkan rendah.
Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan curah hujan setiap tahun
berkisar 200 hingga 250 cm merupakan syarat utama untuk menghasilkan daun dan minyak
sereh yang baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang berlebihan akan
merusak tanaman sereh. Tanaman yang terlindung akan mempengaruhi kandungan total
geraniol. Pada daerah yang memiliki curah hujan sedikit perlu memperoleh air dari irigasi
(Sastrohamidjojo, 2004).

2.6 Penanaman
Seminggu setelah penyemprotan herbisida penanaman sudah dapat
dilakukan. Penanaman sebaiknya dilakukan di awal atau diakhir musim hujan ini menghindari
penyiraman. Bibit yang ditanam pada musim hujan akan tumbuh dengan cepat. Bibit serai
wangi ditanam 1 atau 2 batang per lubang tanam. Bila ukuran batang bibit yang akan ditanam
cukup besar, cukup ditanam 1 batang per lubang, tetapi bila kecil-kecil ditanam 2 batang per
lubang. Penanaman dilakukan sampai sedikit diatas pangkal batang, lalu tanah disekitar bibit
dipadatkan.
2.7 Penyiangan dan Penyulaman
Penyiangan pertama dilakukan 1 bulan setelah tanam selanjutnya tiga bulan
sekali atau 4 kali dalam setahun tergantung pertumbuhan gulma. Sedangkan penyulaman
dilakukan bila ada bibit yang belum tumbuh atau mati dalam kurun waktu satu bulan Setelah
tanam. Penyulaman ini sangat penting untuk mempertahankan jumlah populasi dan produksi.
Bibit yang digunakan untuk penyulaman dapat berasal dari anakan yang sudah ditanam dan
hidup disampingnya atau dari rumpun induk yang sejenis.
2.8 Pemupukan
Untuk menjaga kesuburan tanah dan kestabilan produksi, tanaman serai wangi perlu
dipupuk. Pupuk berpengaruh pada produksi daun dan banyaknya minyak atsiri yang dihasilkan
per hektar (Rusli et al., 1990). Umur satu bulan setelah tanam, beri pupuk Urea sebanyak 25
gram atau satu sendok makan per rumpun. Pupuk diberikan dengan cara melingkari rumpun
sejarak 25 cm atau satu jeng-kal. Pemupukan dilakukan bersamaan dengan pengemburan. Dosis
pupuk yang dipakai tergantung dari kondisi tanah baik sifat fisik maupun kesuburannya. pupuk
NPK (37 ; 65 ; 65) dengan dosis 150 - 200 kg/ha, 50 kg KCl/ha (Risfaheri, 1990). Pupuk
kandang 2 kg per rumpun yang di berikan 6 bulan sekali.
2.9 Panen
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman serai wangi sudah berumur 5 - 6 bulan
setelah tanam dengan cara memotong daun serai wangi pada 5 cm diatas ligula (batas pelepah
dengan helaian daun) dari daun paling bawah yang belum mati atau kering. Panen selanjutnya
dapat dilakukan setiap 3 bulan pada musim hujan dan setiap 4 bulan pada musim
kemarau. Produksi serai wangi sejak dari panen 1 sampai ke 3 meningkat, tetapi panen
berikutnya sampai panen ke 7 produksi turun hampir 50%. Terjadinya penurunan produksi daun
segar dan minyak setelah tahun ketiga adalah karena dengan meningkatnya umur rumpun
tumbuhnya makin ke atas, sehingga akar baru yang tumbuh tidak dapat mencapai tanah yang
menyediakan hara. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi daunnya diperlukan tindakan
budidaya terutama pembum-bunan sekitar rumpun (Mansur, 1990). Untuk tanah yang subur
dan tanaman terpelihara dengan baik, hasil daun segar berkisar 50 – 70 ton/ha/th. Sedangkan
untuk tanaman yang tidak terpelihara dengan baik, Produksinya hanya antara 15 - 20 ton daun
segar/ha/ th. (Rusli at al., 1990).

2.10 Pasca panen


Jumlah dan mutu serai wangi yang dihasilkan selain ditentukan oleh jenis tanaman
kondisi iklim dan tanah, serta mutu daun waktu panen, juga ditentukan oleh cara penanganan
daun setelah panen dan penyulingan. Penanganan daun sebelum disuling yang kurang tepat
dapat menurunkan produksi dan mutu minyak. Daun serai wangi yang akan disuling tidak perlu
dipotong-potong pendek. Tetapi sebaiknya daun serai wangi tersebut dijemur selama 3 - 4 jam
atau disimpan di tempat teduh 3 - 4 hari. Sebetulnya mutu minyak yang terbaik diperoleh dari
penyulingan daun segar. Penjemuran dan pelayuan daun serai wangi sebelum disuling pada
batas tertentu tidak berpengaruh terhadap rendemen minyak. Malahan penjemuran dan
pelayuan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar sitronellal dan total geraniol dalam
minyak. Tetapi dengan penjemuran atau pelayuan jumlah bahan yang dapat disuling setiap kali
penyulingan bertambah besar, sehingga penyulingan bahan dalam keadaan kering lebih efiisien.
Lama penyulingan untuk ketel penyuling kapasitas 1 ton daun adalah 5 jam dengan kecepatan
penyulingan 120 kg uap/jam. Rendemen minyak yang dihasilkan sekitar 0,7 – 0,9%. Sebaiknya
ketel penyulingan diberi isolasi untulk mencegah kehilangan panas.
Hasil fraksi aktif minyak sereh wangi dapat diaplikasikan dalam berbagai industri
diantaranya kosmetik dengan produk skin lotion penolak nyamuk yang merupakan bahan
insektisida alami yang murah dan efektif dalam mengusir nyamuk serta dapat digunakan secara
aman dan praktis. Aplikasi ini dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Setyaningish, et al., (2007), Bahan-bahan yang digunakan dalam pem-buatanskin
lotion adalah sun screen, gliserin, thickening, mineral oil, cetil alkohol, silikon dan
preservatif. Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas
matahari juga sebagai bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin berfungsi
sebagai humectant, yaitu me-nahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga
mencegah kehilangan air yang berlebihan. Thickening merupakan pengental yang berfungsi
sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan hidrofil lipofil balance. Mineral
oil dan silikon berfungsi sebagai pelembab (moistu-rizing) kulit. Cetil alkoholberfungsi sebagai
surfak-tan dan emmolient, dan pelembab. Bahan Aktif yang digunakan dalam pembuatan skin
lotion penolak nyamuk adalah minyak sereh wangi dn geraniol. Hasil uji efektivitas
menunjukkan bahwa se-luruhskin lotion memberikan hasil negatif terhadap jumlah gigitan
nyamuk, jadi minyak sereh wangi dan geraniol dapat digunakan sebagai zat aktif penolak
nyamuk.
2.11 Penyulingan

Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri, dikenal 3 macam metode penyulingan.

1) Penyulingan dengan air (water distillation)

Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling mudah dibandingkan


dengan metode yang lain. Pada metode ini, bahan tanaman dimasukkan dalam ketel suling yang
sudah diisi air. Dengan demikian bahan akan bercampur dengan air. Selain metode yang
sederhana, bahan untuk ketel pun mudah didapat. Beberapa penyuling bahkan mengunakan
drum bekas oli, minyak tanah, atau aspal untuk dijadikan ketel.Perbandingan air dan bahan
baku harus seimbang. Bahan baku yang sudah di kominusi dimasukkan dan dipadatkan.
Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak ada celah untuk uap keluar.

Uap yang dihasilkan oleh perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa menuju ketel
kondensator yang mengandung air dingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi)5.
Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak ini
berdasarkan perbedaan berat jenis.

Metode penyulingan ini baik untuk penyulingan bahan yang berbentuk tepung dan
bunga-bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika terkena panas tinggi. Namun karena
dicampur menjadi satu, waktu penyulingan menjadi lama. Selain jumlah dan mutu minyak yang
dihasikan sedikit, metode penyulingan ini juga tidak baik dipergunakan untuk bahan fraksi
sabun dan bahan yang larut dalam air. Jika tidak diawasi, bahan yang akan disuling dapat
hangus karena suhu pemanasan yang tinggi.

2) Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)

Metode ini juga disebt dengan sistim kukus. Pada metode pengukusan ini bahan
diletakkan pada piringan besi berlubang seperti ayakan yang terletak beberapa centi diatas
permukaan air. Pada prinsipnya, metode ini menggunakan uap bertekanan rendah.
Dibandingkan dengan cara pertama (water distillation) perbedaanya hanya terletak pada
pemisahan bahan dan air. Namun penempatan keduanya masih dalam satu ketel. Air
dimasukkan kedalam ketel hingga 1/3 bagian. Lalu bahan dimasukkan kedalam ketel sampai
padat dan tutup rapat.

Saat direbus dan air mendidih, uap yang terbentukakan melalui sarangan lewat lubang-
lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri yang terdapat pada bahan pun ikut
bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator. Kemudian, uap air dan
minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan dilakukan
berdasaran berat jenis.

Keuntungan dari metode ini adalah uap yang masuk terjadi secara merata kedalam
jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100°C. bila dibandingkan dengan
penyulingan air, rendemen minyak lebih besar, mutunya lebih baik dan waktu yang digunakan
lebih singkat.

3) Penyulingan dengan uap (steam distillation)

Sistim penyulingan ini mengunakan tekanan uap yang tinggi. Uap air yang dihasilkan
tekanannya lebih tinggi daripada tekanan udara luar. Air sebagai sumber uap panas terdapat
dalam “boiler”4 letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Proses penyulingan uap cocok
dikakukan untuk bahan tanaman seperti kayu, kulit batang maupun biji-bijian yang relatif keras.

Mula-mula penyulingan ini dipergunakan tekanan uap yang rendah (kurang lebih
1atm), kemudian lambat laun tekanan menjadi 3atm. Jika pada awal penyulingan tekanannya
sudah tinggi, maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika minyak
dalam bahan diperkirakan sudah habis, maka tekanan uap perlu diperbesar lagi dengan tujuan
menyuling komponen kimia yang bertitik didih lebih tinggi.

2.12 Manfaat Sereh Wangi untuk Kesehatan

1. Kolesterol sehat:

Sereh memiliki sifat anti-hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia , yaitu mendukung


kadar kolesterol yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sereh secara rutin
memberikan hasil signifikan dalam mempertahankan tingkat sehat trigliserida dan mengurangi
kolesterol LDL dalam tubuh. Ini akan membantu mencegah akumulasi lipid dalam pembuluh
darah, dan meningkatkan aliran darah yang terhalang di arteri sehingga mencegah
aterosklerosis dan berbagai gangguan jantung.

2. Detoksifikasi:

Sereh dapat membantu membersihan racun berbahaya keluar dari tubuh, karena sifat
diuretiknya. Detoksifikasi akan membantu kelancaran fungsi berbagai organ tubuh, termasuk
hati dan ginjal serta membantu menurunkan kadar asam urat. Efek diuretik serai akan
membantu meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air kecil, sehingga membantu menjaga
kesehatan pencernaan.

3. Anti Kanker:

Sereh efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker tanpa mempengaruhi sel-sel tubuh
yang normal dan sehat. Penelitian membuktikan aktivitas anti kanker sereh yang telah
menunjukkan hasil menjanjikan dalam pencegahan kanker kulit. Penelitian lain juga telah
menunjukkan sereh juga membantu untuk menghambat pertumbuhan sel kanker hati fase awal
dan mencegah pembentukan lebih lanjut. Efek lainnya Yang diketemukan adalah juga dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker pay* dara.

4. Mencegah infeksi akibat Staphylococcus aureus:

Studi telah membuktikan bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki aktivitas anti
biofilm , yang bermanfaat pencegahan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus. Sereh mengandung fenol yang memiliki kemampuan menyebar dengan cepat melalui
jaringan tubuh, dan menyembuhkan biofilm yang terletak di mana saja pada tubuh. Sereh akan
mengganggu pertumbuhan dan komunikasi kuman, sehingga akan membantu menghambat
pembentukan biofilm. Minyak esensial dari sereh berguna untukpenggunaan topikal maupun
internal untuk penyakit yang didiagnosis dengan biofilm seperti penyakit Lyme.

5. Gangguan Perut:

Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak atsiri dalam sereh memiliki sifat anti
mikroba dan anti-bakteri yang membantu memerangi infeksi yang disebabkan oleh berbagai
bakteri patogen seperti Helicobacter pylori dan Escherichia coli. Sereh bermanfaat untuk
pencegahan gangguan gastro intestinal seperti ulkus lambung, membantu merangsang fungsi
usus dan memperbaiki pencernaan. Sifat anti inflamasi sereh bermanfaat untuk mengobati
sembelit, ulcerative colitis, diare, mual dan perut nyeri.

6. Menyembuhkan Insomnia:

Sereh juga bermanfat untuk menenangkan otot dan saraf, sehingga dapat membantu
mendorong tidur yang nyenyak. Penelitian telah menunjukkan bahwa teh sereh memiliki sifat
sedatif dan hipnotik, yang membantu meningkatkan waktu dan kualitas tidur.

7. Gangguan Pernapasan:

Sereh banyak digunakan sebagai obat untuk pengobatan batuk dan pilek. Seiring dengan
senyawa sehat lainnya, yaitu vitamin C dalam serai membantu mengatasi penyumbatan hidung
karena flu dan gangguan pernafasan lainnya seperti asma bronkial.

8. Mengatasi Demam:

Sereh juga dikenal sebagai obat penurun panas, yaitu memilik efek yang
menguntungkan untuk menurunkan demam. Efek anti-piretik(mengeluarkan keringat) sereh
secara luas digunakan dalam pengobatan untuk menyembuhkan demam, yaitu untuk
merangsang keluarnya keringat.

9. Infeksi:

Sereh juga dapat bekerja sebagai antiseptik, dan efektif mengobati infeksi seperti kurap,
luka, kaki atlet, kudis dan infeksi saluran kemih yang dihubungkan dengan sifat anti-mikroba
dan anti-jamur dari sereh. Penelitian menunjukkan bahwa serai memiliki efek penyembuhan
pada infektivitas dermatologi, seperti infeksi jamur dengan jalan menghambat pertumbuhan
patogen. Studi lain memberikan bukti kemanjuran sereh yang mendukung atas thyme, nilam
dan minyak kayu cedar untuk mengobati berbagai penyakit seperti candidias lisan atau gatal
karena jamur pada organ intim wanita.

10. Mengurangi Nyeri:

Sereh bisa membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan
oleh sakit kepala dan migrain karena sifat analgesik yang dimilikinya. Fitonutrien yang terdapat
pada serai dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu dalam mengurangi kejang, kram
otot, keseleo dan sakit punggung. Sereh sangat membantu untuk mengobati luka dan memar.

11. Sistem Saraf:

Sereh telah terbukti bisa menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem saraf. Sereh dapat
merangsang pikiran dan membantu untuk mengatasi kejang-kejang, gugup, vertigo dan
berbagai gangguan saraf seperti Alzheimer dan penyakit Parkinson. Sereh digunakan untuk
mandi terapi, yang akan membantu untuk menenangkan saraf, mengurangi gejala depresi dan
kelelahan yang disebabkan oleh stres.
12. Diabetes tipe 2:

Sereh telah terbukti bermanfaat untuk mengobati diabetes tipe-2. Penelitian telah
menunjukkan bahwa serai dapat membantu menjaga tingkat insulin dan meningkatkan toleransi
glukosa dalam tubuh.

13. Rematik:

Sereh efektif digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh rematik. Sereh dapat dioleskan pada pinggang dan bagian yang sakit karena
rematik atau keseleo.

14. Sistem kekebalan:

Sereh dapat membantu memulihkan sistem penting dalam tubuh, seperti pencernaan,
respirasi, ekskresi dan sistem saraf. Sereh juga membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik,
serta memperkuat mekanisme sistem kekebalan tubuh.

15. Perawatan kulit:

Sereh bermanfat sebagai tonik kulit, dan sebagai pembersih yang efektif untuk kulit
berminyak atau berjerawat karena sifat astringent dan antiseptik. Hal ini karena sereh
memperkuat jaringan kulit dan mengencangkan pori-pori , serta sifat sterilisasinya.

16. Kesehatan seluler tubuh:

Sereh mengandung zat antioksidan , sehingga membantu melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas. Sereh membantu membersihkan darah dan memperkuat limpa
untuk membuang sel-sel darah merah yang kotor. Mendukung fungsi kelenjar timus yang
membantu untuk menghasilkan sel darah putih. Sereh juga membantu merangsang regenerasi
sel. Folat dan kalium pada batang dan daun sereh berperan dalam membantu pembentukan
DNA dan mempromosikan pembelahan sel.

17. Aromaterapi:

Ramuan Sereh terdiri dari senyawa sehat minyak esensial, seperti nerol, sitronelol,
myrcene, dipentene, geraniol dan metil heptenone yang memiliki sifat anti-jamur, insektisida
dan antiseptik. Minyak banyak digunakan untuk aromaterapi karena efek terapeutik yang akan
membantu merevitalisasi dan menyegarkan tubuh. Minyak sereh memiliki zat alami yang akan
membantu merangsang sirkulasi darah dan meremajakan jaringan kulit. Hal ini juga membantu
untuk mengangkat dan mengencangkan kulit yang lesu dan lelah.

18. Obesitas:

Sereh mengandung citral yang telah terbukti efektif untuk mengatasi obesitas. Hal ini
akan mencegah akumulasi lemak dalam perut, dan mempromosikan penggunaan energi yang
tersimpan, sehingga membantu mencegah kenaikan berat badan. Sereh membantu metabolisme
tubuh serta meningkatkan oksidasi lemak dalam tubuh.

19. Bau badan:


Sereh juga digunakan dalam pembuatan deodoran, karena sifat pembersih dan sifat anti-
bakteri yang akan membantu memerangi bau badan yang tidak sedap serta mencegah infeksi
jamur dan bakteri. Sereh juga dapat ditambahkan untuk merendam kaki yang sakit atau berbau.

20. Penggunaan Kuliner:

Selain untuk obat-obatan tradisional, serai umumnya digunakan pada masakan Asia,
terutama masakan Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia. Sereh umumnya digunakan
untuk menambah rasa pada minuman seperti teh, memasak kare, sup dll.

21. Kegunaan lain dari serai

Sereh juga banyak digunakan dalam pembuatan parfum, deodoran, poles dan lilin. Sereh
juga digunakan untuk menambahkan keharuman pada sabun dan produk kosmetik. Pembuatan
sampo dan produk perawatan hewan peliharaan pun menggunakan sereh, hal ini karena
efeknya terhadap kutu .

2.13 Efek Samping Minyak sereh

Meskipun aman, namun penggunaan teh herbal sereh yang terbuat dari sereh dapat
mengakibatkan reaksi alergi pada beberapa orang. Jika ada gejala alergi, dianjurkan untuk
segera menghentikan penggunaan dan mencari bantuan medis segera.

Minyak sereh murni tidak harus diterapkan secara langsung pada tubuh, karena dapat
mengakibatkan reaksi yang bisa berbahaya. Oleh karena itu selalu dianjurkan untuk
menghindarkan minyak sereh murni dari jangkauan anak.

Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahlil kesehatan sebelum mempergunakan


minyak sereh untuk terapi pada kondisi khusus, seperti kehamilan atau mencoba untuk hamil,
menyusui dan selama pengobatan.

Sereh memiliki sifat galactagogic, yaitu yang mempromosikan pembentukan susu.


Sereh juga efektif untuk melancarkan aliran menstruasi dan membantu menenangkan kram dan
ketidaknyamanan saat menstruasi. Sereh juga membantu meredakan pembengkakan dan
mujarab untuk varises.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Proses pengolahan minyak atsiri dari tanaman sereh wangi dapat dilakukan dengan metode
distilasi dan ekstraksi.
2. Pemanfaatan minyak atsiri sereh wangi dapat digunakan sebagai bahan baku untuk
membuat sampo, pasta gigi, losion, pestisida nabati dan juga pewangi sabun.
3. Kandungan minyak atsiri sereh wangi banyak komponen kimia dan tiga besar
komponennya yaitu sitronelal, geraniol, sitronelol dan sisa hasil destilasi mengandung
sekitar 2 % nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk.
4. Potensi yang dimiliki minyak atsiri sereh wangi sebagai penolak serangga dan
kucing, untuk perawatan kulit, dan Sebagai obat urut.
5. Tanaman sereh wangi baik untuk kesehatan, dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
MAKALAH
SUMBER DAYA PERTANIAN LOKAL
“TANAMAN JERNANG”

Disusun Oleh :
Mhd. Reza Ramadhan
1805102010072

Dosen Pengajar :
Dr. Ir. Fajri, M.Sc
196009301986021001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019

Anda mungkin juga menyukai