Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH MARKETING FARMASI

“STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN


DALAM PENETAPAN HARGA”

OLEH : KELOMPOK 1

1. NURLIN ASTUTI (O1A1 18 002)


2. WA ODE RIZKY AYU NINGSIH (O1A1 18 011)
3. HARLINA (O1A1 18 017)
4. FRIESCA DWI CAHYANI (O1A1 18 030)
5. WA ODE SITI SRIANDRI (O1A1 18 033)
6. SRI ASMA WATI (O1A1 18 042)
7. ASTY IKHSANIYAH (O1A1 18 046)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Marketing
Farmasi dengan judul “Strategi Penetaapan Harga dan Faktor yang Dipertimbangkan dalam
Penetapan Harga”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, 27 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................


A. Pengertian Harga..........................................................................................................
B. Peranan Harga..............................................................................................................
C. Tujuan Penetapan Harga..............................................................................................
D. Metode Penetapan Harga..............................................................................................
E. Strategi Penetapan Harga.............................................................................................
F. Faktor Pertimbangan Penetapan Harga
G. Contoh Strategi Penetapan Harga.................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................


A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perubahan dunia yang begitu cepat telah memaksa produsen dan para penjal
berfikir keras agar tetap eksis di dunianya. Perubahan ini diakibatkan oleh berbagai
sebab seperti pesatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi, baik teknoogi mesin
dan alat-alat berat, terlebih lagi telekomunikasi. Perkembangan teknologi mesin
misalnya telah mampu mengubah mutu produk. Mulai dari kemasan sampai kepada
isinya semakin menarik dan kompetitif.
Begitu pula dngan teknologi komunikasi informasi dan telekomunikasi yang
berkembang dalam hitungan detik. Dunia yang begitu luas dan terkotak-kotak dalam
berbagai bagian menjadi menyatu seolah tanpa batas menebus belahan dunia lainnya.
Kejadian didunia lain yang juga dalam waktu sekejap mata.
Akibat perubahan teknologi yang begitu cepat berimbas juga kepada perilaku
masyarakat. Informasi yang masuk dari berbagai sumber dengan mudah diperoleh dan
diserap oleh berbagai msyarakat sekalipun di pelosok perdesaan yang terpencil. Imbas
yang paling nyata adalah adalah masyarakat begitu cepat pandai dalam memilih produk
yang disukai dengan mebanding-bandingkan antara produk yang sejenis, tentu saja
dalam arti yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.
Perusahaan memiliki aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa unggul
sesuai usaha yang dijalankannya untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis, perusahaan
melakukan penetapan hargaa dalam menentukan jumlah nilai yang ditukarkan
konsumen pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Harga merupakan salah
satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran produk karena harga adalah satu dari
empat bauran pemasaran marketing, misalnya harga menentukan seberapa besar
keuntungan yang di peroleh suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
Perhitungan harga produksi sebagai dasar penentuan harga jual produk belum
cukup untuk dapat memenangkan pasar dengan pesaing. Dengan kata lain, perusahaan
tidak dapat hanya menentukan harga jual dengan memperhitungkan harga produksinya
saja, namun juga harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi harga
jual. Hal ini harus menjadi pertimbangan bagi marketing karena bisnis yang
menggunakan harga sebagai alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba
dibandingkan dengan bisnis yang hanya membiarkan biaya atau pasar menentukan
penetapan harga mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu harga ?
2. Apa saja peran harga ?
3. Apa itu penetapan harga ?
4. Bagaimana tujuan dari penetapan harga ?
5. Metode apa saja yang digunakan dalam penetapan harga ?
6. Bagaimana strategi dari penetapan harga ?
7. Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian harga.
2. Untuk mengetahui peranan harga.
3. Untuk mengetahui pengertian penetapan harga.
4. Untuk mengetahui tujuan penetapan harga.
5. Untuk mengetahui metode penetapan harga.
6. Untuk mengetahui strategi penetapan harga.
7. Untuk mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARGA
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau jasa
berikut pelayanannya (Tim Reality, 2008). Menurut William J. Stanton harga adalah
jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Harga menurut Jerome Mc Cartgy harga adalah apa yang di bebabankan untuk sesuatu
(Marius, 2002).

B. PERANAN HARGA
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu :
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para
pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya beli pada berbagai jenis
barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang
tersedia, kemudia memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi
atau manfaatnya secara objektif (Tjiptono, 2008).
Selain itu, harga memiliki peranan dalam penjualan produk, seperti menjadi
penentu bagi permintaan barang dan untuk menentukan posisi persaingan di pasar,
menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa, serta
menjadi dasar dalam penentuan keuntungan yang diharapkan (Neisia, 2018).
Sedangkan menurut menurut Tjiptono harga memainkan peran penting bagi
perekonomian secara makro, konsumen dan perusahaan yaitu :
1. Bagi perekonomian. Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan
laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga
berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah,
modal, dan kewirausahaan.
2. Bagi konsumen. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun juga
mempertimbangkan faktor lain (seperti citra, merek, lokasi toko, layanan, nilai
(value) dan kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas produk
sering kali dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa kasus, harga yang mahal
dianggap mencerminkan kualitas tinggi, terutama dalam kategori specialty
products.
3. Bagi perusahaan. Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar
atas produk bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar
perusahaan. Dampaknya, harga berpengaruh pada pendapatan dan laba bersih
perusahaan. Singkat kata, perusahaan mendapatkan uang melalui harga yang
dibebankan atas produk atau jasa yang dijualnya (Hary, 2017).

C. TUJUAN PENETAPAN HARGA


Sukmayadi (2019) menyatakan ada beraneka ragam tujuan penetapan harga yaitu:
(1) Tujuan berorientasai pada laba yaitu memaksimalkan laba perusahaan; (2) Tujuan
berorientasi pada volume yaitu harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai
target volume penjualan; (3) Tujuan berorientasi pada citra yaitu perusahaan dapat
menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan
namun sebaliknya harga rendah dapat dipergunakan untuk untuk membentuk citra nilai
tertentu; (4) Tujuan stabilisasi harga yaitu bertujuan untuk mempertahankan hubungan
yang stabil antara harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri (industry
leader); (5) Tujuan-tujuan lainnya yaitu bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari
campur tangan pemerintah.

D. METODE PENETAPAN HARGA


1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan. Terdapat
tujuh metode penetapan harga berbasis permintaan, yaitu sebagai berikut:
a. Skimming pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk
baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan mulai ketat (Hary, 2017).

b. Penetration pricing
Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru
dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang
besar dalam waktu yang relatif singkat (Hary, 2017).

c. Prestige Pricing
Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestige
suatu barang/jasa. Dengan demikian bila harga diturunkan sampai dengan tingkat
tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Prestige
pricing merupakan strategi menetapkan harga yang tinggi sehingga konsumen yang
sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk, dan kemudian membelinya
(Hary, 2017).

d. Price lining
Price lining digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis.
Harga untuk lini produk tersebut bisa bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga
tertentu yang berbeda (Hary, 2017).

e. Odd-even pricing
Bila kita masuk ke sebuah supermarket, kerapkali kita menjumpai barangbarang
yang ditawarkan dengan harga yang ganjil, misalnya Rp 1.595,00; Rp 9.975,00.
Hargaharga tersebut ditetapkan dengan metode odd-even pricing, yakni harga yang
besarnya mendekati jumlah genap tertentu (Hary, 2017).

f. Demand-backward pricing
Perusahaan kadangkala memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar
oleh konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal seperti halnya shopping good
(misalnya pakaian dan sepatu untuk anak-anak dan wanita, mainan anak-anak).
Kemudian perusahaan yang bersangkutan menentukan marjin yang harus dibayarkan
kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu barulah harga jualnya dapat ditentukan. Jadi
Proses ini berjalan kebelakang, sehingga istilahnya disebut demand backward pricing.
Berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan menyesuaikan kualitas
komponen-komponen produknya. Dengan kata lain, produk didesain sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan (Hary, 2017).

g. Bundle pricing
Bundle pricing merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu
harga paket. Misalnya dalam travel agency menawarkan paket liburan yang mencakup
tranportasi, akomodasi, dan konsumsi. Bundle pricing didasarkan pada pandangan
bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan
daripada nilai masingmasing item secara individual (Hary, 2017).

2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya


Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau
biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan
pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutup biaya-biaya
langsung, biaya overhead, dan laba. Terdapat empat metode dalam penetapan harga
berbasis biaya yaitu sebagai berikut:
a. Standar markup pricing
Dalam standard markup pricing, harga ditentukan dengan jalan menambahkan
persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Biasanya
produk-produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil
daripada produk-produk yang tingkat perputarannya rendah (Hary, 2017).

b. Cost plus percentage of cost pricing


Banyak perusahaan manufaktur, arsitektural, dan konstruksi yang menggunakan
berbagai variasi standard markup pricing. Dalam cost plus percentage of cost pricing,
perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi.
Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan ta biaya kontruksi sebuah rumah.
Jadi, bila biaya kontruksi sebuah rumah sebesar 100 juta dan fee arsitek sebesar 15%
dari biaya kontruksi (Rp15juta) maka harga akhirnya sebesar 115 juta rupiah (Hary,
2017).

c. Cost plus fixed fee pricing


Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat
teknikal, seperti mobil, pesawat atau satelit. Dalam strategi ini pemasok atau produsen
akan mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya,
tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya
tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama (Hary, 2017).

d. Experience curve pricing


Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar (learning effect) yang
menyatakan bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara 10% hingga 30%
untuk setiap peningkatan sebesar dua kali lipat pada pengalaman perusahaaan dalam
memproduksi dan menjual barang atau jasa tersebut (Hary, 2017).

3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba


Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan
harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. Metode ini
dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a. Target profit pricing
Target profit pricingumumya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan
yang dinyatakan secara spesifik (Hary, 2017).

b. Target return on sales pricing


Dalam metode ini, perusahaan menetapkan tingkat harga tertentu yang dapat
menghasilkan laba dalam persentase tertentu terhadap volume penjualan.Biasanya
metode ini digunakan oleh jaringan-jaringan supermarket (Hary, 2017).

c. Target return on investment pricing (ROI)


Dalam metode ini, perusahaan menetapkan besarnya suatu target ROI tahunan,
yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang ditanamkan perusahaan pada fasilitas
produksi dan aset yang mendukung produk tertentu. Kemudian harga ditentukan agar
dapat mencapai target ROI tersebut (Hary, 2017).

4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan


Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau, laba, harga dapat
ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan
harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam yaitu sebagai berikut:
1. Costumary pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh
faktor-faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor
persaingan lainnya. Penetapan harga yang dilakukan berpegang teguh pada tingkat
harga tradisional. Perusahaaan berusaha untuk tidak mengubah harga di luar batas-batas
yang diterima. Untuk itu perusahaan menyesuaikan ukuran dan isi produk guna
mempertahankan harga (Hary, 2017).

2. Above, at, or below market pricing


Umunya sangat sulit untuk mengidentifikasikan harga pasar spesifik untuk suatu
produk atau kelas produk tertentu. Oleh karena itu, seringkali ada perusahaan yang
menggunakan pendekatan subjektif dalam memperkirakan harga pesaing atau harga
pasar. Berdasarkan patokan subyektif tersebut, kemudian perusahaan secara cermat
memilih strategi penetapan harga yang berada diatas, sama, atau dibawah harga pasar
(Hary, 2017).

3. Loss leader pricing


Kadangkala untuk keperluan promosi khusus, ada perusahaan yang menjual harga
suatu produk dibawah biayanya. Tujuannya bukan untuk meningkatkan penjualan
produk yang bersangkutan, tetapi untuk menarik konsumen supaya datang ke toko dan
membeli pula produk-produk lainnya, khususnya produk-produk yang bermarkup
cukup tinggi. Jadi, suatu produk dijadikan semacam penglaris (pancingan) agar produk
lainnya juga laku. Penetapan harga penglaris (loss-leader pricing) merupakan alat untuk
mempromosikan pengecer (retailer) dan bukan produknya, sehingga kebanyakan
produsen tidak suka bila produk-produknya dijadikan penglaris (Hary, 2017).

4. Sealed bid pricing


Metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen
pembelian (buying agency). Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli
suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk
menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen. Setiap
calon produsen diminta untuk menyampaikan harga penawarannya untuk kuantitas
yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut harus diajukan dalam jangka waktu
tertentu, kemudian diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran terendah
yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak pembelian (Hary, 2017).

E. STRATEGI PENETAPAN HARGA


Penentuan harga memiliki berbagai macam strategi sesuai dengan tahap yang
dilalui oleh sebuah produk atau jasa. Strategi penentuan harga dikelompokkan menjadi:
Pertama, strategi penetapan harga produk baru, yakni penetapan harga untuk meraup
pasar dan penetapan harga untuk penetrasi pasar. Kedua, strategi penetapan harga
bauran produk, yakni penetapan harga lini produk, penetapan harga produk pilihan,
penetapan harga produk terkait, penetapan harga produk sampingan, dan penetapan
harga paket produk. Ketiga, strategi penyesuaian harga, yang terdiri dari penetapan
harga diskon dan pengurangan harga, penetapan harga tersegmentasi, penetapan harga
psikologis, penetapan harga untuk promosi, penetapan harga murah dan penetapan
harga berdasarkan geografik. Keempat, strategi menghadapai perubahan harga, yaitu
memelopori perubahan harga, bagaimana bereaksi terhadap perubahan harga.
Park, Lessig, dan Merrill (1982) mengemukakan bahwa harga tidak bermain
sendirian dalam perilaku pemilihan. Masih terdapat pertimbangan lain selain harga,
yaitu kategorisasi harga konsumen atau utilitas harga. Kategorisasi harga konsumen
atau utilitas harga tidak stabil dan selalu berubah selama proses memilih, kemudian
konsumen melakukan hal serupa pada harga seperti mereka memilih merek. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Li, Monroe dan Chan (1994) melalui model
intensi pembelian Dodds (1991) berikut ini, yang sebelumnya dikemukakan juga oleh
Dodds dan Monroe (1985):
Pada model tersebut, konsumen menetapkan keinginan membeli melalui proses
yang cukup kompleks dengan mempertimbangkan harga, merek dan toko dimana
mereka membeli. Merek mendapatkan posisi yang sejajar dengan harga, dimana hal ini
menunjukkan bahwa keputusan konsumen dipengaruhi oleh merek dan harga atau
merek mempengaruhi lebih besar dari harga, atau harga mempengaruhi lebih besar
daripada merek. Dengan kesejajaran merek dan harga dalam perilaku pembelian, perlu
kiranya diteliti sampai sejauh manakah keterhubungan antara keduanya (Indrayani,
2004).

F. FAKTOR PERTIMBANGAN PENETAPAN HARGA


Banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan penentuan harga jual barang di
suatu perusahaan. Menurut Kapahang dkk. (2016), faktor-faktor utama yang
mempengaruhi penentuan harga:
1. Permintaan
2. Data biaya
3. Tujuan pendapatan dan laba
4. Tindakan pesaing
5. Peraturan-peraturan pemerintah
6. Jenis pasar/persaingan
7. Situasi perekonomian
8. Citra 1008actor atas produk
Sedangkan menurut Menurut Mauliyah & Kirom (2016) faktor-faktor yang
mempengaruhi harga jual :
1. Customers atau pelanggan
2. Competitors atau pesaing
3. Costs atau biaya
Sedangkan menurut Hary (2017) Kesuksesan program penetapan harga
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Elastisitas-harga permintaan
Elastisitas harga dan sensitivitas harga merupakan dua konsep yang berkaitan
namun berbeda. Jika perubahan harga menyebabkan terjadinya perubahan dalam
unit penjualan, maka permintaanya disebut sensitif terhadap harga (price-
sensitive). Sedangkan istilah elastisitas harga mengacu pada dampak perubahan
harga terhadap pendapatan total.
2. Faktor persaingan
Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting
yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. Mengapa demikian? Jika
perubahan harga disamai oleh semua pesaing, maka sebenarnya tidak akan ada
perubahan pangsa pasar.
3. Faktor biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor
pokok yang menentukan batas bawah harga. Artinya tingkat harga minimal harus
dapat menutup biaya (setidaknya biaya variabel). Harga yang murah akan
menyebabkan penurunan biaya rata-rata jika penurunan harga tersebut dapat
menaikkan volume penjualan secara signifikan.
4. Faktor lini produk
Perusahaan dapat menambah lini produknya dalam rangka memperluas served
market dengan perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical
extensions) dan perluasan horizontal (horizontal extensions). Dalam perluasan
vertikal, berbagai penawaran berbeda memberikan manfaat serupa, namun
dengan harga dan tingkat kualitas berbeda.
5. Faktor pertimbangan lainnya dalam penetapan harga
Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang
program penetapan harga antara lain:
 Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan, perlindungan
konsumen, dan seterusnya.
 Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial
budaya, sumber daya alam, dan teknologi dalam konteks global.
Unsur harga dalam program pemasaran lainnya, misalnya program promosi
penjualan (seperti kupon, centsoff deals, promotion allowances, dan rabat) dan program
penjualan dan distribusi (seperti diskon kuantitas, diskon kas, fasilitas kredit atau
bantuan pembiayaan kontrak jangka panjang, dan negotiated pricing).

G. CONTOH SRATEGI PENETAPAN HARGA


Contoh penetapan harga yang diambil adalah pada PT. Atrindo Asia Global
Bandung dengan temuan kebijakan penetapan harga yang dilakukan sebagai berikut:
1. PT. Atrindo Asia Global Bandung menetapkan harga berdasarkan kepuasan
konsumen (satisfaction based pricing) yang berarti berorientasi pada volume
penjualan dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Kemudian PT. Atrindo Asia
Global Bandung menetapkan harga dengan menerapkan 3 bentuk implementasi
harga berdasarkan kepuasan yaitu Service Guarantees, benefit driven pricing, dan
flat rate pricing dimana harga produk ditetapkan berdasarkan kepuasan dari para
pengguna jasa PT. Atrindo Asia Global Bandung.
2. PT. Atrindo Asia Global Bandung menertapkan Long term contract dengan para
pelanggannya selama satu tahun kontrak jangka panjang dan 6 bulan kontrak
jangka pendek. Dan menetapkan price bundling PT. Atrindo Asia Global
Bandung menawarkan beberapa paket layanan treatment hama sesuai dengan
kebutuhan pelanggannya.
3. PT. Atrindo Asia Global Bandung menetapkan harga berdasarkan keefisienan
dimana perusahaan mengelola dan menekan biaya rendah mungkin tetapi tetap
memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan kepada para pengguna jasa.
4. PT. Atrindo Asia Global Bandung berusaha menyesuaikan dan mengefisienkan
biaya penuh (full cost) yang dikeluarkan serta tidak menggunakan hitungan
berdasarkan biaya tetap, variabel dan semi variabel.
5. PT. Atrindo Asia Global menetapkan harga berdasarkan persaingan (competition
based pricng) yaitu menetapkan harga secara standar yaitu tidak terlalu mahal dan
tidak terlalu murah. Hal tersebut berarti PT. Atrindo Asia Global menggunakan
metode Customary Pricing karena penetapan harga berpegang teguh pada tingkat
harga tradisional dan tidak mengubah harga di luar batas-batas yang diterima.
6. PT. Atrindo Asia Global Bandung menetapkan harga berdasarkan permintaan
harga dari para pelanggan sehingga menimbulkan adanya negosiasi dan pada hari
hari tertentu memberikan diskon sebesar 20% dan menetapkan harga nya sesuai
dengan tingkat kesulitan dan segmentasi usaha para pelanggannya (Sukmayadi,
2019).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang
yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan
barang atau jasa berikut pelayanannya.
2. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu Peranan alokasi dari harga dan Peranan informasi dari harga.
Selain itu, harga memiliki peranan dalam penjualan produk, seperti menjadi
penentu bagi permintaan barang dan untuk menentukan posisi persaingan di
pasar, menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun
jasa, serta menjadi dasar dalam penentuan keuntungan yang diharapkan.
3. penetapan harga adalah proses menetapkan nilai yang akan diterima produsen
dalam pertukaran jasa dan barang.
4. Tujuan dari penetapan harga terdiri dari 5 yaitu tujuan berorientasai pada laba,
tujuan berorientasi pada volume, tujuan berorientasi pada citra, tujuan
stabilisasi harga dan Tujuan-tujuan lainnya yaitu bertujuan untuk mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.
5. Metode yang digunakan dalam penetapan harga yaitu Metode Penetapan
Harga Berbasis Permintaan, Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya, Metode
Penetapan Harga Berbasis Laba, dan Metode Penetapan Harga Berbasis
Persaingan.
6. Strategi penetapan harga terdiri dari 4 yaitu pertama strategi penetapan harga
produk baru, Kedua strategi penetapan harga bauran produk, Ketiga strategi
penyesuaian harga, dan Keempat strategi menghadapai perubahan harga.
7. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu Permintaan,
Data biaya, Tujuan pendapatan dan laba, Tindakan pesaing, Peraturan-
peraturan pemerintah, Jenis pasar/persaingan, Situasi perekonomian, dan Citra
1008actor atas produk.
B. SARAN
pada pembuatan makalah kali ini kami tidak memiliki saran apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Hary, Mulyadi, 2017, Analisis Penetapan Harga PD Jasa Saudara Textille, Jurnal
Manajemen Pemasaran, 12(2), 101-112.

Indrayani, Emmy, 2004, Loyalitas Merek Sebagai Dasar Strategi Penentuan Harga (Sebuah
Kajian), Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 9(3).

Kapahang FN, Tampi REJ, Rogahang JJ, 2016, Pengaruh Kualitas Produk & Harga Terhadap
Keputusan Membeli, Jurnal Adminitrasi Bisnis, 1(1).

Marius PA, 2002, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mauliyah IN, Kirom AE, 2018, Strategi Penentuan Harga Jual Sayuran Pada Pedagang Pasar
Tradisional, Jurnal Manajemen Pemasaran, 3(1).

Neisia TC, 2018, Pengaruh Harga Terhadap Penjualan Produk Motor Yamaha Mio Pada PT
Hasjrat Abadi Outlet Karombasan Manado, Jurnal Administrasi Bisnis, 6(3).

Sukmayadi, 2019, Kebijakan Penetapan Harga Pada Pt. Atrindo Asia Global Bandung,
Jurnal Ilmia Manajemen, X(2), 103-108.

Tim Reality, 2008, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi Ejaan Yang Benar, Jakarta:
Reality Publisher.

Tjiptono, Fandy, 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai