Anda di halaman 1dari 24

PEMBENTUKAN HARGA DALAM PEMASARAN

Disusun untuk memenuhi penilaian tugas mata kuliah Pemasaran Hospitaliti

Disusun oleh :

Sheryl Novianike (201923586)

Muthia Azzahra (2020411014)

Shazia Maharani (2020411019)

PROGRAM STUDI SENI PENGOLAHAN PATISERI

JURUSAN HOSPITALITI

POLITEKNIK PARIWISATA NHI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat kurnia

dan anugerah-Nya, makalah yang berjudul “Makalah Pembentukan Harga dalam

Pemasaran” ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan

sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi kriteria nilai mata kuliah

Pemasaran Hospitality.

Penulisan makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, doa, dukungan,

serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih diberikan

kepada seluruh pihak terkait yang memberi dukungan serta bantuan dalam

terselesaikannya penyusunan makalah ini.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,

baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh

karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik yang membangun

dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah

yang penulis susun dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bandung, 23 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1 Pengertian Pembentukan Harga ................................................................. 3

2.2 Tujuan Pembentukan Harga ....................................................................... 4

2.3 Faktor Pertimbangan dalam Strategi Penetapan Harga .............................. 5

2.4 Jenis Strategi Penetapan harga ................................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 20

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak terlepas dari pemenuhan kebutuhan

primer dan sekundernya. Manusia akan berusaha untuk memenuhi

kebutuhannya di dunia ini dengan berbagai cara. Dengan terpenuhinya

kebutuhan tersebut, mereka akan merasa hidupnya bahagia dan sejahtera.

Salah satu cara pemenuhan kebutuhan manusia yaitu kegiatan ekonomi.

Ekonomi adalah istilah untuk semua yang berhubungan upaya dan daya

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai suatu

tingkatan kemakmuran. Semua kegiatan ekonomi manusia akan selalu

berhubungan dengan uang atau harga.

Secara umum, harga memiliki pengertian sebagai perwujudan nilai

suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga merupakan nilai yang

diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga berarti kekuatan

membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Dengan kata lain, harga

adalah pembebanan biaya kepada konsumen atas manfaat dan kepuasan dari

produk berupa barang dan/atau jasa yang diperoleh dari penjual.

Harga memegang peranan penting dalam terjadinya kesepakatan

jual beli dari produsen kepada konsumen. Upaya penetapan harga tersebut

dilakukan demi menguntungkan para produsen. Sementara, di sisi lain para

1
pembelinya juga tidak merasa keberatan membayar produk yang ditawarkan

lantaran masih terjangkau daya belinya. Melalui penetapan harga pun akan

terlihat posisi kelayakan atau kualitas suatu barang.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud harga dan pembentukan harga?

2. Apa tujuan dari pembentukan harga?

3. Apa saja faktor-faktor yang membentuk harga?

4. Apa saja strategi penetapan harga?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan harga dan pembentukan harga.

2. Mengetahui tujuan dari pembentukan harga.

3. Mendeskripsikan berbagai faktor yang membentuk harga.

4. Mendeskripsikan berbagai strategi penetapan harga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembentukan Harga

Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:7), merupakan suatu

proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan

pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan seseorang.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:1), harga merupakan sejumlah

uang yang dibebankan atas sebuah produk atau jasa, atas jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut.

Pembentukan harga pasar terjadi berkat interaksi antara permintaan dan

penawaran yang pada akhirnya mencapai keseimbangan. Proses seperti itu

dalam ilmu ekonomi disebut kekuatan pasar (market force). Menurut Adam

Smith, kekuatan pasar itu berperan membentuk harga barang dan jasa secara

otomatis. Tanpa perlu campur tangan pihak manapun. Adam smith menjuluki

kekuataan pasar itu sebagai tangan kasat mata (the invisible hand).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penetapan harga

adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan

diperoleh atau diterima oleh perusahaan dari produk atau jasa yang dihasilkan.

3
2.2 Tujuan Pembentukan Harga

Tujuan penetapan harga sangat penting dalam menjalankan bisnis jual-

beli. Harga tentunya memiliki peranan penting dalam tercapainya kesepakatan

jual-beli antara konsumen dan produsen. Perusahaan harus menetapkan harga

dengan baik agar konsumen tertarik dengan suatu produk.

Menurut Machfoedz (2005), penetapan harga dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi tujuan pemasaran

perusahaan, biaya, strategi bauran pemasaran, serta metode penetapan harga.

Sementara itu, faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan,

serta elemen lingkungan yang lain.

Selain itu, menurut Kotler dan Keller, terdapat enam tujuan penetapan

harga, di antaranya:

● Kemampuan Bertahan (Survival). Tujuan penetapan harga ini dilakukan

saat perusahaan berada di kondisi yang mendesak. Harga yang ditetapkan

tidak berfokus pada nilai keuntungan, tapi cukup dengan menutup biaya

variabel dan beberapa biaya tetap.

● Memaksimalkan Laba (Maximum Current Profit). Mempertimbangkan

permintaan pasar, perusahaan menetapkan harga yang akan

memaksimalkan laba yang sudah didapatkan saat ini.

● Memaksimalkan target pasar. Semakin besar target pasar yang dijangkau,

maka semakin tinggi pula volume penjualan. Secara langsung biaya unit

akan semakin rendah dan keuntungan jangka panjang akan semakin tinggi.

4
● Maximum Market Skimming. Penetapan harga yang tinggi di awal dan

turun secara perlahan seiring dengan waktu. Hal ini akan gagal jika pesaing

besar melakukan hal yang sama.

● Product Quality Leadership. Perusahaan menetapkan harga berdasarkan

tingkat kualitas dan status yang tinggi dengan harga yang terjangkau.

Adapun tujuan penetapan harga menurut Harini, dikutip dari

pendidikan ekonomi adalah sebagai berikut:

● Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar

keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan persentasenya dan untuk

mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang

dihasilkan.

● Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk

perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga.

● Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya

dalam pasar.

● Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan.

● Penetapan harga untuk memaksimalkan laba.

2.3 Faktor Pertimbangan dalam Strategi Penetapan Harga

a. Biaya
Sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan jika menetapkan harga

jual lebih tinggi daripada biaya rata-rata produksi. Semakin besar selisih antara

harga jual dengan biaya maka semakin tinggi keuntungan perusahaan.

5
Beberapa perusahaan bahkan lebih mempertimbangkan biaya

daripada faktor lainnya kemudian menggunakan pendekatan cost-plus pricing

untuk menetapkan harga. Pendekatan tersebut adalah yang paling mudah

karena perusahaan hanya perlu menambahkan margin keuntungan ke biaya

unit.

b. Pelanggan

Sebagian pelanggan menginginkan produk yang lebih murah

menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki namun, ada juga pelanggan yang

lebih melihat dan sadar dari sisi kualitas dan kurang mempertimbangkan harga

dalam membuat keputusan membeli. Harga mempengaruhi permintaan,

sebagian besar produk yang menurunkan harga jual akan meningkatkan

permintaan.

Akan tetapi, terdapat beberapa kasus khusus dimana harga yang lebih

rendah justru membuat produk tidak menarik bagi beberapa konsumen karena

para konsumen berpikir harga yang murah berarti kualitas yang diberikan pun

rendah.

c. Jenis Produk

Menetapkan harga untuk produk terdiferensiasi membutuhkan

pendekatan yang berbeda dengan produk massal. Produk massal relative

homogen oleh karena itum perusahaan sering menawarkannya pada tingkat

rata-rata harga pesaing.

6
Sebaliknya, untuk produk terdiferensiasi, perusahaan mengadopsi

penetapan harga premium. Harga yang lebih tinggi memberi sinyal kualitas

lebih yang lebih baik daripada produk lainnya di pasar massal.

d. Target Pasar

Secara umum, pasar terbagi menjadi 2 kategori yaitu pasar baru dan

pasar saat ini, keduanya membutuhkan strategi penetapan harga yang berbeda.

Jika perusahaan menargetkan pasar baru maka perusahaan akan menetapkan

harga rendah dengan tujuan untuk menarik sebanyaknya dan secepatnya

pelanggan baru. Dengan begitu, perusahaan memiliki basis pelanggan untuk

menopang posisi pasar yang lebih kuat.

Harga rendah juga penting untuk mendukung struktur biaya yang

lebih rendah dengan volume penjualan yang tinggi, perusahaan akan segera

mencapai skala ekonomi dan menurunkan biaya rata-rata.

e. Pesaing

Harga mempengaruhi daya saing relative terhadap pesaing. Oleh

karena itu, harga produk pesaing adalah pertimbangan penting dalam

menetapkan harga. Perusahaan memantau berapa harga yang pesaing kenakan

untuk produk mereka.

7
Perusahaan bisa menggunakan harga di bawah, sama dengan atau di

atas rata-rata pesaing. Masing-masing berimplikasi pada kesuksesan produk di

pasar, pilihan mana yang paling tepat dari ketiganya, itu tergantung pada tujuan

perusasahaan.

Jika tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan posisi pasar,

perusahaan mengenakan hargha yang lebih rendah daripada rata-rata pesaing.

Harga yang lebih murah menarik lebih banyak konsumen, membuat produsen

dengan segera meningkatkan penjualan dan pangasa pasar,

Di pasar yang sangat kompetitif, perusahaan mungkin akan

mengenakan harga yang sama dengan rata-rata pesaing. Untuk menarik lebih

banyak permintaan, perusahaan dapat fokus pada aspek non-harga, seperti

kualitas dan layanan pendukung.

Selanjutnya, perusahaan mungkin juga akan menetapkan harga yang

lebih tinggi daripada pesaing. Alih-alih menargetkan pelanggan yang

memperhatikan harga, perusahaan menjual produknya ke segmen yang

memperhatikan kualitas. Perusahaan berusaha menawarkan produk yang

berkualitas unggul sebagai justifikasi harga yang tinggi.

f. Elastisitas Harga dari Permintaan

Elastisitas harga dari permintaan menunjukkan ke perusahaan

seberapa responsive konsumen dalam menanggapi perubahan harga.

Permintaan adalah elastis jika perubahan kecil harga mengarah ke peningkatan

8
permintaan yang lebih tinggi. Misalnya jika harga turun 5% maka

meningkatkan permintaan lebih dari 5%.

Sebaliknya, jika permintaan inelastic, konsumen relative kurang

sensitive terhadap perubahan harga, misalnya jika harga turun 5% maka

permintaan naik kurang dari 5%.

Responsivitas konsumen semacam itu menjadi input penting dalam

mengambil kebijakan harga, misalnya jika permintaan elastis, perusahaan

mungkin menetapkan harga yang lebih rendah daripada rata-rata harga pesaing.

Karena responsive, itu akan mendorong konsumem untuk beralih ke produk

perusahaan. Sebagai hasilnya, penjualan dan pangsa pasar meningkat lebih

tinggi daripada pesaing.

g. Siklus Hidup Produk

Sebuah produk mengalami 5 fase khas selama masa hidupnya yaitu:

a) Tahap pengembangan (development stage)

b) Tahap pengenalan (introduction stage)

c) Tahap pertumbuhan (growth stage)

d) Tahap matang (mature stage)

e) Tahap penurunan (decline stage)

9
Setiap tahap membutuhkan pendekatan penetapan harga yang

berbeda. Di tahap pengelan misalnya, konsumen belum menyadari tentang

produk perusahaan. Tugas pertama perusahaan adalah mengedukasi konsumen.

Lalu tugas berikutnya adalah membangun basis pelanggan dan mencapai posisi

pasar yang lebih kuat.

Dalam situasi semacam itu, perusahaan mungkin memilih penetapan

harga penetrasi dengan menawarkan harga rendah. Dengan begitu, perusahaan

dapat meningkatkan penjualan dan segera mencapai skala ekonomi. Akan

tetapi beberapa perusahaan mungkin memilih price skimming dengan menjual

produk dengan harga tinggi dan perlahan menurunkannya. Tujuan strategi ini

adalah mencapai pendapatan yang tinggi untuk menutup biaya pengembangan.

Price skimming cocok untuk produk yang sangat terdiferensiasi atau penemuan

terbaru yang konsumen belum pernah menemukan produk sejenis sebelumnya.

Perusahaan menargetkan beberapa pelanggan yang bersedia mengambil resiko

dengan membeli.

2.4 Jenis Strategi Penetapan Harga

Dalam klasifikasi yang luas, para ahli membedakan pendekatan

penetapan harga menjadi dua kelompok utama yaitu :

1. Penetapan harga berbasis pasar

Perusahaan lebih mempertimbangkan faktor pasar (pelanggan dan

pesaing) dalam menetapkan harga.

10
2. Penetapan harga berbasis biaya

Biaya produksi menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan harga.

Kedua pendekatan di atas memiliki beragam variasi, di antaranya adalah :

1. Basing-point pricing

Perusahaan menambahkan biaya pengiriman ke pelanggan berdasarkan

lokasi mereka dari titik referensi tertentu, semakin jauh lokasi pelanggan

maka semakin tinggi biaya pengiriman dan semakin mahal harga produk.

2. By product pricing

Perusahaan menjual produk sampingan pada harga yang terpisah.

Misalnya, sebuah perusahaan menghasilkan ikan kaleng, selain

menghasilkan produk utama (ikan kaleng), perusahaan juga

menghasilkan potongan ikan yang tidak terpakai. Perusahaan kemudian

menjual kedua produk (ikan kaleng dan potongan ikan) secara terpisah.

3. Break even pricing

Perusahaan menetapkan harga jual produk di titik impas. Strategi ini

menghasilkan laba nol karena pendapatan akan sama dengan biaya.

Tujuan utama perusahaan biasanya adalah untuk mendongkrak penjualan

dan meningkatkan pangsa pasar. Perusahaan mungkin masih

mendapatkan keuntungan dari produk lainnya, sehingga mensubsidi

produk laba nol tersebut.

11
4. Captive pricing

Perusahaan mengenakan harga berbeda untuk produk inti dan aksesori

produk, biasanya harga produk inti lebih rendah daripada aksesori

produk. Pelanggan mungkin tertarik dengan produk inti karena harganya

rendah. Kemudian, perusahaan berusaha mengarahkan pelanggan untuk

membeli aksesori produk. Beberapa fitur produk mungkin tidak bekerja

dengan baik di produk inti, kecuali pelanggan membeli aksesori produk

tersebut. Strategi ini mirip dengan konsep freemium, perusahaan

menawarkan produk inti secara gratis tapi memiliki fitur dasar, untuk

mendapatkan fitur yang lebih canggih, konsumen harus membayarnya.

Strategi ini dapat ditemukan pada penjualan sebagian besar perangkat

lunak.

5. Competition based pricing

Praktik penetapan harga berdasarkan harga yang dikenakan pesaing

untuk produk sejenis. Dengan kata lain, perusahaan menggunakan harga

produk pesaing sebagai benchmark untuk menentukan harga jual. Harga

jual mungkin sedikit di bawah, sama dengan atau di atas harga pesaing.

Jika menetapkan harga di bawah, itu menghasilkan penjualan yang lebih

tinggi, memungkinkan perusahaan untuk meraih skala ekonomi. Jika

menetapkan harga di atas patokan, perusahaan harus memikirkan

justifikasinya. Perusahaan harus memikirkan fitur tambahan agar

pelanggan bersedia membeli produk dan tidak beralih ke pesaing.

12
Pendekatan tersebut menghasilkan keuntungan per unit yang tinggi tetapi

volume penjualan akan relative rendah. Di sisi lain, dengan menetapkan

harga di bawah benchmark, perusahaan menghasilkan lebih banyak unit

terjual tapi itu menyebabkan keuntungan per unit yang lebih rendah.

Perusahaan menetapkan harga di tingkat rata-rata harga pesaing ketika

pasar terdiri dari banyak perusahaan dan produk adalah homogeny.

Untuk meraih keuntungan, perusahaan akan menurunkan biaya produksi.

Contoh ekstrimnya adalah pasar persaingan sempurna, dimana

perusahaan mengambil harga pasar sebagai harga jual produk

perusahaan.

5. Discriminatory pricing

Perusahaan menawarkan harga berbeda kepada kelompok pelanggan

yang berbeda untuk produk yang sama. Faktor pertimbangan utama

adalah harga reservasi pelanggan, yakni harga maksimum yang

pelanggan bersedia bayarkan. Dalam kasus yang ekstrim, perusahaan

menetapkan harga sesuai dengan harga reservasi masing-masing.

Katakanlah pasar terdiri dari tiga pelanggan, masing-masing dengan

harga reservasi sebesar Rp4, Rp5, dan Rp6. Kemudian, perusahaan

menetapkan tiga harga berbeda sesuai dengan tingkat reservasi tersebut.

Dengan begitu, keuntungan perusahaan akan maksimum. Dalam ilmu

ekonomi, ini kita sebut diskriminasi harga sempurna (atau diskriminasi

harga derajat pertama). Tapi, perusahaan harus dapat mengukur harga

13
reservasi masing-masing pelanggan dengan tepat. Selain itu, perusahaan

harus memastikan pelanggan yang membeli harga Rp4 tidak akan

menjualnya ke pelanggan lain yang bersedia membayar harga lebih

tinggi.

6. Freight absorption pricing

Freight-absorption pricing adalah bentuk spesifik dari praktik penetapan

harga geografis. Dalam hal ini, penjual memilih untuk menyerap

sebagian atau seluruh biaya pengiriman alih-alih membebankannya ke

pelanggan. Tujuannya adalah untuk untuk mengamankan penjualan atau

kontrak jangka panjang dengan pelanggan.

7. Loss leader pricing

Loss leader pricing adalah praktik penetapan harga yang lebih lunak

daripada predatory pricing. Perusahaan menetapkan harga pada tingkat

kerugian, tetapi masih di atas biaya variabel rata-rata. Harga jual hanya

menutupi biaya variabel dan beberapa biaya tetap. Tujuan utama loss

leader pricing adalah meningkatkan penjualan jangka pendek. Industri

ritel biasanya mengadopsi strategi ini. Untuk mengkompensasi produk

loss leader, peritel akan mengarahkan pelanggan untuk membeli

produk bermargin lebih tinggi. Dengan begitu, keuntungan keseluruhan

masih tinggi karena produk bermargin tinggi mengkompensasi

kerugian di produk loss leader.

14
8. Penetapan harga markup

Markup pricing atau cost-based pricing adalah pendekatan penetapan

harga di mana perusahaan menambahkan margin keuntungan ke dalam

biaya unit. Misalnya, perusahaan melaporkan biaya unit sebesar Rp100.

Untuk menentukan harga jual, perusahaan menambahkan markup

sebesar 10%. Jadi, harga jual untuk produk tersebut adalah sebesar

Rp110 = Rp100 (1+10%).

9. Peak load pricing

Peak-load pricing adalah praktik membebankan harga berbeda kepada

pelanggan sesuai dengan kondisi permintaan. Perusahaan mengenakan

harga yang lebih tinggi selama periode puncak dan harga normal di

periode lainnya. Misalnya, maskapai penerbangan mengenakan harga

tinggi selama periode liburan daripada musim normal.

10. Penentuan harga penetrasi

Perusahaan mengenakan harga rendah untuk memacu penjualan.

Pendekatan ini biasanya digunakan saat menjual produk baru atau untuk

produk yang ada saat ini ke pasar baru. Tujuan utamanya adalah

membangun basis pelanggan dan mencapai posisi pasar yang lebih kuat

dengan mendongkrak penjualan.

15
11. Predatory pricing

Ketika mengadopsi predatory pricing, tujuan perusahaan adalah untuk

memaksa keluar pesaing dari pasar dan membangun hambatan masuk.

Perusahaan menetapkan harga di tingkat kerugian (di bawah biaya rata-

rata variabel) untuk mengalihkan pelanggan dari produk pesaing.

Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk meraih kekuatan

monopoli. Setelah pesaing keluar dari pasar, perusahaan menaikkan

harga jual untuk mengkompensasi kerugian selama mengadopsi strategi

ini. Strategi predatory pricing ilegal di beberapa yurisdiksi karena

perusahaan berusaha menghilangkan persaingan di pasar.

12. Prestige pricing

Prestige pricing atau penetapan harga premium adalah strategi

penetapan harga di mana perusahaan menetapkan harga tinggi untuk

memberikan kesan kualitas yang superior. Biasanya, perusahaan

menargetkan pelanggan yang sadar kualitas. Ambil iPhone sebagai

contoh. Apple menjualnya dengan harga tinggi daripada pesaing

mereka di pasar massal. Perusahaan berusaha untuk memberikan citra

kualitas yang unggul, dimana tidak ditemukan dari produk lain di pasar

massal.

16
13. Price skimming

Perusahaan menetapkan harga tinggi di awal dan perlahan

menurunkannya. Strategi price skimming biasanya untuk penemuan-

penemuan terbaru atau produk-produk baru yang sangat terdiferensiasi.

Karena harga tinggi, hanya beberapa pelanggan yang bersedia membeli.

Selain alasan harga yang tinggi, sebagian besar konsumen belum

menyadari atau belum berani mengambil risiko yang melekat pada

produk baru.

14. Product line pricing

Perusahaan mengelompokkan barang ke dalam kategori biaya.

Tujuannya adalah untuk menciptakan persepsi kualitas dan fitur di

benak konsumen. Perusahaan mengenakan harga dasar untuk produk

dengan model dasar. Sementara itu, mereka menawarkan harga yang

lebih tinggi untuk produk yang memiliki kualitas atau fitur lebih baik.

15. Promotional pricing

Perusahaan menawarkan harga jual jual yang lebih rendah daripada

harga reguler. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dalam

jangka pendek. Ada beragam opsi untuk melakukan strategi ini.

Perusahaan akan memberikan diskon, menawarkan sebuah bundling,

menawarkan kupon, atau meluncurkan kartu loyalitas.

17
16. Target pricing

Perusahaan menetapkan harga jual terlebih dahulu kemudian

menyesuaikan fitur produk. Departemen pemasaran menetapkan harga

ideal untuk produk dengan mempertimbangkan kondisi persaingan dan

permintaan. Harga ideal tersebut mencakup dua komponen: biaya

produksi dan margin keuntungan. Tim riset dan pengembangan

kemudian merancang produk dengan fitur yang sesuai dalam batasan

biaya yang telah ditentukan sebelumnya.

17. Uniform delivered pricing

Berlawanan dengan basing-point-pricing, strategi uniform-delivered

pricing membuat pelanggan membayar biaya pengiriman yang sama,

terlepas dari jarak mereka dari titik pengiriman.

18. Penetapan harga berbasis nilai

Pendekatan ini menetapkan harga sesuai dengan persepsi nilai produk

oleh pelanggan. Perusahaan menghitung nilai dengan membandingkan

nilai tambah produk perusahaan dengan produk pesaing di segmen

target.

19. Zone pricing

Perusahaan menetapkan harga yang sama untuk pelanggan yang berada

di zona tertentu dan menetapkan harga berbeda untuk pelanggan di zona

18
yang lain. Jika penetapan zona berdasarkan lokasi dari pusat

pengiriman, maka itu kita sebut basing-point pricing.

Selain jarak dari lokasi pengiriman, faktor pertimbangan lainnya untuk

menetapkan zona adalah:

a) Kepadatan penduduk atau konsumen

b) Infrastruktur transportasi

c) Jumlah pesaing di masing-masing zona

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum, harga memiliki pengertian sebagai perwujudan nilai

suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga merupakan nilai yang

diberikan pada apa yang dipertukarkan. Sedangkan penetapan harga adalah

suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh

atau diterima oleh penjual dari produk atau jasa yang dihasilkan.

Tujuan penetapan harga sangat penting dalam menjalankan bisnis jual-

beli. Harga tentunya memiliki peranan penting dalam tercapainya kesepakatan

jual-beli antara konsumen dan produsen. Perusahaan harus menetapkan harga

dengan baik agar konsumen tertarik dengan suatu produk.

Penetapan harga dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai

faktor, yaitu biaya; pelanggan; jenis produk; target pasar; pesaing; elastisitas

harga dari permintaan; dan siklus hidup produk.

Strategi pun diperlukan agar harga yang ditetapkan tetap terukur dan

masuk akal. Strategi yang digunakan dalam penetapan harga diklasifikasikan

menjadi dua kelompok utama yaitu penetapan harga berbasis pasar dan

penetapan harga berbasis biaya. Kedua pendekatan tersebut memiliki beragam

variasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Husnul. (2021). Tujuan Penetapan Harga Menurut Para Ahli, Metode, dan

Strateginya. Jakarta. Liputan6.

Firmansyah, Muhammad Bayu Adrio. (2020). Harga, Pembentukan Harga, dan

Keseimbangan Pasar. Eprints umsida.

Kelas Pintar. (2021). Pembentukan Harga Pesar. Diakses pada 25 Maret 2023

melalui [https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pembentukan-

harga-pasar-13508/]

Nasrudin, Ahmad. (2022). Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu

Dipertimbangkan. Diakses pada 22 Maret 2023 melalui

[https://cerdasco.com/strategi-penetapan-harga/]

Prinada, Yuda. (2022). Pengertian Harga Pasar dan Proses Faktor-faktor

Pembentukan Harga Pasar. Jakarta. Tirto.id.

Rahmawati, Santi dan Muhammad Fairuz. (2020). Penetapan Harga. Jakarta.

Universitas Persada Indonesia.

Susetyarsi. (2010). Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan

Harga. Dalam Jurnal STIE Semarang. Vol.2 No.1. Semarang.

21

Anda mungkin juga menyukai