Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat membuat sediaan tablet menggunakan metode


granulasi basah dan evaluasinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat menyelesaikan pengaruh
eksipien terhadap karakteristik obat
B. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian tablet
a. Tablet merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan (FI Edisi III, hal 6).
b. Tablet adalah sediaan mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi (FI Edisi IV, hal 4)
c. Tablet adalah suatu sediaan padat yang mengandung substansi (zat)
obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dan
menggunakan salah satu metode dengan cara pengempaan atau
pencetakan (RPS18th, hal 1633)
d. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmaseutika
yang sesuai (Howard Ansel, hal 244)
2. Komposisi tablet
a. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa. Contohnya laktosa, pati, kalsium fosfat dwibasa, dan
selulosa mikrokristal. (Syamsuni, hal 82)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 1


b. Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk
sewaktu digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan
pengisi. Misalnya, gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon,
metilselulosa, karboksimetilselulosa (CMC), pasta pati
terhidrolisis, dan selulosa mikrokristal (Syamsuni, hal 82).
c. Bahan penghancur (desintegran) membantu tablet agar hancur
setelah ditelan. Contohnya pati, pati dan selulosa yang dimodifikasi
secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon
sambung-silang. (Syamsuni, hal 83)
d. Bahan lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada
cetakan. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik sehingga dapat
menurunkan kecepatan desintegrasi dan disolusi tablet. Oleh
karena itu, kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindari.
(Syamsuni, hal 83)
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung
tanpa proses granulasi; misalnya silika pirogenik koloidal.
(Syamsuni, hal 83)
f. Bahan pewarna dan lak ditambahkan untuk meningkatkan nilai
estetika atau untuk memberikan identitas produk.(Syamsuni, hal
83)
3. Metode pembuatan tablet
Pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara, yaitu granulasi basah,
granulasi kering (menggunkan mesin slug), dan kempa langsung.
Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran
campuran dan atau kemampuan kempa.
a. Granulasi basah
Zat berkhasiat, pengisi, dan penghancur dicampur dengan baik dan
homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, dan
ditambahkan bahan pewarna bila perlu. Setelah itu, campuran

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 2


diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering
pada suhu 40°C-50°C. Setelah kering, campuran diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan, kemudian
ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan
mesin tablet.(Syamsuni, hal 83)
b. Granulasi kering/Slugging
Granulasi ini dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat,
pengisis, dan penghancur, dan ditambahkan zat pengikat dan
pelicin bila perlu agar menjadi massa serbuk yang homogen.
Setelah itu, massa serbuk dikempa pada tekanan tinggi menjadi
tablet besar (slug) yng belum memiliki bentuk yang baik,
kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan
ukuran partikel yang diinginkan.
Akhirnya, granul dikempa kembali dan dicetak sesuai dengan
ukuran tablet yang diinginkan. Keuntungan cara ini adalah tidak
diperlukannya panas dan kelembapan dalam prosesnya. (Syamsuni,
hal 83-84)
c. Cetak/kempa langsung
Pembuatan tablet dengan cara cetak/kempa langsung dilakukan
apabila :
1) Jumlah zat berkhasiat per tablet cukup untuk dicetak
2) Zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang dapat mengalir bebas,
misalnya Hexamin, NaCl dan KMnO4.(Syamsuni, hal 84).
4. Macam – macam kerusakan pada pembuatan tablet
a. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat
pada dinding ruang cetakan.
b. Sticking/picking : pelekatan yang terjadi pada punch atas dan
bawah karena permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada
lemaknya, zat pelicinnya kurang, atau massanya basah.
c. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang
cetakan sehingga terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 3


tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol-botol,
sisi-sisi tablet yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
d. Splitting/capping : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet,
terutama pada bagian tengah; capping adalah membelahnya tablet
di bagian atas. Penyebabnya, yaitu :
1) Kurangnya daya pengikat dalam massa tablet
2) Massa tablet terlalu banyak fine atau terlalu banyak
mengandung udara sehingga udara akan keluar setelah dicetak.
3) Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu berat
sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak
sukar keluar dan ikut tercetak.
4) Formulanya tidak sesuai
5) Die dan punch tidak rata
e. Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada
permukaan tablet
f. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah
kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat
pengikat.(Syamsuni, hal 84-85)
5. Teori Evaluasi Granul dan Tablet
a. Evaluasi granul
Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebih
dahulu, bentuk serbuk yang seragam, menyebabkan keseragaman
pada bentuk tablet (Voigt, 1984). Persyaratan serbuk yang baik
adalah bentuk dan warna teratur, memiliki daya alir yang baik (free
flowing), menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan,
tidak terlampau kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt, 1984).

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 4


Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik
serbuk antara lain:
1) Waktu alir serbuk
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet
adalah pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan
sampai penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan
diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh massa untuk melalui
corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan
sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong perdetik
(Lachman et al, 1994).
2) Sudut diam serbuk
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara
timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal.
Jika sejumlah granul atau serbuk dituang ke dalam alat
pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk
ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil
atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat
mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40°
biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman et al, 1994).
3) Pengetapan serbuk
Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping
terhadap sejumlah serbuk dengan menggunakan alat
volumeter/mechanical tapping device. Pengetapan dilakukan
dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan
(Vo) dan volume setelah konstan (Vt) (Sulaiman,2007).
b. Evaluasi tablet
1) Keseragaman Bobot
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu
dari dua metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman
kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan
mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 5


lebih zat aktif (Depkes RI, 1995). Persyaratan keseragaman
bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak berisi cairan
atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan
padat (termasuk sediaan padat steril) tanpa mengandung zat
aktif atau inaktif yang ditambahkan, yang telah dibuat dari
larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuan dalam
wadah akhir dan pada etiket dicantumkan cara penyiapan ini
(Depkes RI, 1995). Menurut Depkes RI (1995), untuk penetapan
keseragaman sediaan dengan cara keseragaman bobot, pilih
tidak kurang dari 30 satuan, dan lakukan sebagai berikut untuk
sediaan yang dimaksud. Untuk tablet tidak bersalut, timbang
saksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Dari
hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-
masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi
homogen.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang
ditetapkan dari cara keseragaman bobot atau dalam
keseragaman kandungan terletak antara 85,0% hingga 115,0%
dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang
dari atau sama dengan 6,0% (Depkes RI, 1995).
Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0%
seperti yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak
antara rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada
dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi
jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak diluar rentang
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 6


satuan yang terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari
yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30
satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Depkes RI, 1995).
2) Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan
tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan,
yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet.
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta
dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan
(Parrott, 1971). Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan
tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan
meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang
keras kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak,
artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi
dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat
diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang
diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan
memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya
pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih
besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi
persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang
dipersyaratkan (Sulaiman, 2007). Uji kekerasan dilakukan
dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari tiap batch,
yang kemudian diukur kekerasannya dengan alat pengukur
kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non
swellable adalah 10-20 kg/cm2 (Nugrahani, 2005).

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 7


3) Uji kerapuhan Tablet
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk
mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan
diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot
yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator
selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat
diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang
digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran (Andayana,
2009). Kerapuhan dapat dievaluasi dengan
menggunakan Friability Tester Kemudian dihitung persentase
kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet
dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% (Andayana,
2009).
4) Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan
persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing
monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
5) Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah
tablet untuk hancur menjadi granul/partikel penyusunnya yang
mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah
alat uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang
berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka
dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan
ayakan/screen no.10 mesh (Sulaiman, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu
sediaan tablet yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas
tablet, dan daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu
penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 8


kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan
menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain
waktu hancur tablet bersalut tidak > 15 menit (Nugrahani,
2005).
6. Uraian Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah antiinflamasi non steroid derivat asam
fenamat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, osteoartritis, desminore,
nyeri, peradangan dan demam. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase 1 dan 2, sehingga
menghambat sintesis prostaglandin. Asam mefenamat diabsrobsi
pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati
diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ketempat kerjanya. 90%
asam mefenamat terikat pada protein. Konsentrasi puncak asam
mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam dengan waktu
paruh 2 jam. Sekitar 50% dosis asam mefenamat dieksresikan dalam
urin sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi, dan 20% obat
ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak
terkonjugasi.
Untuk mengatasi rasa nyeri, dosis asam mefenamat 500mg
dilanjutkan dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih
dari 7 hari. Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid : 500mg
dianjurkan dengan 250mg setiap 6 jam sejak dimulainya haid. Dosis
asam mefenamat untuk anak-anak 14-18 tahun : 500mg dilanjutkan
dengan 250mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/per/VI/2000. Maka sediaan tablet asam mefenamat
digolongkan ke dalam obat keras yang padanya berlaku peraturan
tentang obat keras dan juga ketentuan penandaan pada kemasan serta
nomor registrasi.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 9


BAB II

ISI

A. Preformulasi

1. Rancangan Formula

Nama Produk : MEFAC tablet


Jumlah Produk : 80 tablet
No. Reg : DKL1900200210A1
No. Batch : 9100022
No. Nama Bahan Jumlah Fungsi Bahan

1. Asam Mefenamat 500 mg Zat aktif

2. PVP 10% Pengikat

3. Amprotab 10 % Penghancur dalam

4. Avicel qs Pengisi

5. Mg. stearat 1% Lubrikan

6. Talkum 2% Glidan

7. Amilum kering 5% Penghancur luar

2. Data Preformulasi
a. Zat aktif
Kriteria Uraian Pustaka
1. Mefenamic acid FI Edisi IV, hal.
Sinonim 2. Asam N-2-3- 43
xililantranilat
FI Edisi IV, hal.
Struktur kimia 43
FI Edisi IV, hal.
Rumus kimia C15H15NO2 43
FI Edisi IV, hal.
Berat molekul 241,29 43

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 10


Mengandung tidak FI Edisi IV, hal.
Kemurnian kurang dari 98,0% dan 43
tidak lebih dari 102,0%
C15H15NO2 dihitung
terhadap zat yang telah
dikeringkan
Serbuk hablur, putih, atau
Pemerian hampir putih melebur
pada suhu lebih kurang
230°C disertai peruraian
Larut dalam larutan alkali
Kelarutan hidroksida, sukar larut
dalam etanol dan praktis
tidak larut dalam air

Kadar bahan 500 mg


aktif
Pereaksi Liebermann
Identifikasi (Asam asetat + H2SO4)
dan terjadi perubahan
warna menjadi biru

Khasiat Antiinflamasi, analgetik


Lebih mudah terurai
Stabilitas dengan adanya cahaya.
Dengan udara bersifat
higroskopis dan mudah
terurai.
Sulfonamida,salisilat, Martindale, 80
Inkompabilitas antikoagulan.
Asam mefenamat dapat
Farmakokinetik diabsorbsi di ambung dan
usus selanjutnya obat
akan melalui hati diserap
darah dan dibawa ke
tempat kerjanya.
Konsentrasi puncak asam
mefenamat dalam plasma
tercapai dalam 2 sampai 4
jam dengan waktu paruh
2 jam. Sekitar 50% dosis
asam mefenamat
diekskresikan dalam urin
sebagai metabolit 3-
hidroksimetil
terkonjugasi, dan 20%

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 11


obat ini ditemukan dalam
feses sebagai metabolit 3-
karboksil yang tidak
terkonjugasi.
2-3 kali 250-500 mg
Dosis sehari. Dosis yang
dianjurkan untuk dewasa
dan anak > 14 tahun
adalah 500 mg sebagai
dosis awal yang diikuti
dengan 250 mg tiap 6 jam
bila diperlukan
Asam mefenamat
Alasan memiliki khasiat sebagai
antiinflamasi, penghilang
rasa nyeri ringan sampai
sedang.

b. Eksipien
1) PVP
Kriteria Uraian Pustaka
Povidone HOPE 5 hal 611-
Sinonim Povidonum 616

Rumus C6H9
molekul
Mudah larut dalam
Kelarutan air,dalam etanol 95%
dan dalam kloroform,
praktis tidak larut dalam
eter.
Serbuk putih atau putih
Pemerian kekuningan, berbau
lemah atau tidak berbau,
higroskopik.
Stabil pada suhu 110-
Stabilitas 130°C
3-15%
Konsentrasi
Jika ditambahkan
Inkompabilitas thimerosol akan
membentuk senyawa
kompleks, kompatibel
terhadap gerak organik
alami, resin sintetik dan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 12


senyawa lainnya. Akan
terbentuk senyawa
sulfathiazole, sodium
salisilat, asam salisilat,
fenolbarbital dan
komponen lainya.
Sebagai bahan pengikat
Fungsi untuk mendukung daya
kohesif dari ikatan
partikel-partikel padat
agar mudah dikempa
menjadi tablet.
Pengikat umum, yang
Alasan digunakan larut etanol
dapat meningkatkan
daya kohesif serbuk dan
diperlukan untuk
membentuk granul.

2) Amprotab
Kriteria Uraian Pustaka
Pati singkong, amilum HOPE, 685
Sinonim manihot, pati ketela,
tapioka
C6H10O5
Rumus
molekul
Serbuk halus, putih,
Pemerian tidak berbau, tidak
berasa.
Tidak larut dalam air
Kelarutan dingin dan dalam etanol
95% P
Amilum dalam keadaan
Stabilitas kering dan tidak
dipanaskan stabiljika
terlindung dari
kelembapan tinggi.
Larutan atau pasta
amilum yang dipanaskan
tidak stabil secara fisik
dan mudah ditumbuhi
mikroorganisme
Amilum bersifat
Inkompabilitas reduktor dapat

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 13


dioksidasi oleh zat-zat
pengoksidasi
Sebagai penghancur 3%-
Konsentrasi 15%
Sebagai penghancur
Fungsi dalam
Untuk mempermudah
Alasan hancurnya tablet
melawan daya ikat dari
bahan pengikat sehingga
tablet bisa menjadi
granul
Simpan dlaam wadah
Penyimpanan tertutup baik untuk
mencegah penyerapan
lembap dan udara.

3) Avicel
Kriteria Uraian Pustaka
Mikrokristalin selulosa HOPE 5, hal
Sinonim 132-135
(C6H10O5)n
Rumus
molekul
Serbuk kristalin;
Pemerian putih;tidak berbau;tidak
berasa;tersusun atas
pertikel-partikel berpori,
higroskopis.
Sukar larut dalam larutan
Kelarutan NaOH 5% b/v, praktis
tidak larut dalam air,
asanm encer dan
sebagian besar pelarut
organik.
Avicel stabil, meskipun
Stabilitas higroskopis.harus
disimpan dalam wadah
tertutup baik pada
tempat sejuk dan kering
Agen pengoksidasi kuat
Inkompabilitas
5-20% HOPE, hal 55
Konsentrasi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 14


Sebagai pengisi
Fungsi
Sebagai pengisi yang
Alasan dapat menghasilkan
tablet yang keras dengan
tekanan kecil dengan
waktu stabilitas panjang.

4) Mg. stearat
Kriteria Uraian Pustaka
Magnesium FI edisi III, hal
Sinonim octadecanocite, 354
magnesiun salt
C36H70MgO4
Rumus
molekul
591,24
Berat molekul
Serbuk halus, putih dan
Pemerian voluminous, bau lemah
khas,mudah melekat di
kulit, bebas dari butiran
Tidak larut dalam
Kelarutan air,dalam etanol, dalam
etanol 95% dan dalam
eter. Sangat larut dalam
benzene panas dan
etanol (95%) Panas.
Tidak tercampurkan
Inkompabilitas dengan asam kuat,
garam alkali dan besi.
0,25-2,0% HOPE Edisi 6 hal
Konsentrasi 728
Sebagai lubrikan
Fungsi
Dapat mengurangi
Alasan gesekan antara
permukaan dinding
tablet selama kompresi

5) Talkum
Kriteria Uraian Pustaka
Talk FI Edisi III
Sinonim

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 15


Mg3Si4O10(OH)2
Rumus
molekul
758,4
Berat molekul
Serbuk hablur, sangat
Pemerian halus, licin, bebas dari
butiran, warna putih atau
putih kelabu
Tidak larut dalam semua
Kelarutan pelarut
Stabil dan dapat
Stabilitas disterilkan dengan
pemanasan 160°C
selama tidak kurang
selama 1 jam
Dengan komponen
Inkompabilitas ammonium kuartener
Simpan dalam wadah
Penyimpanan tertutup baik untuk
mencegah penyerapan
lembap dan udara
Sebagai gilidan
Fungsi
1-4%
Konsentrasi
Untuk mencegah
Alasan melekatnya permukaan
tablet

6) Amilum kering
Kriteria Uraian Pustaka
Pati, starch
Sinonim
Serbuk halus, kadang-
Pemerian kadang berupa
gumpalam kecil, putih
tidak berbau, tidak
berasa.
Praktis tidak larut dalam
Kelarutan air dingin dalam etanol
95%
Stabil tapi hihroskopis
Stabilitas
Dengan zat pengoksidasi
Inkompabilitas

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 16


kuat, terbentuk senyawa
inklusiberwarna bila
direaksikan dengan
iodium
3-15% HOPE Edisi 6,
Konsentrasi hal 691
Sebagai penghancur
Fungsi
Sebagai penghancur luar
Alasan yang dapat
mempermudah
hancurnya granul
menjadi partikel

3. Identifikasi Organoleptis
Nama bahan Kriteria Organoleptis Literatur
berdasarkan
Bentuk Serbuk hablur FI Edisi IV hal
Asam Bau Tidak berbau 43
Mefenamat Rasa Tidak berasa
Warna Putih atau hampir
putih
Bentuk Serbuk HOPE 5 hal
PVP Bau Tidak berbau 611-616
Rasa Tidak berasa
Warna Putih,putih
kekuningan
Bentuk Serbuk HOPE hal 685
Amprotab Bau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Bentuk Serbuk kristalin HOPE 5 hal
Avicel Bau Tidak berbau 132-135
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Bentuk Serbuk FI Edisi III hal
Mg. stearat Bau Lemah khas 354
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Bentuk Serbuk hablur FI Edisi III hal
Talkum Bau Tidak berbau 591
Rasa Tidak berasa
Warna Putih

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 17


Bentuk Serbuk halus HOPE edisi 6
Amilum Bau Tidak berbau hal 691
kering Rasa Tidak berasa
Warna Putih

4. Identifikasi Kualitatif
Nama Bahan Prosedur Uji
1. Sampel ditetesi dengan Pereaksi Liebermann
Asam dan terjadi perubahan warna menjadi biru
mefenamat 2. Sampel ditambahkan asam sulfat beberapa
tetes kemudian dipanaskan jika terjadi
perubahan warna menjadi kuning
3. Sampel dilarutkan dengan NaOH, disaring
filtratnya ditetesi dengan FeCl3 jika terbentuk
warna uji maka positif
1. Didihkan 1 bagian dengan 50 bagian air,
PVP terbentuk larutan kanji transparan, hampirtidak
berbau, tidak merubaha warna kertas lakmus
2. Sampel ditambahkan larutan HCl 1 N dan
larutan K2Cr2O7 terbentuk endapan kuning
jingga
3. Sampel ditambahkan larutan Iodium 0,1 N
terjadi warna merah tua
1. Larutkan zat ditambahkan pereaksi Fehling,
Amprotab panaskan tidak ada perubahan
2. Larutkan zat ditambahkan larutan tanin 10%
menghasilkan endapan putih
3. 1 bagian zat ditambahkan 50 bagian air dan
terbentuk kanji encer

Avicel Sampel diletakkan di kaca arloji dan didispersikan


dalam larutan seng klorida beriodium akan
menjadi warna biru violet

Mg.stearat Dipanaskan 1 g dengan campuran 25 mL air dan 5


mL HCl P dinginkan lapisan minyak memadat
pada suhu lebih kurang 50°

Sampel ditambahkan air dan HCl, lalu


dipanaskan, tampak dua lapisan, diambil lapisan
air dan ditambahkan NaOH terjadi endapan putih
1. Campur 500 mg dengan lebih kurang 200 mg
Talkum Na.karbonat anhidrat P ditambahkan 2 g Ka.
Karbonat anhidrat P dipanaskan kemudian

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 18


ditambahkan air ditambahkan 20 mL air dan
didihkan serta ditambahkan 2 g NH4Cl P dan
NH3 encer P, terjadi endapan disaring
ditambahkan Na.fosfat pekat terbentuk
endapan NH4Mg.Fosfat
2. Sampel ditambahkan air kemudian dipanaskan
tidak larut dalam air
Sampel ditambahkan air kemudian ditambahkan
Amilum kering Iodium menghasilkan warna biru

B. Permasalahan dan Penyelesaian Masalah

No Permasalahan Penyelesaian Masalah


Asam mefenamat memiliki sifat alir yang Tablet asam mefenamat dibuat
1. kurang baik serta tahan terhadap panas dengan metode granulasi basah
dan lembab
Asam mefenamat memiliki bentuk serbuk Dibuat granulasi basah dimana
2. dan sifat alirnya krang baik dan tahan ditambahkan pengikat sehingga
terhadap lembab terjadi massa lembab sehingga
ditambahkan PVP dalam bentuk
mucilago
Tablet asam yang dibuat adalah 700 mg Ditambahkan Avicel sebagai
3. dan setelah ditambahkan bahan lain belum pengisis untuk menambah bobot
memenuhi bobot yang diinginkan tablet asam mefenamat
Granul yang dibentuk akan sulit dipecah Ditambahkan amprotab sebagai
4. apalagi adanya pengikat penghancur dalam untuk
mempermudah hancurnya granul
menjadi partikel
Saat pencetakan tablet terjadi gesekan Ditambahkan Mg.searat sebagai
5. antar partikel lubrikan untuk mengurangi gesekan
antara partikel tepi tablet selama
kompresi
Saat pencetakan terjadi gesekan antar Untuk mengurangi gesekan antar
6. partikel partikel maka ditambahkan talkum
sebagai glidan
Tablet obat harus pecah dulu dalam tubuh, Untuk membantu pecahnya tablet
7. jika tidak pecah maka tablet akan keluar menjadi granul maka ditambahkan
dalam bentuk tablet yang sama amilum kering sebagai penghancur
luar

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 19


C. Formulasi

1. Master Formula
Diproduk Tanggal Tanggal Dibuat Diperiksa oleh
si oleh Formula Produksi oleh
14 Mei 21 Mei Yuliana Yorida F.
PT. 2019 2019 Maakh,S.Si.,Apt.,
Kimochy M.Sc
Farma
Nama Kegunaan Berat/tabl Berat/Bets
Kode bahan et
Bahan
Asam Analgetik- 0,5 gram 40 gram
AM01 mefenam antiinflam
at asi
PVP Pengikat 0,021 16,8 gram
PV02 gram
Amprota Penghancu 0,07 gram 5,6 gram
AMP03 b r dalam
Avicel Pengisi 0,053 4,24 gram
AV04 gram
Mg.stear Lubrikan 0,007 0,56 gram
MS05 at gram
Talkum Glidan 0,014 1,12 gram
TK06 gram
Amilum Penghancu 0,035 2,8 gram
AK07 kering r luar gram

2. Penimbangan
Zat aktif Asam Mefenamat 500 mg, bobot tablet 700 mg, dibuat 80
tablet, bobot tablet untuk 80 tablet = 80 x 700 mg = 56.000 mg = 56
gram
Formula :
Fase dalam (92%)
Asam Mefenamat 500 mg
PVP 10%
Amprotab 10%
Avicel qs

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 20


Fase Luar (8%)
Mg.stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Bobot Fase dalam :
92% x 56 gram = 51,52 gram
Untuk 1 tablet = 51,52 gram/80 = 0,644 gram
Dilebihkan 10% = 10% + 0,644 gram
= 0,0644 gram + 0,644 gram
= 0,7084
No Nama Jumlah untuk 1 tablet Jumlah untuk
Bahan 1 bets (80 tab)
Asam 1 x 500 mg = 500 mg 80 x 550 mg
1. mefenamat Dilebihkan 10% = 500 mg + = 44000 mg
10% = 44 gram
= 500 mg + 50
mg
= 550 mg
PVP 1/3 Fase dalam 80 x 0,236
2. 1/3 x (92/100 x 700 mg ) = gram
214,67 mg = 18,88 gram
Dilebihkan 10% = 10% + Setelah
214,67 mg dikeringkan :
= 21,467 + 80 x 0,024
214,69mg gram
= 236,137 mg = 1,92 gram
= 0,236 g
Dikeringkan = 10% x 0,236
gram
= 0,024 gram
Amprotab 10% x bobot tablet 80 x 77 mg
3. 10% x 700 mg = 70 mg = 6160 mg
Dilebihkan 10% = 70 mg + = 6,160 gram
10%
= 70 mg + 7
mg
= 77 mg
Avicel Bobot fase dalam – (PVP + 80 x 0,0574
4. amprotab + asam mefenamat) gram
= 0,7084 – (0,55 + 0,024 + = 4,592 gram
0,077)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 21


= 0,7084 – 0,651
= 0,0574 gram
Fase dalam setelah
dicampurkan diperoleh bobot
granul 59,33 gram
Mg. stearat 1%
𝑥 59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,645
5. 92%
gram
Talkum 2%
𝑥 59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,289
6. 92%
gram
Amilum 5%
𝑥 59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 3,244
7. kering 92%
gram

3. Dosis
2-3 kali 250 mg-500 mg sehari. Dosis yang dianjurkan untuk dewasa
dan anak di atas 14 tahun adalah 500 mg sebagaii dosis awal yang
diikuti dengan 250 mg tiap 6 jam bila diperlukan.

4. Persiapan Alat dan Bahan


a) Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Timbangan 1
2. Kertas perkamen qs
3. Sudip 2
4. Sendok tanduk 2
5. Mortir + stamfer 2
6. Ayakam mesh 12 1
7. Ayakan mesh 16 1
8. Beaker gelas 2
9. Batang pengaduk 2
10. Gelas ukur 50 mL 2
11. Kaca arloji 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 22


b) Bahan
No Nama bahan Jumlah
1. Asam Mefenamat 44 gram
2. PVP 18,88 gram
3. Avicel 4,592 gram
4. Amprotab 6,160 gram
5. Mg. stearat 0,645 gram
6. Talkum 1,289 gram
7. Amilum kering 3,224 gram

5. Cara Kerja
Kelas Prosedur Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan
Ruang 2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan
Penimbangan dengan urutan sebagai berikut :
a. Mg.stearat : 0,645 gram
b. Talk : 1,289 gram
c. Amilum kering : 3,224 gram
d. Avicel : 4,592 gram
e. Amprotab : 6,160 gram
f. PVP : 18,88 gram
g. Asam Mefenamat : 44 gram
1. Pembuatan mucilago PVP
Ruang 2. Dicampur asam mefenamat, amprotab, avicel
Pencampuran kemudian ditambahkan mucilago sedikit
demi sedikit sambil digerus sampai
membentuk massa yang mudah dikepal
3. Campuran tersebut diayak dengan ayakan
mesh No.12 dan akan menghasilkan granul
basah
4. Setelah itu ditimbang bobot granul tersebut
5. Kemudian dikeringkan dalam oven pada
suhu 50°C-55°C selama 25 menit sampai
granul benar-benar kering
6. Setelah itu, diayak dengan ayakan mesh
No.16 untuk menjadi lebih halus
7. Kemudian ditimbang bobotnya sebagai fase
dalam untuk dihitung jumlah fase luar yang
ditambahkan
8. Setelah dimasukkan Mg.stearat dan talkum
serta amilum kering dalam wadah yang
berisi fase yang telah ditimbang tersebut
dicampur ad homogen

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 23


9. Kemudian dilakukan evaluasi granul
sebelum dilakukan pencetakan.

1. Dilakukan optimasi berat dengan mencetak


Ruang Pencetakan sau tablet sesuai berat yang diinginkan yaitu
700 mg
2. Setelah didapatkan berat yang diinginkan
dilakukan uji kekerasan tablet
3. Bila berat tablet dan kekerasan tablet yang
didapat sesuai kemudian mesin disetting
otomatis
4. Granul dimasukkan dalam Hopper mesin
tablet Single Punch
5. Dilakukan pencetakan tablet hingga
granulnya habis
6. Kemudian dilakukan evaluasi tablet

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 24


D. Pengemasan
1. Wadah Sekunder

Komposisi : No Reg
Tiap tablet mengandung : :DKL1900200210A1

Asam mefenamat 500 No. Batch :

MEFAC 500 mg MEFAC 500 mg


mg 9100022
Tgl. Produksi : 14 Mei
2019
Tgl. Kadaluarsa : 14 Mei
2022
INDIKASI, DOSIS,

PERINGATAN

DAN PERHATIAN,
SIMPAN PADA SUHU
EFEK SAMPING,
DIBAWAH 300c,
KONTRAINDIKASI,
PT. KIMOCHY FARMA TERLINDUNG DARI
INTERAKSI OBAT PT. KIMOCHY FARMA
CAHAYA
KUPANG-NTT KUPANG-NTT
Lihat Brosur

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 25


2. Brosur

MEFAC TABLET
KOMPOSISI:
Tiap tablet mengandung
Asam mefenamat 500 mg

INDIKASI:
Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,
dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot, dan nyeri sesudah operasi.
MEKANISME KERJA :
Asam mefenamat bekerja dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase. Dengan
dihambatnya kerja enzim siklooksigenase, maka pembentukan prostaglandin menjadi
lebih sedikit sehingga

DOSIS
Awal 500 mg kemudian dianjurkan 250 mg tiap 6 jam sesuai kebutuhan.

PERINGATAN DAN PERHATIAN


- Sebaiknyadiminum sesudah makan
- Hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui
- Keamanan penggunaan anak-anak dibawah 14 tahun belum diketahui dengan pasti.

EFEK SAMPING :
Sistem pencernaan :Mual, muntah, diare dan sakit kepala.
Sistem saraf : Rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, dan insomnia.
Sistem hematopoetik :Lukopenia, eosinophia, trombocytopeni, agranulocytopenia.

KONTRA INDIKASI
Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat
Pasien yang dengan aspirin, mengalami bronkoplasma, alergi rhinitis, dan urtikaria
Penderita dengan tukak lambung dan usus
Penderita dengan gangguan berat

PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk, (150C-250C)

No.reg : DKL1900200210A1
No. Bacth : 9100022
Exp. Date : 14 Mei 2022

Diproduksi oleh :
PT.KIMOCHY FARMA
Kupang-NTT-Indonesia

3. Etiket
Komposisi : MEFAC 500 MG No. Reg : DKL1900200210A1
Tiap tablet mengandung:
Komposisi : No. Batch : 902002
Asam mefenamat..500 mg Tgl. Produksi:14 Mei 2019
AcidumSalicilycum 60 mg
Tgl. Kadaluarsa : 14 Mei 2022
Indikasi, Dosis, Peringatan, dan
Acidumbenzoikum 65 mg
Perhatian, Kontraindikasi, Efek SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH
samping obat 300C, TERLINDUNG DARI
Sulfur precipitatum 60 mg
CAHAYA
PT. KIMOCHY FARMA
Lihat brosur KUPANG-NTT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 26


E. Evaluasi
1. Evaluasi granul
No Jenis Uji Prosedur
1. Metode sudut istirahat
1.
Sifat alir Dilakukan dengan cara granul ditampung
pada kertas grafik diameter, diukur tinggi
dan diameternya ( dihitung r = ½ d)
dihitung sudut menggunakan persamaan
𝑡𝑔 𝛼 = ℎ/𝑟.
Persyaratan :
< 25 = sangat mudah mengalir
25-30 = mudah mengalir
30-40 = mengalir
>40 = kurang mengalir
2. Metode corong
Granul dimasukkan dalam corong
kemudian dilihat dan dihitung kecepatan
alirannya
Idealnya adalah 100 g/10 detik = 10 g/detik
Uji Campuran dinyatakan homogen jika warna
2.
Homogenitas terdistribusi merata dalam campuran kadar zat
Campuran aktif pada beberapa titik yang sama.

Granulometri 1. Ditimbang 100 g granul


3.
2. Letakkan granul pengayak paling atas
3. getarkan mesin 5-30 menit, tergantung
dari ketahanan granul pada getaran
4. timbang granul yang tertertahan pada tiap-
tiap pengayak.
5. Hitung presentasi granul pada tiap-tiap
pengayak.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 27


1. Bobot Jenis Sejati
4.
Bobot Jenis Bobot jenis sejati diukur dengan
piknometer gas Beckman.
2. Bobot Jenis Nyata
Kedalam gelas takar masukkan 100 g
granul. Baca volume.
𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 (𝒈𝒓)
BJ nyata= 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 (𝒎𝑳)

3. Bobot Jenis Mampat


Kedalam gelas takar masukkan 100 g
granul. Mampatkan 500 kali dengan alat
volumeter. Lihat volume setelah
pemampatan.
𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 (𝒈𝒓)
BJ Mampat = 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒂𝒕 (𝒎𝑳)

4. Kadar Pemampatan
Dihitung dengan rumus :
𝑽𝒐−𝑽𝟓𝟎𝟎
%T = x 100%
𝑽𝒐

Jika % T <20 berarti granul memiliki


aliran yang baik.
5. Kompresibilitas

𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 −𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎


%K= 𝑥 100%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡

Jika %K : 5-10% = aliran sangat baik


11-20% = aliran cukup baik
21-25 = aliran cukup
>26 = aliran buruk
Uji Kadar Air Kadar air ditentukan dengan menimbang
5.
granul dalam keadan basah dan setelah
dikeringkan.kadar air dinyatakan sebagai

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 28


LOD (Lost On Drying)/Susut pengeringan
%LOD=
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

Idealnya kadar air : 2%-5%


Uji Kadar Kadar lembab ditentukan dengan menimbang
6.
Lembab granul dalam keadan basah dan setelah
dikeringkan.kadar lembab dinyatakan sebagai
MC (Moisture Content)
%MC=
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

2. Evaluasi Tablet
No Jenis uji Prosedur
Uji Dilakukan secara visual untuk mengetahui
1.
Organoleptis bau, rasa dan bentuk serta warna dari sediaan
tablet
Uji a. Dipilih tidak kurang dari 30 tablet
2.
Keseragaman b. Dari 30 tablet tersebut, ditimbang 10 tablet
Bobot satu per satu (Kolom A)
c. Kemudian hitung bobot zat aktif yang
terkandung dalam tablet berdasarkan bobot
tablet yang telah ditimbang (Kolom B)
d. Setelah itu dihitung kadar zat aktif tiap
tablet yang dinyatakan dalam persen dari
yang tertera pada etiket, pada tiap tablet
dari masing-masing tablet dan hasil dari
penetapan kadar (%).(Kolom C)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 29


e. Kemudian dari kolom C dihitung nilai S
(Simpangan)
f. Dihitung nilai penerimaan

Persyaratan :

a. Keseragaman bobot dipenuhi jika nilai


penerimaan dari 10 unit pertama lebih
kecil atau sama dengan L1
b. Jika nilai penerimaan lebih besar dari L1,
lakukan pengujian 20 unit berikutnya.
Keseragaman dipenuhi jika nilai
peneriman akhir dari 30 satuan lebih kecil
atau sama dengan L1 dan tidak satupun
lebih kecil dari [1-L2] atau tidak lebih dari
[1+L2]
Kecuali dinyatakan lain pada monografi, L1
sama dengan 15,0 dan L2 sama dengan 25.
Uji a. Uji ketebalan
3.
Keseragaman 1) Sebuah tablet diletakkan pada
Ukuran mikrometer sekrup dengan posisi
vertikal
2) Digerakkan mikrometernya hingga
menyentuh tablet
3) Kemudian dibaca skala utama dan
skala noniusnya
4) Dilakukan percobaan pada 10 tablet
b. Uji diameter
1) Sebuah tablet diletakkan pada jangka
sorong alat dengan posisi horizontal
2) Digerakkan jangka sorongnya hingga
menyentuh tablet

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 30


3) Kemudian dibaca diameter tablet nya
dengan melihat skala utama dan skala
noniusnya.
Syarat : Diameter tablet tidak lebih dari tiga
kali dan tidak kurang dari sepertiga tebal
tablet
Uji Kekerasan Dilakukan dengan mengambil 10 tablet,
4.
kemudian diukur kekerasannya dengan
menggunakan Hardness Tester
Kekerasan tablet yang baik :
a. Tablet sampai bobot 300 mg : 4-7 kg/cm3
b. Tablet 400-700 mg : 7-11 kg/cm3
Uji Kerapuhan a. Ditimbang 10 tablet yang telah
5.
dibersihkan dengan kuas
b. Dimasukkan dalam Friability Tester,
diputar selama 4 menit
c. Dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang
d. Kerapuhan tablet yang didapat :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑢𝑗𝑖−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑗𝑖
𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑢𝑗𝑖

Syarat : Nilainya tidak lebih dari 1%


Uji Disolusi Uji disolusi dilakukan terhadap 6 tablet asam
6.
mefenamat 500 mg dilakukan dengan alat tipe
2 (tipe dayung) pada media yang berisi 40 mL
etanol ditambahkan buffer fosfat 800 mL,
suhu 37 ± 0,5°C dengan laju kecepatan 75
rpm selama 45 menit. Kemudian ditetapkan
kadarnya dengan spektrofotometri UV. Dan
jumlah ke-6tablet yang diuji, tidak boleh
kurang dari (Q + 5%) = (60% + 5%)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 31


Penetapan a. Pembakuan NaOH
7.
Kadar 1) Ditimbang Kalium biftalat yang
sebelumya telah dikeringkan pada
suhu 120°C selama 2 jam dan
dilarutkan dalam 75 mL air bebas CO2
2) Ditambahkan 2 tetes merah fenol
3) Dititrasi dengan NaOH hingga warna
merah muda
b. Penetapan Kadar
1) Ditimbang 10 tablet asam mefenamat
kemudian dihitung rata-rata.
Dihaluskan menggunakan mortir
2) Ditimbang saksama serbuk tablet yang
setara 500 mg asam mefenamat,
dimasukkan dalam erlenmeyer
3) Dilarutkan dengan 50 mL etanol P
yang telah dinetralkan dengan larutan
merah fenol
4) Dilakukan pelarutan dengan
pemanasan
5) Didinginkan, kemudian ditambahkan
larutan etanol mutlak P yang telah
dinetralkan hingga 100 mL
6) Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
menggunakan larutan merah fenol P
sebagai indikator hingga berwarna
merah muda

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 32


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Preformulasi
Rancangan formula yang kami buat adalah sebagai berikut :
No Nama bahan Jumlah Fungsi bahan Persyaratan
konsentrasi
Asam 500 mg Zat aktif 250 mg, 500
1. mefenamat (analgetik,antiinflamasi) mg
PVP 10% Pengikat 10-25%
2.
Amprotab 10% Penghancur 5-15%
3.
Avicel qs Pengisi 5-20%
4.
Mg. stearat 1% Lubrikan 0,25-2,0%
5.
Talkum 2% Glidan 1-4%
6.
Amilum 5% Penghancur luar 3-15%
7. kering
Dari pembuatan tablet asam mefenamat digunakan dosis 500 mg
karena sasarannya adalah orang dewasa. Untuk orang dewasa dosis ini
akan memberikan khasiat sebagai analgetik antiinflamasi yang baik.
Asam mefenamat memiliki sifat alir yang buruk serta tahan
terhadap panas dan lembap. Dari sifat asam mefenamat ini maka dalam
pembuatan tablet asam mefenamat digunakan metode granulasi basah.
Metode ini digunakan untuk zat aktif yang memiliki sifat alir dan
kompresibilitas yang kurang baik serta tahan terhadap panas dan lembab.
Hal ini terlihat dari pemerian asam mefenamat yang akan mengalami
peruraian pada suhu 230°C.(FI Edisi IV, hal 43)
Pada pembuatan ini, selain asam mefenamat dibutuhkan komponen
pendukung untuk menghasilkan tablet yang baik. Komponen tersebut
adalah pengikat, pengisi, penghancur luar dan penghancur dalam, lubrikan
serta glidan. Bahan-bahan ini harus nontoksik, tidak boleh saling

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 33


berkontraindikasi dan tidak boleh menggganggu bioavaibilitas obat.
(Lachmann II, hal 679-709).
Pengikat yang digunakan adalah PVP yang dibuat dalam bentuk
mucilago. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Soedirman dkk (2009),
PVP K-30 (Kollidon *powder, PT BASF Indonesia) dapat digunakan
sebagai bahan pengikat dalam keadaan kering maupun mucilago. Semakin
besar konsentrasi PVP yang digunakan sebagai bahan pengikat kering
menghasilkan sifat alir yang semakin kecil, nilai kekerasan menurun,
semakin besar besar kerapuhan, dan semakin pendek waktu hancur.
Sedangkan PVP yang ditambahkan dalam bentuk mucilago, semakin
meningkat konsentrasinya, semakin baik waktu alirnya, semakin
meningkat kekerasannya, semakin menurun kerapuhannya dan waktu
hancur semakin lama.
Amprotab digunakan sebagai penghancur dalam dan amilum kering
digunakan sebagai penghancur luar. Keduanya merupakan golongan
amilum yang apabila kontak dengan air dan amilosa, aksi kapiler yang
lebih dominan dari pengembangan, dan juga dapatmenghasilkan gaya toak
antar partikel antara konstituen tablet apabila kontak dengan air dan bagian
hidrofilik dari amilum. Bahan penghancur berfungsi untuk memudahkan
hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna (Lachman,
1994). Bahan penghancur akan menarik air ke dalam tablet,
mengembangkan dan menyebabkan tablet pecah menjadi granul.
Hancurnya tablet menjadi granul, akan memperluas permukaan sehingga
dapat mempercepat lepasnya zat aktif dari tabletnya. Selanjutnya
penghancur dalam akan menghancurkangranul menjadi partikel-partikel.
Kecepatan pelepasan zat aktif akan lebih cepat dari partikel dibandingkan
tablet yang masih untuh maupun dari granul tablet (Voight, 1994).
Avicel digunakan sebagai pengisi karena mampu menghasilkan
tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan
friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang. Selain itu, menghasilkan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 34


pembasahan yang cepat dan merata serta menghasilkan distribusi warna
dan obat yang merata.
Magnesium stearat digunakan sebagai lubrikan karena magnesium
stearat dapat mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan tablet
dengan dinding die selama proses pencetakan. Konsentrasi magnesium
sebagai stearat sebagai lubrikan adalah 0,25-2,0%. Jika ditambahkan lebih
besar dari konsentrasi yang ditetapkan bisa menyebabkan obat menjadi
padat dan berpengaruh pada waktu hancur obat.
Pemilihan Mg stearat sebagai lubrikan harus dikombinasikan dengan
bahan lain karena magnesium stearat bersifat baik sebagai lubrikan tapi
kurang baik sebagai glidan. Oleh karena itu, ditambahkan talkum sebagai
glidan. Kombinasi keduanya juga dapat memperbaiki sifat alir dari granul.

B. Identifikasi Organoleptis Dan Kualitatif

1. Identifikasi organoleptis
No Nama bahan Organoleptis literatur Hasil
1. Asam Serbuk hablur putih atau Sesuai
mefenamat hampir putih, tidak berbau dengan
dan tidak berasa (FI Edisi IV, literatur
hal 43
2. PVP Serbuk putih kekuningan, Tidak sesuai
tidak berbau dan tidak berasa literatur
(HOPE 5, hal 611-616)
3. Amprotab Serbuk putih, tidak berbau Sesuai
dan tidak berasa ( HOPE, hal dengan
685) literatur
4. Avicel Serbuk kristalin putih, tidak Sesuai
berbau dan tidak berasa dengan
(HOPE 5, hal 132-135) literatur
5. Mg. stearat Serbuk putih, bau lemah khas Sesuai
dan tidak berasa ( FI Edisi dengan
III, hal 354) literatur
6. Talkum Serbuk hablur putih, tidak Sesuai
berbau dan tidak berasa (FI dengan
Edisi, hal 591) literatur
7. Amilum kering Serbuk halus putih tidak Sesuai
berbau dan tidak berasa ( dengan
HOPE Edisi VI, hal 691) literatur

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 35


Identifikasi bahan yang digunakan sudah sesuai dengan literatur
kecuali PVP. Hal ini karena PVP yang ada telah berbentuk seperti
gelatin. Hal ini terjadi kemungkinan karena penyimpanan PVP. PVP
memiliki sifat yang higroskopis sehingga ketika diletakkan di tempat
terbuka akan mengalami hidrolisis. PVP yang dalam literatur adalah
serbuk karena mengalami hidrolisis sehingga berbentuk seperti gelatin.
2. Uji Kelarutan
No Bahan Prosedur Hasil
1. Asam Mefenamat a. Asam mefenamat a. Asam
dilarutkan dengan mefenamat larut
larutan NaOH 0,1 N dalam larutan
b. Asam mefenamat NaOH
dilarutkan dalam air b. Asam
mefenamat tidak
larut dalam air
2. PVP PVP dilarutkan dengan PVP tidak larut
air secukupnya dalam air dingin
maupun air panas
3. Amprotab 100 mg Amprotab Amprotab tidak
dilarutkan dengan air larut dalam air
4. Avicel Avicel dilarutkan dalam Avicel tidak larut
air dalam air
5. Mg.stearat Mg. stearat dilarutkan Mg. stearat tidak
dengan air larut dalam air
6. Talkum Talkum dilarutkan Talkum tidak larut
dalam air dalam air
7. Amilum kering Amilum dilarutkan Amilum tidak larut
dengan air dalam air

Dari hasil uji kelarutan semua bahan yang dilarutkan dengan


air tidak bisa larut dalam air. Dan hasil ini sesuai dengan sifat
kelarutan yang tertera pada masing masing monografi. Namun untuk
PVP, hasilnya tidak sesuai dengan literatur karena PVP telah rusak
dan berbentuk seperti gelatin.
Amilum, amilum kering dan amprotab serta avicel adalah
bagian dari amilum. Amilum sendiri tersusun atas amilosa dan
amilopektin. Amilosa adalah bagian yang larut air sekitar 10-20%.
Sedangkan amilopektin adalah bagian yang tidak larut air sekitar 80-

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 36


90%. Oleh karena kadar yang tidak larut dalam air lebih besar maka
semua amilum tidak larut dalam air. Kecuali dilarutkan dalam air
panas.
Asam mefenamat yang memiliki gugus karboksilat dilarutkan
dengan NaOH membentuk ikatan hidrogen sehingga memiliki
kemampuan larut.

3. Identifikasi Kualitatif
No Nama bahan Prosedur Hasil
1. Asam a. Sampel dilarutkan
mefenamat dengan NaOH,
disaring filtratnya
ditetesi dengan
FeCl3 jika terbentuk
warna maka positif.

2. PVP a. Sampel ditambahkan


larutan HCl 1 N
dengan larutan
K2Cr2O7 terbentuk
endapan kuning
jingga
b. Sampel ditambahkan
larutan iodium 0,1 N
terjadi warna merah
tua
3. Amprotab a. 1 bagian zat + 50
bagian air dan
terbentuk kanji
encer
b. Sampel
ditambahkan air
kemudian
ditambahkan larutan
Iodium
menghasilkan warna
biru.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 37


4. Avicel Sampel diletakan di
kaca arloji dan
didispersikan dalam 2
mL larutan seng klorida
beriodium akan
menjadi warna biru
violet
5. Mg.Stearat Sampel ditambahkan
dengan amonium
karbonat terjadi
endapan putih

6. Talkum Sampel ditambahkan


air kemudian
dipanaskan tidak larut
dalam air

7 Amilum Sampel ditambahkan


kering air kemudian
ditambahkan iodium
menghasilkan warna
biru

Untuk uji kualitatif asam mefenamat memenuhi syarat karena


asam mefenamat yang dicampur dengan NaOH dan ditambahkan
dengan FeCl3 memberikan perubahan warna. Asam mefenamat ketika
ditambahkan dengan FeCl3 akan terbentuk suatu senyawa baru yang
terbukti dengan adanya perubahan warna.
Untuk uji PVP juga memberikan hasil positif sesuai dengan
literatur. Hanya saja secara organoleptis PVP sudah tidak sesuai
dengan literatur yang ada.
Amprotab dan amilum kering ketika ditambahakn larutan
iodium memberikan warna ungu karena keduanya merupakan
golongan karbohidrat yang akan memberikan hasil positif dengan
larutan iodium. Yaitu akan menghasilkan larutan kanji iodin yang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 38


berwarna biru keunguan. Amprotab juga ketika ditambahkan dengan
50 bagian air memberikan hasil positif karena membentuk kanji encer
yang tidak larut dalam air seperti yang tertera pada literatur.
Avicel ketika didipersikan dengan 2 mL larutan seng klorida
beriodium pada wadah kaca arloji memberikan hasil positif dengan
memberikan warna biru kehitaman. Avicel adalah amilum yang ketika
ditambahkan dengan iodium akan memberikan warna biru keunguan.
Mg. stearat ketika ditambahkan dengan amonium karbonat
memberikan hasil positif dengan memberikan endapan warna putih.
Talkum ketika ditambahkan air kemudian dipanaskan dan
ternyata hasilnya talkum tidak larut dalam air. Percobaan ini
memberikan hasil positif karena hasilnya sesuai dengan yang tertera
pada literatur yaitu tidak larut dalam air yang dipanaskan. Talkum
memiliki sifat tidak larut dalam air walaupun dipanaskan.
Dari hasil identifikasi kualitatif di atas, semua bahan memenuhi
syarat untuk digunakan kecuali PVP yang telah mengalami hidrolisis
seperti yang tercantum pada hasil identifikasi organoleptis.

C. Produksi

Proses produksi tablet asam mefenamat terdiri dari 3 tahap yaitu


penimbangan, pencampuran dan pencetakan.
1. Penimbangan
Penimbangan dimulai dengan menimbang zat tambahan kemudian zat
aktif. Untuk zat tambahan yang biasanya lebih dari satu sehingga
ditimbang mulai dari yang bobotnya paling kecil. Tujuan utama dari
penimbangan dari bahan tambahan kemudian bahan aktif adalah untuk
menghindari terjadinya cross contamination. Tujuan lain dari
penimbangan ini adalah melihat dari hal teknisnya. Zat aktif ditimbang
terakhir biar tidak kelupaan karena biasanya secara teknis yang
terakhir yang biasanya diingat. Zat aktif adalah yang paling penting
dalam hal ini sehingga jangan sampai terlupakan. Dalam praktikum ini

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 39


ditimbang dahulu fase dalamnya yaitu avicel 4,592 gram, amprotab
6,160 gram, PVP 18,88 gram dan asam mefenamat 44 gram. Fase
luarnya ditimbang setelah dibuat granul fase dalam.
2. Pencampuran
Untuk pencampuran, langkah pertama yang dilakukan adalah
pembuatan mucilago PVP. Mucilago dibuat dengan disuspensikan
dengan air sejumlah 1,5 x bagian PVP. Setelah itu dipanaskan sampai
terbentuk massa mucilago yang bening. Namun, karena PVP telah
mengalami hidrolisis sehingga tidak bisa dibuat seperti prosedur. PVP
yang telah ditimbang kemudian dimasukkan sedikit- demi sedikit ke
dalam mortir yang telah dimasukkan avicel, amprotab dan asam
mefenamat sampai membentuk massa yang mudah dikepal. Namun
kesalahan kami di sini adalah PVP kami masukkan semuanya tanpa
memperhatikan apakah sudah membentuk massa yang mudah dikepal
sehingga granul yang dihasilkan lebih lembab. Hal ini bisa terlihat
ketika diayak dengan ayakan mesh 10, granulnya agak susah
dilewatkan. Walaupun akhirnya semua granul bisa melewati ayakan.
Setelah ditimbang diperoleh granul basahnya yaitu 69,8 gram. Setelah
itu dikeringkan dalam oven pada suhu 50°C selama 25 menit. Setelah
itu, diayak dengan ayakan mesh 18 untuk menjadi lebih halus.
Kemudian ditimbang bobot granul kering dan diperoleh bobotnya yaitu
59,33 gram. Dihitung jumlah fase luar yang ditambahkan berdasarkan
bobot granul kering yang didapat. Setelah itu dimasukkan dalam
beaker gelas yang berisi fase dalam yang telah ditimbang tersebut
kemudian campur ad homogen. Setelah itu, dilakukan evaluasi granul.
3. Pencetakan
Pencetakan tablet tidak berhasil dilakukan karena granul asam
mefenamat yang memiliki kelembapan tinggi. Hal ini menyebabkan
granulnya melekat pada dinding dan tidak bisa terbentuk tablet yang
utuh. Granul dimasukkan kemudian digerakkan mesin pencetak namun
tidak bisa tercetak tablet karena granul yang terlalu lembap.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 40


D. Evaluasi

1. Evaluasi granul
a. Sifat alir
1) Metode corong
Granul dimasukkan dalam corong kemudian dilihat dan
dihitung kecepatan alirannya. Idealnya adalah 100 g/10 detik =
10 g/detik. Namun dari hasil uji granul yang dimasukkan dalam
corong tidak bergerak turun dari corong. Hal ini disebabkan
karena massa granul yang lembab sehingga granul tidak
mampu untuk bergerak turun. Dari hasil ini dapat dikatakan
bahwa sifat alir granul buruk.
b. Uji homogenitas campuran
Setelah dilakukan pengamatan pada campuran granul, warna
tercampur merata dalam campuran kadar zat aktif pada beberapa
titik.
c. Bobot jenis
No Bobot Volume awal Volume setelah
granul (V0) pemampatan (V50)
20 gram 37 mL 31 mL
1.
20 gram 37 mL 30 mL
2.
19,90 36 mL 29 mL
3.

1) Bobot jenis nyata


𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟)1 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ nyata 1 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿)1 = = 0,540
37 𝑚𝐿
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟) 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ nyata 2 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) = = 0,540
37 𝑚𝐿
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟) 19,90 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ nyata 3 = = = 0,553
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) 36 𝑚𝐿
𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎1+𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 2+𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 3
BJ nyata rata-rata = 3
0,540 +0,540 +0,553
= 3
= 0,544

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 41


2) Bobot jenis mampat
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟)1 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ mampat 1 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = = 0,645
𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)1 31 𝑚𝐿
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟) 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ mampat 2 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = = 0,667
𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿) 30 𝑚𝐿
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔𝑟) 19,90 𝑔𝑟𝑎𝑚
BJ mampat 3 = = = 0,686
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿) 29 𝑚𝐿
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 1+𝐵𝐽𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 2+𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 3
BJ mampat rata-rata = 3
0,645 +0,667 +0,686
= = 0,666
3

3) Kadar mampat
𝑉𝑜−𝑉50 37 𝑚𝐿−31 𝑚𝐿
%T1 = x 100% = x 100% = 16,2
𝑉𝑜 37 𝑚𝐿
𝑉𝑜−𝑉50 37 𝑚𝐿−30 𝑚𝐿
%T2 = x 100% = x 100% = 18,9
𝑉𝑜 37 𝑚𝐿
𝑉𝑜−𝑉50 36 𝑚𝐿−29 𝑚𝐿
%T3 = x 100% = x 100% = 18,9
𝑉𝑜 37 𝑚𝐿
%T1+ %T2+%T3
% Trata-rata = 3
16,2+ 18,9 +18,9
= = 18
3

% T <20 berarti granul memiliki aliran yang baik.


4) Kompresibilitas
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡1 −𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 1 0,645 −0,540
%K1 = 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 1 0,645

= 16,3%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 2 −𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 2 0,667 −0,540
%K2 = 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 2 0,667

= 19 %
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 3 −𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 3 0,686 −0,553
%K3 = 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 3 0,686

= 19,4%
%K1+ %K2+ %K3
%Krata-rata = 3
16,3 %+ 19%+19,4%
= = 18,23%
3

Kesimpulan : memiliki aliran yang cukup baik karena nilai


Kompresibilitas nya antara 11-20%
d. Uji kadar air

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 42


Bobot granul basah = 69,8 gram
Bobot granul kering = 59,33 gram
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
%LOD = 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
69,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 −59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
69,8 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 15%
e. Uji kadar lembab
Bobot granul basah = 69,8 gram
Bobot granul kering = 59,33 gram
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
% MC = 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
69,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 −59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
59,33 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 17%
Dari perhitungan evaluasi granul diperoleh hasil yaitu sifat
alirnya buruk karena massanya yang lembab. BJ nyata dari granul
adalah 0,544 dan BJ setelah dimampatkan 50 kali adalah 0,666. Dari
nilai BJ nyata dan BJ mampat dapat dihitung nilai bilangan Haussner
dengan membandingkan antara BJ mampat dengan BJ nyata dan
0,666
diperoleh bilangan Haussner = = 1,2. Jika bilangan Haussner
0,544

lebih kecil dari 1,5 maka aliran serbuk tersebut baik, tetapi jika rasio
Haussner lebih besar dari 1,5 maka aliran serbuk tersebut buruk.
Berdasarkan bobot jenisnya granul memiliki sifat alir yang baik karena
bilangan Haussner dibawah 1,5 yaitu 1,2.
%T yang diperoleh adalah 18 dan ini kurang dari 20 sehingga
aliran granul termasuk baik. Untuk nilai kompresibilitasnya (%K) yang
diperoleh adalah 18,23%, nilai ini antara 11-20% sehingga termasuk
dalam aliran yang cukup baik jika berdasarkan % kompresibilitasnya.
Untuk uji kadar air diperoleh 15% dan ini tidak memenuhi
syarat dimana syarat ideal kadar air adalah 2-5%. Hal ini karena
kelebihan pengikat yang ditambahkan dan proses pengeringan yang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 43


dilakukan tidak sampai granulnya benar-benar kering. Dan hal tersebut
juga berpengaruh pada kadar lembap yang diperoleh yaitu 17%.
Proses pengeringan yang kami lakukan kurang maksimal
sehingga berpengaruh pada sifat alir dan masih adanya kandungan air
yang cukup besar dalam granul.
2. Evaluasi Tablet
Untuk evaluasi karena tablet asam mefenamat yang dibuat tidak
berhasil dicetak maka kami menggunakan tablet calcium laktat untuk
mengetahui cara evaluasi suatu tablet.
a. Uji organoleptis
Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara visual mengenai
bau, rasa dan warna.
No Pengamatan Hasil
Bentuk Bulat
1.
Rasa Tidak berasa
2.
Warna Putih
3.
Bau Tidak berasa
4.

b. Uji Keseragaman bobot


A B C
560 mg 360 mg 352,8
580 mg 380 mg 372,4
580 mg 380 mg 372,4
560 mg 360 mg 352,8
600 mg 400 mg 392
560 mg 360 mg 352,8
560 mg 360 mg 352,8
580 mg 380 mg 372,4
570 mg 370 mg 362,6
560 mg 410 mg 401,8
17,40

Jika di ketahui
Bobot zat aktif = 500 mg
Bobot zat aktif dan zat tambahan = 700 mg

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 44


% Uji penentuan kadar = 98 %
K = 2.4
S = 17,40
Maka Nilai Pertambahan = …….?
NP = [X-M]+ ks
= [98 % – 98.5%] + (2.4 x 17,40)
= 0,5 + 41,76
= 42,26
c. Uji Keseragaman Ukuran
Dalam uji keseragaman diambil 5 tablet kemudian diukur
ketebalannya dengan mikrometer sekrup dan diameternya dengan
jangka sorong,
No Diameter tablet Ketebalan Tablet
(cm) (cm)
1,32 0,64
1.
1,33 0,65
2.
1,32 0,59
3.
1,32 0,64
4.
1,33 0,60
5.
1,32+1,33+1,32+1,32+1,33 6,62 𝑐𝑚
Rata-rata diameter = = = 1,324 cm
5 5
0,64+0,65+0,59+0,64+0,60 3,12 𝑐𝑚
Rata-rata tebal = = = 0,624 cm
5 5
Syaratnya : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
1
dari 1 3 kali tebalnya tablet.
3 x 0,624 = 1,872
4/3 x 0,624 = 0,832
Dari hasil keseragaman ukuran memenuhi syarat karena diameter
tabletnya yaitu 1,324 tidak lebih dari 3 x tebal tablet yaitu 1,872
dan tidak kurang dari 4/3 x tebal tablet yaitu 0,832.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 45


d. Uji kekerasan
Dilakukan dengan mengambil 10 tablet, kemudian diukur
kekerasannya dengan menggunakan Hardness Tester. Kekerasan
tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan. Tablet
yang terlalu keras memiliki waktu hancur yang lama dan
berpengaruh pada disolusinya.
Kekerasan tablet yang baik :
Tablet sampai bobot 300 mg : 4-7 kg/cm3
Tablet 400-700 mg : 7-11 kg/cm3
Uji kekerasan tidak dilakukan karena tidak tersedia alat pengukur
kekerasan (Hardness Tester) di laboratorium.
e. Uji kerapuhan
Uji dilakukan untuk 6 tablet pada alat Friability Tester.
Sebelum diuji ditimbang bobot 6 tablet, bobot sebelum diuji adalah
3,484 gram.Kemudian uji dilakukan selama 4 menit dengan
kecepatan = 25 rpm/menit
Sehingga putaran yang dilakukan = 4 menit x 25 putaran/menit =
100 putaran selama 4 menit.
Setelah 4 menit, ditimbang bobot setelah diuji = 3,482 gram
Sehingga % kerapuhan tablet menjadi :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑢𝑗𝑖−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑗𝑖
𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑢𝑗𝑖
3,484 𝑔𝑟𝑎𝑚−3,482 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100% = 0,06%
3,484 𝑔𝑟𝑎𝑚

Tablet memenuhi syarat karena memiliki % kerapuhan di bawah


0,8% yaitu 0,06%.
Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot
akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tanlet. Semakin besar
massa tablet yang hilang maka semakin tinggi kerapuhannya.
Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar
zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.
Kerapuhan tablet yang baik yaitu lebih kecil dari 0,8%.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 46


f. Uji Disolusi
Uji disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu
sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang
diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang
terabsorbsi dan memberikan efek terapi. Uji disolusi yang
dilakukan adalah untuk mengetahui kadar tablet asam mefenamat.
Namun, tablet asam mefenamat tidak berhasil dicetak karena
granul yang dibuat memiliki kelembapan tinggi. Oleh karena tidak
adanya tablet asam mefenamat yang dicetak maka tidak bisa
dilakukan prosedur uji disolusi.
g. Penetapan kadar
Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat
dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet ataubatch
(Lachmann, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat paa
sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian
dihitung, ditimbang dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk
tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh tablet
maka, harus ditimbang seksama. Kadar zat berkhasiat tertera pada
masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara
penetapannya (Diyjen POM, 1995).
Untuk penetapan kadar pun tidak bisa dilakukan karena
tablet asam mefenamat gagal diproduksi. Sehingga prosedur
penetapan kadar asam mefenamat tidak dilakukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 47


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. a. Asam mefenamat dapat dibuat tablet dengan metode granulasi
basah
b. Dari hasil evaluasi granul yaitu uji sifat alir dengan metode
corongnya buruk, sifat alir berdasarkan bilangan Haussner baik
yaitu 1,2. % Kompresibilitasnya cukup baik yaitu 18,23%
sedangkan untuk uji kadar air 15% dan kadar lembapnya 17% dan
hasil ini tidak memenuhi syarat. Untuk evaluasi tablet
menggunakan tablet kalsium laktat, keseragaman bobotnya
memenuhi syarat begitupun uji kekerasan serta uji keseragaman
ukuran.
2. Eksipien memiliki pengaruh terhadap karakteristik obat. Sehingga
dalam pemilihan eksipien harus mempertimbangkan sifat fisika
kimia zat aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute
pemakaian, dosis dan profil pelepasan yang dinginkan. Semua
pertimbangan tersebut harus dikaji secara komprehensif, sehingga
akan dapat dihasilkan suatu formula yang baik.
B. Saran
1. Dalam pembuatan tablet harus diperhatikan preformulasinya secara
baik terutama hasil identifikasi organoleptis dan identifikasi
kualitatifnya. Sehingga mencegah terjadinya kerusakan tablet
ketika proses pencetakan.
2. Dalam pembuatan tablet juga sifat fisika kimia zat aktif dan
eksipien, proses/metode pembuatan juga harus diperhatikan secara
baik dan teliti sehingga diperoleh tablet yang baik dan memberikan
efek teraupetik.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 48


DAFTAR PUSTAKA

Andayana, N.2009. Teori Sediaan Tablet (cited 2010 Des 13)


Ansel, C. Howard. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV, Universitas
Indonesia.2008.
Anderson, NR Dalam Lachmann L.1984. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Vol.2 Edisi 3. Penerbit UI Press. Jakarta.
Dirjen, POM. Farmakope Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 1979
Dirjen, POM. Farmakope Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 1995
Dirjen, POM. Farmakope Edisi V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 2014
Gennaro, A.R. Remington's Pharmaceutical Science 18 th Edition. Easton:
Marck Co, 1998.
Gennaro, A.R. Remington's Pharmaceutical Science 18 th Edition. Easton:
Marck Publishing Co, 2000.
Lachman, L et all. Teori dan Praktek Industri Farmasi Third Edition.
Philadelphia : Lea and Febifer, 1986. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi
Jakarta : UI Press, 1994.
Lachmann, Leon, dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II,
Universitas Indonesia, Jakarta. 2012
Nugrahani I 2005 Karakterisik Granul dan Tablet Propranolol Hidroklorida
dengan Metode Granulasi Peleburan (cited 2010 Des 13)

Parrot EL 1971 Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceuticsThird


Edition. Burges Publishing Company USA

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Menkes /VI/2000


Rowe R C Paul J S and Paul J W 2009 Hand Book of Pharmaceutical
Excipients 6th USA: Pharmaceutical Press and American
Pharmaceutical Association.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 49


Syamsuni, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : EGC; 2006
Sulaiman.2007 Perbandingan Availabilitas In Vitro Tablet Metronidazol
Produk Generik Dan Produk Dagang (cited 2010 Des27)

Voight,1994, Buku tentang Teknologi Farmasi, gajah Mada University Press


Yogyakarta
Wade and Paul.J.Weller,1994.Handbook of Pharmaceutical Excipient.London.
Wirastuty, Reski Yalatri. Uji Perbandingan Sifat Fisik Obat Cetirizine Generik
antara Produksi Pabrik A, B, dan C.Program Studi Farmasi STIKES Nani
Hasanuddin. Makassar. 2017

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 50


LAMPIRAN

1. Penimbangan bahan

2. Pencampuran

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 51


3. Evaluasi
a. Uji sifat alir

b. Uji kadar air dan kadar lembab

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 52

Anda mungkin juga menyukai