Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

Penyuluhan Antibiotik

Tim Pengusul :

1. Dr. apt. M.Caecilia Nany S.,M.Sc 031096005

2. Muhammad Noor Rapi’i 1062022055

3. Agustina Widia Ningrum 1062022004

4. Rema Alinda Muslimah 1062022069

5. Rizki Muthia Khanza 1062022075

Program Studi Profesi Apoteker


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
2021

1
Halaman Pengesahan

Judul : Penyuluhan Antibiotik


Ketua Tim Pengabdian
Nama Lengkap : Muhammad Noor Rapi’i
NIM : 1062022055
Program Studi : Profesi Apoteker
PerguruanTinggi : STIFAR “Yayasan Pharmasi Semarang”
No.Hp : 081257388733
E-mail : rafiedemic@gmail.com
Anggota Tim Pengabdian :
Jumlah Anggota : 3 orang
a. Anggota 1 : Agustina Widia Ningrum S. Farm
b. Anggota 2 : Rema Alinda Muslimah, S. Farm
c. Anggota 3 : Rizki Muthia Khanza S. Farm
LokasiKegiatan / Mitra
a. Wilayah Mitra :
b. Kabupaten/ Kota :
c. Provinsi :
d. Jarak PT ke lokasi Mitra (km):
e. Tahun Pelaksaanaan : 2021
f. Biaya Keseluruhan : Rp

Semarang,.... April 2021


Mengetahui,
Pembimbing Ketua Pelaksana

(ttd+cap) (ttd)
Dr. apt. M.Caecilia Nany S.,M.Sc Muhammad Noor Rapi’i S. Farm
NIY. YP. 031096005 NIM. 1062022055

Menyetujui,
Ketua Prodi Profesi Apoteker
STIFAR “Yayasan Pharmasi Semarang”

(ttd+cap)
Dr. apt Endang Diyah Ikasari, M.Si
NIY. YP. 040800007

2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Penyusunan proposal pengabdian masyarakay yang berjudul “Penyuluhan
Penggunaan Antibiotik” ini tepat pada waktunya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kami haturkan kepada apt
Dr.apt.M.Caecilia Nanny S.,M.Sc selaku dosen pembimbing pengabdian
masyarakat yang senantiasa membimbing kami. Tanpa adanya bimbingan dari
beliau, kami kiranya tidak akan mampu menyelesaikan proposal ini.
Bila mana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam proposal ini, izinkan
kami menghaturkan permohonan maaf. Sebab, propoal ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Besar harapan kami, di kemudian hari,
propoaL ini bisa menjadi sumber referensi. Adapun, kami juga berharap semoga
proposal ini bisa bermanfaat bagi pembacanya ataupun penelitian selanjutnya.
 
Semarang, April 2021
 
Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
RINGKASAN ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 ANALISIS SITUASI.......................................................................................1
1.2 PERMASALAHAN MITRA...........................................................................1
BAB II SOLUSI DAN LUARAN .......................................................................... 4
2.1 SOLUSI...........................................................................................................4
2.2 TUJUAN KEGIATAN....................................................................................4
2.3 MANFAAT KEGIATAN................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN .................................................................. 5
3.1 METODE.........................................................................................................5
3.2 PELAKSANAAN............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................6

4
RINGKASAN

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Antibiotik merupakan zat kimiawi yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan, untuk menghambat
pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Penggunaan antibiotika
untuk mematikan bakteri telah menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa
jutaan manusia (Pratiwi et al, 2020).
Antibiotika adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum, antibiotika
banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan perilaku yang
salah dalam penggunaan antibiotika yang menjadi risiko terjadinya resistensi
antibiotik, diantaranya: peresepan antibiotik secara berlebihan oleh tenaga
kesehatan ; adanya anggapan yang salah di masyarakat bahwa antibiotik
merupakan obat dari segala penyakit ; dan lalai dalam menghabiskan atau
menyelesaikan treatment antibiotik (Kemenkes RI, 2016).
Persoalan antibiotika tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga secara
global yang menjadi satu persoalan yang cukup pelik dan harus segera diatasi
bersama-sama. Penggunaan antibiotika yang bijak dan rasional dapat
mengurangi beban penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya,
penggunaan antibiotika secara luas pada manusia dan hewan yang tidak
sesuai indikasi, mengakibatkan meningkatnya resistensi antibiotika secara
signifikan (Kemenkes RI, 2015).
Bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah bakteri yang bermutasi
atau berubah menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga antibiotik tidak
mampu lagi menghambat pertumbuhan bakteri ataupun mematikannya.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten ini lebih sulit
disembuhkan karena bakteri ini menghasilkan enzim atau protein yang bisa
menghancurkan antibotik (Lubis, 2019).
Penyebab utama resistensi antibiotika ialah penggunaannya yang meluas
dan irasional (Utami, 2012). Hasil Pengabdian masyarakat Antimicrobial

6
Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti dari 2.494 individu di
masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik
antara lain : ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%)
(Kemenkes, 2011).
Contoh penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah saat antibiotik
memang diperlukan, tetapi dipakai secara tidak tepat. Misalnya, kita
menghentikan pemakaian antibiotik saat merasa penyakit sudah membaik
tanpa menghabiskannya sesuai anjuran dokter. Bisa juga kita membeli
antibiotik sendiri tanpa resep dokter (over the counter/otc), meminum
antibiotik dengan dosis yang tidak tepat, menyimpan antibiotik untuk
persediaan bila sakit, atau memakai resep orang lain untuk membeli antibiotik
tanpa konsultasi dengan dokter (Lubis, 2019).

Untuk mencegah penggunaan obat yang tidak tepat dan memperoleh


keberhasilan terapi dalam pengobatan maka perlunya suatu usaha untuk
peningkatan pemahaman penggunaan obat. Salah satunya dengan cara
mengenalkan terkait DAGUSIBU. DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,
Simpan, Buang) adalah Program Gerakan Keluarga Sadar Obat yang
diprakarsai oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam mencapai pemahaman dan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar (PP IAI,
2014). DAGUSIBU merupakan salah satu upaya peningkatan kesehatan bagi
masyarakat yang diselenggarakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kefarmasian. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam UU
Nomor 36 Tahun 2009 yang telah ditetapkan upaya kesehatan sebagai
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi masyarakat dan salah satu kegiatan upaya kesehatan adalah
pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan (Pujiastuti A
dan Kristiani M 2019).
Berdasarkan hal tersebut, kami tertarik melakukan pengabdian masyarakat
dengan tema Penyuluhan DAGUSIBU pada penggunaan antibiotik yang tepat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan berupa penyuluhan

7
DAGUSIBU dan edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana monitoring p
enggunaan antibiotik yang tepat dan perlunya intervensi untuk mengurangi
kesalahpahaman mengenai penggunaan antibiotika dan meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai resiko penggunaan antibiotika yang tidak
tepat di masyarakat..

A. Permasalahan Mitra
Tingginya penggunaan antibiotika yang tidak tepat pada masyarakat
disebabkan kurangnya pengetahuan tentang dan Salah satu bentuk
penggunaan obat yang tidak rasional pada penggunaan antibiotika adalah
ketidaktepatan dalam pemilihan jenis antibiotika hingga cara dan lama
pemberiannya. Masyarakat cenderung menggunakan antibiotika dengan dosis
yang tidak tepat (umumnya underdose), frekuensi penggunaan keliru, atau
waktu pemberian terlalu singkat atau terlalu lama; atau pemberian pada
kondisi tidak sesuai indikasi, misalnya pemberian antibiotika pada infeksi
yang disebabkan oleh virus (contohnya influenza). Hal-hal tersebutlah yang
menimbulkan masalah resistensi antibiotika yang cukup serius.

Berdasarkan permasalahan mitra yang diuraikan diatas, maka solusi


ditawarkan adalah dengan meningkatkan pengetahuan terkait obat seperti
DAGUSIBU dan edukasi/informasi yang berkaitan dengan penggunaan
antibiotika, yang tepat agar tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat
tentang penggunaan antibiotika yang tepat dapat mencapai tahap yang
diinginkan, sehingga tidak terjadi kesalahgunaan penggunaan antibiotika di
kalangan masyarakat. Serta memperhatikan prinsip DAGUSIBU dalam proses
mengkonsumsi obat secara rutin. Diharapkan dengan penyuluhan ini
masyarakat / pasien bisa memahami DAGUSIBU dan mengoptimalkan
pengobatan serta meningkatkan kualitas hidup.

Beberapa kuman telah resisten terhadap obat antibiotika. Jika terus


berlanjut, maka tak lama lagi banyak penyakit infeksi menjadi tidak

8
tersembuhkan. Itu sebabnya penggunaan antibiotika di masyarakat dalam
dekade terakhir menjadi issue penting di selu ruh dunia. Untuk menghambat
perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotika, Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mengajak seluruh warga dunia membantu mencegah mutasi kuman
dengan jalan meningkatkan penggunaan antibiotika secara rasional (Hartayu
et all, 2013)
Terjadinya penggunaan antibiotika yang tidak rasional sering kali
disebabkan karena kurangnya pengetahuan, baik pengetahuan mengenai
antibiotika itu sendiri maupun cara penggunaan dan bahaya yang dapat timbul
karena penyalah gunaan maupun penggunasalahannya.
Resistensi bakteri terhadap antibiotik menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan. Dengan
kejadian resistensi antibiotik, potensi antibiotik akan berkurang dalam
mengobati infeksi dan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Resistensi antibiotik juga meningkatkan biaya perawatan, akibat penggunaan
antibiotik yang lebih mahal dan lebih toksik (Baroroh, et all 2018)

9
BAB II
SOLUSI DAN LUARAN
A. SOLUSI
Berdasarkan permasalahan mitra yang diuraikan diatas solusi yang
dapat dilakukan terhadap permasalahannya adalah meningkatkan
pengetahuan terkait penggunaan Antibiotik. Serta memberikan pengetahuan
tentang resistensi akibat penggunaan antbiotik.
B. LUARAN

10
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN
A. METODE
Metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam Pengabdian
Masyarakat ini adalah melalui kegiatan sosialisasi “Edukasi Pengobatan
Antibiotik”. Pada kegiatannya, berupa penyuluhan edukasi tentang
pengetahuan penggunaan Antibiotik yang baik dan benar untuk warga
masyarakat, yang sebaiknya diketahui masyarakat agar tidak ada kesalahan
dalam penggunaan.

B. PELAKSANAAN
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini akan dilaksanakan pada:
Tempat : ……………
Hari : ………..
Tanggal : ……………..
Waktu : ………………

11
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, H. N., Utami, E. D., Maharani, L., & Mustikaningtias, I. (2018).
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Melalui Edukasi Tentang
Penggunaan Antibiotik Bijak dan Rasional. ad-Dawaa'Journal of
Pharmaceutical Sciences, 1(1).
Hartayu, T. S., Wijoyo, Y., & Wijayanti, L. W. (2013). Pemahaman Masyarakat
Kecamatan Mergangsan, Gondokusuman, Umbulharjo Dan Kotagede
Yogyakarta Terkait Antibiotika Studi Pendahuluan Dalam Pengembangan
Materi dan Metode Edukasi Dengan Pendekatan Secara Kualitatif: Diskusi
Kelompok Terarah (DKT). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal
of Pharmaceutical Sciences and Community), 10(1).
Pratiwi, A. I., Wiyono, W. I., & Jayanto, I. (2020). Pengetahuan Dan Penggunaan
Antibiotik Secara Swamedikasi Pada Masyarakat Kota. JURNAL
BIOMEDIK: JBM, 12(3), 176-185.

12

Anda mungkin juga menyukai